Setelah meluncurkan beberapa laptop untuk kelas mainstream, akhirnya ASUS memperkenalkan sebuah Ultrabook baru yang dinamakan Zenbook. Zenbook yang diluncurkan pada tanggal 23 Oktober yang lalu bertempat di restoran Bunga Rampai Jakarta dinamakan Zenbook S UX391UA.
ASUS mengatakan bahwa mulai dari Zenbook S UX391UA merupakan era di mana semua laptop kelas milik mereka bakal memiliki standar militer. Hal ini membuat Zenbook S dari ASUS bakal memiliki tingkat ketahanan yang lebih lama saat ada dalam kondisi ekstrim, seperti terjatuh, terkena air, dan lain sebagainya.
ASUS juga memperkenalkan desain baru yang dinamakan Ergolift. ErgoLift memiliki mekanisme khusus yang memungkinkan keyboard membentuk sudut 5,5 derajat yang paling optimal untuk mengetik. Hal itu dapat tercipta dengan membuat bagian bawah layar menjadi penyangga keseluruhan badan laptop.
Dengan membuat bagian bawahnya terangkat, membuat speaker yang ada memiliki suara yang lebih baik. Speaker Harman Kardon yang ada akan memantul dan membuat suara lebih besar pula.
Untuk spesifikasinya, dapat dilihat sebagai berikut:
Prosesor | Intel® Core™ i7-8850U Processor, 8M Cache, up to 4.00GHz |
GPU | Intel UHD 620 |
RAM | 16GB 2133MHz LPDDR3 |
Penyimpanan | 512GB PCIe 3.0 x4 SSD |
Baterai | 50 Whrs Lithium-Polymer Battery |
Dimensi | 311 x 213 x 12.9mm |
Berat | 1.05 kg |
OS | Windows 10 Home |
ASUS menyediakan dua warna untuk Ultrabook-nya ini, yaitu Deep Dive Blue dan Rose Gold. Laptop ini memiliki harga Rp. 26.299.000 dan memiliki garansi selama dua tahun.
Ryzen dan Snapdragon
Pada sesi terpisah, kami menanyakan kepada Frank Wang selaku ASUS Indonesia PC PM Lead, apakah akan ada produk Zenbook yang menggunakan AMD Ryzen. Hal ini karena beberapa vendor laptop sudah mulai ramai dalam meluncurkan perangkat tipis dengan Ryzen.
Frank mengatakan bahwa mereka sudah memiliki wacana untuk membuat laptop tipis dengan Ryzen. Akan tetapi, dalam waktu dekat belum akan ada Zenbook dengan prosesor AMD Ryzen.
Versi Snapdragon dari laptop ASUS juga belum direncanakan untuk masuk ke Indonesia. Sampai saat ini, laptop dengan Snapdragon memang sudah diluncurkan di negara lain. Namun, permintaan terhadap perangkat tersebut cukup rendah dan orang masih tertarik dengan perangkat yang menggunakan prosesor Intel dan AMD.
Kenaikan Dolar juga menaikkan harga?
Dengan meningkatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah, tentu saja membuat para vendor laptop berat dalam menahan harga. Frank mengakui bahwa mereka juga telah menaikkan harga maksimal 5%. Tidak hanya untuk model premium saja, tapi seluruh laptop yang dijual oleh ASUS juga mengalami peningkatan harga.
Frank juga tidak menutupi bahwa laptop high end dari ASUS juga bisa meningkat lebih dari 5%. Pada kuartal ketiga ini bisa jadi peningkatan harga dapat mencapai 10%. Jadi, saat ini semua harga laptop ASUS sudah mengalami kenaikan di pasar.