All posts by Deva

Perluas-Layanan-Digital-Bank-Mandiri-Jajaki-Metaverse

Perluas Layanan Digital, Bank Mandiri Jajaki Metaverse

Saat ini layanan digital menjadi pilihan terbaik yang dapat ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan terutama perbankan kepada seluruh nasabahnya. Hal ini mendorong bank untuk terus update dan adaptif terhadap semua perkembangan teknologi, tidak terkecuali Bank Mandiri.

Bank Mandiri sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memiliki layanan finansial digital terkini, saat ini mulai menjajaki bisnis di ekosistem metaverse. Metaverse sendiri merupakan sebuah platform yang menggabungkan terknologi AR, VR, dan AI untuk dapat berinteraksi di dunia virtual yang unik selayaknya urban lifestyle di kehidupan nyata.

Kolaborasi Bank Mandiri dengan WIR Group, dalam mengembangkan Metaverse

Baru-baru ini (16/3), Bank Mandiri menandatangani nota kesepahaman bersama dengan WIR Group untuk mengembangkan layanan perbankan berbasiskan teknologi virtual di dunia metaverse.

“Dengan adanya Bank Mandiri di Metaverse, tentunya akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, ini sejalan dengan visi pemerintah Indonesia,” Darmawan Junaidi, Direktur Utama PT Bank Mandiri, Tbk (Persero), mengatakan dalam sambutannya.

Meskipun saat ini baru memasuki tahap awal pengembangan, Bank Mandiri meyakini bahwa kedepannya Metaverse bisa menjadi platform yang tepat untuk mewujudkan visi beyond banking.  Metaverse menjadi tempat yang ideal untuk melakukan ekspansi bisnis perbankan digital tanpa dibatasi oleh ruang fisik. Tentu kedepannya future banking yang berbasis advanced technology tersebut akan didambakan oleh masyarakat.

Layanan Perbankan Digital di Metaverse

Perbankan digital bukanlah hal yang baru bagi Bank Mandiri. Jauh sebelum ide untuk mengeksplorasi Metaverse, Bank Mandiri telah lebih dahulu memiliki layanan digital. Salah satunya adalah financial super app  Livin’ by Mandiri yang diluncurkan kepada publik pada tahun 2021 silam.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator juga mendukung pengembangan bisnis di sektor keuangan dengan perantara teknologi digital seperti metaverse ini. Bahkan regulator berencana untuk menyediakan sandbox sebagai tempat pelaku industri bereksplorasi agar bisa lebih yakin dalam mengembangkan layanan baru sebelum akhirnya dinikmati masyarakat.

Metaverse kedepannya akan jadi perpanjangan layanan digital Bank Mandiri. Dengan pemanfaatan segala teknologi yang ada, tentunya layanan perbankan digital di metaverse akan menjangkau masyarakat yang lebih luas dan semakin mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ekosistem metaverse diharapkan dapat memberikan value proposition dan banking experience yang terbaik bagi pengguna dan tentunya lebih fresh lagi.

Berbasis-Komunitas-Ini-Tips-Meniti-Karir-di-Dunia-NFT

Berbasis Komunitas, Ini Tips Meniti Karir di Dunia NFT!

Kata NFT mulai banyak diperbincangkan oleh khalayak ramai di Indonesia. Walaupun terbilang cukup baru, komunitas penikmat karya seni digital ini pun sudah semakin mudah ditemui di Indonesia. Para kreator berbakat dari berbagai latar belakang dan kolektor seni pun mulai banyak merambah ke dunia NFT.

Di Indonesia sendiri, bisa dikatakan fenomena viralnya Ghozali Everyday yang meraup untung Rp1,5 Miliar dari penjualan NFT-nya membantu menyebarkan lebih luas konsep NFT dengan cepat ke berbagai kalangan.

Senada dengan hal ini, Irvin Domi selaku NFT Enthusiast & Gallery Keeper RURU Gallery pada acara #SelasaStartup 15 Maret 2022 lalu, mengatakan keunikan dan konsistensi dari kreator NFT lah yang membuat karya NFT bisa terkenal dan laku dijual.

Domi juga menambahkan, kriteria karya NFT yang bagus terkadang subjektif, tetapi poin krusial menurut pandangannya adalah bagaimana kreator NFT memperlakukan sesama kreator lain dan atau kolektornya. Menurutnya, NFT berbasiskan komunitas, sehingga penting untuk menjaga ekosistem dan menjalin hubungan di dalamnya bukan sekadar jual-beli dan ingin untung besar saja.

Proses, Istilah, dan Strategi

Bagi yang ingin mencoba menjadi kreator dan kolektor NFT, Domi bersama host #SelasaStartup Wiku Baskoro, Co-founder Hybrid.co.id, membahas secara runut alur proses masuk ke dunia NFT. Mulai dari persiapan membuka akun digital wallet khusus kripto, memilih marketplace NFT dan strategi bagaimana menjual dan membeli karya NFT.

Alur Proses

Dijelaskan oleh Domi, hal yang paling mendasar adalah mengerti terlebih dahulu konsep blockchain, lantas setelahnya membuat akun digital wallet kripto untuk bisa masuk ke marketplace NFT, ia menyontohkan memakai crypto wallet Kukai. Proses membeli koin kripto pun mudah seperti money changer saja di berbagai platform seperti Indodax ataupun Tokocrypto. Perlu di perhatikan juga dompet digital harus disesuaikan pula dengan jenis token yang tersedia. Seperti Kukai yang memakai koin tezos dan marketplace pun menyesuaikan yang bisa menerima koin tezos ini. Setelah dompet digital kripto siap, dengan mudahnya Anda bisa langsung berselancar hunting karya-karya NFT yang ingin dikoleksi.

Istilah-Istilah Dasar

Di rangkum dari #SelasaStartup berikut adalah beberapa istilah dasar dalam dunia NFT:
1. Flipper

Orang yang sering membeli karya NFT yang diprediksi akan populer dan menjualnya kembali ke kolektor yang tidak sempat ikut lelang.

2. Creator

Orang yang membuat karya NFT dan menjualnya tetapi terkadang membeli juga, namun fokusnya adalah menciptakan karya
3. Minting 

Mengunggah karya

4. Listing

Menjual karya

5. Marketplace

Seperti marketplace biasa pada umumnya, tempat jual-beli karya NFT.

6. Edisi

Kopi atau eksemplar bila di dunia penerbitan buku. Di NFT karya juga bisa ditentukan ingin dijual sedikit atau sebanyak apa.

7. Royalti

Yang menjadi ciri khas NFT dan berkontribusi baik bagi para kreator adalah sistem royaltinya. Kreator akan terus dapat royalti dari karya NFT yang dijual kembali oleh koletor.

Strategi Bermain di Dunia NFT

Bagi kreator pemula, Domi menyarankan membangun ‘nama’ dahulu dan selalu konsisten berprogres. Ketika ingin menjual pun, disarankan dimulai dengan harga rendah sehingga diharapkan lebih banyak yang tertarik membeli dan menyebarkan karya-karya NFT Anda. Satu yang Domi tekankan sebelum menutup sesi #SelasaStartup, NFT adalah sektor yang berbasiskan komunitas, sehingga perlu untuk menjaga ekosistem dengan menjalin hubungan dengan para pelaku di industri NFT.

Diprakarsai oleh hal ini, Anda bisa bertemu dan berkoneksi dengan berbagai komunitas NFT sekaligus menikmati karya NFT secara langsung di dunia nyata dengan mengikuti acara Indo NFT Festiverse yang akan berlangsung secara offline pada tanggal 9 – 17 April 2022 di Galeri R.J. Katamsi Yogyakarta secara gratis. Mendukung pameran NFT ini, NFT marketplace pertama di Indonesia, TokoMall, pun turut mensponsori acara ini.

Tak ketinggalan, DailySocial.id juga akan turut serta hadir meliput dan menyajikan suguhan diskusi menarik dalam talkshow yang akan disiarkan melalui streaming pada akun Youtube Live dan Instagram Live DailySocial.id. Anda bisa berkunjung ke langsung ke laman art-popup.com untuk informasi dan pemesanan.

Bila ingin mengetahui lebih dalam terlebih dahulu, Anda juga bisa mengikuti webinar #SelasaStartup pada tanggal 22 Maret 2022 nanti yang akan menjelaskan lebih lanjut detil acara Indo NFT Festiverse ini di sini.

SS-Indo NFT Festiverse

Daftar #SelasaStartup “Art at The Junction With Tech”: http://dly.social/ssxnft3

Pentingnya-Optimasi-Data-untuk-Sukseskan-Strategi-Product-led-Growth

Pentingnya Optimasi Data untuk Sukseskan Strategi Product-led Growth

Sudah jadi rahasia umum di berbagai kalangan pelaku digital, bahwa mengakuisisi customer/user bukanlah hal yang mudah. Belum lagi menjaga customer untuk kembali datang dan terus menggunakan produk bisnis Anda.

Saat ini, muncul tren penerapan strategi product-led growth (PLG). Strategi yang booming mulai tahun 2020 mulai dilirik banyak pihak tatkala membeberkan bahwa kunci pertumbuhan bagi bisnis ternyata sebenarnya dimulai melalui produk itu sendiri yang mesti memberikan pengalaman menyenangkan dan mengatasi pain points pengguna.

Lantas, bagaimana sebenarnya strategi ini bekerja?

Data jadi kunci keberhasilan strategi product-led growth

Keputusan bisnis yang baik termasuk pertimbangan mengeluarkan fitur produk baru atau memperbaiki produk yang sudah ada tentunya tidak bersumber dari tebakan, pengalaman sebelumnya atau asumsi pribadi semata.

Kesuksesan strategi product-led growth didasarkan pada bagaimana perusahaan mampu memonitor dan menganalisis data pengguna, mulai dari perilaku hingga engagement tiap customer. Dari sini, kedepannya perusahaan tentu bisa mengevaluasi produk layanan agar nantinya mampu menawarkan product experience yang baik.

Data di atas dapat perusahan peroleh langsung dengan melakukan tracking pada website atau aplikasi bisnis Anda. Mulai dari identifikasi siapa saja yang sering dan jarang berkunjung dan apa saja yang mereka lakukan. Mengevaluasi data ini membantu menentukan kelompok demografis mana yang tertarik dan tidak tertarik dengan fitur A misalnya, atau kanal mana saja yang ternyata lebih banyak digunakan dan mendatangkan pemasukan.

Banyaknya volume data yang diperoleh setiap harinya menyulitkan memilih dan menganalisis data mana yang menjadi prioritas. Mengolah data pun membutuhkan waktu yang tak sebentar. Padahal, data dibutuhkan cepat setiap harinya untuk melihat pertumbuhan bisnis.

Amplitude hadir sebagai pionir digital optimization system

Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, saat ini sudah banyak platform digital optimization yang menawarkan data analisis produk untuk perusahaan digital secara praktis dan komprehensif. Salah satu contohnya adalah Amplitude. Perusahaan yang telah mengantongi total pendanaan sebesar US$186 juta itu menawarkan berbagai macam sokongan kemudahan memperoleh dan menganalisis data untuk menyukseskan strategi product-led growth.

Sebut saja dengan menyediakan satu dashboard yang sudah menggabungkan semua data dari beragam kanal, data untuk A/B testing dan experiment dengan hasil analisis data secara real-time, membuat dan menguji prediksi untuk mendapatkan rekomendasi terbaik, dan menyediakan insights customer behavior.

Amplitude juga membantu memberikan data produk mana yang bisa membawa customer retention, ini sangat penting karena customer retention dapat menambah lifetime value (LTV) dari customer yang mampu menutupi biaya awal untuk keperluan marketing.

Julio Bermudez, Amplitude vice president for Asia Pacific and Latin America, mengatakan, “Perusahaan yang tumbuh dengan cepat di sektor layanan produk digital tidak berkompetisi lagi di marketing mana yang lebih bagus, tapi bersaing dengan product experience” terangnya.

Ia menambahkan, adanya sistem optimasi digital membantu membangun produk yang lebih baik sehingga bisa menawarkan experience yang kian apik sehingga bisa menjadi keunggulan kompetitif.

“Bila ingin membuat pengguna loyal, memberikan diskon atau kupon saja tidak cukup, tapi bangunlah experience yang lebih baik,” imbuhnya.

Di Indonesia sendiri, HappyFresh dan Traveloka telah menggunakan layanan yang diberikan Amplitude.

Perkembangan produk digital dan penerapan strategi product-led growth (PLG)

Ditambah kemunculan pandemi, kini konsumen menghabiskan waktu lebih banyak secara online. Secara keseluruhan, industri digital mengalami kenaikan aktivitas yang stabil sejak pandemi berlangsung. Amplitude product report 2021 menyatakan, pengguna aktif harian (DAUs) produk digital meningkat sebesar 54% dari tahun 2020 hingga 2021.

Masih dari laporan yang sama, Amplitude juga membeberkan produk digital yang akan melonjak dan menjadi “hot trend” secara global. Di antaranya adalah platform rekruter, extensi web browser untuk bahasa serta platform kolaborasi penunjang remote working.

Di Asia-Pacific sendiri, Amplitude memberikan daftar 5 Next Hottest Products, satu diantaranya berasal dari Indonesia yakni platform kripto, Pintu, yang dalam rentang 13 bulan mengalami pertumbuhan sebesar 1236% monthly active users (MAUs). Tak ketinggalan juga platform recruiter asal Singapura yang populer di tanah air, Glints. Semua data ini diambil dari matriks pertumbuhan year-over-year pada pengguna aktif bulanan.

Dari data yang diberikan Amplitude ini, terlihat bahwa bisnis yang cenderung berhasil di kompetisi pasar adalah bisnis yang mengadopsi strategi yang mengutamakan pertumbuhan produk. Memahami tren perilaku konsumen di era digital baru setengah perjalanan. Langkah selanjutnya adalah mengoptimalisasikan sistem digital ke dalam strategi bisnis Anda.

***

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Amplitude

Buka-Kesempatan-Bagi-Startups-Lokal-Berinovasi-MRT-Jakarta-Kembali-Hadirkan-Program-Inkubator

Buka Kesempatan Bagi Startups Lokal Berinovasi, MRT Jakarta Kembali Hadirkan Program Inkubator

Upaya membangun ekosistem ekonomi digital di Indonesia memerlukan sinergi dan kolaborasi antarpemangku kepentingan, terutama dukungan dari regulator terhadap perusahaan rintisan (startups). PT MRT Jakarta (Perseroda) memahami dan mendorong setiap upaya bekerja sama dengan perusahaan rintisan dengan kembali meluncurkan “MRTJ Incubator 2022”. Program ini diklaim menawarkan sinergi yang apik tak hanya bagi bisnis MRT Jakarta semata, namun juga bagi para pelaku startups teknologi tanah air. Seperti apa?

Sejatinya, bukan kali pertama bagi MRT Jakarta berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem digital. Inisiatif yang dijajaki pada 2020 lalu juga mengambil langkah serupa. Beberapa startups lokal seperti Soul Parking, Riliv, Higo, Kanvas, dan Legalku terpilih dan mendapatkan kesempatan bergabung dan menggunakan ekosistem MRT Jakarta, dukungan dalam pengembangan bisnis, sekaligus pendampingan dari tim internal PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama sejumlah pendiri serta pionir perusahaan rintisan bahkan venture capital.

Pada 2022 ini, MRT Jakarta kembali dengan MRTJ Incubator yang akan berfokus pada industri SaaS (HR/financial) platform, MaaS and supply platform, Logistic, dan IoT (smart city). Terkait pengembangan produk dan jasa dari layanan MRT Jakarta, melalui kolaborasi ini diharapkan bisa melahirkan inovasi-inovasi baru yang mendorong kualitas operasional layanan MRT Jakarta, seperti misalnya terkait pengalaman pelanggan, hingga meningkatkan mutu kawasan layanan MRT Jakarta.

Tak luput, MRTJ Incubator 2022 juga memboyong sejumlah agenda bagi startups pemula. Agenda tersebut berupa program dan kurikulum yang telah disiapkan terdiri dari; webinar nasional, coaching dan product development, sampai dukungan uji coba produk dan evaluasi bagi startups pemula yang tergabung.

Sebagai tahap awal, MRTJ Incubator akan menyelenggarakan Kick Off Webinar “Innovative Solution Talk” pada Jumat (28-1-2022), yang akan dilengkapi dengan sesi diskusi bersama narasumber ahli dengan tema “Startups in MRTJ Ecosystem: Innovative Solutions for Streamlining Railway Operations”. Rencananya, webinar tersebut akan membahas topik-topik seputar kebutuhan inovasi baru dari ekosistem MRT Jakarta, berikut dengan pembahasan mengenai program kolaboratif dengan startups, dan juga akan membahas seputar “Product-Market Fit” yang tentunya akan bermanfaat bagi startups pemula.

Webinar nanti juga rencananya bakal menggandeng sejumlah pembicara ternama yang datang dari pakar, maupun petinggi perusahaan teknologi Indonesia yang terkemuka, seperti Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Farchad Mahfud, Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, President Director Alodokter, Co-Founder dan COO dari Wallex, Co-Founder dan CEO dari GoWork dan tim MRT Jakarta lainnya. Ajang ini juga akan mengumumkan Top Six Startups yang terpilih untuk melaju ke tahap selanjutnya.

Startups terpilih akan mendapat kesempatan untuk bisa mengimplementasikan beberapa solusi yang mereka tawarkan guna meningkatkan pengalaman digitalisasi bagi ekosistem MRT Jakarta, berikut dengan divisi internal dari MRT Jakarta yang berfokus pada divisi-divisi seperti; business development, operation & maintenance, dan juga finance & corporate management. Informasi selanjutnya bisa Anda cek di akun official media sosial MRT Jakarta atau dengan mengunjungi tautan ini.

Amplitude-Vidio-dan-Pluang-Terapkan-Strategi-Product-led-Growth-untuk-Bangun-Customer-Retention

Amplitude, Vidio dan Pluang Terapkan Strategi Product-led Growth untuk Bangun Customer Retention

Sebagai perusahaan rintisan, tentunya mencapai growth yang cepat jadi salah satu tujuan yang didambakan. Nyatanya tidak semudah itu, terlebih melihat persaingan industri digital yang kian ramai.

Menjawab keresahan tersebut, DailySocial.id berkolaborasi dengan Amplitude mengundang Karina Gunawan, Enterprise Account Executive Amplitude, Robert Tan, VP of Pluang dan Dhiku Hadikusuma Wahab, Chief Product Officer of Vidio dalam acara webinar #SelasaStartup yang bertajuk: “Growth Webinar: Build for Product-Led Growth”, bersama pada Selasa, 18 Januari 2022 lalu.

Bagaimana produk digital yang kita buat lebih dipilih?

Untuk mengatasi persoalan ini, para pemain di industri digital pun ramai-ramai menerapkan strategi product-led growth. Perusahaan yang melakukan strategi product-led growth lebih cepat bisa menjadi lebih lebih efisien dan scalable dalam mengakuisisi, mengelola engagement, retention dan loyalitas user, terlebih di tengah kompetisi industri digital, menarik pengguna untuk mencoba dan tetap ‘sticky’ terhadap produk bisnis Anda menjadi satu tantangan tersendiri.

Dalam diskusi ini, kami mendatangkan platform wealthtech Pluang, yang baru saja berhasil meraih pendanaan tambahan di putaran lanjutan Seri B senilai $55 juta atau setara Rp787 miliar pada Januari 2022 ini. Selain itu perwakilan dari perusahaan yang masuk dalam jajaran centaur, Vidio, juga turut menceritakan pengalaman mereka serta berbagi tips dan best practice membangun growth bisnis perusahaan digital sukses tersebut.

Melengkapi diskusi ini, tak luput perusahaan pionir digital optimization penyedia layanan data dan analisis produk, Amplitude, turut hadir memberikan pandangan bagaimana strategi product-led growth dapat memacu pertumbuhan startup digital

“Saya melihat banyak startup merasa belum ready […]. Padahal, karena kompetisi makin cepat dan customer juga ekspektasinya makin tinggi, makanya penting untuk cepat melakukannya (product-led growth) di awal,” terang Karina.

Amplitude juga membuka kesempatan bagi para perusahaan rintisan melalui program scholarship. Para startup diberikan akses data komprehensif dan support dari tim Amplitude secara gratis selama satu tahun. Program ini bisa Anda ikuti di tautan ini atau email melalui scholarship@amplitude.com.

Penasaran bagaimana sepak terjang ketiga perusahaan ini membangun growth?

Simak webinar #SelasaStartup “Growth Webinar: Build for Product-Led Growth” selengkapnya di sini!

Kiat Tepat Membangun “Growth” Bisnismu Melalui Pengembangan Produk

Banyak cara dilakukan untuk menarik dan meyakinkan orang agar membeli produk Anda. Salah satunya adalah membuat orang langsung mencoba produk Anda secara gratis.

Seperti metode freemium atau free trial yang lumrah banyak digunakan oleh perusahaan digital ternama sebagai strategi untuk menarik banyak pengguna. Keduanya, ternyata merupakan bagian dari adaptasi tren pendekatan product-led growth yang populer mulai tahun 2020 ini. Strategi diklaim menjadi masa depan strategi bisnis untuk berkembang.

Product-led growth (PLG) sendiri merupakan metode memusatkan produk sebagai penggerak utama untuk mengakuisisi, mengaktivasi, dan mengelola pengguna (user). Strategi ini fokus pada end-user langsung dengan memangkas langkah-langkah panjang yang biasa perusahaan lakukan dengan metode marketing-led/sales-led growth.

Sejumlah brand ternama sudah memanfaatkan strategi product-led growth

Fokus pada mempercepat penyampaian value produk, versi semacam ‘try-before-you-buy’ seperti freemium dan free trial ini mempermudah pengguna sehingga mereka bisa langsung merasakan sendiri manfaat dan seluruh fitur produk sepanjang mereka inginkan serta merasakan langsung bagaimana ternyata produk tersebut bisa mengatasi masalah mereka dengan mudah.

Akumulasi dari experience langsung dan terus menerus ini kemudian idealnya membuat pengguna tertarik untuk memutuskan pembelian produk atau terus menggunakan produk tersebut sebagai solusi permasalahan mereka.

Hal ini senada dengan survei dari Forrester yang menyebutkan, 75% B2B condong memilih self-serve model. 3 dari setiap 4 B2B buyers lebih memilih self-educate dibandingkan belajar tentang produk dari tim sales perusahaan.

Strategi product-led growth ini bisa kita lihat dari brand kenamaan luar negeri yang berkecimpung di industri digital berbasis cloud seperti teleconference maupun desain online. Produk mereka banyak diadopsi oleh pengguna karena mudah digunakan dan terlebih lagi memiliki opsi fitur tanpa berbayar.

Pada akhirnya, bisnis brand-brand besar ini tumbuh dengan cepat dengan sedikit uang yang dikeluarkan untuk pemasaran (marketing-led growth). Produk mereka terpasarkan dengan sendirinya dari cerita mulut-ke-mulut para pengguna ‘gratis’ yang puas akan produk tersebut.

Kiat membangun strategi product-led growth

Mengimplementasikan product-led growth mempunyai manfaat yang besar, seperti memperluas jangkauan pengguna, meningkatkan kepuasaan pelanggan, dan mengurangi biaya akuisisi pengguna.

Adapun kiat dalam membangun product-led growth sebagai berikut:

1. Jadikan customer experience yang pertama

Ketika membuat produk, visi yang harus dibangun adalah bagaimana produk tersebut memberikan pengalaman terbaik bagi yang menggunakannya. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh PwC, 73% konsumen mengatakan customer experience merupakan faktor esensial dalam melakukan keputusan pembelian.

2. Kuasai road map produk

Setelah memiliki visi yang fokus pada pengalaman pengguna, selanjutnya adalah membuat peta jalan produk sebagai petunjuk bagi founder sendiri maupun tim produk akan apa saja yang harus dilakukan untuk menyukseskan tujuan atau program yang coba dibangun.

3. Fokus pada adopsi dan engagement user/customer

Membuat produk dengan segala fitur canggih saja tidak cukup. Produk yang dibuat harus bisa menarik dan membantu pengguna untuk terus menggunakan produk Anda. Salah satu caranya adalah memperkenalkan dan menuntun pengguna anda mengoptimalkan fitur-fitur produk lain yang belum terjamah seperti fitur guides.

4. Selalu kembangkan produk

Selalu kembangkan produk mengikuti kebutuhan pengguna. Cara ini memberikan makna bahwa perusahaan Anda selalu peduli dan berusaha memberikan solusi yang terbaik. Lebih lagi, ini bisa memupuk kesetiaan pengguna.

5. Kuatkan strategi dengan data

Ingin membuat produk yang bagus dan disukai oleh banyak orang artinya membutuhkan data perilaku pengguna target pasar produk Anda. Anda bisa meminta feedback langsung dari pengguna atau melihat data tracking saat pengguna mencoba produk Anda.

Misalnya, kenapa fitur A lebih sedikit digunakan dibanding fitur B. Dari data tersebut Anda bisa mengambil keputusan mana yang harus diperbaiki dan terus dikembangkan. Cobalah mulai untuk menggali permasalahan apa yang sedang dihadapi dari data tersebut dan mencari solusinya.

Terlihat mudah, namun menjalankan strategi product-led growth juga membutuhkan pemaham yang lebih mendalam baik bagi seorang founder maupun product manager. Belajar memahami langsung dari praktisi profesional bisa menjadi salah satu jawabannya.

Mengakomodasi hal ini, DailySocial akan mengupas tuntas strategi product-led growth pada Selasa, 18 Januari 2022 mendatang dalam webinar #SelasaStartup dengan topik “Growth Webinar: Build for Product-Led Growth.”

Kiat-Tepat-Membangun-Growth-Bisnismu-Melalui-Pengembangan-Produk

Acara yang digelar daring ini nantinya akan menjelaskan product-led growth lebih mendalam disertai berbagai tips dan best practice langsung dari Amplitude, perusahaan pionir dalam bidang digital optimization dan Robert Tan, VP of Pluang serta Dhiku Hadikusuma Wahab, Chief Product Officer of Vidio .

Mulai “growth” bisnismu melalui pengembangan produk sekarang. Daftar #SelasaStartup melalui tautan ini.