All posts by Dimas Galih W.

Google Indie Games Accelerator 2022

Google Indie Games Accelerator 2022: Bantu Developer Untuk Lebih Baik

Google ternyata saat ini memiliki sebuah program yang membantu para developer kecil untuk menjadi maju dan lebih besar. Nama dari program tersebut adalah Google Indie Games Accelerator. Untuk tahun 2022, acara ini diadakan pada Google Asia Pacific HQ Singapore pada tanggal 13 Desember 2022. Tentunya, developer Indonesia menjadi salah satu yang penting pada program ini.

Pada acara yang satu ini, ternyata hanya dihadiri oleh media dari Indonesia saja. Sayangnya, media dari Korea Selatan berhalangan hadir dan hanya tergabung secara online melalui Google Meet. Acara ini diadakan pada lantai 3, yaitu Developer Space yang memang khusus dibuat untuk para developer. Tentunya, salah satu ciri dari kantor Google adalah banyaknya snack dan makanan yang disuguhi untuk para tamunya.

Program Indie Games Accelerator (IGA) dari Google Play adalah program tahunan yang memberikan bimbingan, pelatihan, dan saran tentang produk, desain, dan monetisasi. Program ini dimulai pada tahun 2018 dan belum lama ini mengadakan Demo Day guna memberikan kesempatan kepada developer untuk mempresentasikan game mereka kepada investor dan penerbit game.

Pada Demo Day pertama IGA tahun 2020, 40 developer yang mengikuti acara ini berhasil menggalang dana lebih dari US$65 juta dari penerbit game dan investor.

Sami Kizilbash selaku Global Head Accelerators and Expert Google mengatakan bahwa Indonesia merupakan pasar gaming terbesar di Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan animo eSports dan pengguna mobile gaming. Pada tahun 2027 nanti, kawasan Asia Pasifik bakal diramal menjadi pangsa pasar yang terbesar untuk mobile gaming. Namun untuk saat ini, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan India masih memimpin di Asia.

Oleh karena semua orang suka bermain game, tentu saja hal ini bisa digunakan untuk dimonetasi. Sami mengatakan hingga saat ini orang akan suka men-download game gratis dan developer bisa mendapatkan uang dari iklan. Hal ini tentu saja membutuhkan infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah setempat agar bisa lebih berkembang. Hal tersebut terlihat dari Korea Selatan, di mana implementasi 5G dan 4G-nya paling berkembang.

Sami juga menjabarkan ciri-ciri gamer dari setiap negara. Tiongkok misalnya yang para gamers-nya bermain dengan rata-rata 19,2 jam setiap minggunya dan ini paling tinggi di dunia. Sementara Jepang adalah negara dengan pengguna yang mau membayar terbanyak, sekitar US$ 300 setiap pemainnya di tahun 2021. Dan negara dengan banyaknya pemain berumur muda adalah Vietnam.

IGA dari Google Play ini akan memberikan pelatihan secara online serta akan dibimbing oleh pakar industri dan mentor dari seluruh dunia selama 10 minggu. Untuk masuk ke dalam program ini sendiri, sang developer sudah harus memiliki sebuah game, entah itu sudah merupakan produk jadi maupun masih dalam tahap beta. Dari 30 studio game yang diundang, Eternal Dream Studio, dan Rigged Box Softworks dari Indonesia merupakan yang berhasil lulus pada tahun 2022.

Para developer dari Indonesia, yang salah satunya adalah Satriyo Aji Nugroho, CEO, Rigged Box Softworks merasa banyak belajar banyak hal selama mengikuti IGA. Hal tersebut termasuk mendapatkan ilmu dan strategi cerdas untuk menyelesaikan sebuah game. Dan memang, para developer game indie masih perlu diberikan banyak peluang untuk memperkenalkan game mereka kepada banyak orang, baik di dalam maupun di luar negeri.

Semoga saja, akan banyak lagi developer dari Indonesia yang memenuhi game-nya di Google Play pada masa mendatang.

kamera-xiaomi-mi-11-lite

Xiaomi Pastikan Pisah dengan Poco di Indonesia

Memasuki tahun 2022, Xiaomi ingin bersiap untuk kembali mengambil pasar smartphone, AIoT, dan perangkat pintar di Indonesia. Pencapaian yang sudah diraih sepanjang tahun 2021 di Indonesia telah menciptakan momentum bagi Xiaomi untuk tumbuh dan mendominasi pada tahun 2022. Hal ini diungkapkan oleh pihak Xiaomi Indonesia pada acara pertemuan secara online pada tanggal 7 Januari 2022 yang lalu melalui Zoom.

“Ada empat strategi utama Xiaomi untuk Indonesia pada tahun 2022 sebagai smart choice bagi Xiaomi Fans yaitu memperkuat portofolio produk high-end, menghadirkan pengalaman ritel AIoT, memastikan pemisahan merek Xiaomi dan POCO, serta memperkuat pasar regional,” kata Country DIrector Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.

Xiaomi juga menegaskan pemisahan dengan POCO yang mengumumkan diri sebagai brand independen pada bulan Januari 2021 lalu. Xiaomi dan POCO akan beroperasi dengan strategi dan pendekatan yang berbeda meskipun masih berbagi infrastruktur seperti layanan purna jual, manufaktur, serta quality control. Nantinya, Xiaomi dan POCO akan melayani pasar yang berbeda di Indonesia, di mana Xiaomi akan menyasar pada konsumen secara umum dan POCO akan menyasar pada konsumen yang lebih niche.

Status Alvin terhadap POCO Indonesia?

Selama ini kita tahu bahwa Alvin Tse berperan sebagai Head of POCO Global yang sekaligus memegang jabatan Country Director Xiaomi Indonesia. Oleh karena POCO saat ini sudah berjalan sebagai brand independen, bagaimana statu Alvin sebagai kepala POCO Global?

Alvin mengatakan bahwa saat ini Xiaomi Indonesia sudah semakin besar, di mana pada akhir 2021 ini sudah memiliki lebih dari 200 personel. Sebagai bisnis dan perusahaan besar, Xiaomi memiliki banyak pekerjaan yang masih harus dibenahi. Dari perspektif fokus dan bandwidth, maka Alvin memilih untuk menyerahkan tugasnya kepada Andi Rengreng untuk memegang POCO Indonesia.

Dalam hal apakah Xiaomi dan POCO masih berhubungan atau tidak, mereka masih menggunakan pabrik yang sama, namun dari hal pelanggan, pengalaman, produk, brand value, dan lain sebagainya, Xiaomi dan POCO sudah menempuh jalan yang berbeda. Alvin sendiri masih akan memberikan saran kepada POCO, namun beliau sudah mempercayai Andi untuk menjalankan POCO secara penuh.

Sebagai informasi saja, Alvin sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala POCO Global semenjak menjadi Country Director Xiaomi Indonesia.

POCO bukan pesaing Xiaomi dan Redmi

Saya juga sempat menanyakan apakah nantinya POCO dan Xiaomi serta Redmi akan bersaing satu sama lainnya. Dalam menanggapi pertanyaan ini, Andi langsung menjawab bahwa pasar yang disasar oleh Xiaomi dan POCO tentu berbeda. POCO lebih menyasar pada pasar yang segmented atau niche. POCO bukan untuk semua orang, namun semua orang menginginkan POCO.

Andi mengatakan bahwan POCO menghadirkan sebuah smartphone yang memiliki performa dan harga yang ekstrim di kelasnya. Oleh karena target audience-nya berbeda, jadi Xiaomi dan POCO bukannya bersaing namun saling mendukung satu sama lainnya. Redmi sendiri menyasar pada konsumen yang lebih umum.

Berbicara mengenai Redmi, kita juga sering melihat bahwa POCO sering melakukan rebranding dari perangkat Redmi menjadi POCO. Andi menanggapi hal ini dengan membedakannya dari segi varian dan tampilan desainnya dan tidak melulu dengan spesifikasinya. POCO selalu memberikan produknya sesuai dengan slogan mereka, “Extreme performance dengan extreme price“.

Sony Perkenalkan Alpha 7 Mark IV: Entry Level 33 MP

Momen ini sepertinya yang ditunggu-tunggu oleh kebanyakan pengguna kamera DSLR Sony Alpha. Sony akhirnya meluncurkan kamera DSLR terbarunya, yaitu Alpha 7 (Mark) IV. Sang penerus dari Alpha 7 III ini resmi hadir di Indonesia semenjak tanggal 7 Januari 2022 yang lalu.

Koji Sekiguchi, President Director PT Sony Indonesia mengatakan, “Alpha 7 IV mengintegrasikan teknologi gambar terbaik dari Sony untuk melampaui ekspektasi kamera full-frame dasar. Alpha 7 IV juga memberikan pengalaman yang luar biasa baik dalam foto maupun video, memungkinkan pengguna untuk memotret dengan tepat gambar yang mereka inginkan, terlepas dari situasi yang mereka hadapi. Dengan sensor gambar Exmor R CMOS terkini yang dikombinasikan dengan mesin pemrosesan terbaru BIONZ XR, Alpha 7 IV memiliki performa pencitraan yang tinggi dan mampu menghasilkan resolusi 33 MP. Selain itu, dengan berbagai fitur untuk mendukung kebutuhan komunikasi jarak jauh yang terus meningkat, Alpha 7 IV memberikan makna baru pada apa yang dapat dicapai oleh kamera ‘dasar’.”

Dibandingkan dengan seri sebelumnya yang memiliki resolusi 24 MP, Alpha 7 IV hadir dengan sensor full frame resolusi 33 MP. Teknologi auto fokusnya pun juga baru, yaitu memiliki fitur Real-Time Tracking dengan 759 titik AF. Selain itu, teknologi Eye Auto Focus yang ada sudah mampu melacak mata burung dan hewan. Kamera ini juga mampu merekam video dengan resolusi 4K 60 fps dengan 10-bit depth 4:2:2 color sampling.

Dari sisi dapur pacunya, Sony Alpha 7 IV menggunakan prosesor BIONZ XR yang sama digunakan pada Alpha 7s III. Untuk sensornya, Sony Alpha 7 IV menggunakan Exmor R CMOS terbaru. Sensor ini memiliki sensitivitas ISO 50 hingga 204.800. Untuk penyimpanannya, kamera ini sudah mendukung CFExpress dan SDXC.

Untuk pertama kalinya dalam seri Alpha, kamera baru ini memiliki fitur Breathing Compensation untuk memerangi focus breathing dan mempertahankan sudut pandang yang konsisten selama perubahan fokus serta dapat dinyalakan atau dimatikan. Sony juga menanamkan fitur Creative Look di mana akan mengubah gambar dengan filter tertentu. Dan untuk para content creator, kamera ini juga sudah memiliki kemampuan untuk live streaming.

Sony Alpha 7 IV akan hadir di Indonesia pada bulan Januari 2022 dengan harga Rp36.999.000 untuk varian body only dan Rp39.999.000 untuk varian dengan lensa kit 28-70mm. 

Alpha 7 III akan discontinue?

Dengan lahirnya Alpha 7 IV, tentu saja semua mata akan tertuju pada kamera terbaru ini. Oleh karena itu, masih tanda tanya apakah Sony masih akan menjual Alpha 7 III yang saat ini masih banyak beredar di pasaran atau tidak. Hal tersebut tentu saja cukup lumrah di mana sebuah perusahaan akan menghentikan penjualan produk seri sebelumnya saat produk yang baru diluncurkan.

Takeshi Hatanaka, Head of Digital Imaging Product Marketing Sony Indonesia mengatakan bahwa mereka masih akan menjual kamera Sony Alpha 7 III di pasar Indonesia pasca peluncuran Alpha 7 IV. Sony juga masih akan menjualnya dengan harga yang sama dengan sebelumnya. Hal ini tentu akan membuat alternatif pemilihan kamera menjadi lebih luas lagi.

Hasil Foto

Agar tidak penasaran, berikut adalah beberapa contoh hasil foto dari Alpha 7 IV

[Review] Western Digital Black SN850: PCIe 4.0 x4 Kencang untuk Gamer

Jika kita berbicara mengenai kecepatan sebuah perangkat penyimpanan, tentu saja SSD menjadi yang pertama terpikir. Apalagi, saat ini teknologi NVMe sudah mencapai PCIe 4.0 x4 yang bisa mentransfer data hingga 7000 MB/s. Untuk kecepatan seperti ini, ternyata Western Digital sudah memiliki produknya. SSD tersebut bernama Western Digital Black SN850.

Western Digital selalu memberikan warna tersendiri untuk setiap produknya. Warna hitam selalu identik dengan produknya yang ditujukan untuk para gamers. Warna biru biasanya akan ditujukan untuk pemakaian sehari-hari PC di rumah dan kantor sehingga kinerjanya akan di bawah Black. Warna merah saat ini ditujukan untuk penyimpanan data seperti di NAS atau sebagai drive penyimpan data.

Western Digital Black SN850 pun juga sudah mampir ke meja pengujian Hybrid Indonesia. Varian yang datang tentu saja sudah lengkap dengan heatsink-nya. Sebagai informasi, WD juga memiliki SSD SN850 yang dijual tanpa heatsink. Dan kita semua tahu bahwa SSD yang digunakan pada interface PCIe 4.0 x4 akan mengeluarkan panas yang berlebih.

SSD yang satu ini diklaim dapat melakukan transfer data pada kecepatan 7000 MB/s pada saat membaca data dan 5300 MB/s pada saat menulis. Western Digital juga menjual SSD yang satu ini dengan menyasar ke para pengguna PC serta Playstation 5. Dengan form factor M.2 2280, tentu saja SSD ini juga bakal mampu ditancapkan pada kebanyakan laptop yang beredar saat ini.

Spesifikasi dari Western Digital Black SN850 NVMe SSD yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Kapasitas 1 TB
Interface PCIe Gen 4.0 x4
Tipe konektor NVMe 1.4
Form Factor M.2 2280
Controller Western Digital G2
Jenis memori NAND Sandisk 96L 3D TLC
Endurance 600 TBW
Dimensi 80 x 23.4 x 8.8 mm
Bobot 25 gram

Western Digital memberikan garansi 5 tahun untuk SSD NVMe yang satu ini. Selain itu, garansi yang diberikan juga akan akan terpotong oleh TBW (TeraByte Written) yang ditentukan. Jadi, garansi akan berakhir jika sudah terpakai lebih dari 5 tahun atau melebihi penulisan 600 TB.

Desain

Western Digital Black SN850 hanya menggunakan satu sisi untuk menaruh semua cip dan transistornya. Pada bagian atasnya, terdapat dua buah cip NAND SanDisk (buatan Toshiba) sebesar 512 GB per cip. Dengan menggunakan kontroler WD G2, nama yang terlabel pada cip ini hanyalah SanDisk. WD menggunakan DDR4 2666 cache dengan cip buatan Nanya.

Bobot yang dimiliki oleh Western Digital Black SN850 ini sangat ringan, hanya 25 gram saja. Perangkat ini memiliki dimensi 80 x 23.4 x 8.8 mm yang cocok untuk dipasangkan pada sebuah desktop, laptop tipis, mau pun Playstation 5. Untungnya, model ini sudah menggunakan heatsink sehingga panas yang dihasilkan saat SSD ini bekerja bisa diredam dengan baik.

Western Digital juga melengkapi SSD ini dengan software yang dinamakan Western Digital Dashboard yang mampu memberikan informasi mengenai SSD ini. Selain itu, software ini juga menyediakan beberapa fungsi seperti TRIM dan juga update firmware. Sayang memang, sampai akhir pengujian saya tidak menemukan adanya firmware baru untuk SN850.

Pengujian

Dalam menguji SSD yang satu ini, tentu saja membutuhkan sebuah perangkat yang sudah mendukung PCI-e 4.0. Saya memilih menggunakan sebuah laptop yang memakai prosesor Intel Core i5 Generasi ke 11 yang memang sudah mendukung PCI express 4.0 dan mampu menjalankan SSD NVMe PCIe Gen 4 x4 dengan kecepatan penuh. Untuk mengujinya, tentu saja saya menggunakan slot NVMe utama yang tersedia. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows 11.

Tentunya, Western Digital Black SN850 juga mendukung slot PCIe Gen 3 x4 yang saat ini banyak sekali digunakan pada beberapa laptop serta motherboard. Namun, kecepatan baca dan tulisnya akan dibatasi hingga 3500 MB/s saja. Walaupun begitu, kecepatan 3,5 GB/s saja sudah sangat mencukupi kebutuhan komputasi yang ada saat ini.

Pada pengujian kali ini, saya akan menggunakan dua buah software benchmark, yaitu Crystal Disk Mark dan ATTO. Crystal Disk Mark sendiri saya gunakan dua versi, yaitu versi 6 dan 8, karena keduanya memiliki perhitungan yang berbeda. Berikut adalah hasilnya

Pengujian ini tentu saja dilakukan dengan menjaga suhu yang ada. Pada saat pengujian, WD Black SN850 ada pada suhu 70 derajat celcius dan beberapa kali mengalami sedikit throttling. Panas akan meningkat pada saat adanya penulisan data dalam jumlah besar. Pada saat membaca, saya melihat suhunya akan menurun di bawah 65 derajat celcius.

Hal ini berarti akan berpengaruh pada saat sebuah game diinstalasikan ke dalam SN850. Pada saat bermain game, tentu akan membuat pengguna akan merasa tenang karena tidak akan mengalami throttling. Pada saat suhunya di bawah 65 derajat, perangkat ini akan berlari dengan kecepatan maksimumnya.

Pada saat pengujian, saya hanya mendapatkan angka sedikit di bawah 7000 MB/s untuk uji membaca data. Akan tetapi, perangkat ini mampu berlari di atas 5300 MB/s. Dengan perolehan angka seperti ini, semua sistem komputer tentu akan mendapatkan peningkatan performa yang sangat baik. Pada saat throttle, saya mendapatkan angka yang masih kencang, yaitu sekitar 4300 MB/s baca dan tulis.

Lalu bagaimana saat digunakan untuk kegiatan non-gaming? Para editor foto dan video tentu saja dapat menggunakan sistemnya dengan lancar. Pada angka kecepatan seperti ini, rendering video juga akan terbantu selain dari sisi prosesor dan RAM-nya. Dan untuk mereka yang bekerja menggunakan tab lebih dari 10 pada software Office juga bakal menikmati rendahnya lag yang terjadi.

Verdict

Sepertinya saat ini gamers di Indonesia sudah dimanjakan oleh para vendor dengan tersedianya SSD NVMe PCIe 4.0 x4. Pasalnya, SSD ini dapat berjalan dengan kecepatan hingga 7 GB/s yang memastikan semua aplikasi dapat loading dengan kencang. Salah satunya adalah SSD NVMe Western Digital Black SN850 yang saat ini banyak tersedia di toko-toko komputer di Indonesia.

Kinerja dari Western Digital Black SN850 yang saya dapatkan hanya terpaut puluhan MB/s saja dari 7 GB/s yang berarti sangat kencang. Dengan menggunakan cache DDR4 2666 MHz membuatnya lebih stabil pada saat menulis file dalam kapasitas besar. Tingkat kestabilannya juga lebih dijaga lagi dengan tersedianya heatsink pada SSD yang saya dapatkan ini. SSD ini juga memiliki TBW yang cukup tinggi sehingga tidak akan rusak dalam waktu yang dekat.

Western Digital Black SN850 1 TB dengan heatsink ini dijual dengan harga Rp. 4.199.000. WD juga menjual versi tanpa heatsink dengan harga yang lebih terjangkau, yaitu Rp. 3.420.000. Dengan harga ini, pengguna gamer mau pun profesional akan mendapatkan sebuah storage untuk PC dan Playstation 5 yang memiliki kinerja tinggi.

Sparks

  • Kinerja tinggi hingga hampir 7000 MB/s
  • Memiliki DRAM Cache yang menjamin kinerjanya tinggi
  • Cocok untuk PC dan Playstation 5
  • Garansi panjang, yaitu 5 tahun
  • Sudah memiliki heatsink
  • Dukungan WD Dashboard

Slacks

  • Harganya cukup tinggi
  • Suhu masih cukup tinggi saat menulis file besar dan banyak

[Review] Xiaomi 11T: Kencang dengan Dimensity 1200 dan Kamera Apik

Pada tahun 2021, Xiaomi banyak sekali mengeluarkan perangkat flagship dari seri 11-nya di Indonesia. Mulai dari Mi 11, Mi 11 Lite, sampai ke Xiaomi 11T Pro dan Xiaomi 11T. Yup, tahun 2021 Xiaomi mengubah semua smartphone Mi menjadi Xiaomi untuk branding yang menurut mereka lebih baik. Dailysocial tahun ini kedapatan unit review dari Xiaomi dengan Xiaomi 11T non Pro.

Xiaomi mengeluarkan 2 varian di kelas T seri 11, yaitu Xiaomi 11T dan Xiaomi 11T Pro. Perbedaan mendasar keduanya adalah Xiaomi 11T Pro menggunakan SoC Snapdragon 888 dan Xiaomi 11T menggunakan Mediatek Dimensity 1200. Oleh karena bukan kelas Pro, Xiaomi 11T tidak dipersenjatai dengan kemampuan Dolby Vision, pengisian baterai cepat 120 watt, suara Harman Kardon, serta perekaman 8K seperti yang ada pada Xiaomi 11T Pro.

Xiaomi 11T juga memiliki kamera yang ada pada Xiaomi 11T Pro, yaitu dengan ISOCELL HM2 dengan resolusi 108 MP. Hal ini membuat keduanya akan memiliki sedikit perbedaan pada saat pengambilan gambar, seperti yang diklaim oleh Xiaomi Indonesia. Selain itu, konfigurasi kameranya juga sama antara keduanya.

Untuk lengkapnya, berikut adalah spesifikasi lengkap dari Xiaomi 11T yang saya dapatkan

SoC Mediatek Dimensity 1200
CPU 1 x 3.0 GHz Cortex-A78 + 3 x 2.6 GHz Cortex-A78 + 4 x 2.0 GHz Cortex-A55
GPU Mali-G77 MC9
RAM 8  GB LPDDR5
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar 6.67 inci 2400×1080 AMOLED 120 Hz GG Victus
Dimensi 164.1 x 76.9 x 8.8 mm
Bobot 203 gram
Baterai 5000 mAh 67 watt
Kamera 108 MP / 12 MP utama, 8 MP ultrawide, 5 MP Telemakro, 16 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12.5

Hasil dari CPU-Z, AIDA64, serta Sensor Box dapat dilihat sebagai berikut:

Satu hal yang juga membuat Xiaomi 11T lebih unggul dari saudaranya adalah kemampuan Mediatek Dimensity seri 1000 yang sudah mendukung codec AV1 secara hardware. Codec AV1 sendiri akan dipakai oleh Google secara keseluruhan agar streaming video menjadi lebih hemat. Netflix juga sudah mulai menggunakan AV1 untuk beberapa perangkat. Dan saat ini, Google Duo serta Youtube sudah mendukung AV1.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan smartphone Xiaomi 11T. Didalamnya hanya akan ditemukan kabel USB-C, charger, serta back case. Xiaomi menyertakan charger 67 watt untuk mengisi baterai pada smartphone ini.

Desain

Sangat sulit untuk membedakan antara Xiaomi 11T dan 11T Pro jika disejajarkan keduanya. Pada bagian belakangnya yang menggunakan bahan kaca ini juga memiliki desain yang mirip antar keduanya. Xiaomi mendesainnya dengan motif yang mirip dengan garis-garis pada permukaan aluminium. Kebetulan, saya mendapatkan perangkat dengan warna yang dinamakan Meteorite Black sehingga terlihat cukup mirip seperti metal.

Layar Xiaomi 11T memiliki resolusi 2400×1080 pada layar dengan dimensi 6.67 inci. Panel yang digunakan adalah AMOLED yang memiliki 1 miliar warna dengan refresh rate 120 Hz dan mendukung HDR10+. Xiaomi juga sudah menggunakan kaca terkuat saat ini dari Gorilla Glass dengan versi Victus. walaupun begitu, saya sangat menyarankan untuk menggunakan lapisan pelindung tambahan agar layar tersebut lebih aman dari goresan.

Xiaomi menempatkan kamera pada sisi kiri atas yang saat ini selalu digabungkan pada satu blok kotak. Xiaomi mendesain 3 kamera yang ada pada bagian belakangnya dengan 2 bulatan besar dan 1 bulatan kecil yang diletakkan ditengah. Xiaomi sendiri mengaku bahwa desain ini terinspirasi dari bentuk roll film pada sebuah kamera lama. Di sebelah kamera tersebut terdapat sensor fokus infra merah serta LED untuk flash.

Pada sebelah kanannya, terdapat tombol volume naik dan turun serta power yang juga sekaligus sebagai sensor sidik jari. Untuk bagian bawahnya, dapat ditemukan slot SIM, microphone, USB-C, serta speaker kanan. Di bagian atasnya hanya terdapat sensor infra merah serta speaker kiri. Pada perangkat ini, tidak ditemukan apa-apa pada bagian kirinya.

Xiaomi 11T sudah menggunakan sistem operasi Android 11 yang sudah terpasang MIUI 12.5 Enhanced. Versi MIUI yang saya gunakan saat ini adalah 12.5.3.0 (RKWIDXM) yang sudah memiliki fitur Memory extension. Xiaomi sendiri mengalokasikan 3 GB dari penyimpanan internalnya untuk dijadikan memori virtual. Hal ini tentu saja akan membuat RAM 8 GB yang ada menjadi jauh lebih lowong saat membuka banyak aplikasi, seperti memiliki RAM sebesar 11 GB.

Jaringan

Xiaomi 11T menggunakan chipset Dimensity 1200 yang memang ditujukan untuk perangkat flagship. Oleh karena itu, perangkat ini sudah menggunakan modem yang sudah mendukung teknologi terkini, seperti Carrier Aggregation untuk 4G maupun 5G. Modem yang digunakan oleh Dimensity 1200 juga sudah mendukung semua jaringan yang ada saat ini.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 13, 17, 18, 19, 20, 26, 28, 32, 38, 40, 41, 42, dan 66 untuk jaringan 4G. Sedangkan untuk jaringan 5G, Xiaomi 11T sudah mendukung bandwidth n1, n3, n5, n7, n8, n20, n28, n38, n40, n41, n66, n77, dan n78. Smartphone ini juga sudah mendukung jaringan 5G semua operator. Namun sayang, karena keterbatasan keadaan saya belum berhasil menguji jaringan 5G-nya

Dimensity 1200 mendukung fungsi Smart 5G Power Saving. Teknologi ini secara cerdas akan mengidentifikasi kekuatan sinyal di sekitarnya dan beralih antara 4G dan 5G tanpa jeda waktu peralihan. Hal tersebut akan menghasilkan konsumsi daya yang 30% lebih rendah dibandingkan dengan smartphone tanpa fitur Smart 5G.

Kamera: Bagus! tapi ….

Kamera masih merupakan salah satu poin penting untuk menentukan keputusan seseorang untuk membeli sebuah smartphone. Untuk memperindah gambarnya, Xiaomi membenamkan sensor 108 MP dari Samsung dengan ISOCELL HM2 1/1.52″. Dengan menggunakan teknologi filter Nonapixel, sensor ini menggabungkan 9 piksel 0,7 µm menjadi sebuah piksel sebesar 2.1 µm.

Pada saat dalam kondisi cahaya yang terang, hasil kameranya memang terlihat sangat bagus. Hasilnya memiliki dynamic range yang baik, tingkat ketajaman yang bagus, serta mampu menangkap detail yang pas. Akan tetapi, beberapa kali kamera ini menangkap gambar dengan detail yang washed out serta warna yang sedikit oversaturated. Saya menyarankan Anda untuk mengambil gambar 2x agar mendapatkan hasil yang bagus

Kamera wideangle yang menggunakan sensor Sony IMX355 ini memiliki resolusi 8 MP. Sensor kamera ini berhasil menghasilkan sebuah gambar lebar yang bagus dengan detail yang apik serta warna yang baik pula. Namun didalam ruangan yang cahayanya cukup rendah, saya menyarankan untuk menggunakan mode malam agar lebih baik hasilnya.

Kamera makro pada smartphone ini menggunakan sensor Samsung S5K5E9 dengan resolusi 5 MP. Hasilnya memang tidak terlalu tajam, namun dapat menghasilkan warna yang bagus. Kamera ini bahkan bisa membuat latar belakang bokeh yang sangat baik bila dibandingkan dengan kamera makro pada smartphone lainnya yang masih 2 MP.

Di bagian depannya terpasang kamera yang menggunakan sensor OmniVision OV16A1 dengan resolusi 16 MP quad bayer. Terus terang, saya menyukai hasil kamera ini karena memiliki tingkat ketajaman yang pas dengan warna yang baik saat dicetak pada kertas foto. Semuanya cukup terlihat natural pada saat kondisi cahaya yang cukup. Pada saat kondisi cahayanya kurang, saya menyarankan untuk menyalakan fungsi flash-nya agar menjaga tingkat ketajamannya yang menurun.

Pengujian

Xiaomi 11T menggunakan chipset 5G terbaru dan tertinggi dari Mediatek yang ada hingga tulisan ini diterbitkan, yaitu Dimensity 1200. Chipset ini sendiri menggunakan arsitektur 3 cluster DynamiQ dari ARM dengan Cortex A78 berkecepatan 3 GHz pada Ultra cluster, 3 inti CPU Cortex A78 berkecepatan 2.6 GHz pada Super cluster, dan paca cluster efisiensi menggunakan 4 inti Cortex A55 berkecepatan 2 GHz. GPU yang digunakan adalah ARM Mali-G77 MC9.

Saya menggunakan smartphone ini sebenarnya sudah cukup lama, sekitar 1,5 bulan. Hal tersebut memang dilakukan untuk mendapatkan firmware kedua yang sudah pasti lebih bebas dari bug. Ternyata, firmware tersebut datang di akhir bulan Desember 2021 dan tidak membawa peningkatan kinerja pada Dimensity 1200-nya. Walaupun begitu, kinerja yang ada sudah jauh dari mumpuni untuk menjalankan game serta untuk digunakan sehari-hari.

Bermain Game

Mediatek Dimensity 1200 merupakan SoC tertinggi yang dimiliki oleh Mediatek saat ini. Dengan spesifikasi yang sangat tinggi untuk sebuah smartphone Android, tentu saja mampu menjalankan semua aplikasi yang ada pada Google Play Store, termasuk Game. Pada pengujian kali ini, saya (sudah pasti) menggunakan game Genshin Impact yang sangat memakan resource dari sebuah smartphone serta Pokemon Unite.

Oleh karena chipset-nya ditujukan untuk perangkat flagship, tentu saja saya langsung memasang profile Highest pada Genshin Impact. Limit framerate juga dinaikkan ke 60 fps agar bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dan hasilnya, Xiaomi 11T rata-rata bisa menjalankan game ini dengan framerate 44 fps. Hasil seperti ini tentu saja akan membuat pengguna nyaman untuk bermain.

Dua game selanjutnya adalah Pokemon Unite dan PUBG: New State. Sayang memang, sampai saat ini PUBG: New State belum mendukung Developer Options sehingga perhitungan framerate hanya bisa melalui aplikasi Game Turbo bawaan Xiaomi. Hasilnya, kedua game ini dapat berjalan pada 60 fps dengan stabil.

Untuk mengukur framerate, saya menggunakan aplikasi GameBench yang akurat dalam menghitung frame per detiknya

Bekerja dan hiburan

Seperti biasa, sebuah smartphone tentu saja tidak melulu hanya dipakai untuk bermain game. Dalam kegiatan sehari-hari, perangkat ini tidak luput dari pemakaian untuk bekerja dan juga hiburan. Aplikasi sosial media seperti Facebook, Tiktok, Twitter, Instagram, Zoom, dan Whatsapp serta aplikasi editor Filmora Go saya gunakan pada perangkat ini. Selain itu, tentu saja Trello dan Slack juga dipakai untuk bekerja.

Untuk menonton video, saya menggunakan VLC dan mencoba untuk menjalankan video 1080p H.265 yang ternyata lancar hingga habis. Oleh karena Xiaomi 11T menggunakan Dimensity 1200, Youtube yang ada pada perangkat ini sudah menggunakan codec AV1 secara hardware sehingga lebih menghemat bandwidth. Saat dijalankan pada 1080p, tidak ada lag yang dirasakan sehingga nyaman digunakan.

Benchmarking

Xiaomi 11T menggunakan cip baru dari Mediatek dengan Dimensity 1200. Untuk hal ini, saya kembali menghadirkan Dimensity 1100, Snapdragon 870, serta Snapdragon 888. Hal ini hanya untuk membandingkan kinerja sistemnya secara keseluruhan.

Walaupun Dimensity 1200 bukan yang paling kencang, namun bukan berarti Xiaomi 11T pelan. Hasil yang ada memang sudah di atas rata-rata perangkat mainstream yang sudah diluncurkan hingga hari ini. Tentunya, hasil ini sejalan dengan pengalaman saya dalam memakainya sehari-hari.

Uji baterai: 5000 mAh

Untuk menguji baterai dengan kapasitas 5000 mAh memang membutuhkan 1 hari khusus untuk menjalankannya. Namun, aplikasi yang ada saat ini belum bisa merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian smartphone tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan seperti menonton video dan mendengarkan musik serta sosial media.

Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Xiaomi 11T dapat bertahan hingga 20 jam 12 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 67 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang dari 45 menit.

Verdict

Untuk merasakan sebuah perangkat flagship, tentu saja orang harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Hal tersebut memang akan membuat orang tidak akan bisa merasakan lancarnya perangkat Flagship. Masalah tersebut dipecahkan oleh Xiaomi dengan mengeluarkan perangkat bernama Xiaomi 11T.

Smartphone ini menghasilkan kinerja yang sangat baik. Dengan menggunakan Mediatek Dimensity 1200, semua game dan aplikasi dapat berjalan dengan kencang tanpa masalah. Kinerja tersebut pun disokong dengan baterai 5000 mAh yang mampu bertahan lebih dari sehari. Apalagi, RAM yang sudah besar ini terbantu dengan Memory extension sebesar 3 GB yang membuatnya lebih lancar lagi untuk multitasking.

Setiap gambar yang diambil dari kamera Xiaomi 11T hasilnya akan bagus. Kamera 108 MP yang menghasilkan foto 12 MP tersebut mampu menggantikan kamera pocket untuk mengambil momen sehari-hari. Feature video yang ada juga membuat pengguna bisa mengeksplor bakat terpendam untuk menjadi sutradara. Sayang saja, kamera telephoto atau zoom absen pada perangkat ini.

Xiaomi menjual smartphone Xiaomi 11T dengan harga Rp. 5,999,000. Dengan harga tersebut akan terlihat terjangkau karena Xiaomi 11T hadir dengan fitur yang ada pada sebuah perangkat flagship. Harga tersebut juga jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan kakaknya, Xiaomi 11T Pro. Dengan kinerja dan fitur berbanding harga terjangkau yang diberikan membuat smartphone menjadi salah satu yang menarik untuk dimiliki oleh mereka yang menginginkan perangkat flagship yang murah.

Sparks

  • Hasil foto Xiaomi 11T yang bagus pada setiap kameranya
  • Daya tahan baterai yang baik serta pengisiannya yang cepat
  • Kinerja yang kencang untuk bermain dan bekerja
  • Layar OLED yang nyaman di mata dan warnanya yang bagus
  • Responsif saat bernavigasi
  • Harganya terjangkau untuk sebuah flagship
  • Mendukung AV1 pada Youtube tanpa lag

Slacks

  • Tanpa Dolby vision dan 8K Recording seperti seri Pro
  • Absennya lensa zoom dan OIS
  • Minim game yang mendukung 120 Hz di Xiaomi 11T

Synology FlashStation FS2500 dan SSD Tingkat Enterprise Diperkenalkan: Cocok untuk UMKM

Synology saat ini memang dikenal dengan produknya yang berhubungan dengan penyimpanan berbasis jaringan. Di Indonesia sendiri Synology sudah terkenal dengan Network Attached Storage (NAS) baik untuk pelanggan rumahan mau pun kantoran. Saat ini, ternyata Synology sudah memiliki penyimpanan berbasis flash storage. Untuk servernya, Synology memperkenalkan FlashStation FS2500 sementara untuk penyimpanannya ada SSD SAT5210, SNV3410, dan SNV3510.

“FS2500 terbaru ini dapat menjawab kebutuhan yang terus meningkat akan komputasi yang terdistribusi,” ujar Julien Chen, Product Manager di Synology. “Bentuk yang kompak menjadikannya solusi serbaguna yang dapat digunakan di edge atau aplikasi seluler.”

Synology FS2500 dirancang untuk menangani aplikasi IT bisnis yang membutuhkan penyimpanan dengan cepat serta latensi rendah, termasuk untuk keperluan virtual machine dan tugas paska produksi. FS2500 juga memiliki dimensi yang tipis dengan chassis 1U yang menampung 12 bay SATA 2,5″ sehingga dapat memberikan kapasitas penyimpanan yang besar yang mudah dipasang.

Sebuah storage Synology tentu saja sudah memiliki sistem operasi didalamnya. Pada FS2500 ini sudah memiliki DSM (DiskStation Manager) yang sudah dikenal dapat dioperasikan dengan sangat mudah. DSM sendiri mendukung beberapa fitur yang cukup penting untuk sebuah media penyimpanan seperti perbaikan drive otomatis, duplikasi penyimpanan, dan snapshot. Semua itu juga bisa dilakukan dengan jarak jauh melalui koneksi internet.

Selain FS2500, ada 3 buah SSD yang diperkenalkan oleh Synology. Ketiganya adalah SSD SAT5210, SNV3410, dan SNV3510. SAT5210 merupakan sebuah SSD SATA dengan kapasitas 480 GB hingga 3840 GB.  SNV3410 dan SNV 3510 merupakan SSD dengan interface NVMe 2280 dan 22110 yang menggunakan PCIe 3.0 x4 dan memiliki kapasitas 400 GB (SNV3410) serta 400 GB – 800 GB (SNV3510).

“Dengan masalah yang sedang berlangsung pada rantai persediaan stok saat ini, tidak mengherankan jika banyak vendor mulai menukar komponen,” ujar Chen. “Bagi pengguna akhir, hal ini sering berarti ketinggalan banyak peluang ketika dihadapkan dengan spesifikasi produk yang mereka terima. Hal ini tidak terjadi pada SSD kami, karena pengujian ketat yang digabungkan dengan proses validasi menjamin operasi optimal dengan sistem kami sendiri.”

Ketiga SSD ini menggunakan 3D NAND dengan jenis Triple Level Cell (TLC). Synology juga memberikan masa hidup yang panjang dengan minimal 491 TBW (Terabyte Written) dan memiliki garansi 5 tahun. Firmware-nya sendiri juga dapat langsung di upgrade melalui DSM. Analisis masa hidup dari setiap SSD yang terpasang juga tersedia pada DSM dengan versi 6.2.3-25426 atau di atasnya, sehingga pengguna akan tahu kapan harus mengganti SSD tersebut.

Synology memperkenalkan ke 4 perangkatnya ini ditujukan untuk para pelaku bisnis mulai dari UMKM hingga tingkat enterprise. Semua perangkat tersebut juga sudah bisa dipesan di Indonesia. Untuk Anda yang ingin memesannya secara B2B, bisa langsung menghubungi Synology Indonesia.

[Review] Prolink Smart Bulb dan Smart IR Controller: Hidupkan Lampu dan Peralatan Listrik via Internet

Sekitar 2 bulan yang lalu, saya mendapatkan sebuah panggilan telepon dari Prolink. Seperti yang kita ketahui, Prolink sudah tenar dengan produknya yang berhubungan dengan networking, seperti router, mesh, dan lain sebagainya. Namun, ternyata saat ini Prolink sudah merambah ke produk AIoT. 2 Produk yang saat ini sedang saya gunakan adalah Prolink Smart Bulb dan Smart IR Controller.

Prolink Smart LED Bulb memiliki nomor seri DS-3601 merupakan sebuah bohlam LED yang memiliki hingga 16 juta warna. Hal ini berarti bahwa pengguna bisa membuat lampu tersebut berwarna sesuai dengan keinginannya. Untuk mengubahnya, tentu saja bisa dilakukan dengan sebuah aplikasi Untuk produk yang datang ke meja pengujian DailySocial.id, spesifikasi dayanya adalah 9 watt.

Prolink Smart IR Controller merupakan sebuah remote control untuk segala perangkat yang ada di rumah, seperti AC, TV, fan, proyektor, dan lain sebagainya. Perangkat ini nantinya harus ditaruh pada sebuah tempat yang terjangkau pada alat yang ingin di remote. Setelah itu, kita bisa menyalakan, mematikan, dan mengatur beberapa setting dari jarak jauh. Lagi-lagi, hal tersebut tentu saja membutuhkan sebuah aplikasi tersendiri.

Untuk produk AIoT-nya, Prolink bekerja sama dengan Tuya. Hal tersebut dapat dilihat dari logo perusahaan AIoT global tersebut pada paket penjualan dari Prolink Smart Bulb dan Smart IR Controller.

Desain

Prolink Smart LED Bulb terlihat seperti bohlam LED pada umumnya. Bagian atasnya bulat dan memiliki fitting e27 seperti bohlam pada umumnya. Hal tersebut berarti bahwa kita bisa memasangkan lampu ini di setiap fitting yang ada di rumah. Lampunya sendiri memiliki rating 9 watt dengan tingkat kecerahan 900 lumens. Perangkat ini memang terasa cukup berat untuk sebuah lampu LED karena memiliki bobot 108 gram.

Lampu LED pintar ini mendukung WiFi dengan 802.11 b/g/n. Hal tersebut berarti hanya jaringan 2,4 GHz saja yang bisa diakses oleh lampu tersebut. Usahakan agar jarak lampu dengan router WiFi cukup terjangkau sehingga mudah untuk dikendalikan dari jarak jauh.

Lampu ini memiliki hingga 16 juta warna untuk ditampilkan. Temperatur warnanya sendiri memiliki rentang antara 2700K hingga 6500K. Ketahanan dari lampu ini diklaim oleh Prolink memiliki waktu hingga 25000 jam. Jadi, lampu ini akan rusak jika dinyalakan secara terus menerus hingga 2,8 tahun atau 34 bulan.

Prolink Smart IR Controller yang saya dapatkan memiliki warna hitam dan berbentuk bundar. Keseluruhan badannya terbuat dari plastik. Bobotnya sendiri sangat ringan, hanya 68 gram saja. Karena menggunakan infra merah, maka perangkat ini harus berada di sekitar 10 meter dari setiap peralatan yang ingin di-control. Perangkat ini sendiri mampu mengakses beberapa peralatan secara langsung.

Untuk bisa stand by secara terus menerus, Prolink Smart IR Controller harus terhubung dengan listrik. Perangkat ini memiliki sebuah port microUSB pada bagian bawahnya. Namun sayang, kabel yang diberikan hanya memiliki panjang sekitar 1 meter saja sehingga cukup membatasi penempatan perangkat ini sendiri. Saya cukup menyarankan untuk membeli sebuah kabel microUSB yang memiliki panjang sekitar 3 meter.

Prolink Smart IR Controller dapat terhubung dengan WiFi 802.11 b/g/n. Hal tersebut juga berarti bahwa perangkat ini hanya bisa terhubung pada jaringan WiFi 2,4 GHz. Untuk melakukan reset dan pairing, terdapat sebuah tombol di bagian bawahnya.

Kedua perangkat dari Prolink ini tentu saja membutuhkan aplikasi untuk mengatur dan menggunakannya. Prolink sudah memiliki aplikasi bernama mEzee yang bisa digunakan pada sistem operasi Android dan iOS. Aplikasi ini bisa diinstal pada beberapa smartphone yang berbeda dengan 1 login yang sama. Hal ini tentu saja membuat seluruh keluarga dapat menyalakan dan mematikan lampu, AC, TV, dan lain sebagainya dari jarak jauh.

Pengalaman menggunakan

Dari kedua perangkat tersebut, Prolink Smart LED Bulb adalah yang pertama saya coba. Untungnya, bohlam ini datang pada saat lampu LED saya yang lama sudah berkedip setelah pemakaian lebih dari 7 tahun. Jadi, tidak ada salahnya saya memasangkan bohlam baru ini di kamar saya dan bukan untuk ruang studio.

Saat pertama kali saya nyalakan, lampu bohlam pintar ini berkedip-kedip. Hal ini berarti bahwa lampu tersebut akan melakukan pairing dengan aplikasi mEzee. Untuk pairing, saya harus terlebih dahulu terhubung dengan SSID WiFi pada jaringan 2,4 GHz. Setelah selesai pairing, lampu siap digunakan.

Lampu yang satu ini menyala cukup terang pada saat pertama kali berfungsi secara penuh. Tentu saja saya langsung mencoba mengubah warnanya dari aplikasi mEzee. Lampu ini dapat diubah dari lampu dengan warna putih fluorescent menjadi kuning bohlam sesuai dengan keinginan penggunanya. Tingkat kecerahannya juga bisa diturunkan sehingga tidak terlalu silau di mata serta menurunkan konsumsi dayanya pula.

Saat diubah warnanya ke mode RGB atau warna, tingkat kecerahannya langsung menurun drastis. Hal ini bisa saja terjadi karena perangkat ini mematikan LED warna putih didalamnya. Dengan mode ini, tentu saja kita bisa membuat warnanya seperti yang kita mau. Untuk mengubahnya bisa langsung menggunakan aplikasi mEzee dengan menggeser pilihan.

Tidak hanya dengan mode 1 warna saja, lampu ini juga bisa dibuat warna warni dengan pilihan yang ada. Jika sedang mendengarkan musik, mode musik akan mengubah warna lampu setiap ada suara yang terdengar. Selain itu, masih banyak preset yang bisa diatur pada perangkat ini.

Untuk mematikan dan menyalakan lampu, kita juga bisa langsung menggunakan pilihan yang ada pada aplikasi tersebut. Asalkan lampu ini terhubung dengan router yang terhubung pula dengan internet, kita bisa mengakses lampunya di mana saja. Aplikasi mEzee juga bisa membuat jadwal menyalakan dan mematikan lampu sehingga kita tidak lagi perlu melakukannya secara manual.

Sekarang berpindah dari lampu pintar ke Smart IR Controller. Oleh karena kabelnya yang cukup pendek, mau tidak mau perangkat ini saya hubungkan ke laptop yang selalu digunakan untuk bekerja saat sedang diuji. Untuk melakukan pairing, kita harus menekan tombol reset yang ada di bagian bawah perangkat ini selama 5 detik. Setelah berkedip, siapkan aplikasi mEzee.

Sama seperti Smart Bulb, Smart IR Controller dengan nama kode DS-3301 ini akan terhubung dengan jaringan 2,4 GHz yang sama digunakan di smartphone pada saat pairing. Setelah terhubung, tiba saatnya untuk menentukan perangkat ini akan menjadi remote untuk apa saja. Untuk pengujian, saya hanya menggunakannya untuk AC Sharp.

Sama seperti sebuah alat remote control pada smartphone, kita harus mencoba beberapa profile yang cocok. Jadi, saya harus mencocokkan kapan AC saya menyala pada setiap mode yang menjadi pilihan. Untungnya, semua pengujian berjalan lancar pada percobaan pertama.

Satu hal yang menjadi kendala adalah Smart IR Controller hanya bisa menyalakan, mematikan, mengatur suhu, dan kecepatan pada AC Sharp yang saya gunakan. Fungsi lain seperti mengatur flap arah AC, menyalakan fungsi ION, mode AC, dan lain sebagainya masih belum bisa dilakukan. Jadi, Smart IR Controller ini hanya bisa mengoperasikan fungsi-fungsi dasarnya saja.

Aplikasi mEzee juga bisa melakukan mode manual, di mana kita bisa mengarahkan remote kita pada Smart IR Controller. Nantinya, mEzee akan meminta pengguna untuk menekan 3 tombol untuk dicocokkan database-nya. Hal ini akan lebih memudahkan pengguna untuk menemukan profile mana yang cocok untuk peralatannya.

mEzee juga dapat dihubungkan dengan Google Assistant, Amazon Alexa, serta Siri. Hal tersebut tentunya membuat lampu pintar dan remote control ini bisa diakses melalui suara dan membuatnya menjadi lebih keren. Kita tidak perlu menjadi seorang Tony Stark untuk bisa menyalakan lampu melalui kendali suara.

Verdict

Dengan mulai berkembangnya minat masyarakan akan perangkat AIoT, tentu saja para perusahaan teknologi juga berlomba-lomba untuk menghadirkan produknya. Prolink adalah salah satu merek yang sudah lama bermain di Indonesia dan saat ini sudah merambah ke pasar AIoT. Walaupun produk AIoT-nya belum banyak, Prolink saat ini sudah memiliki Smart Bulb dan Smart IR Controller.

Lampu pintar ini dapat menghasilkan hingga 16 juta warna yang dapat diatur melalui aplikasi mEzee. Lampu ini juga sangat terang sebagai sebuah bohlam LED biasa dan dapat diredupkan sesuai dengan keinginan. Untuk mematikan dan menyalakannya, kita bisa langsung menggunakan aplikasi, mematikan melalui saklar, atau melalui suara.

Remote control pintar dari Prolink ini juga mampu menyalakan banyak perangkat seperti AC, TV, dan lain sebagainya. Namun sayang, hanya fungsi dasar saja yang mampu dilakukan oleh perangkat ini. Hal tersebut membuatnya belum bisa menggantikan fungsi remote control asli secara penuh. Walaupun begitu, setidaknya perangkat ini bisa menyalakan AC di kamar saya saat masih berada di luar rumah.

Harga dari Prolink Smart Bulb adalah Rp. 190.000. Untuk Smart IR Controller, Prolink menjualnya pada harga Rp. 210.000. Harga ini cukup kompetitif di mana beberapa merek ada yang sedikit lebih mahal dengan fungsi yang kurang lebih sama. Dengan harga tersebut, konsumen bisa membuat sebuah rumah pintar yang dapat diatur melalui koneksi internet.

Sparks

  • Smart Bulb yang memiliki 16 juta warna dan bisa diubah warnanya sesuai kehendak
  • Smart IR Controller yang bisa mengakses banyak perangkat
  • Aplikasi mEzee yang sangat mudah untuk digunakan, bahkan untuk orang awam sekalipun
  • Dapat dengan mudah dihubungkan dengan aplikasi asisten seperti Google Assistant
  • Smart Bulb yang memiliki daya tahan 25000 jam
  • Dapat dioperasikan dari jarak jauh dengan menggunakan internet

Slacks

  • Belum ada dukungan WiFi 5 GHz
  • Smart IR Controller hanya bisa mengakses fungsi dasarnya saja
  • Mode warna dari Smart bulb tidak terlalu terang

[Review] Dell Precision 3561: Workstation Entry Level dengan Kinerja Tinggi dan NVIDIA Quadro

Membeli sebuah komputer dan laptop yang digunakan untuk sebuah pekerjaan profesional memang tidak bisa sembarangan. Hal tersebut dikarenakan untuk pekerjaan berat tentu saja membutuhkan spesifikasi yang berbeda pula, seperti pada sisi GPU-nya. Untuk pekerjaan tersebut, seseorang akan membutuhkan sebuah laptop workstation yang memang memiliki kinerja tinggi dan tentu saja harga yang tinggi pula. Seperti halnya Dell memperkenalkan laptop workstation Dell Precision 3561 yang baru-baru ini datang ke Dailysocial.

Dell Precision 3561 merupakan sebuah laptop workstation yang sudah menggunakan Intel Tiger Lake H. Saat ini, masih banyak laptop workstation yang masih menggunakan Tiger Lake U, seperti saudaranya Precision 3560. Pada sisi grafisnya, Dell Precision 3561 ternyata sudah menggunakan GPU dari NVIDIA yang memang khusus dipakai oleh para developer dan desainer, yaitu NVIDIA Quadro T1200. Kemampuan Quadro sendiri cukup berbeda dengan GeForce yang khusus dibuat untuk gaming.

Sebuah workstation juga membutuhkan ruang untuk melakukan upgrade. Hal tersebut juga diusung oleh Dell pada Precision 3561-nya yang mudah untuk menambahkan storage serta RAM yang ada. Laptop ini bahkan sudah menyediakan sebuah tambahan slot NVMe PCI-e x4 Gen 4 yang sepertinya masih tidak banyak dimiliki oleh laptop lainnya.

Spesifikasi lengkap dari Dell Precision 3561 yang saya dapatkan dapat dilihat pada tabel berikut ini

Prosesor Intel Core i7 11800H (8C16T) 2,3 GHz, Turbo 4,6 GHz
GPU Intel UHD + NVIDIA Quadro T1200
RAM 16 GB LPDDR4 3200 MHz Dual Channel
Storage Western Digital SN530 M.2 NVMe PCI-e 256 GB
Layar IPS 15,6 inci 1920×1080 IPS
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 2,15 kg
Sistem operasi Windows 10 Pro
Dimensi 357.80 x 233.30 x 22.67 mm
Baterai 97 Wh

Spesifikasi dari CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat dari gambar berikut ini:

Unboxing: Charger

Didalam paket penjualannya, selain dokumen dan kartu garansi, hanya terdapat charger dan kabel listrik. Unit charger yang ada pada paket penjualannya menggunakan standar Power Delivery. Kabelnya sendiri adalah USB-C to USB-C yang bisa digunakan pada semua perangkat yang menggunakan port ini. Charger-nya sendiri dapat mengisi daya hingga 130 watt.

Desain

Dell Precision 3561 memiliki warna seperti kebanyakan laptop yang beredar selama ini, yaitu abu-abu perak. Agar bobotnya tidak tambah berat, Dell juga menggunakan body berbahan plastik polikarbonat pada laptop ini. Walaupun begitu, Dell Precision 3561 masih terasa kokoh saat dipegang yang juga menandakan bahwa kualitas produksinya yang sangat baik. Finishing matte-nya juga membuat minyak bekas sidik jari sulit menempel pada permukaannya.

Precision 3561 menggunakan layar dengan jenis IPS yang memiliki resolusi tinggi, yaitu 1920 x 1080 atau 1080p. Layar ini juga memiliki dimensi 15,6 inci dengan rasio 16:9 yang memang cocok digunakan untuk bekerja. Dell mendesain bingkai kanan dan kirinya cukup kecil untuk sebuah workstation, namun bingkai atas dan bawahnya masih terasa cukup tebal.

Laptop untuk bekerja menandakan pula bahwa layout keyboard-nya juga harus mendukung. Hal tersebut pula yang membuat Dell Precision 3561 memiliki desain Full Keyboard lengkap dengan NumPad. Keyboard ini sendiri nyaman digunakan untuk mengetik karena ruangnya yang lebar dan juga memiliki LED backlit yang otomatis menyala saat ditekan salah satu tombolnya. Satu-satunya yang cukup tidak saya sukai adalah tombol panah atas dan bawah yang sangat kecil dan cukup menyulitkan untuk ditekan.

Di sisi kanan atas dari keyboard ini terdapat sebuah tombol Power yang juga sekaligus sebagai pemindai sidik jari. Lalu pada bagian bawah keyboard terdapat sebuah touchpad yang cukup responsif dan juga cukup nyaman saat ditekan pada bagian kanan dan kirinya. Uniknya, pada sisi sebelah kanan touchpad tersebut terdapat sensor NFC multifungsi.

Dell Precision 3561 juga memiliki 2×2 watt speaker yang terletak pada bagian bawahnya. Uniknya suara yang keluar dari laptop ini, entah dari speaker maupun earphone, menjadi lebih baik karena Audio Enhancement yang bisa diakses pada aplikasi Dell Optimizer dan sudah menyala secara default. Selain itu, laptop ini juga memiliki 2 microphone yang dapat menghalau noise.

Port yang ada pada laptop ini juga tergolong lengkap. Pada sisi kanannya dapat ditemukan slot microSD, port audio 3,5 mm, 2 x USB 3.2 Gen 1, HDMI 2.0, RJ-45, dan lock slot. Pada bagian kirinya terdapat 2 x USB-C 4 / Thunderbolt 4 dan slot Smart Card.

Sistem operasi yang terpasang pada laptop Dell Precision 3561 adalah Windows 10 Pro. Tentunya dengan cip TPM 2.0 yang terpasang pada laptop ini membuatnya bisa di-upgrade ke Windows 11 Pro. Dell juga sudah memasangkan software Dell Optimizer yang akan mendeteksi segala update yang dibutuhkan pada laptop ini.

Pengujian

Dell Precision 3561 menggunakan prosesor Core i7-11800H atau sering dikenal dengan Tiger Lake H dan memiliki kartu grafis terintegrasi Intel UHD Gen 11. Intel UHD ini sendiri memiliki 32 Execution Unit yang kencang. Prosesornya sendiri memiliki 8 core dengan 16 threads dengan kecepatan 2,3 GHz dan memiliki Turbo hingga 4.6 GHz yang beroperasi pada TDP 35 watt hingga 45 watt. Tiger Lake sendiri sudah menggunakan litografi 10 nm SuperFin.

Laptop ini juga datang dengan discrete graphics card didalamnya. GPU tersebut adalah NVIDIA Quadro T1200. GPU ini memiliki memori GDDR6 sebesar 4 GB dengan 1024 unified shaders. Sebagai informasi, Quadro lebih ditujukan kepada rendering 3D dan bukan untuk bermain game.

RAM yang terpasang pada perangkat ini juga sudah menggunakan mode dual channel. RAM tersebut juga dapat dengan mudah diganti karena tidak tersolder pada motherboard-nya. Dell mempercayakan penyimpanan SSD NVMe pada Western Digital dengan SN530 yang memiliki form factor 2230. Untuk menambah kapasitasnya, Dell juga sudah menyediakan sebuah port NVMe PCIe x4 Gen 4 pada board-nya.

Oleh karena pangsa pasar dari laptop ini bukan lah gamer, saya langsung skip pengujian untuk bermain game. Walaupun begitu, sesekali saya mencoba bermain beberapa game seperti Valorant Dan CS:Go yang bisa disetting maksimum dan dapat mencapai 60 fps. Tentunya para pekerja ju akan sesekali bermain game untuk mengurangi kepenatan.

Dalam bekerja, laptop yang satu ini memang sudah tidak perlu lagi diragukan keandalannya. Terus terang, artikel ini sebagian besar ditulis langsung pada Dell Precision 3561. Namun, sepertinya Dell harus lebih memperhatikan dari sisi software, karena laptop ini beberapa kali mengalami lag saat melakukan browsing saat memakai Microsoft Edge. Hal tersebut pun berlaku pada saat saya melakukan reset.

Sayangnya, saya tidak memiliki kemampuan dalam melakukan desain 3D. Namun saat melakukan editing pada Adobe Photoshop dan sedikit menggunakan Filmora untuk editing video, saya tidak menemukan masalah sama sekali. Laptop ini sangat nyaman untuk digunakan dalam mengerjakan pekerjaan yang saya lakukan.

Untuk mengukur kinerjanya, saya menggunakan beberapa aplikasi benchmark. Dan untuk mengukur kinerjanya, saya kembali menghadirkan laptop dengan prosesor Intel Core i7 1165G7 dan 10850H, sang pendahulunya. Berikut adalah hasil benchmarking-nya

Dapat dilihat bahwa kinerja dari laptop dari Dell ini sangat baik. Tentunya lebih baik jika dibandingkan dengan sang pendahulunya. Dengan kinerja tersebut, maka seluruh pekerjaan akan dapat terselesaikan dengan baik. Namun, kinerja dari GPU-nya memang belum cukup untuk melakukan desain 3D dengan yang lebih intensif.

Uji Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 10 jam 11 menit. Namun saat menggunakan laptop ini untuk melakukan rendering dan editing, seharusnya hasilnya akan lebih pendek. Saat mengisi baterainya, dengan menggunakan charger bawaan yang memakai 130 watt, laptop ini akan terisi secara penuh dalam waktu sekitar 1,5 jam lebih.

Saya juga mencoba mengisi baterai dengan menggunakan charger 65 watt. Hasilnya, laptop ini akan mengeluarkan notifikasi slow charging. BIOS-nya pun juga akan mengeluarkan notifikasi bahwa baterai akan terisi secara pelan.

Verdict

Dalam mencari laptop workstation yang memiliki kinerja tinggi memang cukup sulit untuk saat ini. Apalagi, beberapa pekerjaan memang tidak dapat dilakukan dengan laptop consumer biasa. Untuk mendapatkan laptop yang memiliki kinerja tinggi, Dell pun memiliki solusinya. Salah satunya dengan Dell Precision 3561.

Kinerja yang dimiliki oleh laptop ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Dengan menggunakan Intel Core i7 11800H dengan 8 core dan 16 thread, dapat menangani segala pekerjaan dengan sangat baik. Memiliki NVIDIA Quadro T1200 juga akan membuat segala pembuatan desain dengan lebih nyaman. Hal tersebut didukung dengan daya tahan baterai yang cukup panjang.

Dell menjual Precision 3561 dengan harga mulai dari Rp. 25.750.000 dan sudah termasuk pajak. Dengan harga tersebut, konsumen bisnis sudah bisa mendapatkan laptop workstation sekelas PC dengan kinerja dan keamanan yang tinggi. Sama seperti sebuah desktop, laptop ini juga bisa di-upgrade dengan mudah karena terdapat slot NVMe PCIe x4 Gen 4 ke 2, RAM, SATA, dan beberapa port lainnya.

Sparks

  • Spesifikasi serba tinggi membuat laptop ini memiliki kinerja yang kencang
  • Tersedia slot microSD, NFC, serta 2 buah Thunderbolt 4
  • Tersedia slot PCIe NVMe x4 Gen 4 kosong
  • Mudah di-upgrade untuk RAM dan penyimpanan internal
  • Daya tahan baterai cukup baik

Slacks

  • Bobotnya terasa cukup berat untuk sebuah laptop
  • Material body-nya masih menggunakan plastik

Laptop Sultan ACER Predator Helios 500 Resmi Hadir di Indonesia: Mampu Streaming 36 Jam Non Stop

Di penghujung tahun 2021, ACER kembali meluncurkan sebuah laptop gaming premium mereka. Kali ini, sasaran penjualannya adalah gamer sultan yang membutuhkan kinerja tinggi dan dijual dengan harga yang tinggi pula. ACER memperkenalkan Predator Helios 500 yang saat ini memiliki spesifikasi yang sangat tinggi untuk sebuah laptop gaming.

ACER meluncurkan laptop yang satu ini pada tanggal 17 Desember 2021 secara online melalui kanal Youtube resminya. Acara peluncurannya juga dibarengi dengan sebuah perhelatan di mana ACER akan menggunakan Predator Helios 500 untuk streaming secara non stop selama 36 jam. Hal ini tentu saja untuk membuktikan kualitas dari laptop gaming itu sendiri.

“Seiring dengan perkembangan tren ekosistem gaming dan terus bertambahnya pilihan perangkat gaming di pasar Indonesia, Predator secara aktif mendukung para gamer dan streamers untuk  mengembangkan kreativitasnya melalui jajaran produk termutakhir. Acara Predator Showtime 36H ini sengaja kami hadirkan untuk membuktikan bahwa produk laptop Predator tidak hanya dipersenjatai spesifikasi dan fitur terbaik tapi juga durabilitas yang dapat diandalkan,” kata Fransisca Maya, Head Marketing of Acer Indonesia.

“Melalui Predator Showtime 36H, kami ingin membuktikan bahwa Predator Helios 500 mampu memenuhi standar laptop gaming powerful melalui spesifikasi seperti prosesor baru dari Intel, yakni Intel Core i9 Generasi ke-11 dan kartu grafis NVIDIA GeForce terbaru, RTX 3080, layar 4K dengan teknologi Quantum Dot, serta sistem pendingin yang mampu menghasilkan pendinginan optimal, yakni Vortex Flow dan Predator Power Gem. Tak hanya itu, Predator Helios 500 ini akan digunakan secara terus menerus hingga 36 jam  untuk membuktikan performa yang stabil dengan suhu tetap sejuk,” ujar Andreas Lesmana, Gaming Product Manager Acer Indonesia

Predator Helios 500 (PH517-52) adalah laptop premium yang hadir dengan prosesor  Intel Core i Generasi ke-11 Core i9-11980HK serta  GPU NVIDIA GeForce RTX 3080. Prosesor Intel Core i9-11980HK 3,3 GHz dengan Turbo 5 GHz menggunakan konfigurasi 8 core, 16 thread dan memiliki cache sebesar 24MB. Prosesor ini  juga dapat dioverclock secara mudah untuk meningkatkan performanya hanya dengan menekan tombol turbo. CPU pada laptop ini juga telah memiliki jalur PCIe gen 4 yang bisa digunakan pula untuk NVMe SSD Gen 4.

Laptop ini memiliki layar 17,3 inci dengan teknologi Mini LED dan Quantum Dots serta memiliki resolusi UHD, serta refresh rate 120Hz yang telah mendukung G-Sync dari NVIDIA. Layar Predator Helios 500 telah tersertifikasi VESA HDR1000 dengan dukungan 512 Zona LED. Tak ketinggalan, layar laptop ini juga mampu menampilkan lebih banyak warna dengan dukungan color gamut 100% DCI-P3.

Predator Helios 500 (PH517-52) tersedia untuk dibeli mulai Desember 2021 dengan harga Rp72.999.999. Dengan harga tersebut, pengguna juga sudah mendapatkan Windows 11 Home dan aplikasi Office Home and Student 2019. Untuk seri Predator, ACER memberikan garansi dengan total 3 tahun untuk servis.

Mengapa Helios 500 dipilih untuk jalan selama 36 jam?

Pada acara peluncurannya, ACER juga mengadakan perhelatan untuk membuktikan bahwa Helios 500 mampu dipakai selama 36 jam non stop. Walaupun begitu, sebuah komputer dan laptoptentu saja bisa digunakan selama lebih dari itu secara non-stop. Lalu apakah alasan dari ACER untuk menjalankan Helios 500 selama 36 jam?

Ibu Fransisca mengatakan bahwa ACER sangat percaya diri bahwa produk ini bisa bertahan selama itu. Bahkan, Fransisca juga mengatakan bahwa dia percaya Helios 500 bisa berjalan jauh lebih lama dari pada acara yang mereka gelar kali ini. ACER ingin memberikan fakta kepada para konsumen sekalian melihat langsung dan menghibur bahwa laptop terbarunya ini memang memiliki durabilitas yang tinggi.

Bapak Andreas juga menambahkan bahwa Helios 500 merupakan sebuah desktop replacement. Dengan desain yang compact, kinerjanya juga sudah mampu menyaingi sebuah desktop gaming yang ada saat ini. Jadi saat ini konsumen di Indonesia sudah bisa mendapatkan sebuah laptop dengan performa sekelas PC gaming dengan bentuk yang lebih kecil pada Helios 500.

OPPO Kembali Gandeng UMKM dengan A95: Untuk Hadiah Natal hingga Bantuan Bencana Alam

OPPO merupakan satu-satunya produsen smartphone yang saat ini menggandeng banyak UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) untuk maju bersama. Hal tersebut ditandai dengan kerjasama antara OPPO dengan smartphone A95 dan beberapa UMKM seperti Johnson, Revive Indonesia, serta Gentanala. Hal ini tidak lain adalah usaha OPPO untuk membangkitkan ekonomi mikro yang harapannya dapat membangkitkan gairah perekonomian secara nasional sebelum tutup tahun.

Menjelang akhir tahun, tentu saja kegiatan belanja untuk hadiah Natal dan Tahun Baru. Kali ini, konsumen di Indonesia pun dapat memilih smartphone seperti OPPO A95 yang saat ini ternyata lebih sukses penjualannya dibandingkan dengan OPPO A92 sebesar 143%. Hal tersebut tentu saja berkaitan erat dengan feature serta spesifikasi yang ditawarkan oleh OPPO yang sangat membantu para pelaku UMKM untuk lebih meningkatkan lagi pemasaran produknya.

“OPPO A95 dapat menjadi rekomendasi hadiah Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 kali ini, dengan perangkat ini kita dapat membuat keluarga tetap terhubung satu sama lain, baik melalui panggilan telepon maupun video melalui beberapa aplikasi perpesanan populer. Dukungan melalui fitur kamera depan maupun keberadaan layar resolusi tinggi yang jernih dapat membuat panggilan video lebih bermakna. Selain itu, OPPO juga merekomendasikan produk dari A95 UMKM Partner untuk dapat dijadikan pilihan hadiah di tahun ini,” ujar Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia.

Pada pertemuan yang diadakan pada tanggal 15 Desember 2021 bertempat di Nalar Live, brand  Johnson, Revive Indonesia, serta Gentanala yang merupakan UMKM asli Indonesia ternyata membuat produk yang terinspirasi dari desain OPPO A95. Hal tersebut seperti sepatu Neutron Series dari Johnson, yang memiliki warna yang ada pada OPPO A95 versi Rainbow Silver serta Starry Black Edition. Johnson menggunakan paduan warna peach, tosca, serta ungu yang cantik dan memang sangat mirip dengan warna pelangi pada OPPO A95.

Selanjutnya, Gentanala juga mengeluarkan dompet dan jam tangan yang juga terinspirasi dari OPPO A95. Hal tersebut seperti dompet Sartono dan jam tangan Saraswati A95 Glowing Rainbow Silver Edirion. Selain itu, Gentanala juga mengeluarkan dompet Sartono dan jam tangan Widodo yang diambil dari OPPO A95 Starry Black Edition.

Namun sayang, produk edisi spesial ini ternyata tidak dijual. OPPO beserta ketiga UMKM yang hadir kali ini hanya akan melakukan lelang terhadap beberapa produk mereka yang bakal langsung diadakan pada setiap halaman Instagram mereka seperti Johnson (@jhonson_Indonesia), Revive (@revive.Indonesia), dan Gentanala (@gentanala). Semua hasil lelang tersebut akan dikumpulkan untuk membantu korban erupsi gunung Semeru.

Produk-produk yang bakal dilelang pada Instagram masing-masing UMKM adalah sebagai berikut

  • OPPO A95 sebanyak 3 buah
  • Johnson Neutron Series
  • Revive Achilles
  • Gentanala Sartono
  • Gentanala Widodo
  • Wheelgear Performance Edition

Masing-masing paket kolaborasi ini akan dilelang melalui akun Instagram dari para partner UMKM mulai 16-24 Desember 2021. Lelang akan dibuka mulai dari Rp. 3.000.000 dan berlaku setiap kelipatan 100 ribu rupiah. Produk lelang nantinya akan dikirim kepada pemenang langsung oleh OPPO Indonesia. Dan produk tersebut nantinya akan dikirim setelah semua kegiatan lelang sudah selesai.

Kriteria UMKM untuk bekerja sama dengan OPPO?

Mendengar dari pengakuan Angeline Attan dari Johnson dan Reza Rahman dari Gentanala, hasil kerjasama dengan OPPO memang membuahkan hasil yang baik. Penjualan produk mereka juga cukup meningkat setelah bekerja sama dengan OPPO dan dengan menggunakan smartphone OPPO A95 sangat membantu dalam pemasarannya. Hal tersebut tentu saja sejalan dengan tujuan OPPO untuk meningkatkan gairah perekonomian Indonesia melalui UMKM. Seperti yang kita ketahui, UMKM sendiri berkontribusi sekitar 60% pada perekonomian nasional.

“Rekomendasi untuk memilih produk UMKM asli Indonesia ini dilakukan OPPO dengan tujuan untuk membangkitkan ekonomi mikro yang harapannya dapat membangkitkan gairah perekonomian secara nasional sebelum tutup tahun,” tambah Aryo.

Lalu bagaimana caranya agar UMKM dapat bekerja sama dengan OPPO? Aryo mengatakan bahwa satu-satunya syarat untuk bisa bekerja sama dengan OPPO hanyalah kemauan saja. Sayangnya, tidak semua UMKM mau dan berani untuk bekerja sama dengan OPPO. OPPO juga sudah memiliki daftar UMKM yang ingin mereka ajak kerjasama dan sudah menghubungi banyak UMKM.

Cukup disayangkan memang, ada beberapa UMKM di Indonesia yang sepertinya tidak ingin berkembang. Entah apakah mereka belum siap atau melimitasi diri mereka sendiri untuk menjadi lebih besar. OPPO sendiri mengajak para UMKM untuk lebih menyadari pentingnya branding dan untuk lebih dikenal di masyarakat. Dan OPPO nantinya akan menjadi fasilitator bagi para UMKM ini untuk bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat di Indonesia.

OPPO juga mengajak konsumen Indonesia untuk mencoba produk dari UMKM Indonesia. Untungnya, Aryo menggunakan sepatu Johnson yang memiliki ukuran yang sama dengan kaki saya, yaitu 45. Saya tertarik untuk mencobanya dan setelah memakainya, ternyata memang pengalamannya tidak kalah dengan sepatu buatan luar negeri. Sol yang empuk dan penutup kaki yang tidak sempit membuat jalan dan berdiri menjadi nyaman.

Yuk jangan takut untuk menggunakan produk buatan dalam negeri. Apalagi saat ini, produk-produk Indonesia sudah digunakan oleh merek-merek terkenal di luar negeri dan terbukti memiliki kualitas yang sangat baik.