Kehadiran gadget dalam kebutuhan sehari-hari sudah tidak dapat terpisahkan. Bisa disebut bahwa gadget adalah rumah digital untuk segala informasi pribadi yang Anda miliki.
Continue reading Tips Meningkatkan Keamanan iPhone di Tahun 2020
Kehadiran gadget dalam kebutuhan sehari-hari sudah tidak dapat terpisahkan. Bisa disebut bahwa gadget adalah rumah digital untuk segala informasi pribadi yang Anda miliki.
Continue reading Tips Meningkatkan Keamanan iPhone di Tahun 2020
Sistem operasi terbaru Microsoft, Windows 10, sudah diperkenalkan secara resmi beberapa waktu lau di Redmond. Dalam presentasinya, pemateri mengumumkan berbagai kapabilitas baru yang akan dimiliki sistem operasi Microsoft tersebut, yaitu Windows 10 akan mampu berjalan di atas platform ponsel pintar, tablet, dan komputer pada umumnya.
Di acara yang sama Microsoft juga memperkenalkan fasilitas baru berubah sistem konferensi dan juga kaca mata hologram. Namun pada acara Windows 10 tersebut, Microsoft sama sekali tidak menyinggung seputar visinya terhadap tren Internet of Things (IoT) dengan Windows versi teranyar ini. Semantara Microsoft kini juga tengah mengembangkan berbagai solusi untuk IoT, sama seperti vendor-vendor teknologi dunia lainnya.
Pada kesempatan terpisah, di acara TechEd Eropa, Windows 10 dikatakan juga disiapkan secara khusus untuk mendampingi implementasi IoT. Dalam slide yang ditampilkan pembicara dipaparkan bahwa akan terdapat beberapa varian platform Windows 10 dan .NET Micro Framework untuk perangkat IoT. Bagi pengembang perangkat mengharapkan bahwa Windows 10 yang akan digunakan untuk IoT nantinya diharapkan dapat dibangun pada core yang umum digunakan untuk perangkat yang saling terhubung (OneCore).
Dikatakan oleh Steve Teixeira, Windows IoT Team Director of Program Management bahwa .NET Micro Framework ditujukan untuk berbagai hal terkait dengan sub PE (Preinstallation Environment) class of device, seperti digunakan untuk mengembangkan solusi di peralatanwearables, mobil pintar, ruang konferensi dan sebagainya. Solusi yang dikembangkan tersebut ditujukan secara kusus untuk alat-alat yang tidak bisa menjalankan OS secara penuh, atau alat-alat yang cara bekerjanya menginduk/berinteraksi dengan perangkat lain, misalnya pada sistem alat rumah tangga yang dikelola menggunakan smartphone/tablet.
Microsoft sebenarnya sudah memiliki pengalaman pengembangan sistem operasi yang dijalankan pada perangkat non-komputer dengan Windows Embedded. Untuk interoperabilitas yang lebih luas, penting bagi Microsoft Windows untuk mulai memikirkan kapabilitas Windows di perangkat yang lebih kecil ala Arduino, Galileo, dan Rasberry Pi, sebagai langkah awal untuk membuka peluang di perangkat IoT. Windows 10 “Athens” mungkin bisa menjadi solusi baru untuk dapat menggantikan peran Windows Embedded yang saat ini pun sudah banyak digunakan pada pengembangan berbagai perangkat non-komputasi.
Windows 10 yang memiliki cakupan platform lebih luas dibandingkan dengan versi sebelumnya dapat menjadi harapan baru keseragaman sistem operasi pada sebuah solusi berbasis IoT. Keseragaman platform yang syarat dengan keamanan yang terjamin memungkinkan konektivitas dapat lebih mudah untuk diatur dan dikonfigurasi secara menyeluruh.
[Ilustrasi: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di Korpora.net dan ditulis oleh Randi Eka.
Setelah kabar kemunculannya mulai tersiar pada bulan November lalu, Facebook hari ini memperkenalkan Facebook at Work secara resmi kepada beberapa mitranya. Dalam rilisnya Facebook for Work yang diperkenalkan ini berupa aplikasi untuk iOS dan Android. Namun saat ini masih beberapa pihak saja yang memiliki akses khusus yang bisa mengunduhnya melalui App Store dan Play Store.
Facebook at Work menyediakan pengalaman terpisah yang memungkinkan karyawan untuk terhubung dan berkolaborasi secara efisien menggunakan fitur-fitur Facebook. Pihak Facebook meyakini bahwa fasilitas ini akan optimal di pasaran, karena banyak dari mereka yang sudah menggunakan fitur-fitur Facebook seperti News Feed, Groups, Message, dan Events. Antar rekan kerja tetap dapat terhubung seperti halnya mereka terhubung dengan teman dan keluarga di Facebook. Facebook at Work menawarkan tampilan yang tidak jauh berbeda dan terasa seperti menggunakan Facebook dan fitur-fiturnya.
Para pesaing seperti Yammer atau Convo sebenarnya juga sudah mendesain user experiencessedemikian rupa agar pengguna dapat mendapatkan pengalaman yang sama ketika bersosialisasi dengan platform social enterprise network tersebut. Terdapat dua kemungkinan terkait dengan adopsi layanan Facebook for Work ini, konsumen bisa saja memandang bahwa dengan digunakannya layanan ini adaptasi pengguna akan lebih cepat ketimbang dengan platform lain, namun tidak menutup kemungkinan juga bahwa para pemangku kebijakan teknologi di enterpriseakan enggan menggunakannya dengan pertimbangan kenyamanan privasi. Walaupun Facebook for Work sudah meyakinkan bahwa platform yang digunakan tidak terkait dengan Facebook yang telah ada pada umumnya. Platform tersebut akan berdiri sendiri mengikat pada kepemilikan organisasi yang menggunakan layanan tersebut.
Mobilitas yang semakin diminati di lingkungan enterprise dan tren penggunaan perangkat pintar di lingkungan bisnis menjadi landasan diluncurkannya Facebook versi korporasi ini. Sebagai perusahaan yang berkecimbung di lingkungan yang dinamis, Facebook mengambil langkah yang tepat dengan terus melakukan pembaruan dan transformasi sesuai dengan kebutuhan yang ada saat ini. November lalu, William Easton, Managing Director Facebook juga menuturkan bahwa dalam lima tahun ke depan Facebook akan terlihat sangat berbeda dari yang terlihat sekarang, Facebook sedang berusaha menambah daftar panjang portofolio mereka dengan menyediakan berbagai layanan baru.
[Gambar: PR]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di Korpora dan ditulis oleh Randi Eka.
Tahun 2015 dinilai akan akan menjadi tahun berkembangnya Internet of Things (IoT) secara lebih pesat. Tren smart city dan perangkat yang sudah mulai terhubung yang ada saat ini menjadi indikasi yang meyakinkan. Begitupun yang diyakini oleh Intel sebagai salah satu perusahaan yang akan turut meramaikan pasar IoT. Era IoT akan ditandai dengan makin banyaknya perangkat yang terhubung melalui medium internet, bukan hanya smartphone, tablet, dan komputer, melainkan juga berbagai perangkan embedded lainnya, seperti peralatan rumah tangga, mobil, pagar rumah, hingga berbagai fasilitas umum di lingkungan perkotaan. Secara sederhana, berbagai hal yang dibumbui dengan label “smart” akan menjadi bagian dari IoT.
IDC juga pernah memprediksi pertumbuhan tren IOT, dengan pertumbuhan mencapai US 7,1 triliun di tahun 2020 untuk penjualan perangkat yang mengadopsi teknologi IoT. Sedangkan untuk ekosistemnya sendiri akan bertumbuh hingga US 200 miliar di tahun 2020. Meningkatnya tren penggunaan perangkatIoT juga akan memberikan peningkatan volume data dunia, dan diprediksikan oleh Intel, di tahun 2020 data tersebut akan mencapai 44 zettabytes (kurang lebih 44 triliun gigabytes).
IoT akan menjadi jembatan yang akan membantu kehidupan manusia untuk menuju era terintergasi, begitu menurut Country Manager Intel Indonesia, Harry K Nugraha. Ia juga memaparkan tentang komitmen Intel untuk menjadi penggerak inovasi di bidang IoT. Terlebih inovasi di bidang IoT akan mendapatkan banyak perhatian dari pemerintah yang makin awaredengan penggunaan teknologi canggih untuk diterapkan di sektor publik, salah satunya Rencana Putalebar Nasional, yakni pembangunan broadband secara menyeluruh di Indonesia untuk mendukung sistem e-goverment, e-procurement, e-tasks, e-education, dan e-health.
“Saat ini kami sedang berusaha untuk melakukan inovasi melalui pengembangan chip untuk digunakan dalam perangkat-perangkat IoT. Ke depannya, chip yang kami produksi bukan hanya tertanam di perangkat komputer, smartphone, atau tablet, melainkan juga akan berada di perangkat lain,” ujar Harry. “Intel akan berusaha terus menjadi pendorong inovasi lokal di Indonesia. Kita harus dapat memanfaatkan momentum era terintegrasi ini dengan baik. Bagi Intel, kuncinya adalah tersedianya produk inovatif dan adanya sinergi dengan para pengembang di Indonesia.”
Di sisi opportunity Harry juga mengungkapkan bahwa saat ini permintaan sudah mulai tumbuh, Alat berbasis sensor akan mendapatkan perhatian besar, pasalnya alat ini akan membantu masyarakat untuk melakukan otomatisasi di banyak hal. Dalam kesempatan yang sama Harry mencontohkan tentang Security Rewarning System, sebuah alat untuk mendeteksi letusan gunung berapi yang dapat memberikan informasi tentang deteksi dini dari letusan gunung, sehingga evakuasi dapat dilakukan secara lebih awal untuk menekan korban jiwa. Inovasi lain juga akan bermunculan, terutama yang berbasis sensor. Seperti contohnya sebuah sistem yang akan mampu mengelola berbagai peralatan rumah secara jarak jauh, seperti untuk mengunci gerbang, menghidupkan lampu, mematikan kompor dan lain sebagainya.
[Ilustrasi Gambar: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di Korpora dan ditulis oleh Randi Eka.
Dihadapkan dengan meningkatnya persaingan pasar, ZTE Mobile Device kini mulai mencari cara untuk merampingkan portofolio produknya dan mulai menaruh fokus lebih tinggi kepada pengalaman pelanggan, memanjakannya dengan teknologi canggih. Sesuai yang dikatakan CEO ZTE Mobile Device, Zeng Xuezhing, yang dikutip oleh China Daily, di sektor mobile ZTE akan mengembangkan dua sampai tiga perangkat inti dan menghentikan produksi berbagai produk yang tidak kompetitif di pasaran.
Perusahaan asal Tiongkok tersebut baru-baru ini juga telah meluncurkan perangkat ponsel terbaru yang memiliki kapabilitas untuk tersambung dengan jaringan LTE, yang diberi nama Star II. Selain kemampuan LTE, Star II juga dibumbui dengan kemampuan kontrol suara dan didukung lebih dari 1.000 paten teknologi terbarukan di perangkat mobile. Menurut Zeng, kecanggihan ini akan menjadi poin plus sekaligus mengejar ketertinggalan ZTE di pasar mobile.
Sebelumnya ZTE telah memproduksi berbagai jenis ponsel Android, dan juga berplatform Firefox OS, namun kejayaan vendor lain, seperti Samsung, Apple, Lenovo atau Asus masih sulit untuk ditandingi dengan varian produk tersebut, bahkan dengan nilai jual yang lebih rendah sekalipun. Lihat saja ponsel besutan ZTE yang dijual di Indonesia, masih belum maksimal pemasaran dan peminatnya.
“Kami memiliki volume yang besar di pasar mobile, tapi hal itu tidak membantu meningkatkan merk dagang kami,” ujar Zeng.
Zeng juga melihat tentang keberhasilan Apple dalam menciptakan brand smartphone, sehingga membuatnya juga ingin lebih fokus dengan apa yang menjadi karakteristik mereka untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dari keunikan tersebut.
“Kami telah memperkenalkan sebuah strategi untuk meningkatkan value, bukan volume. Kini kami berfokus pada pengembangan teknologi inti di perangkat utama kami, seperti di Star II,” ujar Zeng sembari mempresentasikan seputar target pencapaiannya di tahun 2015, yaitu penjualan 60 juta smartphone. “Akan ada lebih bayak produk yang dilengkapi dengan teknologi tinggi yang akan diluncurkan di tahun 2015, yang akan membantu meningkatkan brand kami di industrismartphone high-end.”
Langkah serius ini bisa menjadi hal yang sulit, pasalnya hingga kini ZTE lebih dikenal sebagai pemasok perangkat low-end di kalangan konsumen. Tiba-tiba menyasar segmen high-end ZTE akan menemui tantangan berupa keraguan konsumen akan produknya. Dan para pesaing yang telah bermain di sektor yang sama, seperti varian Galaxy milih Samsung dan produk Xperia juga masih akan menjadi penyandung langkah ZTE untuk mencapai target yang telah digariskan.
[Ilustrasi Gambar: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di Korpora dan ditulis oleh Randi Eka.
BlackBerry Ltd. saat ini tengah menjalin kerja sama dengan Boeing Co. untuk menggarap sistem keamanan mobile berkelas tinggi yang mampu dijalankan melalui smartphone berbasis Android. Boeing Black phone, smartphone itu disebutnya, dikembangkan oleh perusahaan dirgantara berbasis di Chicago, dan memiliki kapabilitas untuk dapat menghancurkan perangkatnya sendiri(self-destruct), termasuk menghilangkan data yang terekam di dalamnya.
Dikutip oleh Reuters, CEO BlackBerry, John Chen, mengatakan bahwa pihaknya benar saat ini telah mengembangkan solusi Boeing Black. Dalam pengembangan solusi ini, BES 12 (BlackBerry Enterprise Service) menjadi salah satu bagian untuk menyediakan sistem keamanan berkelas tinggi, karena sangat riskan jika solusi yang dikembangkan tersebut memiliki jalur lalu lintas koneksi yang tidak aman.
Smartphone dengan kemampuan self-destruct ini akan ditujukan bagi agen-agen penting pemerintah dan perusahaan yang membutuhkan sambungan komunikasi data dan telekomunikasi dengan keamanan level tinggi. Dan ketika perangkat tercuri atau hilang, secara jarak jauh sistem admin atau pengguna dapat menghancurkan perangkat dan data yang terdapat di dalamnya. Smartphone besutan Boeing ini menggunakan model dual SIM card untuk dapat mengakses lebih dari satu jaringan yang dikonfigurasi untuk terhubung dengan sensor biometrik dan satelit.
“Kami senang mengumumkan bahwa Boeing bekerja sama dengan BlackBerry untuk menyediakan solusi mobile yang aman untuk perangkat Android memanfaatkan platform kami BES 12,” kata CEO BlackBerry.
Ini merupakan langkah yang kesekian sebagai sepak terjang BlackBerry dalam menyasar segmen enterprise. Di bidang keamanan mobile sebelumnya BlackBerry juga telah menjalin kemitraan dengan Samsung. Di sektor korporasi dan pemerintahan, BES 12 menjadi salah satu ujung tombak dari penawaran solusi BlackBerry. Interoperabilitas yang diberikan menjadi kelebihan yang turut disodorkan. Termasuk dalam kerja sama dengan Boeing, karenasmartphone yang dikembangkan juga tidak menggunakan BlackBerry OS, namun menggunakan Android.
Fokus di sektor enterprise, sebagai dampak ketertinggalannya di segmen konsumen dengan para pesaingnya, BlackBerry terus berinovasi menguatkan berbagai sisi fungsionalitas dari BES, salah satunya dengan menonjolkan fungsi keamanan mobile, untuk mengeruk keuntungan dari tren BYOD yang saat ini telah berkembang pesat di berbagai sektor.
[Ilustrasi Gambar: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di Korpora.net dan ditulis oleh Randi Eka.
Beberapa waktu lalu BlackBerry mengumumkan bahwa pihaknya telah menjalin kesepakatan dengan Samsung untuk membawa BlackBerry Enterprise Service 12 (BES12) sebagai Enteprise Mobility Management (EMM) platform ke pengguna Android.
Continue reading BlackBerry dan Samsung Bersatu Perkuat Solusi Keamanan Mobilitas di Android
Hewlett-Packard (HP) sebagai salah satu perusahaan yang cukup kondang dalam memberikan solusi komputasi berbasis hardware baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk memisahkan bisnis utama perusahaannya, yaitu antara bisnis pengembangan PC (personal computer, termasuk didalamnya produk notebook dan sejenisnya) dan printer.
Continue reading HP Berencana Pisahkan Divisi Pengembangan PC dan Printer
BlackBerry Limited baru saja mengumumkan kehadiran produk terbarunya BlackBerry Blend, sebuah aplikasi yang mampu menampilkan pesan serta konten di ponsel ke dalam komputer dan tablet secara real time.
Luar biasa. Di hari-hari pertama sebagai perusahaan go public di New York Stock Exchange, Alibaba Group langsung membungkam publik dengan pencapaian gemilang. Hari Jumat lalu tepatnya, saham Alibaba melonjak 38 persen pada perdagangan perdananya dengan mencetak penawaran umum saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) menembus angka $ 25 miliar dan diklaim sebagai penawaran IPO yang tertinggi. Angka ini melebihi nilai yang diraih perusahaan besar seperti Amazon, Facebook, IBM bahkan Intel.
Sebelumnya pada Kamis malam perusahaan e-commerce berbasis di Tiongkok itu menargetkan peluncuran saham senilai $68 per saham. Dibuka pada Jumat pagi nilainya melonjak menjadi $ 92.70 per saham dan berhasil ditutup dengan kenaikan 38 persen menjadi $ 98.89. Sebanyak 271 juta lembar saham Alibaba telah diperdagangkan. Benar-benar sebuah keberuntungan besar bagi Alibaba. Di hari yang sama dinyatakan nilai perusahaan Alibaba menjadi senilai $ 228 miliar. Walaupun bukan yang tertinggi, karena masih ada Apple ($609 miliar), Google ($400 miliar) dan Microsoft ($ 387 miliar) tetap saja bagi publik ini merupakan pencapaian gemilang.
Prestasi gemilang ini juga akan memberikan hasil lebih bagi pelaku bisnis di Alibaba. Tidak hanya eksekutif dan pemegang saham, namun para karyawan juga mendapatkan jatah sebesar $ 8 miliar atas 4,8 persen sahamnya di perusahaan. Yahoo menjadi perusahaan yang juga akan mendapatkan keuntungan dari perolehan ini atas kepemilikan sahamnya sebesar 22,4 persen. Yahoo membeli 40 persen saham Alibaba seharga $1 miliar pada 2005 lalu, namun beberapa kali Yahoo juga melepas saham tersebut di tahun 2012.
Walaupun telah mencetak sejarah baru sebagai penawaran IPO termahal, namun ini bukanlah akhir dari perjuangan, perusahaan yang didirikan pada tahun 1999 di Hangzhou ini harus tetap konsisten memberikan performa terbaik untuk terus bertahan menjadi raksasa global agar mendapatkan konsumen di dunia. CEO Alibaba, Jack Ma juga sudah meminta karyawan tetap tenang dan tidak terlena atas keuntungan ini karena tantangan yang sebenarnya akan datang setelah IPO.
Sebagian besar pendapatan Alibaba berasal dari online marketing dan iklan, walaupun terdapat pendapatan lain seperti biaya keanggotaan, biaya transaksi, biaya layanan tambahan dan juga layanan cloud computing. Alibaba mungkin bukanlah sebuah perusahaan pencipta teknologi yang mengesankan dunia, seperti Apple dengan produk iPhone, tapi dalam bisnis teknologi inovasi bukan hanya tentang pengembangan produk, namun juga tentang bagaimana solusi yang diciptakan dapat bermanfaat bagi banyak orang di dunia.
[Gambar: Jack Ma (CEO Alibaba) diambil oleh Jason DeCrow – Wired]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randy Eka.