All posts by Korpora

XL Laporkan Kenaikan Trafik Selama Masa Pemilu Presiden 2014

Pemilihan Presiden Indonesia 2014 sudah berlangsung kemarin. Terlepas dari euforia para pendukung yang sampai saat ini masih bisa banyak dirasakan, terutama di social media, ternyata ada beberapa pihak yang diuntungkan karenanya, salah satunya adalah perusahaan penyedia layanan komunikasi unggulan di Indonesia ini, PT XL Axiata. XL mengalami kenaikan trafik, baik data, percakapan maupun SMS pada masa pemilu presiden kali ini.

Pada hari dilaksanakannya pemilihan presiden kemarin, terjadi lonjakan trafik yang cukup signifikan. Pada hari biasa trafik percakapan: 510 juta menit/hari, SMS: 700 juta SMS/hari,  & Data: 325 Terabytes/hari. Untuk layanan percakapan (Voice), prosentase kenaikan tertinggi di hari-H (9 Juli 2014) adalah di daerah Central (Jabar, Jateng, dan DIY) sebesar 11,04% dan Jawa Timur 6,79%, sementara untuk layanan SMS kenaikan tertinggi di hari-H (9 Juli 2014) adalah di daerah Central (Jabar, Jateng, dan DIY) sebesar 3,08% dan Jawa Timur 2,77%. Berikut detail kondisi trafik XL jelang dan selama acara pemilihan presiden:

Data:
7 Juli 2014 (H-2): 380 terabytes (naik 16,92%)
8 Juli 2014 (H-1): 395 terabytes (naik 21,54 %)
9 Juli (H): 415 terabytes (naik 27,69 %)

Percakapan:
7 Juli 2014 (H-2): 510 juta menit (relatif sama/tidak ada kenaikan)
8 Juli 2014 (H-1): 516 juta menit (naik 1,18 %)
9 Juli 2014 (H): 540 juta menit (naik 5,88%)

SMS:
7 Juli 2014 (H-2): 725 juta SMS (naik 3,57 %)
8 Juli 2014 (H-1): 725 juta SMS (naik 3,57%)
9 Juli 2014 (H): 730 juta SMS (naik 4,29%)

Selama pelaksanaan pemilihan presiden 2014 tersebut, XL mengatakan jaringannya tetap aman dan lancar dalam melayani dan mendukung kenyamanan aktifitas berkomunikasi pelanggan. Selama periode pemilihan presiden tersebut, layanan data melalui berbagai layanan dan aplikasi seperti Twitter, Facebook, Path, LINE, BBM serta aplikasi messaging lainnya menjadi pilihan favorit bagi pelanggan untuk saling berkomunikasi, yang ditandai dengan adanya peningkatan trafik layanan data yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan layanan voice ataupun SMS.

Lonjakan trafik ini dimungkinkan masif terjadi di banyak penyedia layanan komunikasi. Pasalnya kini masyarakat cenderung lebih aktif, baik dalam menanggapi atau memantau pesta demokrasi ini melalui social media dengan piranti mobile yang dimiliki. Terbukti di hari H pemilihan umum presiden trending topic worldwide Twitter dikuasai oleh Indonesia dan Facebook serta social media lain tak luput dari pembahasan tentang masalah pemilu ini.

 

[Gambar: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randi Eka Yonida.  

ZTE Umumkan Konsep pra-5G di Ajang LTE World Summit 2014

ZTE mengumumkan konsep bahwa beberapa fitur teknologi 5G bisa diterapkan dalam terminal 4G tanpa harus mengubah standar air interface yang digunakan, dalam kondisi tertentu. Dengan konsep yang diumumkan oleh ZTE di ajang LTE World Summit 2014 di Prancis ini, pengguna bisa mendapat pengalaman yang serupa dengan 5G melalui terminal 4G.

“Teknologi next-generation 5G baru akan diterapkan di tahun 2020, sehingga timbul kekhawatiran di kalangan industri ini tentang teknologi apa yang akan digunakan dalam kurun waktu enam tahun mendatang,” kata Dr Xiang Jiying, CTO wireless products ZTE. “Untuk mengatasi masalah ini, ZTE mengusulkan agar operator menerapkan beberapa teknologi 5G di infrastruktur dan teknologi 4G yang sudah ada sehingga dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya.”

Sebagai contoh, dengan Massive MIMO, kode-kode referensi seperti halnya CSI-RS (channel state information reference signal) perlu dimodifikasi supaya dapat mendukung ratusan port antena. Selain itu, terminal atau perangkat yang digunakan juga perlu dimodifikasi supaya dapat menangani feedback ratusan PMI (Pre-coding Matrix Indicator). Tapi, dalam mode TDD (time division duplex), kanal uplink dan downlink yang berjalan simetris bisa dimanfaatkan untuk mengukur perkiraan jumlah kanal. Meskipun tanpa adanya kanal feedback, akurasi dari perkiraan kanal ini mampu melampaui keakuratan hasil feedback.

Contoh lainnya adalah pengurangan interferensi/gangguan antar situs dalam jaringan UDN (user densification network). Gangguan ini dapat secara efektif diminimalisir menggunakan arsitektur 4G Cloud Radio yang canggih dari ZTE, seperti contohnya dynamic local mesh networks dan teknologi on/off  R12.

ZTE telah banyak berinvestasi dalam pengembangan chipset 4G untuk vector processing. Chipset dari ZTE ini memiliki arsitektur perangkat lunak yang dapat diperluas serta ditingkatkan (extensible software architecture) dan mampu memenuhi persyaratan pra-5G hanya dengan melakukan modifikasi terhadap instruksi-instruksi perangkat lunak, tanpa perlu mengubah perangkat kerasnya.

Sebagai perusahaan publik global penyedia perangkat telekomunikasi dan solusi-solusi jaringan ZTE juga menyediakan berbagai produk dan layanan inovatif yang telah disesuaikan untuk lebih dari 500 operator di lebih dari 160 negara di dunia, termasuk di Indonesia. ZTE tidak hanya membantu meningkatkan keuntungan operator, namun juga membantu mereka dalam menghadapi tantangan akan kebutuhan pelanggannya yang selalu berubah dan meningkat. ZTE menaruh perhatian khusus dalam hal penelitian dan pengembangan, dengan menganggarkan 10 persen dari pendapatan tahunan untuk membiayai aktifitas ini. Di industri telekomunikasi dunia, ZTE memiliki peran penting dalam beberapa organisasi internasional yang memiliki dedikasi untuk mengembangkan standar industri telekomunikasi.

 

[Gambar: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randi Eka Yonida.

Bekerja sama dengan PLN, XL Berikan Solusi Inovatif Untuk Pembayaran Token Listrik

Kesulitan yang sering ditemui masyarakat ketika ingin melakukan pengisian token listrik kini telah diantisipasi oleh PLN. Dengan solusi Layanan Meter Listrik Pintar Dua Arah, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman pelanggan PLN serta memberi tambahan kemudahan bagi mereka dalam melakukan pengisian ulang token listrik.

Continue reading Bekerja sama dengan PLN, XL Berikan Solusi Inovatif Untuk Pembayaran Token Listrik

Memberikan Ruang Virtual di Kantor dengan Social Professional Network

Mungkin sebagian dari pembaca setuju kalau kini media sosial memang menjadi sesuatu yang tak bisa dipisahkan dalam hidup kita, sehingga tak salah kalau saat ini disebut sebagai era media sosial. Berbagai jenis jejaring sosial terus berkembang, mulai dari yang paling pribadi, untuk berbagi gambar, video, dan sampai yang didesain untuk kalangan enterprise. Ya, social professional network, sebuah media sosial yang didesain untuk dapat diintegrasikan di lingkup enterprise.

Tak dapat dipungkiri media sosial menjadi media komunikasi yang paling efektif. Perkembangan yang ada dengan fitur-fitur yang semakin berkembang menjadikan media sosial juga dapat dialih fungsikan, tidak hanya semata-mata untuk media komunikasi (dua arah atau lebih) bahkan kini bisa didesain menjadi sebuah media kolaborasi yang tak mengenal batasan. Yammer, Convo atau Slack adalah beberapa produk yang dapat dimanfaatkan secara instan oleh perusahaan untuk menyediakan media sosial di lingkup kantornya.

Seberapa efektif social professional network?

Kalau berbicara seberapa efektif media ini sebagai media kolaborasi mungkin hampir dipastikan kadarnya mirip dengan seberapa efektif media sosial lain ala Facebook atau Path dalam menghubungkan teman. Hukum “mendekatkan yang jauh” juga berlaku pada social professional network.

Portal social enterprise yang didesain untuk dapat diakses dari berbagai perangkat dimana saja dan kapan saja sangat memungkinkan pelaku usaha di perkantoran untuk selalu terhubung dengan teamwork. Tentunya keuntungan lebih bagi perusahaan ialah produktifitas lebih bagi personilnya. Desain media sosial yang mudah diadopsi juga memberikan poin plus untuk social professional network.

Bagaimana aturan main dalam social professional network?

Masyarakat Indonesia, sebagai penduduk salah satu negara yang paling banyak mengadopsi media sosial terbiasa menggunakannya sebagai peralatan personal, artinya mereka kebanyakan menggunakannya untuk berbagai hal yang sifatnya pribadi. Apakah ini akan berpengaruh dengan penggunaannya di kantor? Bisa jadi. Namun sebenarnya model untuk profesional juga didesain dengan bilik-bilik berupa group atau channel yang dapat difungsikan sebagai banyak hal.

Dalam social professional network idealnya admin perusahaan menyediakan portal yang bersifat umum dan khusus. Umum dapat berisi suatu percakapan atau kegiatan online yang sifatnya umum, semua staf bisa bergabung, bahkan dapat juga didesain untuk tidak membahas kepentingan professional di kanal tersebut. Nah kanal-kanal lain dapat difungsikan sebagai ruang-ruang kantor virtual untuk setiap divisi atau department untuk membahas isu-isu perusahaan yang kaitannya dengan bidang tersebut.

Penggunaan media sosial yang baik adalah tentang bagaimana menciptakan suatu lingkungan sosial yang dapat mendekatkan satu sama lain, begitu juga dengan social professional network. Penggunaan media virtual ini dikatakan berhasil jika memang iklim kondusif komunikasi dan kolaborasi virtual dapat terjalin dan memberikan dukungan-dukungan yang tidak dapat diberikan secara langsung di kantor.

Perlukah dilengkapi dengan perangkat lain?

Peranan social professional network sebenarnya hanya mewakili dari model komunikasi langsung antar staf kantor. Untuk benar-benar bisa berkolaborasi secara virtual sebenarnya dengan social professional network saja masih kurang kuat. Dengan demikian diperlukan perangkat kolaborasi lain.

Salah satu contoh produk yang dikemas penuh untuk kolaborasi ialah Yammer. Yammer adalah sebuahsocial professional network yang kini dikelola oleh Micorosft dan diintegrasikan dengan Office 365. Yammer difungsikan penuh sebagai social professional network, sebagai media komunikasi dua arah atau lebih. Fitur Office 365 lain mendukung fitur yang lebih kompleks untuk kebutuhan kolaborasi. Seperti SharePoint Online untuk teamsite, Lync Online untuk dukungan online presentation, ataupun Exchange untuk mail system. Perusahaan juga dapat memilih varian produk lain untuk dipadukan. Misalnya dengan memilih Slack dan Google Apps dan sebagainya.

Dukungan model ruang perkantoran virtual ini cukup cocok dan aplikatif untuk masa kini dan dari berbagai survei yang pernah disadur dalam berita-berita di DS Enterprise memang terbukti dengan perusahaan menyediakan fasilitas virtual semacam ini produktifitas dapat lebih digenjot dan menjadikan perusahaan lebih mudah mengontrol dan berkomunikasi dengan pasukan, kapanpun dimanapun.

 

[Gambar: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randi Eka Yonida. 

Instagration, Migrasi 20 Miliar Foto Instagram ke Facebook

Pada tahun 2012, berita tentang Facebook mengakuisisi Instagram seharga USD 1 miliar sempat mewarnai headlines banyak media. Kesuksesan langkah tersebut membuat Facebook semakin ingin meningkatkan infrastruktur yang mempercepat proses produk mereka secara lebih mandiri lagi. Selain itu, demi meningkatkan pengembangan lebih lanjut, Facebook memutuskan untuk memindahkan keseluruhan data center Instagram di bawah naungannya.

Pada blog post resmi para tim engineer Instagram, Facebook memulai proyek migrasi data masal yang semula dari Amazon Web Services (AWS) ke data center milik Facebook sendiri. Langkah ini dilakukan untuk memudahkan integrasi sistem internal Facebook dan memanfaatkan tool yang mampu mengatur server skala besar. Tujuan utama migrasi ini ialah untuk menjaga agar Instagram tersedia secara prima selama transisi, menghindari bentrok antar pengembangan fitur, dan meminimalisir pergantian infrastruktur untuk meringankan beban operasional.

Migrasi tersebut memakan waktu sekitar satu tahun. Meskipun ini adalah langkah besar, proses ini ditangani oleh tim kecil yang terdiri dari delapan orang yang kini sudah tumbuh hingga 20 orang. Proses migrasi telah berjalan dengan baik, nyaris 200 Juta pengguna Instagram bahkan tidak menyadari bahwa sebanyak 20 Miliar foto-foto mereka telah berhasil dipindahkan tanpa menganggu sistem dan layanan Instagram itu sendiri. Demikian laporan dari Wired.

Proses tersebut diberi nama Instagration. Instagration memiliki proses jauh lebih rumit daripada yang diduga sebelumnya, termasuk salah satunya membangun jaringan komputer privat yang menjangkau data center Facebook dan AWS agar transfer data dapat dilakukan secara aman. Namun tim engineer Instagram kesulitan membangun jaringan tersebut tanpa memindahkan Instagram ke bagian lain di AWS.

Pada pertengahan April, Instagram dikabarkan mengalami kegagalan sistem yang menyebabkan tidak dapat diakses dan hal ini berpengaruh secara global. Pihak Facebook sendiri mengklaim kejadian tersebut tidaklah berkaitan dengan migrasi.

Instagration akhirnya rampung pada akhir April lalu dengan lancar, pihak Facebook mengakui akan tetap menjaga keamanan data pengguna Instagram secara terpisah dari Facebook untuk melindungi privasi pengguna Instagram. Kini Instagram telah memiliki data analisis dan perlengkapan anti-spam milik Facebook.

 

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Solusi Enterprise yang Diperkenalkan dalam Google I/O 2014

Acara akbar Google untuk memperkenalkan berbagai inovasi dan pembaruannya, Google I/O, telah berlangsung semalam. Cukup banyak hal baru yang dilaporkan dalam keynote acara yang berlangsung di San Francisco tersebut. Dalam kaitannya dengan produk enterprise Google juga menyajikan beberapa produk dan hal baru.

Salah satu inovasi terbaru Google yang disampaikan semalam adalah layanan cloud terbarunya yang dijuluki dengan Cloud Dataflow. Cloud Dataflow merupakan sebuah layanan analisis big data yang dapat membantu pengembang dalam membangun dan mengoptimalkan data pipeline, membuat mobile services untuk aplikasi mobile serta kapabilitasnya untuk melakukan debug, trace dan monitor aplikasi cloud yang diproduksi.

Pembaruan juga diusung pada produk public cloud storage Google, Google Drive. Tercatat selama ini Google Drive telah digunakan lebih dari 190 juta pengguna di berbagai kalangan. Pembaruan pada Google Drive ialah sebuah personalisasi storage yang dispesialkan untuk kebutuhan bisnis. Google Drive versi premium dengan julukan Google Drive for Work.

Paket layanan ini memiliki kapasitas penyimpanan cloud tak terbatas dengan fitur lebih untukaudit reporting dan kontrol keamanan. Dalam keynote yang disampaikan layanan ini akan dibandrol $10 per pengguna untuk tiap bulannya. Dalam pengenalan layanan ini Google juga menekankan bahwa melalui Google Drive for Work ini pengguna dapat menyimpan file dalam ukuran hingga 5 terabyte. Google juga mengatakan bahwa semua file yang diunggah akan dienkripsi.

Dari sisi dukungan terhadap produk mobile andalannya, Android, Google juga berkomitmen untuk mengadopsi teknologi keamanan Samsung Knox Security untuk mengoptimalkan perangkat Android dalam ranah bisnis. Walau bagaimanapun fitur keamanan sangatlah fundamental bagi sebuah perangkat bisnis dan untuk saat ini perangkat bisnis Android masih dikuasai Samsung. Hal ini tak lepas dari dukungan Samsung dalam mengusung berbagai solusi enterprise seperti Knox dalam perangkat-perangkatnya.

Ke depan, Google bekerjasama dengan Samsung akan menanamkan fitur keamanan ini di Android sehingga Knox dapat dinikmati secara lebih luas dari berbagai perangkat Android sehingga menciptakan suatu solusi mobilitas yang komperhensif untuk pelanggan Android di lingkup enterprise.

Beberapa pembaruan ini cukup baik dilakukan Google untuk mulai serius menyentuh ranah enterprise. Walaupun Google harus bekerja keras jika memang akan terjun secara penuh ke pangsa pasar enterprise, karena berbagai produk pesaing seperti besutan Microsoft, SAP, Apple, dan sebagainya cukup menjadi tantangan besar dalam sektor yang dikembangkan Google untuk Enterprise.

 

[Gambar: Google I/O 2014]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randi Eka Yonida. 

Telkomsel Hadirkan Layanan M2M untuk Bisnis di Indonesia

Telkomsel hadirkan layanan terbarunya untuk membantu pelaku bisnis di Indonesia bertransformasi dari yang hanya menjadi product oriented company, menjadi product and services company dengan solusi M2M Telkomsel. M2M (Machine to Machine) yang dikembangkan Telkomsel ini didukung oleh Telkomsel M2M Control Center dan Telkomsel M2M Application Platform.

Diutarakan oleh Alfian Manullang selaku General Manager Enterprise Business Telkomsel di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Rabu 25 Juni 2014 lalu dalam acara Asia M2M Business Platform, Telkomsel M2M Control Center ini memudahkan perusahaan untuk menjalankan, mengelola, dan memonitor connected device yang dimiliki. Sedangkan Telkomsel M2M Application Platform memungkinkan perusahaan untuk mengintegrasikan device, mengimplementasikan, dan mengelola device serta informasi dari connected device berbasiscloud, sehingga pelaku usaha dapat memantau apa yang terjadi di lapangan tanpa haru datang ke tempat tersebut.

Asia M2M Business Platform sendiri merupakan acara tahunan bagi industri M2M di Asia untuk mendiskusikan perkembangan sektor M2M, pertukaran informasi dan membangun hubungan bisnis yang strategis.

“Dengan solusi M2M, pelanggan Telkomsel dapat mengelola bisnis mereka, dimanapun dan kapanpun. Hal ini akan membantu pelanggan korporat kami untuk mengembangkan bisnisnya dalam hal efisiensi waktu, monitoring dan controlling.” ujar Direktur Planning & Transformation Telkomsel, Edward Ying.

Solus M2M ini cukup tepat sasaran untuk diluncurkan di Indonesia, karena berbagai sektor industri berangsur-angsur mengusung teknologi terbarukan, baik teknologi mobile ataupun clouduntuk memaksimalkan performa produksi, terutama dalam kaitannya sebagai media komunikasi dan kolaborasi. Dengan solusi M2M akan banyak memberikan efektifitas bagi perusahaan, baik dari sisi biaya ataupun peningkatan layanan.

Solusi M2M juga memungkinkan perusahaan untuk mengetahui informasi aset perusahaan yang dimiliki, karena perusahaan dapat mengontrol secara realtime perangkat-perangkat tersebut melalui Control Center.

Layanan M2M Telkomsel dapat menjadi pilihan karena seperti diketahui jaringan telkomsel cukup luas di Indonesia, sehingga akan memberikan kualitas layanan yang baik, terlebih Telkomsel juga mendesain simcard khusus untuk M2M Telkomsel sehingga dipastikan akan ada prioritas tertentu yang ditawarkan.

Adapun target pelanggan M2M Telkomsel adalah System Integrator (SI) dan pelanggan enterprise dengan fokus pada tiga industri vertikal yaitu industri otomotif, layanan keuangan, serta perusahaan yang menyediakan layanan ulitilas. Paket Developer Kit Telkomsel terdiri atas empat kartu SIM M2M, paket data 50MB dan 100 SMS per kartu SIM card/bulan selama tiga bulan, sehingga pelanggan dapat melakukan uji coba dengan leluasa.

 

[Gambar: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randi Eka Yonida. 

Media Sosial Bagi Pimpinan Perusahaan

Di era mobile ini media sosial menjadi salah satu komponen yang cukup berpengaruh, termasuk untuk peningkatan bisnis melalui langkah-langkah personal. Menurut riset yang dilakukan GO-Gulf tahun lalu, sebanyak 82 persen pelanggan cenderung lebih mempercayai perusahaan yang eksekutif serta pemimpinnya terlibat di sosial media.

Continue reading Media Sosial Bagi Pimpinan Perusahaan

ZTE Bekerjasama dengan Inet Global Indo dan Synnex Metrodata Hadirkan Solusi Jaringan untuk Perhotelan

ZTE Corporation (ZTE),  PT. Inet Global Indo dan PT. Synnex Metrodata Indonesia memperkenalkan jajaran produk dan solusi jaringan terbaru yang khusus dikembangkan untuk hotel. Melalui kerjasama ini, berbagai produk dan solusi yang ditawarkan akan membantu hotel menghemat biaya dalam menerapkan peralatan jaringan, membangun infrastruktur kabel, dan juga meningkatkan jaringan yang sudah ada, serta meningkatkan keragaman layanan yang terhubung dengan jaringan.

Diumumkan melalui siaran pers, kerjasama ini menggabungkan teknologi jaringan terkemuka dari PT. ZTE Indonesia, PT. Inet Global Indo Hospitality Package, dan keahlian PT. Synnex Metrodata Indonesia dalam proses distribusi untuk menghadirkan solusi dan layanan jaringan yang lengkap untuk hotel. Hal-hal yang ditawarkan ini merupakan solusi yang tepat bagi hotel yang ingin membangun infrastruktur jaringan dan juga hotel yang ingin meningkatkan layanan mereka.

Bagi hotel yang ingin membangun jaringan infrastruktur, mereka dapat menghemat hingga 15% modal kerja dan bahkan menghilangkan biaya investasi yang biasanya dibutuhkan untuk membangun infrastruktur Wi-Fi. Sementara itu, bagi hotel yang ingin meningkatkan layanan mereka, berbagai produk dan solusi terbaru ini akan membantu mereka untuk menyediakan layanan Wi-Fi dengan jangkauan yang lebih luas, sehingga secara efektif mengurangi blank spot, menyediakan paket penyewaan yang lengkap untuk video conference, dan memanfaatkan sisteminteractive embedded smart TV yang pertama di industri untuk memperkaya pengalaman yang didapat oleh tamu-tamu mereka.

“Saat ini, hotel menghadapi tantangan baru, terutama di sektor konektifitas jaringan,” kata Kenneth He, Vice President Channel Marketing PT ZTE Indonesia. “Tamu-tamu hotel semakin menginginkan koneksi jaringan yang lancar dan selalu terhubung, serta layanan-layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Mereka ingin dapat memenuhi kebutuhan konektifitas bisnis dan personalnya, di area hotel maupun di dalam kamar.”

Lanjut Kenneth, “Melalui kerjasama ini, ZTE menyediakan teknologi jaringan terkemuka di industri yang dapat membantu hotel untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Selain itu, kami juga menyediakan layanan yang terhubung dengan jaringan, yang optimal untuk mendukung kegiatan operasional hotel.” Solusi yang ditawarkan ZTE terdiri dari solusi FTTH (Fiber to the Hotel), indoor AP (ZXWL WE2012) and indoor AP untuk Distributed Antenna System (AP W815N), keduanya memiliki 2.4G band untuk jangkauan yang lebih luas, dan juga HD video conferencing system (T700).

“Persaingan yang semakin sengit, memaksa hotel untuk mampu menyediakan layanan yang lebih beragam bagi tamu-tamu mereka, seraya menekan biaya hingga seminimal mungkin,” ucap Sukoco Halim, Marketing Director PT. Inet Global Indo. “Inet Hospitality Package dari kami, memungkinkan hotel untuk dapat memperkaya pengalaman tamu mereka dan meningkatkan produktifitas mereka dengan membangung infrastruktur jaringan yang efisien.”

PT. Inet Global Indo menawarkan Hospitality Package yang terdiri dari bebagai produk, solusi, dan layanan. Salah satu produk yang ditawarkan oleh perusahaan adalah sistem interactive embedded smart TV yang pertama di industri ini. Sistem interaktif ini dirancang serta disesuaikan dengan kebutuhan hotel. Produk ini akan memungkinkan hotel untuk meningkatkan branding, menampilkan outlet dan fasilitas mereka secara interaktif, dan juga membuat mereka mampu memperkaya layanan interaktifnya.

Selain produk, PT. Inet Global Indo juga menawarkan berbagai solusi dan layanan yang terdiri dari Program Zero Capital Investment yang dapat menghilangkan beban biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur Wi-Fi, Program Saving Up To 15% Network CAPEX yang memanfaatkan sistem GPON (Gigabit Passive Optical Network) untuk menyediakan teknologi FTTH serta menyatukan sambungan kabel PABX, CATV, Internet kabel, dan Wi-Fi. Untuk layanan, perusahaan ini juga menawarkan layanan penyewaan unit Video Conference Terminal, dan layanan Hotspot Login Authentication.

“Bagi beberapa hotel, meningkatkan teknologi jaringan infrastruktur bisa menjadi hal yang rumit. Terutama dalam hal menghadirkan produk dan layanan di lokasi hotel,” jelas Lie Heng, Commercial Director PT Synnex Metrodata Indonesia. “Synnex Metrodata Indonesia memiliki pusat distribusi tersebar di wilayah Indonesia. Didukung dengan tenaga penjualan dan logistik, kami mampu menyediakan produk dan solusi untuk hotel-hotel di Indonesia.”

Berbagai produk dan solusi ini, pertama kali diperkenalkan kepada para eksekutif hotel di acara konferensi ZTE Smart Hospitality yang diselenggarakan pada tanggal 19 Juni 2014, di Bali, Indonesia.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randi Eka Yonida. 

Wedge, Infrastruktur Jaringan Terbaru Milik Facebook

Dengan kebutuhan internet yang terus meningkat, Facebook berniat membuat sebuah infrastruktur jaringan yang menyerupai cara kerja sebuah server. Setelah merancang server komputer untuk sendiri, perangkat data storage, dan perlengkapan kelistrikan demi menunjang fasilitas komputasi yang melayani situs dan aplikasi mobile mereka, kini infrastruktur jaringan baru tersebut akan menggandakan kinerja keseluruhan sistem yang ada.

Blog resmi Facebook pada hari Rabu lalu (18/6) memaparkan teknologi itu yang diberi nama Wedge. Wedge mampu mengirimkan data-data dengan sangat cepat melalui data center yang sangat besar, dan menyatukan komputer server dengan perangkat jaringan sehingga jauh lebih meringankan upaya kerja para engineer.

Berdasarkan kutipan Jay Parikh selaku Vice President of Engineering yang dimuat di Wired, “Selama ini kami bekerja justru memperlambat banyak hal. Ini berarti tidak memberikan kesempatan kami untuk melakukan dan mengatur hal yang kami mau, memonitori, menyesuaikan alur jaringan ke Messenger, Instagram, Search, dan semua pekerjaan lainnya. Mampu mengatur segalanya dalam satu jaringan adalah kesempatan yang sangat baik.”

Wedge dirancang agar dapat bekerja dengan produk jaringan open-source komersil lainnya. Awalnya dibuat untuk bekerja pada kecepatan hingga 40Gb per detik, namun seiring pesatnya kemajuan teknologi masa kini, Wedge dikabarkan mampu mengirimkan data hingga 100Gb per detik.

Menurut New York Times, langkah ini sangatlah besar. Pasalnya produk baru seperti ini bisa mengancam control pasar dan profit margin dari perusahaan IT raksasa lainnya seperti Cisco, Hewlett-Packard, dan Arista Networks. Facebook merancang Wedge dalam modul-modul yang dikabarkan akan tersedia secara open-source sebelum tahun ini berakhir.

Beberapa tahun belakangan ini Facebook memang sedang fokus terhadap sebuah proyek yang membuat perangkat keras menjadi open-source dengan nama Open Compute. Proyek ini menarik banyak perusahaan, baik di dalam maupun di luar industri IT. Tujuan proyek ini adalah untuk berbagi ide-ide dan memanfaatkan jumlah pekerja untuk mengerjakan proyek-proyek yang baru. Konsep ini meminimalisir biaya perangkat komputer persis dengan cara Linux mengurangi biaya sistem operasi.

Facebook juga dikabarkan semakin tertarik untuk menggarap “deep learning,” suatu konsep yang lebih maju dari analisis big data yang kini semakin berkembang di lingkup perusahaan-perusahaan IT raksasa.

 

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Michael Erlangga.