All posts by Eric Soejatno

Analisa Wakil Indonesia di Dota Pro Circuit SEA Season 2

Seluruh tim Dota 2 kembali bertarung ke wilayah masing-masing di Dota Pro Circuit 2021 Season 2 seusai ONE Esports Singapore Major yang berhasil dimenangkan oleh Invictus Gaming. Terdapat berbagai wakil Indonesia baik organisasi asal Indonesia maupun pemain yang memutuskan berkarir di tim luar negeri berjuang baik di upper divisions dan lower divisions DPC 2021.

Kali ini kami berbincang bersama Adit “AVILLE” Rosenda yang sebelumnya dikenal sebagai pemain Dota 2 dari EVOS Esports dan kini menjadi shoutcaster Dota 2 di channel YouTube pribadinya. Ia memberikan analisa mengenai perubahan yang dilakukan oleh 2 tim esports Indonesia yakni BOOM Esports dan Army Geniuses. Selain itu juga ada T1 dan 496 Gaming yang mengisi roster mereka dengan pemain Indonesia.

 

BOOM Esports

boomdreamocel-1-1024x576
Sumber: ONE Esports

Menjadi satu-satunya, tim Dota 2 Indonesia di DPC 2021 Upper Divisions Season 1, BOOM Esports meraih hasil yang kurang maksimal dan gagal lolos ke ONE Esports Singapore Major. Mereka harus puas berada di peringkat 5 dengan rekor 4 kemenangan dan 3 kali kalah. Perjalanan BOOM bersama Andrew “Drew” Halim yang baru direkrut untuk menggantikan Randy “Dreamocel” Sapoetra bahkan harus terhenti di tengah jalan dan digantikan Nuengnara “23Savage” Teeramahanon, mantan pemain Fnatic sampai akhir musim DPC Season 1.

Kabar baiknya, BOOM masih bertarung di DPC Upper Divisions untuk musim kedua. Drew akhirnya resmi dilepas dari tim dan 23Savage akhirnya menjadi pemain T1. Dreamocel akhirnya kembali ke BOOM untuk mengisi posisi carry. Sebelumnya, ia bergabung ke Zero Two bersama Muhammad “inYourdreaM” Rizky namun meraih hasil kurang memuaskan dengan berada di peringkat 6 DPC Season 1 lower divisions. Kembalinya Dreamocel ke BOOM berjalan cukup baik dengan meraih juara ketiga Predator League 2020/21.

aville1
Adit “AVILLE” Rosenda. Sumber: joinDOTA

AVILLE: “Kembalinya Dreamocel ke BOOM menjadi win-win solution bagi kedua pihak. Keluarnya Dreamocel setelah lebih dari 3 tahun di BOOM menjadi evaluasi dan refleksi yang ia lakukan. Secara performa individu, ia lebih meningkat dibanding sebelumnya dengan berhasil menembus 10 ribu MMR. Tidak hanya itu, ia juga kembali mendapat kesempatan untuk bisa lolos ke major dan The International.

Sedangkan BOOM mendapatkan versi terbaik dari Dreamocel dari sebelum ia keluar mengingat ia mendapat pengalaman berharga bisa bermain dengan pemain dari berbagai negara yang berbeda dan juga kemampuan individu yang lebih baik. Secara tim, BOOM masih bertumpu di Mikoto yang terlihat permainannya yang stabil di Predator League 2020/21 walau pemain lain juga tidak kalah bagus. Persaingan mereka ke major masih sama seperti musim sebelumnya dengan nama-nama besar seperti Fnatic, T1, TNC Predator, dan OB Neon Esports yang sering mereka hadapi.”

 

T1

800px-Xepher_WePlay_Bukovel_Minor
Kenny “Xepher” Deo Sumber: WePlay

Menghadirkan duet pemain support asal Indonesia yakni Kenny “Xepher” Deo dan Matthew “Whitemon” Filemon, T1 meraih hasil memuaskan dengan berhasil melangkah ke ONE Esports Singapore Major dan bertarung dari babak wild card. Langkah mengejutkan dilakukan oleh T1 dengan memutuskan melepas Souliya “JaCkky” Khoomphetsavong, pemain carry mereka dari tim dan akhirnya digantikan 23Savage menjelang major.

Sayangnya perjalanan T1 di major tidak berjalan mulus bahkan sebelum major dimulai. Carlo “KuKu” Palad, pemain offlaner T1 tidak bisa terbang ke major dan akhirnya digantikan oleh Lee “Forev” Sang Don yang pernah bermain di T1. Debut 23Savage di T1 berjalan sangat buruk dengan hanya meraih hasil 1 kemenangan dari 5 pertandingan yang dijalani.

AVILLE : “Kehadiran 23Savage yang menggantikan Jackky tidak banyak mengubah gaya permainan T1. Kedua pemain sangat mirip permainannya terutama ketika di early dan mid game namun berbeda ketika sudah memasuki late game. Jackky memiliki tipikal yang agresif sedangkan 23 lebih bermain sedikit santai dan cenderung berhati-hati.

Saat di major kemarin, permainan 23Savage juga tidak begitu terlihat karena mereka kehilangan sosok Kuku yang juga kapten tim. Begitu pula dengan Xepher dan Whitemon yang meski memiliki pengalaman menghadapi tim Dota tier 1 sebelumnya namun terlihat mereka terkadang kehilangan arah dan pergerakan yang aneh tanpa kehadiran Kuku.

Sama seperti BOOM, peluang untuk lolos ke major bakal berlangsung ketat mengingat juga ada patch 7.29 yang baru saja hadir. Siapapun tim yang bisa memanfaatkan dengan baik patch ini, mereka yang memiliki peluang besar untuk lolos ke major berikutnya.”

 

Army Geniuses

154786799_253037652948635_6841858337861087034_n
Sumber: Army Geniuses

Sukses meraih peringkat 5 di klasemen akhir, Army Geniuses yang merupakan organisasi esports Dota 2 Indonesia kembali bertarung di DPC League Lower Division musim kedua. Menariknya, AG mempertahankan seluruh pemain mereka di musim sebelumnya. AG juga aktif mengikuti turnamen luar negeri setelah DPC League musim pertama usai.

Hasil beragam didapatkan oleh AG selama mengikuti turnamen. Mereka tidak pernah mendapat hasil 4 besar di turnamen yang mereka jalani dengan pencapaian tertinggi mereka ketika meraih 6 besar di WCAA Spring Festival Cup. Pengalaman yang mereka ikuti di berbagai turnamen menjadi persiapan berharga bagi Tri Daya “Mamang Daya” Pamungkas dan kawan-kawan sebelum bertarung untuk memperebutkan slot ke Upper Divisions.

AVILLE : “Performa mereka tentu lebih meningkat dibandingkan DPC musim sebelumnya dengan pengalaman dan ilmu yang didapatkan baik saat masih bertarung di musim pertama lower divisions dan keikutsertaan mereka di berbagai turnamen akhir-akhir ini.

Namun melihat hasil yang diraih, peluang mereka untuk lolos ke upper divisions terbilang cukup berat karena mereka menghadapi lawan-lawan yang lebih diunggulkan seperti MG Trust, SMG, dan Galaxy Racer namun untuk bisa kembali mendapat di lower divisions, mereka masih ada peluang.”

 

496 Gaming

drew-farewell-640x360
Andrew “Drew” Halim Sumber: Reality Rift

Berisikan seluruh pemain Vietnam, 496 Gaming harus turun ke lower divisions DPC Season 2 setelah berada di peringkat 7 klasemen akhir di Upper Division Season 1. Perubahan pemain mereka dengan mendatangkan Drew, pemain asal Indonesia yang terakhir bermain di BOOM Esports. Kehadiran Drew menggeser Nguyen “Datbb” Thanh Dat yang sebelumnya bermain sebagai carry kini beralih menjadi offlaner. Debut Drew bersama 496 Gaming di Predator Gaming 2020/21 berlangsung kurang mulus setelah harus puas meraih 6 besar.

AVILLE: “Keputusan 496 Gaming mendatangkan Drew terbilang wajar karena saat ini susah mencari carry papan atas di region SEA terlebih lagi ia berada di 20 besar top MMR di server SEA. Meski Drew bersama 4 pemain asal Vietnam, menurut saya komunikasinya dengan rekan tim tidak menjadi masalah karena komunikasi Dota lebih memakai bahasa yang mudah dipahami seperti let’s push, get back, atau smoke.

Hanya saja Drew beberapa kali masih ada miss koordinasi dengan tim saat terutama ketika takluk melawan South Built Esports yang merupakan lawan perdana mereka di DPC League Lower Divisions Season 2. Secara individu, Drew bermain baik dengan laning stage yang berhasil ia menangkan namun harus memperbaiki untuk pertandingan berikutnya. Berbicara peluang, sama seperti AG peluang 496 untuk kembali ke upper divisions terbilang berat karena harus menghadapi tim-tim unggulan di lower divisions.”

Pemain Debutan Terbaik PMPL Indonesia Season 3 Versi Wolfy

Setelah bertarung selama 3 pekan, regular season PMPL Indonesia Season 3 telah resmi berakhir. Berbagai cerita menarik tersaji selama jalannya liga yang mempertemukan 20 tim terbaik PUBG Mobile Indonesia. Salah satu yang menarik untuk disorot adalah kehadiran pemain debutan di turnamen terbesar PUBG Mobile di Indonesia. Selama jalannya regular season, aksi pemain rookie juga beberapa kali mencuri perhatian bahkan ada juga yang membawa timnya meraih prestasi membanggakan.

Wolf-PUBG-Mobile
Florian “Wolfy” George. Sumber: Telkopedia

Siapakah pemain baru yang layak diperhitungkan di PMPL Indonesia Season 3? Untuk itu redaksi Hybrid menanyakan secara langsung kepada Florian “Wolfy” George yang juga salah satu caster di PMPL Indonesia Season 3 mengenai siapa sajakah pemain rookie yang bersinar selama jalannya regular season.

 

Genesis Dogma GIDS

PUBG-Mobile_Genesis-Dogma-Gids_PMPL-ID-S3-1024x576
Sumber: PUBG Mobile Esports Indonesia

Seluruh pemain Genesis Dogma GIDS merupakan pemain debutan di PMPL. Pencapaian mereka meraih gelar juara di PUBG Mobile Club Open Indonesia 2021 membuat mereka berhasil lolos ke PMPL Indonesia Season 3. Walau berstatus tim baru, mereka langsung tampil ganas dengan meraih peringkat pertama untuk babak weekdays di minggu pertama. Mereka sukses mendapatkan peringkat 3 di regular season PMPL.

Wolfy memilih memasukkan semua nama yang berada di roster GD Gids yakni Booms, Daybot, Star, dan Nicil mengingat ke 4 pemain yang disebutkan seluruhnya tampil impresif meski menjalani debut perdana PMPL. “Walau baru debut, permainan mereka sudah sekelas tim-tim veteran di PUBGM Indonesia. Mereka bermain tidak asal-asalan dan bergerak sebagai 1 tim baik ketika rotasi atau fight. Tinggal bagaimana mereka mempertahankan performa konsisten mereka di regular season di grand final.” Ucapnya.

 

KF – EVOS Reborn

Evos-KF
KF, pemain terbaru EVOS Reborn Sumber: EVOS Esports

Didatangkan dari Rubic FXN untuk melengkapi roster penuh bintang dari EVOS Reborn. Kedatangannya justru menjadi sosok krusial dari permainan tim macan putih yang sangat berbeda dibandingkan 2 musim sebelumnya. Ia mencatatkan statistik kill yang tinggi dengan meraih 84 kill sepanjang regular season. Pencapaiannya ini membuat ia sangat berperan akan ganasnya EVOS yang juga ada Redfacen dan Lyzerg yang memiliki catatan kill tidak kalah gemilang.

KF hampir selalu diturunkan oleh EVOS Reborn sepanjang regular season dan menggusur Auro ke bangku cadangan meski ia memiliki jam terbang lebih tinggi. “Harus diakui ia adalah best rookie di PMPL Indonesia untuk musim ini dengan pencapaian yang didapatkan dan menjadi salah satu pemain yang patut diwaspadai di PMPL musim depan dan bahkan menurut gua bisa menjadi salah satu kandidat terminator (pemain dengan kill terbanyak) untuk grand final nanti.” Ungkap Wolfy.

 

Licin – Bonafide Esports

Bonafide-roster
Sumber: Bonafide Esports Fanpage

BONAFIDE Esports menjadi salah satu tim kuda hitam di PMPL Indonesia Season 3 terutama di minggu pertama dengan performa mereka yang impresif. Salah satu pemain yang sedang naik daun adalah Licin yang juga menjalani debut perdana di PMPL. Ia mencatatkan statistik yang cukup baik untuk rookie dengan 58 kill yang didapatkan dan sukses membawa tim berada di peringkat 5 di klasemen akhir regular season.

“Ketika Bonafide mendapat momentum, nama Licin selalu ada dengan aksi-aksi yang ia lakukan dan bahkan ia sempat mendapat 8 kill dalam 1 pertandingan di regular season PMPL. Permasalahan utama yang perlu diperbaiki Bonafide dan Licin ada di konsistensi mereka. Setelah tampil gemilang minggu pertama, mereka turun banget di minggu selanjutnya sebelum akhirnya naik lagi di minggu ketiga.” Kata Wolfy.

 

Dinosaurus – Geek Fam ID

dinosaurus1
Sumber: Geek Fam ID

Geek Fam ID memilih mendatangkan pemain rookie PMPL yakni Dinosaurus di roster mereka bersama Katou yang menjadi pemain setelah sebelumnya menjadi pelatih. Dinosaurus memang tidak terlalu menonjol di minggu awal dengan kegagalan mereka lolos ke Super Weekend namun namanya mulai bersinar seiring naiknya performa Geek Fam di minggu selanjutnya hingga berhasil lolos ke Grand Final. “Kehadiran Dinosaurus menjadi solusi tambahan bagi Geek Fam ID dengan bertambahnya penembak handal selain Tomz meski berstatus pemain debutan. Dengan catatan 53 kill yang didapat menjadi bukti akan kemampuannya.” Kata Wolfy mengenai pengaruh Dinosaurus di Geek Fam ID.

 

Asa – Voin Esports

VOIN DUAAR
Sumber: PUBG Mobile Esports Indonesia

Peningkatan pesat dicapai oleh Voin Esports di PMPL ID Season 3. Setelah menjadi bulan-bulanan di musim sebelumnya, mereka berhasil lolos ke Grand Final setelah berhasil meraih peringkat 12 di regular season. Salah satu faktor yang mengubah Voin adalah kehadiran pemain baru yang mereka datangkan dan salah satunya adalah Asa yang menjadi pemain yang menjalani debut perdana di PMPL.

Asa berhasil mencatatkan statistik individu gemilang dengan mengoleksi 75 kill dan menjadi pemain dengan kill terbanyak di Voin. “Dibandingkan pemain rookie lain yang sudah disebutkan sebelumnya, Asa sejatinya tidak terlalu menonjol namun ia berhasil menunjukkan permainan konsisten sepanjang regular season dan menjadi pemain yang sangat menggendong permainan tim dengan pencapaian kill yang didapat.” ujarnya.

Grand final PUBG Mobile Indonesia Season 3 akan berlangsung dari 16-18 April 2021. Bigetron RA dan EVOS Reborn sudah memastikan tempat untuk menjadi wakil Indonesia di PMPL SEA Season 3 dan tersisa 2 slot lagi yang akan diperebutkan oleh 14 tim lain untuk menjadi wakil Indonesia di Grand Final nanti.

Profil Tim PMPL Indonesia Season 3 — Part 2

Setelah sebelumnya membahas 10 tim PUBG MOBILE Pro League Indonesia Season 3, kali ini kita membahas tim selanjutnya yang akan bertarung di liga tertinggi PUBG MOBILE Indonesia.

Sandika “Sansskuy” Hadit Prasetyo, shoutcaster PMPL Indonesia Season 3 yang akan memberikan analisanya mengenai 10 tim mulai dari bursa transfer pemain sampai prediksi tim.

119476451_1836307833177073_2224254427542729748_n
Sansskuy, caster PMPL Indonesia Season 3 Sumber: Sansskuy Instagram

1. EVOS Reborn

Sesuai dengan namanya, EVOS lahir kembali dengan menghadirkan pemain ternama di roster mereka. Microboy yang merupakan sosok penting di Bigetron RA, kini memutuskan hijrah ke tim macan putih sebagai IGL. Selain itu juga ada duet pemain ION Esports yaitu Redface dan Auro, KF dari Rubic FXN, dan juga Sinyo yang dikenal sebagai pelatih dari Bigetron RA. Lyzerg menjadi satu-satunya pemain dari PMPL ID Season 2 EVOS yang dipertahankan di musim ini.

“Roster yang lahir kembali kali ini memiliki rasa yang hampir sama dengan Bigetron RA. Ada Microboy yang sebelumnya menjadi otak permainan Bigetron. Ada juga Redface dan Auro yang memiliki aimpower yang kuat. Meski begitu, karena masih tim baru, mereka belum punya chemistry yang kuat yang terlihat baik di scrim atau turnamen komunitas karena masih ada miskomunikasi. Untuk target 5 besar, dengan roster ini EVOS berpeluang besar asalkan bisa menyatukan para pemain yang sudah punya jam terbang tinggi.”

2. Geek Fam ID

Kehilangan Summer yang saat ini bergabung ke MORPH Supplybang, Geek Fam ID memilih untuk menambah roster mereka sampai 6 pemain. Katou, yang sebelumnya menjadi pelatih, kini menjadi pemain dan ditambah Dinosaurus sebagai pemain keenam. Posisi pelatih Geek Fam kini ditangani oleh MxMoore.

“Walau tidak banyak berubah namun Geek Fam yang sekarang justru tidak terlalu kelihatan seperti awal mereka PMPL yang sangat agresif untuk mencari Kill. Hadirnya Dinosaurus dan Katou masih belum memberikan banyak perubahan yang terlihat dari hasil scrim dan turnamen dengan masih mencari-cari gameplay.

3. Genesis Dogma GIDS

gd gids

Menjadi salah satu tim yang bertarung di PMPL ID Season 1, mereka kembali ke panggung PMPL usai juara PMCO 2021. Meski datang dengan seluruh pemain yang baru debut di PMPL, GD Gids punya ambisi tinggi. Pasalnya, mereka mendatangkan Benny Moza, mantan pemain Point Blank RRQ Endeavour yang didapuk untuk menjadi pelatih tim.

“Pencapaian mereka menjadi juara PMCO Spring Split Indonesia 2021 membuat nama mereka bisa bersaing dengan nama-nama besar di PMPL ID Season 3. Permasalahan mereka hampir sama dengan tim-tim yang baru hadir di PMPL cenderung takut untuk bersaing ketika memperebutkan dropzone dan membuat mereka hanya bisa scrapping di kota-kota kecil. Kehadiran BennyMoza diharapkan bisa membawa pengalamannya di ranah esports untuk membantu para pemain GD Gids yang baru debut PMPL.”

4. MORPH Supplybang

morphpubg

Kehilangan 4 pemain sekaligus, MORPH melakukan berbagai perubahan roster. Zabrol yang dikenal adik dari TakaNome kembali bermain setelah di PMPL Indonesia Season 2 memutuskan untuk hiatus. Selain itu, mereka juga menghadirkan Summer, 2Cool, dan Hokky dengan status pinjaman dari Supplybang. Tidak hanya itu, Morfeus yang pernah bermain di EVOS dan Geek Fam menjadi analis bagi MORPH Supplybang.

“Meski melepas NoMercy dan Jeixy namun MORPH mendatangkan pemain yang tidak kalah bagus dengan datangnya Summer yang menjadi IGL. Lalu ada Hokky yang walau masih muda namun cukup menjanjikan dengan skill yang bagus dan membuktikan kapabilitasnya sejauh ini untuk menggantikan posisi NoMrcy. Tugas dari MORPH saat ini hanya tinggal bagaimana mereka memaksimalkan pemain-pemain yang ada.”

5. ONIC Esports

Perubahan roster yang cukup menarik dilakukan ONIC dengan mendatangkan pemain debutan di PMPL yaitu POWERPUNK dari Einheijar Originss yang menggantikan Kape dan Matthew. Ada juga Rafi yang meraih MVP di PMPL Indonesia Season 2, Kent yang kembali menjadi IGL dan Nikk yang sebelumnya juga meraih Terminator di PMPL Indonesia Season 1.

“ONIC tidak terlalu banyak melakukan perubahan dan permainan mereka tidak jauh berbeda dengan PMPL Season 2 karena masih mempertahankan pemain-pemain inti mereka. Kedatangan POWERPUNK saya rasa menjadi angin segar bagi ONIC yang mencoba memunculkan pemain bintang baru di ranah PUBGM Indonesia.”

6. Skylightz Gaming

skylightz

Merupakan tim esports baru di Indonesia, Skylightz Gaming langsung menjalani debut perdana mereka di PMPL dengan mengakuisisi slot dari ION Esports. Skylightz menghadirkan Jerssy sebagai satu-satunya pemain di roster ION. Ia ditemani oleh Slayer, mantan pemain dari Louvre Kings dan dua pemain debutan PMPL yaitu Pinky dan Jaymax.

“Tim debutan baru yang hadir di PMPL yang berpusat di Jerssy mantan ION Esports. Kesempatan ini menjadi ajang pembuktian baginya yang tidak banyak bermain di PMPL musim kedua karena permasalahan umur. Secara keseluruhan, permainan dari timnya masih belum terlihat baik di scrim atau turnamen komunitas namun menarik untuk dilihat bagaimana penampilan di Skylightz di PMPL.”

7. TAKAE Esports

Meski gagal lolos ke PMPL ID Season 3, Takae Esports hadir di PMPL setelah mengakuisisi slot The Pillars Slayer. Bangkhuz dan Argenta menjadi pemain yang dihadirkan dari roster The Pillars. Selain itu juga ada Zaay yang berstatus pemain pinjaman dari Capital9. Sedangkan 2 pemain terakhir adalah Hadezz dan Kean yang menjalani debut PMPL perdana mereka.

“Takae berisikan mantan pemain yang sudah memiliki jam terbang tinggi seperti duet mantan pemain The Pillars, Bangkhuz dan Argenta. Selain itu juga ada Zaay yang memiliki aim yang bagus dengan membuktikan saat masih bersama MORPH. Untuk bisa ke Grand Final, mereka masih bisa bersaing namun mereka menurut saya harus berjuang ekstra menembus 10 besar atau bahkan 5 besar karena racikan pemain mereka yang baru dan tidak bisa disamakan baik MORPH atau The Pillars.”

8. RRQ Ryu

161040946_857426824837279_6799292263173438542_o

Meski melepas Dron dan Boonk, RRQ Ryu masih mempertahankan Nerpehko, Warunk, VALDEMORT, dan Mildway yang masih bertahan dari PMPL ID Season 2. Satu-satunya pemain yang didatangkan adalah Kenboo yang sebelumnya menjadi brand ambassador RRQ. Ia merupakan pemain awal dari RRQ Ryu yang terbentuk di tahun 2018.

“Permasalahan utama dari RRQ Ryu adalah inkonsistensi mereka saat turnamen. Kalau mereka sedang bagus bisa sangat dominan namun di match selanjutnya bisa drop. Secara pemain, karena mereka tidak mengganti susunan pemain seharusnya bisa lebih matang lagi secara gameplay. Kehadiran Kenboo sebagai pemain kelima lebih ke arah pemain cadangan karena ia terlihat jarang diturunkan di scrim atau turnamen komunitas. Namun pengalaman kompetitif yang cukup tinggi bakal membantu mereka di PMPL ID Season 3.”

9. Voin Victory88

160297266_857426908170604_9130277306505023803_o

Voin Victory88 kembali berhasil lolos ke panggung PMPL usai meraih juara ketiga PMCO Spring Split Indonesia 2021. Setelah harus puas di peringkat 22 PMPL Indonesia Season 2, mereka mempertahankan Dabs2k dan Aimbot dari roster lama dan mendatangkan Maybe mantan pemain Nara Esports yang kini didapuk sebagai IGL. Selain itu juga ada Assa dan CaL yang akan debut perdana di PMPL.

“Voin seharusnya bisa bermain lebih baik di PMPL musim ini setelah sempat terjadi masalah internal yang menjadi penyebab buruknya performa mereka di musim kedua. Kedatangan Maybe dari Nara menjadi PR terbesar untuknya mengingat, selain menggantikan posisi Hulk yang kini di 69 Esports, apakah ia bisa bermain lebih baik dibanding musim sebelumnya.”

10. Victim Sovers

victim pubg

Sukses meraih juara keempat di grand final PMPL ID Season 2, Victim justru harus ditinggal 3 pemain yaitu Jughead, Cisun, dan Banyuu. Meski begitu, mereka juga mendatangkan pemain yang sepadan yaitu Rocky. Meski tidak banyak bermain di PMPL ID Season 2 saat bersama Red Rocket Cosmic karena kendala umur, ia sukses mencuri perhatian berkat aksi yang ia berikan. Selain itu juga ada Bobbs yang merupakan mantan pemain BOOM Esports dan Nandy yang sebelumnya pelatih tim kini menjadi pemain kelima.

“Victim Sovers bakal menjadi salah satu penantang yang bakal mengganggu persaingan tim-tim papan atas seperti EVOS, Bigetron RA, Aerowolf, dan AURA. Hal ini terlihat dari hasil scrim dan turnamen yang terbilang cukup baik dengan roster baru mereka. Kedua pemain yang didatangkan juga terbilang mumpuni dengan Rocky yang dikenal sebagai pemain muda yang menjanjikan saat bersama Red Rocket dan Bobbs, mantan pemain BOOM Esports yang memiliki pengalaman dan permainan yang masih dibilang cukup bagus.”

Profil Tim-Tim PMPL Indonesia Season 3 — Part 1

PUBG MOBILE Pro League Season 3 sudah dimulai. Berbeda dengan musim sebelumnya, kini hanya ada 20 tim peserta — dibanding 2 musim sebelumnya yang menghadirkan 24 tim. Tentu seluruh tim yang bertanding melakukan berbagai perubahan baik dari segi roster dan strategi guna bersaing lebih sengit di liga PUBG Mobile paling bergengsi di Indonesia.

el dogee
Achmad “ElDogee” Fauzan, analis PMPL ID Season 3

Kali ini kita akan membahas 10 tim PUBGM terlebih dahulu yang dibawakan secara langsung oleh Achmad “El Dogee” Fauzan Khairy yang menjadi analis untuk PMPL Indonesia Season 3.

 

1. 21 Esports

Setelah berada di dasar klasemen PMPL Indonesia Season 2, perombakan besar-besaran dilakukan dengan melepas seluruh pemainnya. Tidak tanggung-tanggung, mereka mendatangkan pemain-pemain veteran dari tim lainnya. Ada Banyuu, Cisun, dan Jughead yang sebelumnya bermain di Victim Esports, Foxe yang dikenal sebagai mantan pemain EVOS Esports dan Boonk, pemain RRQ Ryu. Kehadiran mereka sukses membawa 21 Esports kembali berada di panggung PMPL setelah meraih juara keempat PMCO

“Semua pemain datang dari roster lama yang memiliki segudang pengalaman, tinggal bagaimana mentalitas dan chemistry mereka bisa dibangun. Ditambah lagi, 21 Esports tentu mendatangkan para pemain ini agar bisa melangkah lebih jauh di PMPL Season 3. Menarik melihat reuni Jughead dan Foxe yang sebelumnya pernah satu tim di EVOS, ditambah Cisun yang sangat luar biasa baik sebagai sniper ataupun ketika bertarung jarak dekat.”

2. 69 Esports

Sama seperti 21 Esports, 69 Esports merupakan tim yang sebelumnya berada di PMPL ID Season 2. Namun mereka harus kembali berjuang ke kualifikasi setelah gagal lolos ke 16 besar. Membangun roster dari 0, mereka memilih mengumpulkan pemain yang sudah memiliki pengalaman seperti Hulk, mantan pemain Voin 2K, Ceeeb yang dikenal sebagai pemain dari NFT Esports, dan Joys dari Nara Esports, dengan  2 pemain debutan di PMPL yaitu Kangreport dan Avatar4u.

“Memakai roster yang dibangun dari kolaborasi pemain lama dan komunitas yang membuatnya meraih juara kedua PMCO Spring Split 2021 menjadi bekal yang kuat untuk PMPL Indonesia Season 3. Ceeeb atau sebelumnya dikenal dengan Masgaga sangat berperan penting di 69 Esports — terlihat dari dropzone yang mirip saat ia masih di NFT Esports. PR terbesar NFT jika ingin bergerak lebih jauh adalah chemistry dan menjaga stabilitas gameplay mereka di regular season.”

3. Aerowolf LIMAX

aerowolf-limax-PUBG-mobile_14820

Bagaikan cerita Cinderella, Aerowolf LIMAX mengalami perkembangan pesat ketika mereka menjadi juara PMPL Indonesia Season 2. Bahkan, prestasi mereka berlanjut dengan meraih juara kedua PMPL SEA dan berhasil lolos ke kancah dunia yakni PUBG Mobile Global Championship 2020 — meski harus puas meraih peringkat 13. Menariknya, Aerowolf menjadi satu-satunya tim yang tidak melakukan perubahan dengan memakai roster yang sama dengan musim sebelumnya.

“Menurut saya mereka sangat-sangat siap untuk menghadapi PMPL ID Season 3 secara mental dan gameplay. Keputusan untuk tidak mengubah susunan roster menunjukkan mereka sangat percaya diri untuk bisa mempertahankan gelar juara. Tidak ada pemain dari Aerowolf LIMAX yang menonjol satu sama lain meski begitu dan hal tersebut menjadi keuntungan bagi tim. Pasalnya, mereka memiliki emosi yang stabil saat bertanding dan menyampingkan ego masing-masing.

4. Alter Ego Esports

Dikenal sebagai tim yang memainkan taktif defensif saat musim pertama PMPL Indonesia, Alter Ego tampil sangat buruk dengan berada di peringkat terakhir saat Grand Final PMPL Indonesia Season 2. Menariknya, mereka sama sekali tidak melakukan pergantian pemain namun mendatangkan Matthew yang merupakan mantan pemain ONIC Esports (yang lolos ke PMCO Spring Split SEA 2019 dan PMPL SEA Spring Split 2020).

“Masuknya Matthew secara sekilas merupakan hal yang cukup baik mengingat dia pemain berpengalaman di skena PUBG Mobile Indonesia. Sejauh yang saya lihat baik di turnamen komunitas atau scrim, ia jarang sekali diturunkan. Sepertinya AE memilih fokus mempertahankan komposisi mereka saat musim kedua. Jujur, saya belum melihat mereka bisa menembus 5 besar. Namun jika Matthew diturunkan di PMPL Season 3, Alter Ego menjadi tim yang menarik untuk disimak mengingat di PMPL Season 2 ia tidak dimainkan.”

5. AURA Esports

aura
Sumber: YouTube PUBG Mobile Indonesia

Setelah terpuruk di PMPL SEA Fall Split 2020, pergantian pemain dilakukan oleh AURA Esports yang mendatangkan duet pemain MORPH Team yakni Jeixy dan NoMrcy serta melepas Steve (saat ini dengan nama CaiCai) dan ROSES. Jeixy akan menjadi kapten di AURA Esports yang sebelumnya dipegang oleh Jayden. Sedangkan NoMrcy dikenal dengan prestasinya meraih gelar Terminator di Grand Final PMPL Indonesia Season 2.

“AURA Esports bisa dibilang jadi tim dengan aimpower terbaik dan unggul sedikit di atas Bigetron RA, saat ini. Kehadiran NoMrcy dan Jeixy semakin membuat AURA lebih mengerikan dan menjadi tim unggulan di PMPL. Terlihat di scrim maupun turnamen, chemistry mereka sudah klop dan siap untuk meraih gelar juara PMPL Indonesia dan comeback di PMPL SEA. Menurut saya, roster ini merupakan roster terkuat AURA sepanjang 3 musim PMPL ID.”

6. Bigetron Esports

btr ra

Nama Bigetron RA sudah tidak asing lagi di esports tanah air berkat prestasi mereka di Indonesia dan dunia. Setelah lebih dari 1 tahun memiliki komposisi roster utama yang sama, mereka memutuskan untuk melepas Microboy yang kini bermain di EVOS Reborn. Sebagai gantinya, mereka menghadirkan LIQUID yang berada di Bigetron RA dan KinGzz yang merupakan pemain di roster pertama Bigetron PUBGM. Tidak hanya itu, Bigetron juga mendatangkan pelatih luar negeri yakni JangS, mantan pelatih Team Secret.

“Tim yang sudah komplit dan tidak perlu diragukan lagi. Masuknya Liquid mengubah gameplay mereka dari temporal saat masih ada Microboy menjadi lebih agresif. Ditambah lagi, mereka memiliki kemampuan granat yang mematikan dan menurut saya belum ada tim yang mendekati Bigetron RA. Berkali-kali Bigetron menunjukkan mentalitas ketika mereka tertinggal di awal turnamen namun menggila di akhir. Datangnya Kingzz dan JangS sebagai pelatih masih menegaskan Bigetron sebagai calon unggulan juara PMPL musim ini.

7. BONAFIDE Esports

Menjadi tim yang bertarung sejak musim pertama, BONAFIDE harus berjuang kembali dari babak kualifikasi setelah harus puas berada di peringkat 17 PMPL Season 2. Meski gagal lolos dari babak kualifikasi namun mereka kembali ke panggung PMPL usai mengakuisisi slot dari Dranix Esports. Ucup dan Botz menjadi pemain yang berada di roster lama Dranix. Mereka ditemani oleh Licin, Noox, dan Hans4you yang dipertahankan dari musim sebelumnya.

“Masuknya BONAFIDE di PMPL sama seperti dengan Skylightz yang mengambil slot ION atau Takae Esports yang mengambil slot dari The Pillars. Meski masih ada Ucup dan Botz yang berada di roster ini, tugas terbesar BONAFIDE justru ada di pemain-pemain baru PMPL yaitu Licin dan Noox.

8. BOOM Esports

boom
Sumber: PUBG Mobile ID Youtube

Nyaris lolos ke PMPL SEA Season 2 setelah hanya berjarak 1 poin dari AURA Esports membuat BOOM melakukan pembenahan roster untuk PMPL Indonesia Season 3. Melepas SVAFVEL, Ramones, dan Bobbs, mereka mendatangkan Ponbit yang sebelumnya bermain di Louvre Kings dan Hijrah yang merupakan kapten dari ION Esports.

“Meski mendatangkan Hijrah yang dikenal pengalamannya dan Ponbit yang memiliki aim keras banget namun BOOM terlihat masih belum menemukan gaya permainannya. Terlihat di berbagai scrim ataupun turnamen, mereka memiliki performa yang tidak stabil. Meski begitu, kedatangan kedua pemain ini semakin memperkuat roster yang sebelumnya ada Voker dan Ikyar. Peluang kembali lolos ke 16 besar sangat terbuka lebar bagi BOOM namun untuk menembus 5 besar mereka harus berjuang ekstra.”

9. Dewa United Esports

Mengakuisisi slot dari Louvre Esports yang tampil mengejutkan saat Grand Final PMPL Indonesia Season 2, Dewa United menghadirkan sosok penting di Louvre yakni OkkyOzora dan Henz. Selain itu, mereka juga mendatangkan Caicai yang melejit saat bersama AURA Esports, Cryzen dari Dranix Esports, dan menariknya mereka juga mendatangkan Unii yang kembali di kompetitif PUBGM setelah terakhir bermain di RRQ Kage.

“Tim yang menurutku cukup unik namun patut diwaspadai dengan roster yang dihadirkan. Mereka memiliki paket komplit dengan OkkyOzora yang menjadi otak dari Dewa United, Caicai dan Cryzen yang kuat di closed combat, dan Henz dengan kemampuannya sebagai support. Bisa dibilang mereka tim yang patut diperhitungkan. Tinggal bagaimana mereka bisa tampil konsisten di regular season PMPL Indonesia Season 3.

10. Eagle 365 Esports

eagle365

Mengakuisisi slot dari Siren Esports, mereka masih mempertahankan hampir seluruh pemain Siren yakni Audry, Justpays, Antem, dan Ekozu yang di PMPL Indonesia Season 2. Selain itu Eagle 365 juga menghadirkan Belvau yang dikenal pengalamannya sebagai pemain Call of Duty Mobile dan PUBG PC.

“Eagle 365 menjadi salah satu tim yang bisa menembus top 5 dengan roster yang hampir sama dari Siren Esports. Ada Audry yang memiliki kemampuan yang mendekati dari Ryzen (pemain Bigetron RA) dan juga Antem, Justpays, dan Belvau yang menarik perhatian komunitas setelah bermain sangat luar biasa di di berbagai turnamen komunitas.”

PUBG MOBILE Pro League dimulai pada tanggal 24 Maret 2021 dan akan disiarkan secara live di Facebook PUBG MOBILE Indonesia dan channel YouTube PUBG Mobile ID.

Tim-tim selanjutnya akan kami bahas di bagian kedua di tautan ini.

Guide Midlaner Wild Rift yang Handal dari Pro Player

Sebelumnya, kami sempat membagikan tips memanjat rank di League of Legends: Wild Rift. Kali ini kami akan membahas mengenai tips dan trik bermain sebagai seorang midlaner yang handal. Menjadi midlaner tidak hanya berhadapan 1vs1 dengan lawan namun ada berbagai fungsi lain yang tak kalah penting untuk tim.

Di guide sebagai midlaner di Wild Rift ini, kami menghubungi Ruly “Nuts” Sutanto, midlaner dan ADC dari Bigetron Infinity. Nama Nuts sendiri sudah tidak asing dengan pengalamannya di berbagai game esports seperti League of Legends dan Mobile Legends. Berbagai prestasi juga berhasil diraih Nuts di ranah Wild Rift seperti meraih peringkat ke 3 di Zenith Open Asia Spring dan 6 besar di Wild Rift Asia Brawl 2021.

Ruly "Nuts" Sutanto, pemain Bigetron Infinity. Sumber: Bigetron Esports
Ruly “Nuts” Sutanto, pemain Bigetron Infinity. Sumber: Bigetron Esports

Nuts juga akan bertarung bersama Bigetron Infinity di SEA Icon ID: Preseason. Ia yang akan menjadi narasumber guide sebagai midlaner seperti apa saja yang harus dilakukan, hero yang saat ini sedang META, dan bisa Anda gunakan saat melakukan push rank, sampai mindset solo rank sebagai midlane.

 

Tugas Midlane di Wild Rift

Ketika pertandingan dimulai pemain midlaner tidak ditemani oleh pemain lain dan berhadapan 1vs1. Tugas Anda di awal game sangat sederhana yakni melakukan farming dengan baik dan jangan sampai melakukan kesalahan sehingga mati dan merugikan tim. Midlaner memiliki peran yang sentral bagi tim karena bisa rotasi ke segala arah.

Untuk awal game, Anda bisa ke daerah jungle terdekat dengan midlane. Karena, selain bisa menambah gold dan experience, Anda juga bisa mendapatkan buff yang berguna untuk farming atau harass lawan. Selain itu, Anda juga mencegah lawan untuk melakukan invasi ke jungle yang membuat Anda lebih unggul dibanding lawan.

Jangan lupa juga untuk aktif melakukan pressure di lane dengan clearing minion secepat mungkin agar bisa melakukan rotasi lebih dulu dibandingkan midlane musuh.

Di pertengahan game, positioning menjadi kunci utama bagi seorang midlaner. Menjaga posisi dan memberikan damage sebanyak-banyaknya kepada lawan serta jangan sampai overstay yang membuat Anda merugikan tim. Komunikasi juga dengan rekan satu tim ketika melakukan invasi baik untuk melakukan push tower ataupun mengambil objektif lain seperti Rift Herald dan dragon.

Memasuki fase akhir game, pemain midlaner disarankan untuk selalu bermain secara tim dan jangan pernah bermain sendiri agar bisa memberikan damage ke lawan dengan maksimal. Selain menghancurkan tower, merebut Baron Nashor yang baru muncul ketika menit ke 10 juga patut dilakukan demi mempermudah push hingga akhirnya berhasil menghancurkan Nexus lawan.

 

Rekomendasi Hero Midlaner dari Nuts

Hero midlaner dituntut memiliki damage sebesar mungkin (nuke) dan kemampuan rotasi lane dengan cepat. Untuk itulah hero Mage dan Assassin sangat cocok untuk ditempatkan di Wild Rift sebagai midlaner meski tidak semua hero bisa digunakan secara optimal.

Ada 3 hero yang saat ini menjadi rekomendasi Whynuts untuk melakukan solo rank ataupun bisa digunakan untuk bermain party bersama teman. Mereka adalah Orianna dan Aurellion Sol yang merupakan hero Mage dan Zed yang menjadi satu-satunya hero Assassin rekomendasi dari Nuts.

Aurellion Sol menjadi salah satu hero midlaner yang masuk dalam daftar berkat kemampuan skill pasifnya yang dapat membersihkan wave dengan cepat dan juga memiliki kemampuan disable dari Starsurge. Ditambah lagi, ia juga memiliki kemampuan Comet of Legend yang membuatnya dapat berpindah lane dengan cepat atau bisa digunakan sebagai inisiasi dan melarikan diri.

Di sisi lain, Orianna memiliki kemampuan yang sangat kuat sejak awal permainan lewat Clockwork Windup — kemampuan pasif yang memberikan magic damage tambahan dan terus meningkat untuk target yang sama. Tidak hanya itu, Orianna memiliki skill dengan cooldown yang singkat sehingga cocok juga untuk harrassing lawan.

Zed_0
Sumber: League of Legends

Sedangkan Zed tidak begitu terlihat saat awal game namun, ketika sudah level 5, ia berubah menjadi hero yang bisa dengan mudah mendapatkan solo kill berkat kemampuan ultimatenya, Death Mark. Ditambah lagi, ia juga mudah menebas lawan-lawan yang sekarat membuat Zed sangat cocok ditempatkan sebagai midlaner.

 

Tips bermain Solo Ranked Sebagai Midlaner

Bermain solo ranked bukanlah hal yang mudah karena Anda bisa saja bertemu dengan pemain yang tak hanya toxic namun juga kurang pandai bermain. Menurut Nuts, bermainlah sebaik mungkin sebagai seorang midlaner dan jika kalian merasa terganggu, kalian bisa menekan tombol mute yang berada di layar statistik pemain.

Kehadiran fitur replay yang telah hadir di Wild Rift bisa dimanfaatkan juga sebagai salah satu cara untuk mempelajari pertandingan sebelumnya.

 

Konklusi

Bermain midlaner memang cocok bagi Anda yang ingin pamer kill sebanyak mungkin kepada teman-tema kalian. Meski memiliki damage yang besar namun mayoritas hero di Wild Rift saat ini gampang dibunuh jika salah posisi. Satu hal penting dalam bermain Wild Rift adalah jangan pernah menyerah dengan keadaan karena selama base masih belum hancur, Anda masih memiliki kesempatan untuk memenangkan pertandingan.

Pendapat Victim Esports Atas Ekosistem Esports Wild Rift

Mengusung kepopuleran League of Legends, Wild Rift resmi hadir di perangkat mobile dan Indonesia menjadi salah satu negara yang beruntung bisa mencoba game besutan Riot Games ini pada bulan September 2020. Antusiasme dari para pemain tanah air membuat berbagai tim esports Indonesia mulai mengumumkan roster mereka untuk bertarung di turnamen Wild Rift.

Setelah sukses mengadakan Wild Rift SEA Pentaboom 2020, Riot Games resmi mengadakan pertandingan pra-musim Wild Rift Icon Series. 8 tim esports Indonesia akan saling bertarung satu sama lain pada tanggal 19-21 Maret 2021. Berbagai event organizer mulai mengadakan turnamen untuk Wild Rift di Indonesia. Salah satunya adalah JD.ID Battlefield League of Legends Wild Rift 2021 yang diselenggarakan oleh ESID.

Bertarung sejak 16 hingga 19 Februari 2021, JD.ID Battlefield League of Legends Wild Rift 2021 mempertemukan lebih dari 250 tim Wild Rift dengan menobatkan Victim Esports sebagai juaranya. Selama babak kualifikasi hingga semifinal, Victim sukses menumbangkan 2 tim yang akan menjadi lawan mereka di Wild Rift Icon Series yakni ONIC Esports dan Bigetron Infinity. Sedangkan untuk semifinal, mereka sukses mengalahkan Celestial Dragons, 2-0 dan Aerowolf di grand final dengan skor 3-1.

Berikut roster dari Victim Esports:

  • Handaru Hardiyanto – Han (Support / Captain)
  • Arie Al Shidiq – Ares (Mid)
  • Muhammad Hamzah – Saanji (ADC)
  • Adrian Gunawan – Kyu (Top)
  • Fernanda Subekti – Ily (Jungle)
  • Muhammad Rifqi – Exacto (ADC)

Sore teman-teman semua 😃sebelumnya mimin minta maaf nih untuk yang kemaren udah isi form trial LOL : Wild Rift. Karena…

Posted by Victim Esports on Friday, October 30, 2020

Victim Esports sendiri membentuk rosternya melalui proses seleksi. Menariknya, beberapa pemain yang hadir sebelumnya berpengalaman di game MOBA mobile yakni Saanji yang dikenal sebagai pemain Mobile Legends di Victim Esports dan Ily yang menjadi pemain Vainglory di Elite8 Esports. Kami melakukan wawancara bersama Saanji dan Ily untuk menanyakan alasan mereka pindah ke ranah Wild Rift dan prediksi mereka untuk Wild Rift di Indonesia.

 

Sebelumnya kalian pernah menjadi pemain pro di game MOBA mobile, Apa yang membuat kalian memutuskan pindah ke Wild Rift?

Saanji : Alasan saya memutuskan pindah ke Wild Rift adalah mekaniknya yang lebih kompleks dan seru untuk dimainkan. Selain itu game-nya yang lebih tidak membosankan karena lebih susah, dan sebelumnya saya belum pernah menyentuh LoL di PC.

Ily: Saya melihat scene kompetitif Wild Rift yang cukup jelas ke depannya dan juga gameplay yang tidak jauh beda dengan Vainglory dari segi Ward dan pembelian item. Hal ini yang membuat saya memutuskan untuk pindah ke Wild Rift dibanding game sejenisnya.

aa3e1c5295a9fc29438523f3eb0f77e1
Muhammad “Saanji” Hamzah, pemain Victim Esports Wild Rift Sumber: Kincir

Bagaimana pendapatnya akan scene esports Wild Rift saat ini dari Riot Games?

Saanji : Kalau soal pendapat scene esports Wild Rift, menurut saya, sudah mulai terlihat karena sebentar lagi SEA Icon Series akan diadakan. Hal ini menjadi kesempatan besar bagi tim esports untuk unjuk kebolehan masing-masing tim dan menjadi pembukaan yang sangat tepat untuk Wild Rift khususnya di Indonesia karena menurut gua lagi panas-panasnya.

Ily: Untuk saat ini belum terlalu terlihat scene esports namun Riot Games saat ini sedang mempersiapkan scene kompetitif yang jelas buat Wild Rift seperti di LOL PC dan itu bakal buat penonton dan pemain Wild Rift bertambah

Apakah menurut kalian Wild Rift bisa bersaing dengan game mobile esports MOBA lain yang sudah eksis di Indonesia?

Saanji : “Untuk sisi esports di Indonesia saya yakin masih bisa bersaing dengan game MOBA lain namun semua bergantung dari tim esports Indonesia sendiri apakah bisa bersaing di kancah luar seperti tim di MOBA sebelah atau tidak.”

Ily: Menurut saya, bisa bersaing dengan game mobile MOBA lain, namun sepertinya tidak sebesar Mobile Legend yang sangat besar di Indonesia. Karena scene kompetitif MLBB di indonesia sudah terlalu kuat dan besar jadi sudah punya penggemarnya sendiri. Untuk Wild Rift bisa bersaing jika ada tim esport Indonesia yang bisa bersaing dengan tim luar negeri.

elite8animesaveme
Fernanda “Ily” Subekti saat masih di Elite8 Esports Sumber: YouTube Tesseract Esports

Sejauh ini bagaimana dengan Wild Rift Victim Esports menurut kalian?

Saanji : “Untuk tim Victim Esports sendiri saat ini sudah siap sejak jauh-jauh hari seperti menjalani latihan dan mengikuti berbagai turnamen. Saat ini kami masih ada yang harus diperbaiki meski baru saja menjuarai turnamen JD.ID dan karena itu bukan hal yang layak bagi kami untuk berpuas diri. Masih banyak turnamen-turnamen lainnya dan pastinya banyak tim lain yang mulai mengejar untuk menjadi tim Wild Rift terbaik.

Ily : Menurut saya Victim bakal jadi salah satu tim yang sangat kuat dan bakal menjuarai turnamen-turnamen lainnya selain JD.ID namun di ranah SEA kami masih harus tryhard untuk setara dengan tim-tim lain karena makro dan mikro tim luar sudah high level banget. Tapi kalau terus berproses Victim bisa setara dengan tim-tim tersebut.

Apa harapannya untuk scene esports Wild Rift di Indonesia dan dunia?

Saanji: Harapan untuk Wild Rift di Indonesia bisa mendominasi sebagai MOBA besutan dari LoL PC dan secara pribadi gua berharap agar kita sebagai player dan tim Indonesia bisa bersaing dengan tim luar negeri.

Ily: Untuk harapannya semoga Riot peduli terhadap game Wild Rift ini dengan cara mengadakan turnamen resmi seperti di LOL PC supaya game ini dapat bertahan lama di industri esports.

Perjalanan dan Prediksi Tim Indonesia di DOTA Pro Circuit SEA 2021

DOTA Pro Circuit 2021 sudah berjalan beberapa pekan. Berjalan serentak di seluruh dunia termasuk di kawasan Asia Tenggara, tim maupun pemain Indonesia yang saat ini berkarir di tim luar negeri sedang berjuang untuk meraih hasil yang ditargetkan; baik lolos ke Major bagi yang berada di Upper Divisions ataupun berhasil naik kasta ke upper divisions untuk tim di Lower Divisions.

Terdapat beberapa tim Indonesia yang sedang berjuang di DOTA Pro Circuit SEA. Dari upper divisions ada BOOM Esports dan T1. Sedangkan dari lower divisions terdapat Army Geniuses, HOYO, dan Zero Two yang sedang berjuang untuk meraih tiket untuk lolos ke upper divisions.

Kami berbincang bersama caster DOTA 2 Indonesia yang turut memandu perjuangan wakil Indonesia saat ini. Mereka adalah Adit “AVILLE” Rosenda, mantan pemain EVOS DOTA 2 yang kini aktif sebagai shoutcaster melalui channel pribadinya dan Benedictus “Veenomon” Alvino Christian yang merupakan shoutcaster dari WXC Indonesia

 

HOYO

600px-Jhocam_StarLadder_Minor

Secara roster, HOYO dihuni oleh para pemain veteran DOTA 2 seperti Mizu, mantan pemain FNATIC dan Forev yang dikenal bermain di MVP Phoenix. Selain itu, roster ini diisi oleh Fearless dan Setzero yang terakhir berada di Motivate Trust dan Jhocam, eks pemain T1 yang juga satu-satunya pemain Indonesia yang berada di roster ini.

Pada minggu pertama, HOYO berhasil meraih kemenangan saat menghadapi Yangon Galacticos namun di minggu selanjutnya, mereka harus takluk saat melawan Cignal Ultra dan OMEGA Esports. Setelah minggu ketiga, HOYO harus berpisah dengan Forev dari tim yang membuat mereka menjadikan 23Savage sebagai standin di tim — meski kemudian 23Savage juga bermain untuk BOOM Esports.

HOYO kembali melakukan pergantian dengan mendatangkan Tigger, mantan pemain MG Trust saat menghadapi Army Geniuses. Saat ini, HOYO memiliki poin yang sama dengan Army Geniuses, Zero Two, dan Galaxy Racer dengan mengoleksi 2 kali kemenangan dan 3 kali kalah.

vino1
Veenomon (kanan) Sumber: Veenomon Facebook

Veenomon : “Secara komposisi tim, semua pemain sudah berpengalaman dengan role-nya masing-masing namun mundurnya Forev dari tim sangat berpengaruh ke dalam tim. Kehadiran 23Savage yang menggantikan posisi Forev, memaksa Meracle menjadi offlaner yang sebelumnya menjadi carry. Permainan mereka sangat berbeda jauh ketika takluk dari Galaxy Racer kemarin. Secara matematis, HOYO sangat sulit untuk lolos ke babak selanjutnya namun masih memiliki harapan untuk bertahan di lower divisions.

AVILLE : “Seluruh pemain di HOYO sudah mempunyai pengalaman namun karena tim ini merupakan tim stack, permasalahan mereka adalah kelima pemain harus memiliki pemikiran yang sama sebagai tim dan untuk bisa mencapai itu harus banyak bermain bersama. Hilangnya Forev membuat HOYO bakal kesulitan banget untuk pertandingan ke depan. Walau mereka tidak mungkin untuk lolos, menurut saya mereka masih memungkinkan meraih posisi 4 atau 5.”

 

Army Geniuses

armygeniuses
Sumber: Army Geniuses Fanpage

Dihuni oleh para pemain DOTA 2 Indonesia yang masih berusia belia, AG berhasil lolos ke lower divisions usai Assault dari kualifikasi karena terbukti melakukan account sharing. Bermain sangat baik di minggu pertama dengan mendapatkan kemenangan dari Galaxy Racer dan Zero Two, sayangnya AG mengalami 3 kekalahan beruntun yang membuat mereka memiliki poin yang sama dengan Zero Two, Galaxy Racer, dan HOYO.

Veenomon: “AG memiliki gameplay tersendiri dan mereka percaya diri dengan draft mereka seperti kehadiran Tidehunter dan Underlord midlaner yang dimainkan oleh MamangDaya. Permainan mereka mengingatkan kita dengan OG saat ini. Masing-masing pemain bisa saling membantu satu sama lain sehingga tidak ada pemain yang mencolok di tim. Kekalahan yang mereka alami terutama di minggu ketiga cukup menyulitkan mereka untuk bisa lolos ke upper divisions walau masih memiliki peluang untuk setidaknya bertahan di lower divisions.

Aville Sumber: Aville YouTube
Aville Sumber: Aville YouTube

AVILLE: “Dengan lolosnya AG ke kualifikasi setelah Assault dicoret dari turnamen, performa mereka terbilang sangat mengagetkan. Mereka bermain konsisten, solid, dan chemistry mereka yang sudah menyatu. Ditambah lagi mereka juga selalu mempunyai pick hero yang tidak biasa yang bisa membuat lawan harus berhati-hati ketika.

Kekalahan mereka ketika menghadapi Lilgun di minggu ini membuat peluang mereka naik ke upper divisions semakin sulit. Selain harus meraih kemenangan di pertandingan tersisa, mereka juga harus berharap tim di atas mereka saat ini yakni Cignal Ultra, Omega Esports, dan Lilgun juga terpeleset sehingga bisa saja ada babak tiebreaker.”

 

Zero Two

Sumber: ONE Esports
Sumber: ONE Esports

Sama seperti HOYO, Zero Two juga dihuni oleh pemain-pemain ternama dan diprediksi menjadi salah satu tim unggulan yang lolos ke upper divisions dengan kehadiran duo pemain Indonesia yakni inYourdreaM dan Dreamocel yang pernah satu tim di BOOM Esports. Di minggu pertama, Zero Two langsung dihajar dengan tiga kekalahan beruntun ketika berhadapan dengan Cignal Ultra, Army Geniuses, dan Omega Esports.

Perlahan mereka berhasil bangkit usai meraih kemenangan dari Lilgun dan Yangon Galacticos yang membuat mereka saat ini memiliki poin yang sama dengan Army Geniuses, Galaxy Racer, dan HOYO.

Veenomon: “Zero Two memang sejak awal harus kesulitan di awal dengan IYD yang terpaksa menjadi support karena mereka tidak bisa mendapatkan pemain di role tersebut. Sama seperti kasus dari HOYO, perubahan role di Zero Two membuang potensi IYD yang biasa bermain sebagai midlaner. Dengan rekor mereka saat ini, mereka harus berjuang keras untuk bisa setidaknya bertahan di lower divisions mengingat lawan yang dihadapi yaitu HOYO dan Galaxy Racer tidak boleh dipandang remeh.”

AVILLE: “Secara individu, skill individu para pemain Zero Two sebenarnya jago namun mereka belum bisa berpadu untuk menyamakan pemikirannya. Draft pick hero mereka cenderung hero-hero signature ataupun comfort pick sehingga strategi mereka gampang terbaca. Untuk InYourdreaM support 4, menurut saya permainan timing dan keputusannya masih bagus terutama saat ia memainkan Rubick, Shadow Shaman, atau Earth Spirit. Namun karena memang bukan role aslinya kelihatan ia terkadang melakukan kesalahan.

Berbicara mengenai peluang ke upper divisions, peluang mereka dipastikan sudah tertutup dengan 3 kekalahan mereka. Untuk bertahan di lower divisions, mereka masih ada harapan namun dengan meraih kemenangan yang tersisa namun mereka bakal bersaing ketat dengan HOYO dan Army Geniuses yang juga memiliki peluang yang sama untuk bertahan di lower divisions.

 

BOOM Esports

mikoto1
Sumber: ONE Esports

Menjelang upper divisions DOTA Pro Circuit, BOOM Esports memilih mendatangkan Drew, mantan pemain Reality Rift yang menggantikan posisi dari Dreamocel. Sayangnya kehadiran Drew sejauh ini kurang mendapat hasil memuaskan di upper divisions. Saat ini mereka berada di peringkat 5 dengan meraih 2 kemenangan dari 496 Gaming dan FNATIC dan 3 kali kalah saat menjamu Neon Esports, T1, dan TNC Predator.

Veenomon: “BOOM membutuhkan waktu lagi untuk mendapatkan gameplay mereka ditambah lagi Drew lebih ke arah hard carry yang sangat membutuhkan farming yang membuat mereka harus mengubah playstyle mereka saat masih bersama dengan Dreamocel. Selain wajib mendapat kemenangan di 2 pertandingan terakhir, mereka harus bergantung dengan hasil di tim lain seperti TNC dan T1 untuk pertandingan perebutan peringkat ketiga (slot terakhir untuk bisa lolos ke turnamen major).”

AVILLE: “Menurut gua BOOM masih sedang beradaptasi terutama bersama Drew, jadi mungkin butuh waktu beberapa saat lagi untuk bisa balik ke performa terbaiknya. Secara skill mekanik, BOOM memiliki pemain yang sangat lihai terutama dari Mikoto dan Fbz. Untuk peluang BOOM lolos ke major bergantung dengan tim yang diatas mereka, kalau mereka kepleset baru BOOM bisa masuk major atau kemungkinan besar bakal terjadi tiebreaker yang melibatkan banyak tim di upper divisions SEA asalkan BOOM bisa meraih kemenangan di 2 match terakhir mereka.

 

T1

Sumber: ESL DOTA 2
Sumber: ESL DOTA 2

T1 melakukan perombakan besar-besaran di upper divisions DOTA Pro Circuit. Jika sebelumnya ada duet inYourdreaM dan Jhocam yang sama-sama dari Indonesia, T1 kembali memakai duet pemain Indonesia di roster terbaru mereka yakni Xepher dan Whitemon. Sejauh ini, T1 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dan saat ini berada di peringkat 4 dengan mengoleksi 3 kemenangan dan 2 kali kalah.

Veenomon: “Sebenarnya gua memprediksi jalan T1 bakal mulus dengan roster mereka yang hampir sama saat di Geek Fam kecuali Jackky yang tampil bersinar saat masih di MG Trust. Sayangnya, jalan mereka lolos ke major harus tersendat dengan kekalahan dari Fnatic dan TNC Predator.

Dibandingkan BOOM, peluang mereka untuk lolos ke major masih lebih besar namun mereka bakal menghadapi lawan yang berat yaitu Neon Esports yang menjadi tim kejutan berada di peringkat pertama dengan status tak terkalahkan sepanjang jalannya turnamen.”

AVILLE : “Secara chemistry mereka sudah satu pemikiran karena 4 di antara 5 pemain merupakan pemain dari Geek Fam. Kehadiran Jackky semakin memperkuat roster T1 dan pernah berada satu tim bersama Whitemon saat masih di EVOS. Terlepas dari kekalahan mereka saat melawan TNC dan FNATIC mereka sudah menunjukkan permainan yang bagus.

Ditambah lagi Xepher dan Whitemon aktif melakukan gerakan inisiasi yang menjadi keunggulan bagi T1. Di atas kertas, T1 seharusnya bisa meraih kemenangan dari Execration dan Vice. Sementara Neon bakal menjadi match yang seru namun mereka masih memiliki kesempatan besar untuk meraih kemenangan yang membuat mereka bisa lolos ke turnamen major.

Perjalanan Duo Pemain CS:GO Indonesia di Paper Rex Hingga Juara eXTREMESLAND Festival 2020: Southeast Asia

2020 menjadi tahun yang tidak mudah, apalagi bagi komunitas CS:GO di Asia Tenggara. Tidak hanya turnamen offline yang kian jarang karena pandemi COVID-19 yang merebak di seluruh dunia namun juga kehadiran VALORANT, game FPS dari Riot Games yang mengadakan rangkaian turnamen esports resmi lewat kehadiran First Strike.

Meski begitu, masih ada beberapa pemain yang masih bertahan di CS:GO walau hampir semua pemain yang eksis saat ini berada di tim luar Indonesia. Sebut saja Hansel “BnTeT” Ferdinand yang baru saja resmi berseragam EXTREMUM (tim esports asal Rusia) dan Kevin “xccurate” Susanto yang diumumkan menjadi pemain terbaru dari NG Esports, tim CS:GO asal Thailand.

CSGO IEG
Mindfreak dan f0rsakeN saat meraih juara IEG 2018 bersama BOOM Esports. Sumber: BOOM Esports

Namun, baru-baru ini komunitas CS:GO Indonesia patut berbangga akan pencapaian duo pemain Indonesia yakni Aaron “Mindfreak” Leonhart dan Jason “f0rsakeN” Susanto yang berhasil meraih gelar juara eXTREMESLAND Festival 2020: Southeast Asia bersama Paper Rex, tim CS:GO yang berada di Singapura. Kedua pemain ini sebelumnya pernah bermain di tim yang sama yakni BOOM Esports.

Bersama Hybrid, mereka menceritakan mengenai perjalanan mereka menjadi juara di eXTREMESLAND, CS:GO Asia Tenggara di 2020, tantangan bermain CS:GO secara kompetitif saat ini dan pendapat mereka akan BOOM Esports yang baru saja melepas tim CS:GO mereka ke MIBR.

 

Bisa diceritakan awal mula perjalanan kalian sebagai pemain professional di CS:GO?

Mindfreak: “Awalnya gua bermain CS:GO sejak Desember 2012 dan di tahun selanjutnya mulai bermain secara kompetitif. Di 2015 mulai berkarir di BDGS dan pindah ke Jakarta Juggernaut. Sempat bermain di Fortius bersama xccurate dan BnTeT, gua akhirnya menjadi stand-in di Kanaya Gaming hingga bergabung ke BOOM Esports di akhir 2016 sampai berpisah di Januari 2020.

f0rsakeN: “Awal karir saya waktu itu bermain bersama Recca Academy dan berhasil meraih juara 3 di turnamen LAN di Supernova Jakarta. Setelah berpisah dengan Recca dan bergabung ke Aerowolf Pro Team. Akhirnya saya dipinjamkan ke BOOM Esports hingga dikontrak secara permanen. Setelah dari BOOM, saya ditarik ke tim JMT dari China namun karena ada permasalahan organisasi, JMT diumumkan bubar dan akhirnya saya memutuskan pindah ke Paper Rex.

 

Bagaimana cerita kalian bisa bergabung ke Paper Rex?

paper rex
Skuad pertama Paper Rex Kiri ke kanan: Aequitas (pelatih Paper Rex), Bobosaur, d4v4i, Alecks, Mindfreak, Subbey, dan dsn (Co-Founder Paper Rex) (Sumber: Paper Rex)

Mindfreak: Gua bergabung ke Paper Rex setelah GeForce Pacific bersama BOOM. Setelah trial di bulan Januari, bulan selanjutnya bergabung sebagai pemain resmi. Sebelumnya, sudah mendapat tawaran lain dari Team Aster dan bahkan sempat trial di sana. Namun karena Team Aster ada 4 pemain China, saya memutuskan untuk menolak karena kendala bahasa dan memutuskan ke Paper Rex karena saya bisa menguasai bahasa Inggris.

f0rsakeN: “Saya dikontak secara langsung oleh DSN (pelatih Paper Rex) untuk menawarkan saya untuk menjadi pemain. Tanpa pikir panjang, saya menerima tawaran tersebut karena juga sudah keluar dari JMT saat itu.

 

Bagaimana perjalanan kalian selama turnamen eXTREMESLAND Festival 2020: SEA?

Mindfreak: “Sebelum turnamen ini, kami memutuskan untuk meningkatkan porsi latihan menjadi 8 jam sehari mengingat kami tidak latihan seusai liburan tahun baru. Kami juga lebih ke arah melihat tim lain bermain dan di waktu yang sama kami yakin dengan strategi kami yang lebih bagus hingga akhirnya menjadi juara.

ForsakeN: “Persiapan di turnamen ini, kami melakukan latihan, scrim, dan membahas kesalahan di latihan ataupun menonton demo dari tim luar negeri seperti Astralis, Vitality, dll.

 

Apa pendapat kalian mengenai CS:GO di Asia Tenggara?

Mindfreak: “Sebenarnya CS:GO SEA terbilang membosankan karena hanya bertemu tim itu-itu saja saat turnamen. Bahkan tim CS:GO SEA saat ini cukup sering membuat perubahan pemain termasuk kami di Paper Rex yang membuat tim CS:GO di SEA harus melakukan penyesuaian tim.

F0rsakeN: “Menurut saya CS:GO di Asia Tenggara untuk saat ini agak mundur untuk beberapa langkah karena game VALORANT yang sedang naik daun sehingga banyak para pemain CS:GO banyak berpindah ke VALORANT. Tapi saya berharap tim CS:GO Asia Tenggara bisa tetap eksis sampai sekarang.”

 

Lantas, bagaimana untuk wilayah lain di Asia seperti China dan Mongolia?

Mindfreak: “Mongolia justru malah semakin banyak tim CS:GO meski VALORANT merebak di Asia terlihat dari tim di turnamen ESEA yang didominasi tim Mongolia. Sama dengan China yang masih tetap aktif dan ramai tim Cs:GOnya karena gua sendiri jarang melihat pemain China di VALORANT.

f0rsakeN: “Justru sebaliknya dari Asia Tenggara, China dan Mongolia sedang berkembang pesat karena sedang menunjukkan dominasinya di berbagai turnamen CS:GO kancah Asia.

 

Menurut kalian apa tantangan bermain CS:GO sebagai pemain profesional untuk saat ini?

Mindfreak: “Turnamennya lagi jarang, tidak sebanyak dulu buat Asia. Ditambah lagi adanya COVID membuat terkadang bosan bermain CS. Ditambah lagi seperti yang gua bilang sebelumnya, lawan-lawannya yang itu-itu saja.

F0rsakeN: “Tetap bertahan dengan tujuan saya secara pribadi untuk bisa menembus turnamen major CS:GO dan menjadi tim nomor satu Asia.”

Sumber: BOOM Esports
Sumber: BOOM Esports

 

BOOM Esports baru saja melepas roster CS:GO mereka ke MIBR. Apa saran kalian terhadap manajemen BOOM, apakah lebih baik melanjutkan di Brazil, Asia, atau kembali ke ranah Indonesia?

Mindfreak: “Kalau saran gua sih tetap bertahan di scene Brazil ya buat CS:GO BOOM. Selain scene yang terbilang jauh lebih sehat secara kompetitif, komunitas mereka juga terbilang sangat aktif. Dibandingkan kembali membuat CS:GO di Asia, itu hanya membuang uang saja. Selain CS:GO yang meredup di Asia, pesaing CS:GO saat ini yaitu VALORANT juga memiliki roadmap yang lebih jelas terutama di kawasan Asia Tenggara

F0rsakeN: “BOOM Esports harus tetap eksis di CS:GO karena game ini masih jadi tolak ukur esports skena internasional. Mungkin saat ini pemain CS:GO Indonesia yang bersinar sedang berkarir di luar negeri namun tidak menutup kemungkinan bila saatnya tiba mereka akan kembali berkarir di Indonesia.

 

Profil Army Geniuses: Secuil Perjalanan Para Pemain Muda Menuju DPC 2021

Dota 2 Indonesia mengalami perkembangan yang sangat dinamis di tahun 2018 berkat kehadiran Indonesia Esports Premier League sampai satu persatu mulai bubar dan akhirnya ditinggalkan. Salah duanya adalah EVOS Esports dan Rex Regum Qeon, tim raksasa dan senior di Indonesia yang di tahun 2019 sama-sama berhenti mengoperasikan divisi Dota 2 mereka.

Tidak banyak tim baru Indonesia yang bermunculan di 2020 dan bisa menyaingi prestasi BOOM Esports yang tampil konsisten dan berprestasi baik di Indonesia maupun di turnamen regional. Namun ada satu tim Dota 2 Indonesia yang layak diperhitungkan akhir-akhir ini yaitu Army Geniuses. Berbeda dengan tim esports Indonesia yang mayoritas beroperasi di Jakarta, Army Geniuses berasal dari Batam, Kepulauan Riau yang dihuni oleh 5 pemain Indonesia.

Meski berkali-kali lolos di berbagai turnamen internasional, nama mereka mulai terlihat ketika menjadi salah satu tim yang lolos ke Lower Division DOTA Pro Circuit SEA 2021.

Sebelumnya mereka harus takluk di babak tiebreaker usai menghadapi ZeroTwo (tim gabungan dari Muhammad “InYourdreaM” Rizky dan Randy “Dreamocel” Sapoetra). Untungnya, mereka berhasil lolos karena Assault harus dicoret dari daftar tim yang lolos usai terbukti melakukan account sharing saat bertanding.

87363760_115088416743560_5727384205415940096_o

Farand “KoaLa” Kowara, pelatih dari Army Geniuses berbagi cerita mengenai cerita mengenai awal terbentuknya tim, proses berjalannya tim, hingga pendapatnya akan keberhasilan tim lolos ke lower division DPC SEA 2021.

 

Awal Mula Army Geniuses

Army Geniuses (AG) terbentuk sejak akhir Januari 2020 dengan diisi hampir seluruh pemain dari PG Orca, tim akademi dari Pondok Gaming yakni Haikal “StarGazer” Hadzik, Tri “MamangDaya” Daya Pamungkas, Syaid “woMy” M Reski, dan Yukatheo “you_K” Glenn. Satu-satunya pemain dari luar PG Orca adalah Hidayat “lawlesshy” Narwawan yang sebelumnya bermain untuk Louvre dan PG Barracx.

Sebelumnya, PG Orca sendiri meraih hasil yang cukup memuaskan di kancah lokal dengan berhasil menembus 8 besar di ESL Indonesia Championship Season 1 dan mencapai 6 besar di musim selanjutnya. Tidak hanya itu, mereka juga sukses meraih prestasi di turnamen internasional seperti juara 2 di UniPin SEACA 2019 dan juara 3 di Sin Esports DOTA 2 League Season 1.

armygeniuse121s
Army Geniuses di turnamen ParaBellum DOTA 2 Tournament 2020 (Sumber: Army Geniuses Fanpage)

Debut turnamen Dota 2 yang diikuti AG berada di luar Indonesia yakni ParaBellum Dota 2 Tournament 2020 yang diadakan di Bangkok, Thailand. Pencapaian membanggakan berhasil didapatkan dengan meraih juara ketiga  usai takluk melawan Neon Esports dengan skor 1-2.

KoaLa sendiri bergabung menjadi pelatih sejak terbentuk. “Walau mereka masih terbilang muda, mereka sudah membuktikan prestasi mereka saat berada di PG Orca dan gua melihat mereka bisa berkembang gitu.” Ungkap KoaLa. Roster AG sendiri memang masih belia dengan pemain termuda adalah woMy yang masih berusia 18 tahun. Sedangkan yang tertua adalah you_K yang berusia 21 tahun.

 

Proses dan Pencapaian AG di 2020

Sumber: Army Geniuses Fanpage
Sumber: Army Geniuses Fanpage

Seusai turnamen ParaBellum, AG menjadi salah satu tim yang bertarung di ESL SEA Championship 2020. MamangDaya dan kawan-kawan saat itu berhasil lolos melalui jalur kualifikasi terbuka. Sayangnya, mereka harus tersingkir dini di turnamen dengan meraih peringkat terakhir. Setelah turnamen tersebut, nama mereka tidak lagi terlihat sampai akhirnya berhasil menjadi wakil Indonesia di Razer SEA Invitational 2020.

Tampil dominan dan berhasil meraih peringkat pertama di babak grup, sayangnya, mereka harus puas berada di peringkat ketiga setelah takluk dari Neon Esports dan 496 Gaming di babak Playoff.

AG juga turut mengikuti berbagai kualifikasi online namun gagal melaju ke babak utama sampai akhirnya berhasil lolos di DOTA Summit 13 Online: SEA usai menaklukan only play today di kualifikasi terbuka. Sayangnya di babak grup, AG gagal melaju ke babak selanjutnya setelah terbenam di posisi terakhir dengan meraih 3 kali hasil imbang dari 9 pertandingan yang dijalani.

Di bulan Desember, AG mengikuti 2 turnamen online yakni Moon Studio Carnival Cup dan Huya Winter Invitational namun di 2 turnamen tersebut, mereka tidak berhasil mendapatkan posisi 8 besar.

 

Lolosnya AG di Lower Divisions DPC

Meski berhasil lolos ke Lower Divisions dengan cara yang tidak biasa, KoaLa mengakui mereka tidak banyak melakukan latihan sebelum kualifikasi terbuka.

“Jujur aja kaget sih, kita bisa melangkah sampai sejauh ini karena kita kan habis liburan yang membuat kami tidak banyak latihan untuk mencoba META baru. Walaupun kami setidaknya bisa mendapat 1 game namun kami kurang bisa menutup game dengan rapih. Hal tersebut jadi PR yang harus kita selesaikan.

Kalau soal Assault kena diskualifikasi sebenarnya kita senang-senang aja sih masuk DPC lewat jalur tersebut namun dalam hati pasti ingin masuk DPC lewat jalur normal (kualifikasi). Namun bukan berarti kami tidak layak mendapatkan slot tersebut karena menurut gua kita lumayan perform baik di kualifikasi terbuka maupun di kualifikasi tertutup.” Ungkapnya.

AG sendiri berhasil lolos ke kualifikasi terbuka saat kualifikasi pertama dengan sukses mengalahkan Motivate Trust, tim yang sebelumnya meraih gelar juara di BTS Pro Series Season 3: SEA dan DOTA Summit 13: Online SEA.

Berbicara mengenai lawan yang patut diwaspadai, KoaLa memilih untuk mewaspadai semua lawan mereka di lower divisions. “Apalagi di META baru ini banyak yang pakai cheese/strat yang berbeda dari patch sebelumnya. Lengah dikit pasti kalah draft. Jadi otomatis semuanya harus diwaspadai. Namun jika disuruh memilih, Omega Esports lawan terkuat di Lower Divisions mengingat mereka memiliki strat yang variatif.” kata mantan pelatih Rex Regum Qeon ini.

Sampai artikel ini ditulis, debut Army Geniuses di DPC Season 1 Lower Divisions berjalan manis dengan meraih kemenangan 2-0 tanpa balas dari Galaxy Racer dan sukses membalas kekalahan mereka saat menjamu Zero Two, 2-1. Pencapaian ini membuat AG saat ini berada di posisi pertama di klasemen sementara lower divisions. MamangDaya dan kawan-kawan akan kembali bertarung pada tanggal 3 Februari menghadapi Cignal Ultra.

Southeast Asians Teams in PMGC 2020 According to 3 Shoutcasters from 3 Countries

After competing for almost 1 month, PUBG Mobile Global Championship 2020 officially ended their League stage with Four Angry Men as their champion. One of the Indonesian representative, Bigetron Red Aliens that held the top position for 3 weeks fell to second place. Besides that, all of Southeast Asia teams proceed to the Grand Final on Coca Cola Arena, Dubai, UEA.

Apart from Bigetron RA and Aerowolf LIMAX (Indonesia), other SEA teams that managed to qualify are RRQ Athena, Secret Jin, and POWER888 KPS from Thailand, and Team Secret from Malaysia. Southeast Asia becomes the region that sends the most representatives in the Grand Final.

Preparations have to be done by each team to deliver the best performance in only less than 2 weeks. Bigetron RA even has to bring a new player, Leander “Liquid” Deusfiel as a 5th player, to replace Alice who’s unfit to go to Dubai.

We talked to 3 PMGC 2020 casters from 3 different countries to share their opinion about SEA teams in PMGC 2020 and their prediction on the Grand Final. They are Florian “Wolfy” George from Indonesia, Suphakit “Zaffer” Nonta from Thailand, and Azrul “J Hunter” Anwar from Malaysia.

 

Florian “Wolfy” George

flo wolfy

Wolfy’s opinion about current PUBG Mobile SEA teams in PMGC 2020: “In my opinion, the SEA teams already proved their class when all of the teams made it to the Grand Final. Having the most experience and being the most competitive region make the players honed their skills better than other regions. The only region that I think is on the same level as SEA is China.”

The weakness of PUBGM SEA teams according to Wolfy: “The weakness of the SEA teams is that they are adapting quite slowly. Meanwhile, teams from other regions such as China, America, and Europe could change their playstyles (rotation and decision-making) adapting to different situations. This weakness could be seen in the middle of the season and has to be fixed in the Grand Final.”

Wolfy’s prediction on the SEA teams in the PMGC 2020 Grand Final: “My prediction, all Southeast Asia teams should be able to reach top 12 with Bigetron RA and RRQ Athena have bigger chances to be the champion. Four Angry Men  and NOVA XQF from China are the strongest contenders for the SEA teams to win the title.”

 

Suphakit “Zaffer” Nonta

zaffer

Zaffer’s opinion about current PUBG Mobile SEA teams in PMGC 2020: “In general, I admit that all of the Southeast Asia teams played really well so they could go to the Grand Final in Dubai. The Grand Final rounds will be fun to watch. It’s a little bit hard to compare but, in my opinion, all of the SEA teams are still a little bit better compared to Chinese teams.”

The weakness of PUBGM SEA teams according to Zaffer: “It’s hard to see the weakness of the SEA teams currently. It’s all about momentum and timing in PUBG Mobile. I believe all the teams in the Grand Final are very strong teams. They have weaknesses, for sure, and it depends on who makes fewer mistakes.”

Zaffer’s prediction on the SEA teams in the PMGC 2020 Grand Final: “All 6 SEA teams have a chance to be the winner. My heart says RRQ will be the champion but, looking at the facts, Bigetron has a real chance to win the PMGC 2020.”

Azrul “J Hunter” Anwar

61210508_1245569188949960_3713802051268902912_o

J Hunter’s opinion about current PUBG Mobile SEA teams in PMGC 2020: “I think SEA teams have the best chance to conquer the top positions especially in offline settings. SEA teams have the most experience in LAN events. In multiple showings, SEA teams have determined the metagame, and they are also prepared mentally inside and outside the game so they are less susceptible to taunting, mental fatigue, etc.”

The weakness of PUBGM SEA teams according to J Hunter: “Sometimes SEA teams have a do or die attitude and will rarely back off from a fight. This is both strength and weakness but sometimes SEA teams tend to overextend when in teamfights.”

J Hunter’s prediction on the SEA teams in the PMGC 2020 Grand Final:: “I believe SEA teams will all be in the top 10 with RRQ and Bigetron in top 3 on Grand Final PMGC 2020.”