Seluruh tim Dota 2 kembali bertarung ke wilayah masing-masing di Dota Pro Circuit 2021 Season 2 seusai ONE Esports Singapore Major yang berhasil dimenangkan oleh Invictus Gaming. Terdapat berbagai wakil Indonesia baik organisasi asal Indonesia maupun pemain yang memutuskan berkarir di tim luar negeri berjuang baik di upper divisions dan lower divisions DPC 2021.
Kali ini kami berbincang bersama Adit “AVILLE” Rosenda yang sebelumnya dikenal sebagai pemain Dota 2 dari EVOS Esports dan kini menjadi shoutcaster Dota 2 di channel YouTube pribadinya. Ia memberikan analisa mengenai perubahan yang dilakukan oleh 2 tim esports Indonesia yakni BOOM Esports dan Army Geniuses. Selain itu juga ada T1 dan 496 Gaming yang mengisi roster mereka dengan pemain Indonesia.
BOOM Esports
Menjadi satu-satunya, tim Dota 2 Indonesia di DPC 2021 Upper Divisions Season 1, BOOM Esports meraih hasil yang kurang maksimal dan gagal lolos ke ONE Esports Singapore Major. Mereka harus puas berada di peringkat 5 dengan rekor 4 kemenangan dan 3 kali kalah. Perjalanan BOOM bersama Andrew “Drew” Halim yang baru direkrut untuk menggantikan Randy “Dreamocel” Sapoetra bahkan harus terhenti di tengah jalan dan digantikan Nuengnara “23Savage” Teeramahanon, mantan pemain Fnatic sampai akhir musim DPC Season 1.
Kabar baiknya, BOOM masih bertarung di DPC Upper Divisions untuk musim kedua. Drew akhirnya resmi dilepas dari tim dan 23Savage akhirnya menjadi pemain T1. Dreamocel akhirnya kembali ke BOOM untuk mengisi posisi carry. Sebelumnya, ia bergabung ke Zero Two bersama Muhammad “inYourdreaM” Rizky namun meraih hasil kurang memuaskan dengan berada di peringkat 6 DPC Season 1 lower divisions. Kembalinya Dreamocel ke BOOM berjalan cukup baik dengan meraih juara ketiga Predator League 2020/21.
AVILLE: “Kembalinya Dreamocel ke BOOM menjadi win-win solution bagi kedua pihak. Keluarnya Dreamocel setelah lebih dari 3 tahun di BOOM menjadi evaluasi dan refleksi yang ia lakukan. Secara performa individu, ia lebih meningkat dibanding sebelumnya dengan berhasil menembus 10 ribu MMR. Tidak hanya itu, ia juga kembali mendapat kesempatan untuk bisa lolos ke major dan The International.
Sedangkan BOOM mendapatkan versi terbaik dari Dreamocel dari sebelum ia keluar mengingat ia mendapat pengalaman berharga bisa bermain dengan pemain dari berbagai negara yang berbeda dan juga kemampuan individu yang lebih baik. Secara tim, BOOM masih bertumpu di Mikoto yang terlihat permainannya yang stabil di Predator League 2020/21 walau pemain lain juga tidak kalah bagus. Persaingan mereka ke major masih sama seperti musim sebelumnya dengan nama-nama besar seperti Fnatic, T1, TNC Predator, dan OB Neon Esports yang sering mereka hadapi.”
T1
Menghadirkan duet pemain support asal Indonesia yakni Kenny “Xepher” Deo dan Matthew “Whitemon” Filemon, T1 meraih hasil memuaskan dengan berhasil melangkah ke ONE Esports Singapore Major dan bertarung dari babak wild card. Langkah mengejutkan dilakukan oleh T1 dengan memutuskan melepas Souliya “JaCkky” Khoomphetsavong, pemain carry mereka dari tim dan akhirnya digantikan 23Savage menjelang major.
Sayangnya perjalanan T1 di major tidak berjalan mulus bahkan sebelum major dimulai. Carlo “KuKu” Palad, pemain offlaner T1 tidak bisa terbang ke major dan akhirnya digantikan oleh Lee “Forev” Sang Don yang pernah bermain di T1. Debut 23Savage di T1 berjalan sangat buruk dengan hanya meraih hasil 1 kemenangan dari 5 pertandingan yang dijalani.
AVILLE : “Kehadiran 23Savage yang menggantikan Jackky tidak banyak mengubah gaya permainan T1. Kedua pemain sangat mirip permainannya terutama ketika di early dan mid game namun berbeda ketika sudah memasuki late game. Jackky memiliki tipikal yang agresif sedangkan 23 lebih bermain sedikit santai dan cenderung berhati-hati.
Saat di major kemarin, permainan 23Savage juga tidak begitu terlihat karena mereka kehilangan sosok Kuku yang juga kapten tim. Begitu pula dengan Xepher dan Whitemon yang meski memiliki pengalaman menghadapi tim Dota tier 1 sebelumnya namun terlihat mereka terkadang kehilangan arah dan pergerakan yang aneh tanpa kehadiran Kuku.
Sama seperti BOOM, peluang untuk lolos ke major bakal berlangsung ketat mengingat juga ada patch 7.29 yang baru saja hadir. Siapapun tim yang bisa memanfaatkan dengan baik patch ini, mereka yang memiliki peluang besar untuk lolos ke major berikutnya.”
Army Geniuses
Sukses meraih peringkat 5 di klasemen akhir, Army Geniuses yang merupakan organisasi esports Dota 2 Indonesia kembali bertarung di DPC League Lower Division musim kedua. Menariknya, AG mempertahankan seluruh pemain mereka di musim sebelumnya. AG juga aktif mengikuti turnamen luar negeri setelah DPC League musim pertama usai.
Hasil beragam didapatkan oleh AG selama mengikuti turnamen. Mereka tidak pernah mendapat hasil 4 besar di turnamen yang mereka jalani dengan pencapaian tertinggi mereka ketika meraih 6 besar di WCAA Spring Festival Cup. Pengalaman yang mereka ikuti di berbagai turnamen menjadi persiapan berharga bagi Tri Daya “Mamang Daya” Pamungkas dan kawan-kawan sebelum bertarung untuk memperebutkan slot ke Upper Divisions.
AVILLE : “Performa mereka tentu lebih meningkat dibandingkan DPC musim sebelumnya dengan pengalaman dan ilmu yang didapatkan baik saat masih bertarung di musim pertama lower divisions dan keikutsertaan mereka di berbagai turnamen akhir-akhir ini.
Namun melihat hasil yang diraih, peluang mereka untuk lolos ke upper divisions terbilang cukup berat karena mereka menghadapi lawan-lawan yang lebih diunggulkan seperti MG Trust, SMG, dan Galaxy Racer namun untuk bisa kembali mendapat di lower divisions, mereka masih ada peluang.”
496 Gaming
Berisikan seluruh pemain Vietnam, 496 Gaming harus turun ke lower divisions DPC Season 2 setelah berada di peringkat 7 klasemen akhir di Upper Division Season 1. Perubahan pemain mereka dengan mendatangkan Drew, pemain asal Indonesia yang terakhir bermain di BOOM Esports. Kehadiran Drew menggeser Nguyen “Datbb” Thanh Dat yang sebelumnya bermain sebagai carry kini beralih menjadi offlaner. Debut Drew bersama 496 Gaming di Predator Gaming 2020/21 berlangsung kurang mulus setelah harus puas meraih 6 besar.
AVILLE: “Keputusan 496 Gaming mendatangkan Drew terbilang wajar karena saat ini susah mencari carry papan atas di region SEA terlebih lagi ia berada di 20 besar top MMR di server SEA. Meski Drew bersama 4 pemain asal Vietnam, menurut saya komunikasinya dengan rekan tim tidak menjadi masalah karena komunikasi Dota lebih memakai bahasa yang mudah dipahami seperti let’s push, get back, atau smoke.
Hanya saja Drew beberapa kali masih ada miss koordinasi dengan tim saat terutama ketika takluk melawan South Built Esports yang merupakan lawan perdana mereka di DPC League Lower Divisions Season 2. Secara individu, Drew bermain baik dengan laning stage yang berhasil ia menangkan namun harus memperbaiki untuk pertandingan berikutnya. Berbicara peluang, sama seperti AG peluang 496 untuk kembali ke upper divisions terbilang berat karena harus menghadapi tim-tim unggulan di lower divisions.”