All posts by Glenn Kaonang

TCL Umumkan Wearable Display Mirip Kacamata Generasi Baru, NXTWEAR AIR

Sebagai salah satu produsen display terkemuka, wajar apabila TCL banyak bereksperimen dengan form factor baru. Belakangan, pabrikan asal Tiongkok tersebut cukup getol mengembangkan wearable display, hingga akhirnya mereka meluncurkan perangkat bernama TCL NXTWEAR G pada Juni tahun lalu.

Tanpa perlu menunggu terlalu lama, TCL kembali menghadirkan wearable display baru yang lebih canggih. Masih dengan wujud menyerupai kacamata, produknya kali ini dinamai NXTWEAR AIR, dan itu mengacu pada dimensi fisiknya yang lebih ringkas daripada pendahulunya.

NXTWEAR AIR memiliki bobot yang sangat ringan di angka 75 gram (termasuk lensa). Jika dibandingkan dengan NXTWEAR G tadi, bobot NXTWEAR AIR sekitar 30% lebih enteng. Dengan begitu, pengguna semestinya bisa lebih nyaman menggunakan NXTWEAR AIR dalam jangka waktu yang lama.

Pengurangan bobot itu dimungkinkan berkat bingkai yang lebih tipis, dan kalau kita lihat, desainnya memang jadi semakin menyerupai kacamata biasa. Meski lebih ringkas, kualitas gambar yang dihasilkan identik seperti sebelumnya, sebab panel display yang tertanam memang sama, yakni sepasang panel Micro OLED dengan resolusi 1080p. Ukuran display-nya sendiri setara menatap layar 140 inci dari jarak 4 meter.

Seperti pendahulunya, NXTWEAR AIR juga tidak mengemas modul baterai (menjelaskan kenapa fisiknya bisa begitu ringkas). Alhasil, agar bisa beroperasi, ia perlu disambungkan ke smartphone, tablet, atau laptop via kabel USB-C. NXTWEAR AIR dibekali sepasang speaker, namun seandainya audio yang dihasilkan terasa kurang memadai, pengguna tentu juga punya opsi untuk menghubungkan headphone atau earphone nirkabel.

TCL melihat potensi penggunaan perangkat ini untuk keperluan hiburan sekaligus bekerja. Mulai dari menonton film sampai gaming, NXTWEAR AIR siap menyuguhkan pengalaman yang lebih memuaskan lewat layar masifnya. Lalu saat tiba waktunya untuk bekerja, pengguna dapat memanfaatkannya sebagai layar kedua di saat sedang tidak ada ruang untuk menempatkan monitor tambahan.

Rencananya, TCL NXTWEAR AIR bakal dipasarkan mulai kuartal pertama 2022, tapi belum jelas di kawasan mana saja. Harganya pun belum diketahui. Namun sebagai gambaran, NXTWEAR G sebelumnya dijual seharga AU$899, atau kurang lebih 9 jutaan rupiah.

Sumber: TCL.

Gadget Champions 2021: Deretan Gadget Terbaik 2021 untuk Belajar, Berkreasi, Bekerja dan Bermain

Gadget Champions 2021 adalah awal baru yang menyegarkan untuk sebuah ajang penghargaan terhadap gadget dan beragam produk elektronik lain yang dirilis di tahun 2021.

Berbeda dari sebelumnya, kali ini kami tak lagi mengategorikan pemenang penghargaan berdasarkan jenis perangkat seperti laptop, ponsel, atau kamera digital; melainkan berdasarkan fungsinya, yakni untuk bekerja, belajar, membuat konten, dan bermain game. Berkat sistem kategorisasi baru ini, semakin banyak jenis perangkat yang bisa kami apresiasi sebagai yang terbaik di tahun 2021.

Semua produk yang tercantum sebagai pemenang di Gadget Champions 2021 murni merupakan hasil pertimbangan dari gabungan tiga media teknologi asli Indonesia, yaitu Hybrid.co.id, Yangcanggih.com, dan Gizmologi.id. Semuanya juga merupakan gadget yang telah dijual secara resmi di Indonesia sepanjang tahun 2021.

Berikut daftar pemenang Gadget Champions 2021 berdasarkan masing-masing kategori.

Best for School

Untuk kategori ini, daftar pemenangnya meliputi gadget-gadget yang cocok digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar, mulai dari jenjang SD hingga universitas. Dalam menilai, kami memberikan penekanan utama pada value serta keseimbangan antara performa dan harga. Singkatnya, gadget harus memiliki harga yang relatif terjangkau dan tepat guna. Berikut gadget terbaik untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar versi Gadget Champions 2021.

OPPO A16

Paling terjangkau di antara semua smartphone besutan OPPO, A16 memiliki kelebihan di ketahanan baterai dan kamera yang cukup baik untuk kelasnya. Ia ideal buat pelajar yang baru pertama kali menggunakan ponsel karena mudah dioperasikan.

Acer Aspire 5 A514

Kombinasi performa yang baik dan desain yang cukup estetis membuat laptop ini pantas menjadi salah satu yang terbaik untuk para pelajar di tahun 2021. Harganya pun terjangkau sehingga tidak akan terlalu membebani orang tua.

Apple iMac M1

Dari segi harga, komputer all-in-one dengan desain warna-warni ini memang tergolong premium, tapi itu sebanding dengan kualitas yang ditawarkan. Performanya pun sangat mumpuni, bahkan untuk keperluan menyunting video sekalipun.

Xiaomi Pad 5

Tablet Android besutan Xiaomi ini memiliki spesifikasi terbaik di kelas harganya. Bagi pelajar yang membutuhkan tablet dengan layar berukuran lega di kisaran harga 5 jutaan rupiah, sulit mencari tablet yang spesifikasinya lebih baik dari Xiaomi Pad 5.

Huawei MatePad T8 (Kids Edition)

Ideal untuk anak SD berkat bantalan karet yang mengamankannya dari benturan, tablet dengan harga 2 jutaan rupiah ini juga sudah dilengkapi stylus untuk membantu anak-anak menggambar.

Logitech Pop Mouse

Secara fisik, mouse ini kelihatan meriah sekaligus cukup ergonomis untuk digunakan oleh si kecil. Harganya pun cukup terjangkau, sekaligus bisa ditandemkan dengan keyboard Logitech Pop Keys.

OPPO Enco Buds

TWS paling terjangkau dari OPPO ini hadir membawa mode khusus gaming serta kualitas suara yang baik. Selain itu, fisiknya pun tahan debu dan air dengan sertifikasi IP54.

Apple iPad 9th Gen

Tablet terbaik untuk belajar, dengan performa yang kencang dan ekosistem aplikasi yang amat lengkap. Di kelas harganya, inilah tablet dengan performa tercepat saat ini.

Realme 8i

Selain mampu memanjakan mata berkat layar 6,6 inci yang mendukung refresh rate 120 Hz, Realme 8i juga siap digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar selama seharian berkat baterai berkapasitas 5.000 mAh.

Best for Content Creation

Agar dapat menghasilkan karya-karya terbaik, para kreator konten membutuhkan dukungan perangkat yang terbaik. Di kategori ini, kami telah memilih pemenang berdasarkan kemampuannya menunjang aktivitas para desainer grafis, desainer 3D, videografer, fotografer, serta editor video. Berikut gadget terbaik untuk menunjang proses penciptaan konten kreatif versi Gadget Champions 2021.

OPPO Reno6

Berbekal fitur-fitur kamera canggih untuk menciptakan video dan foto dengan efek menarik, Reno6 adalah smartphone kelas menengah terbaik untuk keperluan membuat konten di TikTok, Instagram, maupun YouTube.

HP ZBook Power G8

Dirancang untuk para desainer grafis dan desainer 3D, laptop ini siap digunakan untuk berbagai pekerjaan berat. Di saat yang sama, spesifikasinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna.

Vivo X70 Pro

Hasil kolaborasi Vivo dan Zeiss berhasil menghadirkan smartphone dengan kualitas foto terbaik di kelas semi-flagship. Hasil rekaman videonya yang stabil saat dipakai tanpa tripod juga menjadi nilai tambah buat para vlogger dan pencipta konten video.

Samsung Galaxy Z Flip3

Berkat layar lipatnya, Galaxy Z Flip3 bisa digunakan dengan cara unik yang tidak dapat dijumpai di ponsel berdesain konvensional lainnya. Hasil foto dan videonya yang amat baik pun juga membuatnya semakin cocok di tangan para pencipta konten.

Fujifilm GFX 50S II

Kamera mirrorless dengan sensor medium format yang paling terjangkau saat ini. Dukungan koleksi lensa medium format Fujifilm GF yang ekstensif dan kualitas hasil foto yang menakjubkan membuatnya pantas menjadi andalan para fotografer profesional.

Sony Alpha 1

Kamera mirrorless bersensor full-frame ini sanggup merekam video 4K 120 fps atau 8K 30 fps. Ia juga merupakan kamera tercepat Sony saat ini, dengan kemampuan menjepret secara kontinyu hingga 30 gambar per detik.

Canon EOS R3

Bodi kamera full-frame dengan mount Canon RF terbaik saat ini. EOS R3 memiliki performa yang sangat gegas, membuatnya sangat ideal di tangan fotografer olahraga profesional. Satu fitur canggihnya, vehicle detection, sangat berguna dalam membantu fotografer mengabadikan aksi balap mobil atau motor.

Panasonic Lumix DC-BS1H

Kamera video barebone yang mudah dimodifikasi sesuai kebutuhan untuk menghasilkan video berkualitas sinema. Dukungan lensa yang lengkap membuatnya semakin ideal untuk para videografer profesional.

DJI Mavic 3

Paling canggih di antara semua consumer drone buatan DJI, Mavic 3 hadir membawa kamera Hasselblad dengan sensor Micro Four Thirds yang mampu merekam video beresolusi 5,1K. Dengan daya tahan baterai hingga 46 menit dan jangkauan transmisi video hingga 15 km, ia pun juga sangat layak digunakan dalam lingkup profesional.

Apple iPhone 13 Pro

Berbekal mode video Cinematic, iPhone 13 Pro mampu menghasilkan video yang terbaik untuk sebuah smartphone. Didukung juga oleh beragam aplikasi penyunting video yang canggih, ponsel ini pun dapat difungsikan sebagai solusi alat videografi yang komplet.

Apple MacBook Pro 16 2021

Inilah laptop terbaik untuk video editor, fotografer, dan desainer grafis yang memiliki mobilitas tinggi. Di samping mengusung monitor Mini LED yang terang dan akurat, ia juga mengunggulkan kinerja yang amat kencang, bahkan di opsi paling terjangkaunya sekalipun.

Apple iPad Pro 12,9 M1 2021

Tipis tapi sangat bertenaga, inilah tablet terkencang saat ini yang bisa diandalkan untuk keperluan video editing dan sketsa di mana pun. Tak hanya itu, layarnya mampu menampilkan visual dengan dynamic range yang luas dan warna yang memukau.

Best for Work

Perangkat canggih yang mampu menunjang produktivitas selalu menjadi kebutuhan khalayak. Di kategori ini, prioritas utamanya adalah perihal kualitas dan performa. Berikut gadget terbaik untuk menunjang pekerjaan versi Gadget Champions 2021.

Asus ExpertBook B9400

Bagi para pebisnis profesional yang membutuhkan laptop tangguh untuk menunjang aktivitas bisnisnya, inilah laptop terbaik yang bisa dibeli di tahun 2021. Bodinya ringan tapi tangguh, performanya kencang, serta turut dilengkapi fitur-fitur keamanan terkini.

Acer Swift 3 Infinity 4

Opsi menarik bagi para pekerja kantoran dan pekerja lepas yang memiliki bujet terbatas, laptop ini hadir membawa desain yang unik dan keren, tidak ketinggalan pula performa yang cukup mumpuni.

Samsung Galaxy Z Fold3

Membawa ponsel ini ibarat memiliki sebuah tablet yang dapat disimpan di dalam saku. Ingin mencorat-coret dengan lebih nyaman dan lebih presisi, gunakan saja stylus S Pen Pro bersamanya.

Lenovo ThinkPad X1 Titanium Yoga

Paling tipis di antara semua lini laptop ThinkPad convertible, tapi tetap dengan bodi yang tangguh sesuai standar militer, serta fitur pengamanan yang lengkap. Satu kelebihannya adalah ukuran layarnya yang mencapai 13,5 inci, yang dapat memberikan ruang vertikal ekstra. Dengan daya tahan baterai mencapai angka 9 jam, laptop ini pun layak direkomendasikan bagi para pebisnis yang memiliki mobilitas ekstra.

Sony WF-1000X Mark 4

Tak hanya mengunggulkan kualitas suara yang amat baik dan dukungan active noise cancellation (ANC), TWS premium besutan Sony ini juga hadir membawa desain yang sangat nyaman digunakan.

Samsung S24A400

Dibanding monitor pada umumnya, monitor yang satu ini punya kelebihan dalam bentuk webcam terintegrasi. Ukurannya yang ringkas juga membuatnya cocok digunakan sebagai monitor kedua di atas meja kerja.

Best for Gaming

Industri gaming adalah salah satu yang malah berkembang pesat di kala pandemi. Alhasil, kebutuhan akan perangkat gaming pun juga ikut naik, dan di tahun 2021 kita juga melihat banyak perangkat gaming yang menarik. Berikut perangkat gaming terbaik versi Gadget Champions 2021.

Acer Predator Helios 300

Tak hanya menawarkan keseimbangan harga dan performa yang baik, laptop ini turut ditunjang oleh manajemen panas yang efektif. Kualitas rancang bangunnya pun solid, sehingga pengguna bisa percaya diri berlama-lama bermain game dengannya.

Western Digital SN850 NVMe SSD

Ruang penyimpanan ekstra saja tidak cukup buat para gamer, sebab performa storage yang cepat pun juga merupakan faktor yang krusial. SSD NVMe PCIe 4.0 yang satu ini merupakan cara mudah dan terjangkau untuk mendongkrak performa PC atau laptop secara instan.

ASUS ROG Phone 5

Sebagai sebuah smartphone gaming, performa yang kencang tentu menjadi andalan ROG Phone 5. Tidak kalah penting, ponsel ini juga mengandalkan sistem manajemen panas yang baik sehingga nyaman digunakan berlama-lama. Harganya pun relatif terjangkau, terutama jika melihat performa yang ditawarkan.

ASUS ROG Strix Advantage Edition

Paduan prosesor dan kartu grafis AMD di laptop ini menawarkan performa gaming yang kencang di tingkat harga yang kompetitif. Desainnya pun keren dan kokoh, dan ia turut didukung sistem pendingin yang efektif.

Asus ROG Zephyrus Duo 15 SE

Dengan sepasang layarnya, laptop ini sanggup memberikan pengalaman baru saat bermain game maupun bekerja. Bukan cuma itu, kualitas layar dan performanya pun juga termasuk salah satu yang terbaik di tahun 2021.

Lenovo Legion 5 Pro

Dengan layar 16 inci yang memiliki refresh rate 165 Hz, cakupan warna sRGB 100%, serta dukungan DisplayHDR 400 dan Dolby Vision, laptop gaming yang satu ini sangat unggul perihal kualitas visual. Performanya pun kencang, dengan spesifikasi di atas rata-rata kelas harganya.

MSI GE76 Raider

Perangkat gaming terasa kurang lengkap tanpa pencahayaan RGB, dan itu sama sekali bukan masalah di laptop ini. Dengan bodi yang kokoh dan spesifikasi kelas atas, laptop ini juga ideal dijadikan pengganti PC desktop.

HP Victus 16

Harganya relatif terjangkau, akan tetapi spesifikasi dan performanya tetap memadai untuk ukuran laptop gaming. Desainnya yang tampak minimalis dan bernuansa bisnis juga bisa menjadi nilai tambah bagi sebagian pengguna.

LG C1 OLED TV

Dengan dukungan VRR dan refresh rate 120 Hz, inilah TV dengan kualitas visual terbaik buat para gamer konsol next-gen. Tidak hanya game, film juga bakal tampak menawan saat diputar di TV ini.

Nintendo Switch OLED

Dijual sekitar 1 juta lebih mahal dari versi standarnya, generasi baru Nintendo Switch yang memiliki layar OLED ini menjanjikan kualitas visual yang jauh lebih menawan dalam form factor yang sudah sangat familier.

Realme GT Neo2

Berbekal chipset Qualcomm Snapdragon 870 dan sistem pendingin pasif yang efektif, Realme GT Neo2 bisa menjadi salah satu smartphone terbaik untuk bermain game di tahun 2021. Belum lagi ditambah harganya yang sangat menarik.

Poco F3

Poco F3 adalah smartphone dengan chipset Snapdragon 870 yang paling murah di tahun 2021, dan ini menjadikannya sebagai pilihan terbaik bagi para gamer mobile yang memiliki dana pas-pasan.

Di tahun 2022, kami berencana untuk tetap menghadirkan jawara gadget terbaik setiap bulannya. Tujuannya tidak lain dari membantu para pembaca untuk mendapatkan gadget terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.

Acer Luncurkan Tiga Monitor Gaming 4K Baru, Dua di Antaranya dengan Mini LED

Acer meluncurkan sederet perangkat gaming baru di CES 2022, mulai dari laptop, komputer desktop, sampai monitor. Di segmen monitor, Acer menghadirkan tiga penawaran yang cukup menarik buat para gamer.

Tiga monitor gaming yang dimaksud adalah Predator X32 dan Predator X32 FP, serta Predator CG48. Ketiganya sama-sama merupakan monitor 4K, jadi segmentasinya jelas masuk kelas high-end.

Acer Predator X32 dan Predator X32 FP

Dua monitor ini cukup istimewa karena memadukan panel IPS 32 inci beresolusi 4K dengan teknologi Mini LED. Buat yang tidak tahu, Mini LED memungkinkan sebuah monitor untuk mengemas jauh lebih banyak local dimming zone, sehingga pada akhirnya mampu menyajikan kontras yang lebih baik sekaligus warna yang lebih kaya.

Dalam kasus ini, baik Predator X32 maupun X32 FP sama-sama mengemas 576 dimming zone, dengan tingkat kecerahan maksimum hingga 1.000 nit dan sudah memenuhi sertifikasi DisplayHDR 1000. Soal warna, keduanya menjanjikan akurasi Delta E<2 dan cakupan 99% AdobeRGB.

Mengenai perbedaannya, Predator X32 hadir membawa dukungan Nvidia G-Sync Ultimate, sementara Predator X32 FP dengan AMD FreeSync Premium Pro. Predator X32 juga mendukung teknologi Nvidia Reflex untuk memonitor dan mengurangi latensi sistem, cocok buat yang gemar memainkan game-game kompetitif.

Predator X32 FP di sisi lain datang mengusung port HDMI 2.1, sebuah fitur yang krusial bagi para gamer konsol. Acer juga mengklaim bahwa Predator X32 FP merupakan monitor 4K tercepat yang ada saat ini, dengan refresh rate 165 Hz dan waktu respon 1 milidetik.

Terkait ketersediaannya, Acer bakal memasarkan Predator X32 pada kuartal ketiga 2022 dengan harga mulai $1.999, sementara Predator X32 FP bakal meluncur lebih dulu di kuartal kedua 2022 dengan banderol mulai $1.799.

Acer Predator CG48

Dengan bentang diagonal 48 inci, perangkat ini mungkin lebih pantas disebut sebagai TV ketimbang monitor. Kendati demikian, fitur-fitur yang dibawanya tidak kalah dari monitor high-end, di antaranya refresh rate maksimum 138 Hz, waktu respon 0,1 milidetik (GtG), dan dukungan AMD FreeSync Premium Pro.

Pemilik konsol next-gen yang tengah mengincar monitor atau TV baru bisa melihat Predator CG48 sebagai salah satu opsi yang ideal berkat dukungan teknologi variable refresh rate (VRR) serta keberadaan port HDMI 2.1. Panel yang digunakan sendiri adalah OLED dengan resolusi 4K dan cakupan warna 98% DCI-P3.

Dari segi konektivitas, Predator CG48 turut dilengkapi DisplayPort 1.4, empat port USB 3.2, dan satu port USB-C. Di Amerika Serikat, monitor ini rencananya akan dijual pada kuartal ketiga 2022 dengan harga mulai $2.499.

Sumber: Acer.

7 Laptop Paling Unik yang Akan Meluncur di Tahun 2022

2022 baru berjalan beberapa hari, namun sudah ada indikasi kalau tahun ini bakal menjadi tahun yang penting untuk industri laptop. Di event CES 2022, kita sudah melihat deretan prosesor dan kartu grafis laptop baru yang diumumkan oleh AMD, Intel, dan juga Nvidia, dan para produsen laptop pun turut memanfaatkan acara tahunan ini untuk memperkenalkan sejumlah produk yang tak kalah menarik.

Tak hanya mengemas komponen-komponen terbaru dari trio produsen chip tadi, laptop-laptop baru ini rupanya juga menghadirkan berbagai inovasi memikat yang tidak terpikirkan sebelumnya. Berikut adalah 7 laptop terunik yang akan datang di tahun 2022.

Dell XPS 13 Plus

Dari luar, tidak ada yang kelihatan aneh pada laptop ini. Namun begitu dibuka, tampak bahwa ada yang tidak biasa pada bagian keyboard-nya. Seperti yang bisa kita lihat, Dell XPS 13 Plus tidak memiliki baris tombol function (F1 sampai F12) seperti pada umumnya. Sebagai gantinya, porsi teratas keyboard-nya dihuni oleh sederet tombol kapasitif.

Pemandangan yang tidak kalah aneh juga bisa kita lihat pada area di bawah keyboard-nya. Sepintas, XPS 13 Plus kelihatan seperti tidak memiliki trackpad sama sekali. Namun Dell sebenarnya sudah menyembunyikan haptic touchpad yang akan merespons setiap klik di balik palm rest berbahan kacanya.

Keyboard-nya sendiri juga kelihatan unik, sebab semua tombolnya tampak rata dengan permukaan bodinya. Kendati demikian, Dell mengklaim bahwa tiap-tiap tombolnya masih menawarkan key travel hingga sedalam 1 mm. Tertarik membelinya? XPS 13 Plus kabarnya akan dijual pada musim semi 2022 dengan harga mulai $1.199.

Lenovo ThinkBook Plus Gen 3

Apa jadinya ketika seseorang menyelipkan sebuah tablet ke dalam sasis laptop? Tidak perlu berandai-andai, sebab ide liar itu sudah direalisasikan oleh Lenovo lewat ThinkBook Plus Gen 3. Jadi selain mengemas sebuah layar 17,3 inci (yang lebih lebar dari biasanya), ia juga punya layar kedua berukuran 8 inci yang ditempatkan di sebelah kanan keyboard.

Lenovo membayangkan layar kedua itu bisa digunakan untuk corat-coret, atau bahkan untuk me-mirror layar smartphone sehingga pengguna tak perlu mengeluarkannya dari saku. Tentu saja, ini bukan pertama kalinya kita melihat laptop berlayar ganda. Sebelum ini, Asus sudah mengeksekusi ide serupa dengan cara yang berbeda lewat lini ROG Zephyrus Duo.

ThinkBook Plus Gen 3 merupakan perubahan drastis dari dua generasi sebelumnya (yang mengemas layar E Ink pada bagian cover penutupnya). Entah kenapa fitur tersebut tak lagi dipertahankan di sini. Padahal bakal sangat keren jadinya seandainya laptop ini bisa mengemas tiga layar sekaligus. Rencananya, ThinkBook Plus Gen 3 akan dijual di bulan Mei 2022 dengan banderol mulai $1.399.

Lenovo ThinkPad Z13

Pandemi COVID-19 yang masih berkepanjangan mengajarkan kita akan pentingnya peran webcam dan mikrofon, dan sudah waktunya bagi pabrikan untuk menaruh perhatian ekstra pada dua komponen tersebut. ThinkPad Z13 adalah contoh laptop yang didapat ketika pabrikan memikirkan soal itu.

Pada bezel atasnya, tampak ada bagian yang agak menjorok ke luar, yang sepintas kelihatan seperti kebalikan dari notch pada layar MacBook Pro. Ruang ekstra tersebut Lenovo manfaatkan untuk menjejalkan sensor kamera FHD yang lebih besar (dengan ukuran piksel individual 1,4 µm), tidak ketinggalan pula mikrofon dual-array.

Tujuannya tidak lain untuk memberikan pengalaman yang lebih baik selama pengguna menjalani sesi video conference. Itulah mengapa Lenovo menamai bagian tersebut dengan istilah Communications Bar. Di Amerika Serikat, Lenovo berencana melepas laptop ini ke pasaran pada bulan Mei 2022 dengan harga mulai $1.549.

Lenovo Yoga 9i

Keunikan yang dibawa Yoga 9i memang tidak seradikal ThinkBook Plus Gen 3 tadi, tapi masih cukup mencuri perhatian jika dibandingkan laptop pada umumnya. Kalau kita perhatikan bagian keyboard-nya, tampak ada satu kolom berisikan tombol-tombol shortcut yang menghuni sisi paling kanannya.

Shortcut-nya pun disesuaikan dengan skenario penggunaan konsumen modern, misalnya shortcut untuk mengaktifkan fitur Background Blur di Microsoft Teams maupun aplikasi video conference lainnya. Jauh lebih mudah dan praktis ketimbang harus mengutak-atik menu pengaturan video di masing-masing aplikasi. Sepele, tapi krusial untuk masa-masa seperti sekarang.

Selanjutnya, ada shortcut untuk memilih mode performa laptop, sehingga pengguna bisa mengoptimalkan konsumsi baterai perangkat hanya dengan satu klik tombol. Shortcut lainnya berfungsi untuk mengganti tampilan Windows antara dark mode atau light mode, kemudian ada pula yang berfungsi untuk mengoptimalkan audio berdasarkan jenis konten yang diputar. Rencananya, Yoga 9i akan tersedia pada kuartal kedua 2022 dengan harga mulai $1.399.

Asus Zenbook 14 OLED Space Edition

 

Tahukah Anda bahwa di tahun 1997, Asus mengirimkan dua macam laptop ke orbit di dalam stasiun luar angkasa bikinan Uni Soviet bernama Mir? Asus mengklaim laptopnya mampu bertahan di sepanjang misi tanpa cacat, dan Asus pun ingin momen tersebut dikenang dengan cara yang istimewa.

Zenbook 14X OLED Space Edition sepenuhnya diciptakan untuk itu. Edisi spesial ini mengusung desain yang sangat unik, dengan titik-titik pada cover penutupnya yang merupakan kode morse untuk frasa Latin “ad astra per aspera” (yang berarti “menuju bintang dengan perjuangan”), ditambah ukiran-ukiran yang melambangkan stasiun Mir itu sendiri.

Tak hanya itu, cover penutupnya turut dilengkapi layar OLED mini berukuran 3,5 inci yang bisa dipakai untuk menampilkan teks atau gambar yang customizable (mirip seperti fitur AniMe Matrix milik seri ROG Zephyrus G14). Sejalan dengan tema luar angkasanya, fisik laptop ini telah lulus standar uji U.S. Space Systems Command Standard SMC-S-016A, yang diklaim empat kali lebih ketat daripada standar MIL-STD yang umum dipakai produsen laptop.

Asus sejauh ini belum mengumumkan harga jual laptop edisi khusus ini, akan tetapi pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal kedua tahun ini juga.

Asus Zenbook 17 Fold OLED

Salah satu kejutan terbesar yang Asus ungkap di CES 2022 (baik secara harfiah maupun secara kiasan) adalah Zenbook 17 Fold OLED. Sesuai namanya, ini merupakan laptop dengan layar yang bisa dilipat layaknya Lenovo ThinkPad X1 Fold. Bedanya, Zenbook 17 Fold OLED mengemas layar yang berukuran jauh lebih besar.

Dalam posisi terbuka lebar, pengguna akan disambut oleh layar OLED 17,3 inci dengan resolusi 2560 x 1920. Layar tersebut kemudian bisa dilipat hingga menjadi sepasang layar dengan ukuran 12,5 inci dan resolusi 1920 x 1280. Menemani laptop ini, Asus juga menyediakan sebuah keyboard Bluetooth yang bisa ditempatkan di atas porsi bawah layarnya.

Dari segi spesifikasi, Asus memastikan Zenbook 17 Fold OLED telah memenuhi standar baru Intel Evo yang secara khusus ditetapkan untuk laptop dengan layar foldable. Asus sejauh ini masih enggan mengungkap harganya, akan tetapi mereka sudah punya niatan untuk memasarkannya mulai pertengahan tahun ini.

Asus ROG Flow Z13

Tahun lalu, Asus meluncurkan laptop gaming 2-in-1 dengan bodi yang amat ringkas. Tahun ini, Asus punya penawaran serupa yang bahkan lebih ringkas lagi. Ketimbang menganut desain 2-in-1, perangkat bernama ROG Flow Z13 ini sepenuhnya mengadopsi desain detachable ala Microsoft Surface Pro, menjadikannya sebagai salah satu tablet dengan spesifikasi paling beringas di dunia saat ini.

Entah bagaimana caranya, namun yang pasti Asus berhasil menyelipkan komponen-komponen kelas gaming seperti prosesor Intel Core i9-12900H dan kartu grafis Nvidia GeForce RTX 3050 Ti ke dalam bodi setebal 12 mm saja, tidak ketinggalan pula baterai berkapasitas 56 Wh, serta opsi layar 4K 60 Hz atau FHD 120 Hz. Secara total, bobotnya hanya berkisar 1,1 kg saja.

Seandainya perlu dorongan performa ekstra, ROG Flow Z13 juga dapat disambungkan ke aksesori bernama ROG XG Mobile yang dijual terpisah, yang mengemas GPU Nvidia GeForce RTX 3080 atau AMD Radeon RX 6850M XT. Terkait ketersediannya, Asus berencana memasarkan ROG Flow Z13 pada kuartal pertama atau kedua tahun ini, akan tetapi harganya masih belum diketahui. Sudah pasti mahal, apalagi kalau ditambah aksesori GPU eksternalnya tadi.

Newzoo: RPG Adalah Genre Mobile Game dengan Pendapatan Terbesar di Tahun 2020

Pernahkah Anda bertanya dalam hati, “Di genre game apa mayoritas gamer mobile menghabiskan paling banyak uang?” Apakah di game-game kasual seperti Candy Crush atau Hay Day? Di game strategi macam Clash of Clans? Atau malah di game RPG seperti Genshin Impact?

Berdasarkan laporan terbaru dari Newzoo dan platform mobile ads Pangle, jawabannya adalah RPG, setidaknya selama tahun 2020. Dalam laporannya, dikatakan bahwa dari total pendapatan di industri mobile game pada tahun 2020, 21,3% di antaranya berasal dari genre RPG — paling besar di antara genre-genre lainnya.

Jadi dari total pendapatan industri mobile game sebesar $86,9 miliar di tahun 2020, sekitar $18,5 miliar merupakan hasil belanja para pemain game RPG. Menariknya, penyumbang terbesar dari angka $18,5 miliar itu adalah negara-negara di kawasan Asia Timur, spesifiknya Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.

Pada kenyataannya, tiga negara tersebut menyumbang 72% dari total pendapatan mobile RPG. Paling besar adalah Tiongkok dengan $7,84 miliar, disusul oleh Jepang dengan $3,46 miliar, kemudian Korea Selatan dengan $2,04 miliar. Yang mungkin jadi pertanyaan berikutnya adalah, kok bisa para pemain mobile RPG di kawasan Asia Timur, khususnya di tiga negara tadi, berani mengeluarkan jauh lebih banyak uang ketimbang pemain dari negara-negara lain?

Menurut Newzoo, salah satu alasannya adalah karena RPG bikinan negara-negara timur mengemas lebih banyak mekanik, lebih banyak fitur gameplay sosial, dan lebih banyak update rutin yang berbobot (live-ops).

Berdasarkan hasil studi Newzoo, eksplorasi merupakan salah satu faktor utama mengapa gamer tertarik dengan genre RPG. Agar pemain bisa terus termotivasi, tentunya perlu ada hal yang mendorong mereka untuk terus bereksplorasi, semisal update yang menghadirkan kota atau lokasi baru di dalam game. Itulah mengapa beberapa judul mobile RPG yang sukses adalah yang rutin menerima update konten baru dari pengembangnya.

Lebih lanjut, tidak sedikit juga mobile RPG yang kini menaruh fokus ekstra pada aspek live-ops dengan menggelar beragam event di dalam game maupun menjalin kolaborasi dengan brand. Salah satu contohnya adalah Genshin Impact.

Data yang direkam Newzoo menunjukkan bahwa berbagai event baru dan koleksi item gacha yang dihadirkan di Genshin Impact terbukti mampu meningkatkan engagement sekaligus kecenderungan pemain untuk mengeluarkan uang. Alhasil, tidak kaget kalau in-app purchase (IAP) masih tetap menjadi sumber pemasukan terbesar buat genre RPG.

Selain IAP, in-app advertising juga menjadi opsi monetisasi lain yang semakin diterima oleh para pemain mobile RPG. Survei yang dilakukan Newzoo menunjukkan bahwa 73% pemain mobile RPG tidak keberatan dengan keberadaan iklan di dalam game seandainya itu bisa membantu progres permainan mereka, seperti misalnya menonton video iklan untuk mendapatkan item atau mata uang dalam game secara cuma-cuma.

Sumber: Newzoo via Games Industry.

Team Vitality Umumkan Kemitraan Jangka Panjang dengan Blockchain Tezos

Penetrasi blockhain pada industri gaming dan esport diprediksi bakal semakin meningkat tahun ini, terutama seiring bertambah populernya tren NFT dan metaverse. Berbagai indikasinya sudah kelihatan mulai sekarang. Salah satunya adalah kerja sama antara Team Vitality dan Tezos yang diumumkan baru-baru ini.

Dikatakan bahwa selama tiga tahun ke depan (hingga 2024), Team Vitality dan Tezos bakal berkolaborasi untuk mengedukasi para penggemarnya terkait manfaat-manfaat yang dapat teknologi blockchain hadirkan ke segmen gaming. Lebih lanjut, Team Vitality juga akan memanfaatkan blockchain Tezos untuk menciptakan cara-cara baru bagi komunitas penggemarnya untuk berinteraksi dengan pemain-pemain bintang favoritnya.

Team Vitality, buat yang tidak tahu, merupakan salah satu organisasi esport terbesar di Eropa, dengan deretan tim yang bertanding di delapan game yang berbeda. Di sisi lain, Tezos merupakan salah satu platform blockchain yang sedang naik daun belakangan ini — yang juga digunakan oleh Ubisoft —berkat teknologinya yang diklaim jauh lebih ramah lingkungan daripada blockchain lain seperti Ethereum maupun Bitcoin.

Kemitraan ini disebut sebagai yang terbesar di sepanjang sejarah Team Vitality. “Ini merupakan kemitraan yang sangat krusial buat Vitality, yang terasa tepat mengingat 2022 bakal jadi tahun terbesar dalam sejarah kami. Peluang yang dapat Tezos hadirkan untuk mempererat relasi kami dengan penggemar sangatlah menarik, dan kami amat bangga Tezos bisa bergabung dalam perjalanan ini,” ucap CEO Team Vitality, Nicolas Maurer.

Buat Tezos, ini menandai salah satu langkah pertamanya masuk ke industri esport. “Ini merupakan langkah yang signifikan bagi tim esport terkemuka di Eropa seiring blockchain dan industri gaming terus membangun masa depan yang berpusat pada pemain dan penggemar untuk esport. Keputusan Team Vitality untuk memilih blockchain Tezos sebagai mitra teknis adalah sinyal lain bagi vertikal gaming yang mapan dan berkembang bahwa gas fee yang rendah, forkless upgradability, dan kemudahan penggunaan adalah faktor-faktor kunci dalam mendorong gelombang adopsi teknologi blockchain yang berikutnya. Saya senang melihat Team Vitality bergabung dengan komunitas Tezos,” ujar Mason Edwards selaku Chief of Staff di Tezos Foundation.

Sumber: Team Vitality via CryptoSlate.

Bukan Sembarang TWS Gaming, JBL Quantum TWS Mengemas Fitur Dual Connection yang Cerdas

Saat mendengar frasa “TWS gaming“, yang tebersit di pikiran saya adalah TWS yang ditujukan untuk para gamer mobile, bukan gamer PC. Dalam konteks ini, definisi gaming itu umumnya diwakili oleh koneksi Bluetooth dengan latensi yang minim, sehingga pada akhirnya audio bisa berjalan sinkron dengan game yang sedang dimainkan (tidak delay).

Namun TWS terbaru dari JBL berikut ini menolak untuk dideskripsikan seperti itu. Ketimbang hanya menarget gamer mobile, perangkat bernama JBL Quantum TWS ini rupanya juga ingin mencuri perhatian kalangan gamer PC maupun konsol. Caranya adalah dengan memberikan opsi koneksi nirkabel ekstra via bantuan dongle USB-C (wireless 2,4 GHz).

Ya, TWS ini cukup unik karena dapat disambungkan ke PC atau konsol seperti headset gaming wireless pada umumnya. Di saat yang sama, ia turut mengemas koneksi Bluetooth seperti hampir semua TWS yang ada di pasaran — versi yang terbaru pula, yakni Bluetooth 5.2. Jadi kalau mau dipakai jalan-jalan di luar pun tidak masalah, apalagi mengingat fisiknya tahan air dengan sertifikasi IPX5.

Istimewanya lagi, dua jenis koneksi yang berbeda itu bisa aktif secara bersamaan. Jadi selagi terhubung ke PC atau konsol via dongle, perangkat juga dapat terhubung ke smartphone via Bluetooth. Alhasil, ketika ada panggilan telepon yang masuk, pengguna bisa langsung menerimanya tanpa perlu repot-repot berganti koneksi. Setelahnya, sesi gaming pun bisa langsung dilanjutkan karena koneksi perangkatnya memang tidak pernah terputus.

Kecanggihan JBL Quantum TWS tidak berhenti sampai di situ saja, sebab ia turut dilengkapi fitur active noise cancellation (ANC) yang adaptif, yang dapat berubah-ubah sendiri intensitasnya berdasarkan seberapa riuh kondisi di sekitar. Sebaliknya, ketika sedang berada di luar dan perlu mendengarkan suara-suara di sekitar, pengguna dapat mengaktifkan fitur ambient mode, yang juga bisa diatur intensitasnya.

Mengikuti tren terkini, JBL tidak lupa membekali Quantum TWS dengan dukungan teknologi spatial audio rancangannya sendiri. Dalam sekali charge, baterainya dipercaya bisa tahan sampai 8 jam pemakaian, sementara charging case-nya mampu mengisi ulang perangkat hingga sebanyak dua kali (total 24 jam).

Di Amerika Serikat, JBL Quantum TWS kabarnya akan dipasarkan mulai musim semi mendatang dengan harga $175. Sejauh ini masih belum ada informasi terkait ketersediaannya di pasar tanah air.

Sumber: JBL via What Hi-Fi.

Monitor 27 Inci Beresolusi 1440p Bakal Jadi Standar Baru Esport Menurut Nvidia

Monitor gaming terbaik adalah yang bisa memenuhi preferensi bermain penggunanya secara tepat. Percuma Anda menggunakan monitor 4K 60 Hz kalau yang dimainkan setiap saat adalah game-game kompetitif seperti Valorant atau Apex Legends. Sebaliknya, menggunakan monitor 1080p 360 Hz untuk memainkan Red Dead Redemption 2 akan terasa seperti buang-buang uang.

Kesimpulan sederhananya, gamer kompetitif lebih mementingkan kemulusan permainan berkat refresh rate yang tinggi, sementara gamer non-kompetitif lebih memprioritaskan kualitas visual yang terbaik. Itulah mengapa di saat monitor-monitor 1440p dan bahkan 4K sudah menjadi mainstream, monitor 1080p masih menjadi kepercayaan di ranah esport.

Namun berhubung performa prosesor dan kartu grafis selalu meningkat dari generasi ke generasi, Nvidia menilai sudah waktunya standar resolusi monitor esport naik kelas dari 1080p menjadi 1440p. Nvidia mencontohkan bahwa kombinasi prosesor Intel Core i9-12900K dan kartu grafis GeForce RTX 3080 kini sanggup menjalankan beberapa judul game esport di lebih dari 360 fps pada resolusi 1440p secara konsisten.

27 inci dengan resolusi 1440p, serta refresh rate hingga 360 Hz, itulah spesifikasi yang Nvidia harapkan bisa menjadi standar baru untuk monitor esport ke depannya. Sepintas ini mungkin terdengar seperti trik murahan yang Nvidia galakkan untuk membujuk konsumen agar mereka mau membeli kartu grafis yang lebih high-end, akan tetapi Nvidia mengklaim ada manfaat dari sisi kompetitif yang bisa didapat oleh pengguna.

Berdasarkan riset internalnya, Nvidia bilang monitor 27 inci 1440p dapat membantu meningkatkan akurasi bidikan hingga 3% dibanding jika menggunakan monitor 24 inci 1080p, sebab target yang pengguna lihat lebih besar sekaligus lebih detail. 3% mungkin kedengarannya sepele bagi sebagian besar orang, tapi Nvidia percaya ini bisa berdampak besar buat para gamer kompetitif.

Selain resolusi, kekayaan warna juga menjadi faktor yang tak kalah penting dalam konteks gaming kompetitif. Itulah mengapa monitor-monitor esport baru ini juga akan mengemas fitur bernama Esports Vibrance, yang dapat diaktifkan kapan saja untuk meningkatkan intensitas warna secara optimal.

Fitur Reflex Analyzer kini juga bisa dikonfigurasikan secara otomatis pada monitor-monitor esport baru ini. Jadi cukup dengan menyambungkan mouse yang kompatibel ke monitor dan menekan tombol Alt + R, maka pengguna dapat langsung memonitor latensi sistem secara real-time.

Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, setelah terbiasa menggunakan monitor 1080p selama bertahun-tahun, bisakah pengguna beradaptasi dengan ukuran dan resolusi baru ini? Untuk mengatasinya, Nvidia punya siasat dalam bentuk fitur Dual-Format. Saat fitur ini diaktifkan, tampilan layar otomatis mengecil menjadi 25 inci (jadi seperti punya bezel yang amat tebal), dan resolusinya pun turun menjadi 1080p. Jadi kalau memang masih kesulitan beradaptasi, pengguna tidak perlu repot mengganti monitor.

Tanpa perlu menunggu lama, sejauh ini sudah ada empat produsen monitor yang berpartisipasi untuk mewujudkan visi baru Nvidia ini. Mereka adalah Asus, AOC, MSI, dan ViewSonic. Tiga di antaranya bahkan turut mengadopsi teknologi Mini-LED yang menjanjikan tingkat kontras yang lebih superior.

Kapan kita bisa membeli monitor-monitor esport baru ini? Nvidia cuma bilang dalam waktu dekat, dan sejauh ini baru ViewSonic saja yang mengumumkan bahwa monitornya akan meluncur pada kuartal ketiga tahun 2022 ini. Harga jualnya pun masih belum diketahui, namun saya menduga pasti lebih mahal dari Rp14,5 juta (harga monitor 24 inci 1080p 360 Hz bikinan Asus).

Sumber: Nvidia via Engadget.

[Tekno] Ramaikan CES 2022, Samsung Luncurkan Metaverse di Platform Decentraland

Sebagai salah satu brand teknologi terbesar, Samsung tentu tidak mau melewatkan kesempatan untuk mendemonstrasikan inovasi-inovasi terbarunya di event tahunan CES. Namun di samping mengumumkan sejumlah produk baru, Samsung rupanya juga mencoba bereksperimen dengan salah satu tren terkini, yaitu metaverse.

Di CES 2022, Samsung secara resmi membuka Samsung 837X, sebuah metaverse yang berjalan di platform Decentraland. Lokasi virtual ini diadaptasikan dari Samsung 837, gerai flagship Samsung yang berlokasi di kota New York. Di 837X, pengunjung bisa menjelajahi tiga area virtual dengan tema yang berbeda-beda.

Area utamanya dinamai Connectivity Theater, dan di sini Samsung bakal menampilkan pengumuman-pengumuman terbaru yang dibuatnya selama gelaran CES 2022 berlangsung. Selanjutnya, ada area bernama Sustainability Forest yang dibuat untuk mengilustrasikan program penanaman dua juta pohon yang Samsung gagaskan bersama Veritree belum lama ini. Ketiga, Samsung juga menyiapkan area bernama Customization Stage yang akan dipakai untuk sesi after-party bersama seorang DJ tamu.

Untuk menjelajahi metaverse Samsung 837X, kita perlu membuka tautan berikut menggunakan perangkat desktop. Dari situ, kita bisa memilih untuk masuk sebagai tamu (guest) atau dengan menghubungkan akun MetaMask masing-masing. Tamu atau bukan, sesi Anda bakal diwakili oleh sebuah avatar yang dapat dikustomisasi. Namun kalau memilih opsi yang kedua (login), pengunjung juga punya kesempatan untuk mendapatkan badge NFT.

Total ada empat badge NFT yang akan diterima setelah pengunjung menyelesaikan tiga quest interaktif di ketiga area tadi (Connectivity, Sustainability, dan Customization). Anda juga perlu bergerak cepat karena quest-nya akan segera berakhir pada 8 Januari pukul 07.00 WIB.

Setelahnya, pada pukul 08.37 WIB, akan diadakan sesi undian berhadiah NFT eksklusif, yakni koleksi item yang bisa dipakaikan ke avatar di platform Decentraland, dengan tiga tingkat rarity yang berbeda. Di tingkat terbawah, ada koleksi Epic untuk 727 pengunjung beruntung yang mengumpulkan setidaknya satu badge NFT tadi.

Berikutnya, koleksi Legendary dihadirkan untuk 100 pengunjung beruntung yang mengumpulkan dua badge. Terakhir, koleksi Mythic bisa didapatkan oleh mereka yang cukup beruntung dan sempat menggaet keempat badge NFT secara lengkap.

Sepintas, inisiatif ini mungkin hanya terkesan sebagai program asyik-asyikan belaka. Namun Samsung bilang bahwa di sepanjang 2022, mereka sudah berencana untuk menghadirkan Samsung 837X di lebih banyak platform selain Decentraland. Multiverse kalau kata Samsung, tapi tentu saja tanpa melibatkan Dr. Strange di dalamnya.

Sumber: Samsung.

CES 2022: Razer Umumkan Konsep Meja Gaming Radikal dan Sejumlah Produk Baru Lainnya

Event teknologi tahunan CES terasa kurang afdal tanpa konsep gadget liar dari Razer. Brand periferal tersebut bahkan sudah memulai tradisi ini sejak tahun 2014, tepatnya ketika mereka memperkenalkan sebuah konsep PC modular bernama Project Christine.

Konsep tersebut memang tidak pernah terealisasi, namun itu tidak mencegah Razer untuk terus mengeksplorasi ide-ide liarnya. Di CES 2022, mereka kembali memperkenalkan sebuah konsep PC modular yang tidak kalah ambisius. Menurut saya, Project Christine bahkan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan konsep baru bernama Project Sophia ini.

Bukan, gambar di atas bukanlah sebuah laptop gaming berukuran jumbo yang dibekali dua pasang kaki. Secara sederhana, Project Sophia dapat dideskripsikan sebagai meja gaming futuristis yang mendukung kustomisasi tingkat ekstrem berkat rancangan modularnya.

Secara total, Project Sophia bisa diisi dengan 13 modul yang berbeda. Modul utamanya adalah sebuah custom PCB yang mengemas komponen-komponen inti seperti prosesor dan kartu grafis. Modul tersebut menancap ke bagian bawah meja secara magnetis, dan saat tiba waktunya untuk upgrade, pengguna bisa melepasnya dengan mudah, lalu mencopot komponen-komponennya untuk diganti dengan yang lebih baru.

Modul-modul lainnya sangat bervariasi dan sengaja dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna yang berbeda-beda. Anda seorang desainer grafis? Pasang saja modul pen tablet di ujung kanan bawah. Anda bekerja di bidang produksi musik? Ada modul audio mixer yang menanti untuk dipasang. Ya, skenario-skenario yang saya sebutkan ini memang tidak ada sangkut-pautnya dengan gaming sama sekali, tapi justru itulah nilai praktis yang Project Sophia tawarkan: satu meja untuk memenuhi segala macam aktivitas yang melibatkan komputer.

Seperti halnya konsep-konsep rancangan Razer lain, tidak ada jaminan Project Sophia bakal terus dikembangkan hingga menjadi produk yang siap rilis. Ide akan sebuah meja yang bisa dijejali komponen-komponen PC sendiri bukanlah hal baru, dan siapa tahu ke depannya eksekusinya bisa selevel Project Sophia.

Razer Enki Pro HyperSense

Project Sophia bukan satu-satunya perangkat konsep yang Razer umumkan di CES 2022. Konsep lainnya adalah kursi gaming Enki Pro HyperSense, yang lebih mungkin untuk direalisasikan dalam waktu dekat.

Kursi ini pada dasarnya sama seperti yang Razer perkenalkan Oktober lalu, tapi yang sudah ditandemkan dengan teknologi haptic feedback bikinan D-BOX demi menyajikan sensasi immersive selama bermain. Unit aktuatornya diposisikan di bagian dasar kursi, akan tetapi sensasi getarannya dapat dirasakan di bagian bokong sekaligus punggung. Selain bergetar, bagian dudukannya juga bisa miring ke empat arah yang berbeda.

Semuanya berlangsung secara real-time, dengan tingkat respons sampai secepat 5 milidetik kalau kata Razer. Agar bisa bekerja dengan baik, tentu saja game yang dimainkan harus dibuat jadi kompatibel lebih dulu. Namun seandainya memainkan game yang tidak kompatibel, pengguna masih bisa merasakan feedback berdasarkan input dari controller, mouse, ataupun keyboard.

Selain game, aktuatornya juga dirancang untuk bereaksi selagi pengguna menonton film atau mendengarkan musik. Razer bilang ada lebih dari 2.200 judul game, film, dan lagu yang kompatibel dengan sistem haptic feedback milik Enki Pro HyperSense.

Razer X Fossil Gen 6

Konsep sudah, saatnya membahas produk-produk baru yang akan segera Razer pasarkan dalam beberapa bulan ke depan. Kita mulai dari Razer X Fossil Gen 6 terlebih dulu. Bukan, ini bukan smartwatch gaming, melainkan kolaborasi antara Razer dan Fossil untuk menciptakan edisi spesial dari smartwatch Fossil Gen 6.

Spesifikasinya identik dengan Fossil Gen 6 versi standar: diameter 44 mm, layar AMOLED 1,28 inci beresolusi 416 x 416, serta diotaki chipset Snapdragon Wear 4100+. Bodinya terbuat dari bahan stainless steel, dan perangkat secara keseluruhan tahan air hingga kedalaman 30 meter. Yang berbeda, edisi spesial ini dibekali tiga watch face eksklusif Razer, serta dua opsi warna strap khas Razer.

Rencananya, Razer X Fossil Gen 6 akan segera dijual dengan harga $329, tapi dalam jumlah yang terbatas saja, persisnya 1.337 unit.

Versi baru Razer Blade 14, Blade 15, dan Blade 17

Sehubungan dengan diluncurkannya prosesor-prosesor laptop baru dari AMD dan Intel sekaligus, belum lagi kartu grafis laptop anyar besutan Nvidia, Razer pun dengan sigap mengumumkan versi baru dari trio laptop gaming-nya yang sudah menerima penyegaran spesifikasi dan sejumlah penyempurnaan lain.

Pada versi terbarunya, Razer Blade 14, Blade 15, dan Blade 17 kini menawarkan RTX 3070 Ti maupun RTX 3080 Ti sebagai opsi GPU-nya. Untuk prosesor, Blade 14 mengandalkan Ryzen 9 6900HX, sementara Blade 15 dan Blade 17 mengandalkan penawaran dari kubu Intel, spesifiknya Core i9-12900H pada konfigurasi termahalnya. Ketiga laptop ini juga mengemas RAM DDR5, tapi khusus untuk Blade 14, RAM-nya tidak upgradeable.

Selain mengunggulkan komponen-komponen terbaru, trio Razer Blade anyar ini juga hadir dengan beberapa penyempurnaan seperti keyboard yang berukuran lebih besar, laser-cut speaker, rancangan engsel yang lebih tipis, serta ventilasi ekstra guna semakin mengoptimalkan sirkulasi udaranya.

Di pasar Amerika Serikat, ketiga laptop baru ini akan dipasarkan pada kuartal pertama 2022. Untuk harganya, Blade 14 dibanderol mulai $2.000, Blade 15 mulai $2.500, dan Blade 17 mulai $2.700.

Sumber: Razer.