All posts by Luno

Memilih Antara Investasi Bitcoin, Emas, dan Saham

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Di artikel pertama kami, kami menuliskan mengenai tiga karakteristik Bitcoin agar Anda lebih memahami Bitcoin. Salah satu karakteristik yang disebutkan adalah Bitcoin yang mirip seperti emas digital. Emas, di sisi lain, adalah bentuk investasi yang sangat populer di kalangan khalayak luas. Karena karakteristik yang sama seperti emas, Bitcoin kini juga dipandang sebagai suatu bentuk investasi. Banyak orang mulai membandingkan investasi Bitcoin vs instrumen investasi lainnya, dan tidak sedikit yang mulai menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli sedikit Bitcoin untuk disimpan sebagai investasi.

Artikel ini akan membahas berbagai bentuk investasi yang ada saat ini, dan mengapa Bitcoin menjadi salah satu investasi yang dipilih oleh para investor. Di akhir artikel, kami juga akan menghitung return atau keuntungan yang Anda dapatkan jika Anda berinvestasi di saham, emas, atau Bitcoin dengan jumlah yang sama.

Investasi Emas

Gambar 2

Nilai emas pada dasarnya tidak turun dan akan cenderung semakin berharga setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan dengan emas memiliki sifat limited atau terbatas. Jumlah emas di dunia yang langka dan tidak mudah untuk dikeruk, menjadikan nilai emas tetap berharga. Kompas.com menyebut emas sebagai pilihan investasi untuk mempertahankan nilai aset, terutama menghadapi risiko inflasi. Barang yang bisa didapatkan dari nilai 1 gram emas pada saat ini tak akan jauh berbeda dengan yang bakal didapat di masa mendatang. Emas dipandang sebagai medium yang baik sebagai pelindung kekayaan.

Investasi Saham

Gambar 3

Emas adalah pilihan investasi jika Anda ingin mempertahankan nilai aset, namun saham adalah pilihan investasi yang baik jika tujuan investasi Anda adalah untuk mendapatkan keuntungan dari dana yang Anda keluarkan. Dilansir dari Kompas.com, pertumbuhan IHSG berada di angka 15.45% pada tahun 2016 lalu. Pertumbuhan ini dinilai sebagai terbaik ke-5 di dunia. Meskipun begitu, kinerja tiap saham yang Anda pilih berbeda-beda. Anda mungkin membeli saham dengan kinerja yang lebih tinggi dari rata-rata IHSG, atau mungkin juga lebih rendah.

Investasi Bitcoin

Gambar 4

Bitcoin adalah teknologi baru yang dipandang akan merevolusi dunia keuangan. Walaupun Bitcoin awalnya dipandang sebagai teknologi untuk pembayaran, banyak orang telah menggunakan Bitcoin sebagai instrumen investasi karena harganya yang fluktuatif. Harga Bitcoin di awal 2016 hanya berkisar antara Rp 5.500.000, namun saat penulisan artikel ini, harga Bitcoin di Luno Indonesia mencapai Rp 35.700.000.

Ketika emas dipandang sebagai ‘pelindung kekayaan’ dan saham sebagai ‘penambah kekayaan’, Bitcoin dipandang sebagai kombinasi antara kedua jenis instrumen tersebut. Contohnya pada saat kejadian demonetisasi di India dan pemilihan Trump sebagai presiden AS, investor berbondong-bondong menyimpan dan melindungi uang mereka dalam bentuk Bitcoin. Sebagai penambah kekayaan, banyaknya traders di Bitcoin Exchange (bursa Bitcoin) adalah bukti nyata bahwa Bitcoin dijadikan instrumen untuk mendapatkan keuntungan.

Bitcoin biasanya dijadikan pilihan investasi untuk diversifikasi portfolio investasi seseorang karena kinerja Bitcoin biasanya tidak linear dengan investasi lainnya. Anda dapat melihat data dari ARK Invest di bawah ini.

Gambar 5 - ARK Invest

Lalu, bagaimana dengan perbandingan keuntungan dari investasi emas, saham, dan Bitcoin?

Sepanjang tahun 2016, harga emas telah meningkat sebesar 9%. Jika Anda membeli emas menggunakan Rp. 10.000.000,- yang Anda miliki, Anda akan mendapatkan Rp. 10.900.000,- jika Anda menjual emas Anda di akhir tahun 2016.

Sementara itu, jika Anda menggunakan uang dengan jumlah yang sama di saham, Anda kira-kira akan mendapatkan Rp. 11.532.000,- (kenaikan 15.32%) jika Anda menjual saham di akhir tahun 2016. Namun Anda harus mencatat, pertumbuhan IHSG akan berbeda dengan masing-masing saham yang Anda beli. Mungkin saja saham Anda termasuk ke saham dengan performa paling baik (hingga mencapai lebih dari 100%), atau mungkin saja saham yang Anda beli memiliki performa yang lebih rendah dari IHSG.

Pada awal 2016 lalu, harga Bitcoin dibuka di harga sekitar Rp 5.500.000,-. Jika Anda membeli Bitcoin pada awal 2016 sebanyak Rp 10.000.000,-, maka Anda akan mendapatkan 1,818 Bitcoin (10.000.000 dibagi 5.500.000). Di penghujung 2016, Bitcoin ditutup dengan harga Rp 12.900.000,- per Bitcoin sehingga jika Anda menjual 1,818 Bitcoin Anda, Anda akan mendapatkan Rp 23.454.000,- (1.818*12.900.000). Artinya, Anda mendapatkan keuntungan lebih dari 134.5%.

Instrumen Modal Peningkatan Hasil Akhir
Emas 10.000.000 9% 10.900.000
Saham 10.000.000 15.32% 11.532.000
Bitcoin 10.000.000 134.5% 23.454.000

Ketidakpastian dan fluktuasi harga Bitcoin menjadi poin menarik tersendiri untuk para investor. Walaupun harga Bitcoin dapat turun dengan tajam, harga juga dapat melambung tinggi walaupun tren tiap tahun Bitcoin selama ini cenderung positif. Tidak ada yang dapat mengetahui dengan pasti apakah kinerja Bitcoin akan semakin positif setiap tahunnya, atau malah menurun drastis di suatu saat nanti.

Bitcoin mengikuti prinsip investasi high risk high return ini. Semakin besar risiko atau ketidakpastian suatu aset, maka kemungkinan return yang didapatkan juga semakin besar. Inilah mengapa, Bitcoin dipandang sebagai suatu instrumen investasi yang berbeda dari aset investasi lainnya, sehingga investor membeli sedikit Bitcoin sebagai pelindung kekayaan dan juga penambah kekayaan.

Intinya, prinsip investasi yang harus dicatat adalah jangan pernah memasukkan semua uang Anda hanya untuk satu jenis investasi. Walaupun satu investasi terlihat lebih baik dan menggiurkan, Anda sebaiknya tidak memasukkan semua uang dan harta benda Anda hanya ke satu aset investasi tersebut. Sisihkan beberapa porsi uang Anda untuk investasi-investasi lainnya. Ingat, pilihan ada di tangan Anda masing-masing.


Disclaimer: Tulisan ini hanya bersifat informatif, sehingga segala pilihan investasi yang diambil setelah membaca tulisan ini berada di luar tanggung jawab penulis.

Jika Anda tertarik untuk investasi Bitcoin, Anda dapat membaca artikel tiga cara mudah beli Bitcoin. Namun, pastikan Anda telah membaca dan memahami risiko Bitcoin sebelum melakukan investasi tersebut.

Disclosure: Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Tiga Cara Mudah Beli Bitcoin

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Dengan semakin meningkatnya harga Bitcoin, Anda mungkin ingin segera beli Bitcoin sebelumnya harganya semakin melambung tinggi. Lalu apa saja cara beli Bitcoin yang dapat Anda pilih?

Ada tiga cara beli Bitcoin yang dapat dilakukan:

(1) Beli Bitcoin langsung dengan metode instan

Beli Bitcoin dengan metode instan adalah cara yang paling mudah dalam membeli Bitcoin. Dengan metode ini, Anda dapat mendapatkan langsung Bitcoin Anda pada harga kurs yang tertera pada saat tersebut. Anda cukup memasukkan berapa Rupiah yang ingin Anda bayar atau berapa Bitcoin yang ingin Anda beli. Biasanya, metode ini banyak digunakan untuk pemula yang baru mengenal Bitcoin ataupun mereka yang tidak ingin ambil pusing dalam membeli Bitcoin. Metode ini sangat cocok jika Anda ingin membeli Bitcoin dan menyimpannya sebagai aset investasi jangka panjang. Tergantung tiap perusahaan Bitcoin, pembelian Bitcoin dapat dilakukan dengan metode transfer bank (baik ATM atau internet banking), berbagai gerai minimarket, atau penyedia layanan e-wallet.

Jika dianalogikan, pembelian Bitcoin dengan metode ini adalah seperti ketika Anda membeli mata uang asing di money changer. Anda hanya perlu menyebutkan Anda mau beli berapa dan Anda langsung mendapatkan mata uang asing tersebut. Sama seperti money changer pada umumnya, Anda bukan membayarkan berdasarkan ‘harga pasar’ (yang biasa Anda lihat di Google) namun berdasarkan ‘harga jual’ atau ‘harga beli’.

Jika Anda ingin membeli Dollar misalnya, Anda akan membayar mengikuti ‘harga jual’ di money changer tersebut. Begitu juga jika Anda ingin menjual Dollar Anda, maka Dollar Anda akan dihargai mengikuti ‘harga beli’ yang ada di money changer. Hal ini berlaku ketika Anda menggunakan metode beli instan yang ada di perusahaan/platform Bitcoin.

Namun, tidak semua perusahaan atau platform Bitcoin menyediakan metode ini. Salah satu penyedia layanan beli Bitcoin langsung di Indonesia adalah Luno. Anda dapat mengaksesnya melalui https://www.luno.com/id atau mengunduh aplikasi Luno Bitcoin Wallet di Android/iOS.

(2) Beli Bitcoin dari bursa (Exchange) dan melakukan trading

Cara lain membeli Bitcoin adalah menggunakan bursa pertukaran (Exchange). Cara ini lebih kompleks namun Anda akan memiliki kontrol lebih atas harga Anda membeli Bitcoin. Cara ini menunjukkan Bitcoin juga dapat digunakan sebagai instrumen trading. Metode ini banyak digunakan oleh traders yang melakukan investasi jangka pendek tapi terus-menerus. Jadi, pembeli dengan metode ini akan melakukan jual beli terus menerus untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga Bitcoin. Sama seperti pembelian dengan metode instan, pembelian Bitcoin dapat dilakukan dengan metode transfer bank (baik ATM atau internet banking), berbagai gerai minimarket, atau penyedia layanan e-wallet, tergantung perusahaan Bitcoin pilihan Anda.

Contohnya, Anda dapat ‘memasang’ order untuk membeli 1 Bitcoin pada harga Rp. 25.000.000,- ketika harga pasar Bitcoin saat itu adalah Rp. 27.000.000,-. Dengan begitu, Anda dipastikan akan mendapatkan Bitcoin pada harga Rp 25.000.000,- namun Anda diharuskan menunggu pergerakan harga Bitcoin (yang fluktuatif) untuk menyentuh harga Anda atau dalam kata lain, menunggu datangnya ‘penjual’ yang menjawab permintaan Anda. Di contoh ini, Anda bertindak sebagai market maker dalam posisi pembeli. Jika nantinya ada penjual yang ingin menjualkan Bitcoin mereka kepada Anda pada harga yang Anda inginkan, maka penjual tersebut akan mengambil order Anda, dan ia lalu disebut sebagai market taker.

Berbagai platform biasanya mengenakan biaya (fee) kecil untuk market taker, kadang biaya ini berlaku untuk kedua posisi baik market maker dan market taker. Namun, hal ini berbeda tergantung bursa perusahaan Bitcoin. Di Luno Indonesia sendiri, saat penulisan artikel ini, trading fee hanya sebesar 0.2% untuk taker dan bonus 0.2% diberikan untuk para maker.

Kelemahan dari metode ini adalah Anda mungkin saja tidak mendapatkan Bitcoin langsung pada harga yang Anda inginkan karena Anda perlu menunggu pergerakan harga Bitcoin menyentuh harga yang Anda inginkan. Anda juga perlu mengerti berbagai elemen dalam laman Exchange untuk fasih melakukan trading. Jika Anda ingin melakukan trading dengan versi yang lebih sederhana, Anda dapat mengunduh versi aplikasi di Android dan iOS yang akan menunjukkan platform yang lebih mudah untuk dimengerti.

Laman Trading di Luno Indonesia / Sumber: https://www.luno.com/trade/XBTIDR
Laman Trading di Luno Indonesia / Sumber: https://www.luno.com/trade/XBTIDR

(3) Beli Bitcoin dari komunitas (peer-to-peer)

Ini adalah cara beli Bitcoin tanpa melalui platform atau perusahaan Bitcoin, namun melalui kelompok atau komunitas sesama pengguna Bitcoin. Walaupun beredar beberapa komunitas Bitcoin seperti ini, ada risiko besar karena transaksi Anda tidak dijamin oleh platform Bitcoin apapun. Contohnya adalah setelah Anda melakukan transfer, Bitcoin bisa saja tidak Anda terima karena Anda tidak mengenal penjual Bitcoin tersebut. Anda lalu tidak dapat melapor kepada siapapun mengenai hal tersebut. Beli Bitcoin dengan dua cara sebelumnya adalah cara yang lebih direkomendasikan untuk membeli Bitcoin dengan aman dan mudah.

Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

 

Apakah Bitcoin Legal?

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Dalam seri edukasi Bitcoin sebelumnya, kami telah menjelaskan mengenai apa itu Bitcoin. Artikel ini akan membahas mengenai aspek legalitas Bitcoin: apakah Bitcoin legal?

Saat ini, banyak pembuat kebijakan di dunia yang telah mengetahui tentang mata uang digital seperti Bitcoin, namun banyak dari mereka yang belum membuat hukum atau aturan legal mengenai mata uang digital karena kompleksitas mata uang digital seperti Bitcoin – apakah Bitcoin harus diatur sebagai salah satu mata uang? Alat pembayaran? Atau aset investasi?

Oleh karena itu, sejak akhir 2013 hingga 2014 banyak peringatan dan arahan dari bank sentral dan otoritas pembuat kebijakan keuangan di berbagai negara yang memperingatkan bahwa Bitcoin belum diakui oleh negara sebagai aset investasi, alat pembayaran, atau mata uang yang sah. Beberapa dari institusi ini cemas akan stabilitas sistem keuangan negara, jika adopsi Bitcoin dalam skala besar terjadi di negara tersebut, sebut Coindesk.

Namun dengan berjalannya waktu, beberapa negara mulai memandang Bitcoin dan mata uang digital dengan perspektif yang berbeda, dan mencoba untuk memberlakukan aturan mengenai mata uang digital tersebut. Biasanya, regulasi bukanlah hal yang didukung semua pihak. Namun dalam kasus Bitcoin, regulasi adalah sebuah anugerah. Regulasi Bitcoin adalah hal yang didukung oleh komunitas Bitcoin yang ada di seluruh dunia.

Legalitas Bitcoin di beberapa negara di dunia

Status legal Bitcoin dan mata uang digital masih menjadi perdebatan panas hingga saat ini, namun progress yang signifikan tampak di beberapa negara.

Jepang adalah salah satu negara yang melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negara tersebut. Dilansir dari Business Insider, sejak Bitcoin dilegalkan pada April lalu, penerimaan terhadap Bitcoin telah diadopsi oleh beberapa toko besar di Jepang. Recruit Lifestyle, yang memiliki lebih dari 260.000 merchant dan restoran di Jepang, mengumumkan mereka akan mulai menerima Bitcoin. Begitu juga Bic Camera, yang akan mulai melakukan simulasi penerimaan Bitcoin sebagai salah satu metode pembayaran di toko-toko mereka. Kedua perusahaan tersebut adalah retailer besar di Jepang.

New York adalah negara bagian yang membuat aturan khusus untuk regulasi Bitcoin, yang disebut dengan BitLicense. BitLicense adalah dokumen yang terdiri atas 44 halaman yang membahas mengenai lingkup kerja bursa efek/bisnis yang memiliki “mata uang virtual’ sebagai produk. Aturan yang ditetapkan oleh New York sangat penting untuk Bitcoin dan mata uang digital secara umum, karena New York adalah tempat Wall Street berada dan rumah untuk transaksi keuangan di dunia.

Coindesk juga menyebutkan bahwa bank sentral di Filipina, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) juga merupakan salah satu institusi yang meregulasi Bitcoin sejak 2017. Layanan Exchange (bursa Bitcoin) yang ada di Bitcoin akan diharuskan untuk mendaftarkan perusahaan dan mendapatkan Certifcate of Registration. Aturan ini diberlakukan oleh bank sentral Filipina untuk melawan pencucian uang (money laundering) dan menjaga stabilitas keuangan negara.

Rusia pernah menentang keras Bitcoin pada tahun 2014 lalu karena Bitcoin dianggap dapat digunakan untuk pembayaran tindakan kriminal. Namun pada tahun 2017 ini, Wakil Menteri Keuangan Rusia, Alexey Moiseev, menyebutkan bahwa otoritas keuangan negara Rusia akan membuat aturan mengenai Bitcoin dan mata uang digital lainnya sebagai instrumen keuangan yang legal pada 2018 mendatang, sebagai upaya untuk melawan pencucian uang (money laundering).

Dilansir dari Coindesk, baru-baru ini pemerintah India melalui Kementerian Keuangan India, membuat sebuah komite untuk memeriksa cara kerja mata uang virtual di India. Hal ini didorong oleh adopsi mata uang virtual yang berkembang pesat di India. Begitu juga dengan Swiss, yang saat ini sedang mengatur hukum dan aturan mengenai mata uang digital dan sektor financial technology di negara tersebut, seperti yang disebutkan oleh Reuters.

Apakah Bitcoin legal di Indonesia?

Bank Indonesia (BI) melalui siaran pers yang diterbitkan pada 6 Februari 2014 menyebutkan bahwa:

Memperhatikan Undang-undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang serta UU No. 23 Tahun 1999 yang kemudian diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2009, Bank Indonesia menyatakan bahwa Bitcoin dan virtual currency lainnya bukan merupakan mata uang atau alat pembayaran yang sah di Indonesia.

Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati terhadap Bitcoin dan virtual currency lainnya. Segala risiko terkait kepemilikan/penggunaan Bitcoin ditanggung sendiri oleh pemilik/pengguna Bitcoin dan virtual currency lainnya.

Jakarta, 6 Februari 2014
Departemen Komunikasi

Jika dilihat dari siaran pers tersebut, BI menyebutkan bahwa transaksi menggunakan Bitcoin belum diakui sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia. Namun, Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Sistem Pembayaran, Ronald Waas, menyebutkan bahwa BI tidak menetapkan peraturan yang secara khusus melarang penggunaan Bitcoin.

Ini berarti para pemilik Bitcoin masih bisa bebas bertransaksi dengan mata uang tersebut. Hanya saja, tidak ada perlindungan hukum apabila terjadi kasus-kasus seperti pencurian atau penipuan yang melibatkan virtual currency itu, sebut Ronald seperti yang dikutip dari Kompas.

Melalui Tempo, Ronald menambahkan masih terlalu dini jika dibilang bahwa BI tak akan pernah mengizinkan penggunaan Bitcoin. Hal ini karena untuk melakukan pelarangan harus memiliki sanksi serta cara pemantauannya.


Seiring dengan perkembangan Bitcoin di seluruh dunia, industri yang bergerak di bidang mata uang digital seperti Luno juga senantiasa berusaha untuk bekerja sama dengan para regulator/pembuat kebijakan. Dengan adanya sistem KYC (Know Your Customer) dan AML (Anti Money Laundering) yang dilakukan, kami berharap bahwa regulasi mengenai mata uang digital akan dilakukan di kemudian hari.

Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Ketahui Risiko Ini Sebelum Membeli Bitcoin

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Dalam seri edukasi Bitcoin sebelumnya, kami telah menjelaskan mengenai apa itu Bitcoin dan berbagai cara untuk mendapatkan Bitcoin. Anda juga dapat membaca mengenai strategi mudah investasi Bitcoin. Pembahasan kali ini akan mencakup risiko yang meliputi teknologi baru ini, Bitcoin.

Bitcoin adalah teknologi yang menarik dan juga merupakan bentuk uang baru yang merevolusi dunia keuangan saat ini. Akan tetapi, hal ini tidak berarti Bitcoin terlepas dari risiko-risiko yang meliputinya.

Risiko Bitcoin yang sama seperti risiko menyimpan uang

Perlu diingat bahwa sebenarnya Bitcoin masih memiliki beberapa sifat dan aturan yang sama seperti uang pada umumnya. Contohnya, tetap ada risiko kehilangan ketika Anda menyimpan uang. Seperti yang kita tahu, kita harus berhati-hati dalam menyimpan uang. Jangan pernah menyimpan uang tunai Anda di bawah bantal atau di sembarang tempat karena rentan dicuri.

Selain itu, jangan terlalu mudah mempercayakan uang Anda ke orang asing yang tidak dikenal, dan senantiasa mencari tempat yang kredibel untuk menyimpan uang Anda. Semua hal tersebut berlaku juga ketika Anda menyimpan Bitcoin. Jika Anda tidak mengaktifkan otentikasi dua faktor dan menggunakan password yang kuat untuk akun dompet Bitcoin Anda, Anda akan lebih rentan terhadap hacker yang berpotensi mencuri Bitcoin Anda.

[Baca: Memastikan Keamanan Bitcoin Anda]

Fluktuasi harga yang ekstrim

Bitcoin juga memiliki risiko unik lainnya: Bitcoin adalah teknologi baru, dan walaupun Bitcoin sangat aman dan solid, selalu ada kemungkinan terjadinya kegagalan pada teknologi ini. Walaupun harga Bitcoin kini cenderung stabil dibandingkan awal perkembangan Bitcoin, penting untuk dicatat bahwa Anda tidak disarankan untuk memasukkan ‘semua telur Anda di satu keranjang’. Artinya, jangan pernah menghabiskan semua harta Anda hanya untuk Bitcoin.

Nilai Bitcoin bersifat lebih fluktuatif (nilai Bitcoin bisa naik dan turun dalam tempat atau waktu yang pendek) dibandingkan mata uang lainnya, dan harga Bitcoin dipastikan akan mengalami banyak momen-momen naik turun di masa yang akan datang.

Setelah kirim Bitcoin, transaksi tidak dapat dibatalkan

Ingat bahwa transaksi Bitcoin mirip seperti uang tunai di mana transaksi tidak dapat dibatalkan – jadi jika Anda mengirimkan Bitcoin ke orang atau alamat yang salah, maka transaksi tidak dapat dibalikkan ke Anda. Selain itu, jika dompet Bitcoin Anda diretas dan seseorang mencuri Bitcoin Anda dan mengirimkannya ke dompet Bitcoin lain, sangat sulit dan bahkan tidak mungkin untuk mengambilnya kembali.

Bitcoin juga tidak dilindungi oleh entitas apapun, sehingga jika Anda kehilangan Bitcoin Anda, maka penyedia layanan atau ‘jaringan Bitcoin’ tidak dapat mengganti kerugian Anda. Itulah mengapa Anda harus menggunakan produk dan penyedia layanan yang terpercaya untuk membantu Anda, sama seperti ketika Anda memilih bank untuk menjaga uang Anda dengan aman. Selain itu, pastikan Anda mengirim Bitcoin hanya kepada penerima yang tepat.

Masa depan Bitcoin

Terakhir, nilai Bitcoin ditentukan oleh sejumlah orang atau bisnis yang menerima Bitcoin. Jika Bitcoin berkembang, hal ini akan berbuah manis untuk Bitcoin, namun jika semakin sedikit orang menggunakan Bitcoin, maka hal ini akan memberikan dampak negatif pada harga dan penggunaan Bitcoin itu sendiri.

Kesimpulannya, Bitcoin adalah suatu potensi besar yang sangat menarik untuk mengubah dunia, namun pastikan Anda mengerti risiko yang ada seiring dengan itu, dan lakukan langkah-langkah pencegahan ketika Anda melakukan transaksi Bitcoin.

Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Strategi Mudah Investasi Bitcoin

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Sebelumnya, kami telah membahas berbagai cara mendapatkan Bitcoin dan cara memastikan keamanan Bitcoin Anda. Jika Anda telah membeli Bitcoin, lantas strategi apa yang harus Anda ambil sebagai strategi investasi Bitcoin? Kami akan membahasnya lebih lanjut dalam artikel ini.

Pada awal kemunculannya, harga Bitcoin tidak lebih dari $1 atau Rp 10.000. Namun, perkembangan Bitcoin yang sangat pesat dan disertai dengan dukungan tokoh dunia seperti pernyataan Bill Gates, penerimaan Bitcoin di berbagai merchant global seperti Amazon, dan penulisan berita positif dari berbagai media internasional, membawa harga Bitcoin semakin melambung tinggi setiap tahunnya.

Harga Bitcoin yang sangat fluktuatif lalu menarik perhatian para investor. Berbagai ahli dan investor mencoba untuk memprediksi harga Bitcoin di masa yang akan datang, namun sebenarnya memprediksi harga Bitcoin tidak semudah memprediksi harga saham pada umumnya.

Lantas, setiap orang memiliki cara investasi Bitcoin yang berbeda-beda. Ada yang membeli Bitcoin dalam jumlah banyak pada satu waktu, lalu menyimpannya untuk beberapa tahun ke depan sebelum menjualnya kembali untuk mendapatkan keuntungan besar. Ada juga investor yang membeli sedikit Bitcoin dan langsung menjual ketika harga naik sedikit, walaupun keuntungan yang didapatkan tidak terlalu besar. Setelah itu, investor tersebut membeli dan menjual kembali dan mengulangi proses ini untuk terus mendapatkan keuntungan.

Biasanya, salah satu faktor penting yang menentukan strategi investasi Bitcoin seseorang adalah waktu yang dimilikinya.

Strategi investasi Bitcoin yang mudah dan menguntungkan

Bitcoin adalah aset investasi yang menggiurkan, namun tidak semua orang mengetahui cara investasi yang mudah dan menguntungkan. Salah satu metode investasi yang cocok dengan sifat Bitcoin adalah Dollar-Cost Averaging (DCA). Dengan mengikuti metode investasi Dollar-Cost Averaging (DCA), investor dapat melindungi diri dari fluktuasi harga dan resiko kerugian. DCA sendiri bukanlah strategi baru di dunia investasi. Berbagai investor telah menggunakan strategi investasi ini pada berbagai aset lain.

Apa itu dollar-cost averaging?

Dollar-cost averaging (DCA) adalah investasi yang dilakukan dengan membeli aset tertentu dalam jumlah yang tetap dan jadwal yang teratur, tanpa melihat harga aset. Investor membeli dengan modal yang tetap, sehingga investor mendapatkan lebih banyak aset ketika harga rendah, dan lebih sedikit aset ketika harga tinggi.

Misalnya Anda menetapkan Rp 1.000.000 sebagai modal investasi Anda tiap bulan, maka Anda akan tetap menginvestasikan jumlah tersebut setiap bulan, tanpa memperdulikan apakah harga Bitcoin sedang naik atau sedang turun. Jadi, ketika harga Bitcoin sedang turun, Anda akan mendapatkan lebih banyak Bitcoin dengan membayarkan Rp 1.000.000,-, ketika harga sedang naik, Anda akan mendapatkan lebih sedikit Bitcoin.

Dengan dollar-cost averaging (DCA), Anda akan lebih fokus pada strategi investasi jangka panjang. Anda tidak perlu memikirkan harga naik turun yang terjadi tiba-tiba, asalkan Anda tetap bertahan pada rencana investasi yang teratur. Lalu, bagaimana perhitungan keuntungannya? Di bawah ini, kami memberikan contoh perbandingan strategi investasi dengan lump sum dan dollar cost averaging (DCA).

1) Investasi dengan strategi LUMP SUM
Misalkan Anda membeli Bitcoin pada awal tahun dengan uang Rp. 120.000.000,- ketika harga Bitcoin adalah Rp. 5.000.000,- per BTC. Artinya, Anda telah membeli 24 Bitcoin (Rp. 120.000.000 dibagi Rp. 5.000.000).

Pada akhir tahun, harga naik menjadi Rp. 6.000.000 per BTC. Anda memiliki 24 Bitcoin maka total keuntungan Anda adalah Rp 24.000.000,- (24 * Rp 6.000.000 = Rp 144.000.000,- dan modal awal Anda adalah Rp 120.000.000,-).

ROI (Return of Investment) atau keuntungan Anda adalah 20%.

2) Investasi dengan strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
Jika Anda menggunakan metode DCA, mari misalkan Anda membeli dengan uang Rp 10.000.000,- setiap bulan selama 12 bulan, tanpa melihat berapa harga pada bulan itu. Ketika harga Bitcoin turun, berarti Anda membeli lebih banyak Bitcoin, dan ketika harga Bitcoin naik, berarti Anda membeli lebih sedikit Bitcoin. Namun jumlah total yang Anda keluarkan adalah Rp. 120.000.000, sama seperti contoh 1.

Investasi jumlah yang sama setiap bulannya
Investasi jumlah yang sama setiap bulannya

Pada kasus ini, Anda membeli total 24.29 Bitcoin, karena Anda secara konsisten melakukan investasi (di contoh ini, membeli ketika harga turun).

Lalu pada akhir tahun, aset Anda bernilai 24.29 x Rp 6.000.000,- = Rp. 145.740.000,-. Anda telah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 25.740.000, yaitu ROI sebanyak 22% (2% lebih banyak dari contoh sebelumnya).

Dengan dollar-cost averaging, Anda akan mengurangi resiko pasar dan membangun investasi Bitcoin Anda seiring berjalannya waktu, tanpa terlalu bergantung pada tren pergerakan harga pasar Bitcoin. Anda juga akan menghemat waktu memprediksi dan memonitor harga Bitcoin dari waktu ke waktu.

Hal yang perlu Anda ingat

  • Dollar-cost averaging adalah strategi yang lebih sesuai untuk investor dengan toleransi resiko yang lebih rendah dan visi investasi jangka panjang.
  • Strategi ini lebih sesuai jika digunakan dalam jangka waktu yang lama dengan investasi yang bersifat fluktuatif seperti Bitcoin.
  • Strategi ini tidak menjamin keuntungan besar atas investasi Anda. Intinya adalah untuk tidak menggunakan emosi dan melihat investasi dengan perspektif jangka panjang.
  • Bitcoin adalah aset yang cocok untuk mencoba metode dollar-cost averaging. Harga sedikit lebih fluktuatif dari aset lain dan prospek jangka panjang adalah sifat unik Bitcoin.

Tidak ada strategi investasi yang sempurna, jadi penting bagi setiap investor untuk terbuka akan ide-ide lainnya dan mencoba berbagai metode investasi yang sesuai dengan karakteristik para investor dan juga karakteristik aset investasi.

Selamat melakukan investasi Bitcoin!


Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Memastikan Keamanan Bitcoin Anda

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Setelah mengulas mengenai Bitcoin dan cara mendapatkannya, kali ini kami akan membahas mengenai cara menyimpan Bitcoin Anda dengan aman. Menyimpan Bitcoin Anda dengan aman adalah hal yang sangat penting. Tidak seperti uang jenis lain yang dikontrol oleh bank, Anda diberikan hak dan kebebasan untuk memilih cara menyimpan dan mengontrol Bitcoin Anda.

Apa itu kunci privat Bitcoin?

Transfer atau memindahkan Bitcoin memang sangat mudah. Sebenarnya, pergerakan dan penyimpanan Bitcoin dilakukan dengan peran ‘private keys’ atau kunci privat. Cara termudah untuk mengerti cara kerja kunci privat, adalah dengan membayangkan sistem kotak pos tradisional.

mailbox

Bayangkan jika Maria ingin mengirim surat ke Peter. Pertama-tama, ia perlu mengetahui alamat atau nomor pos Peter. Sama seperti mengirim Bitcoin, Maria harus mengetahui alamat Bitcoin Peter – yaitu nomor yang secara khusus menandakan bahwa kotak pos tersebut milik Peter. Nomor ini disebut dengan alamat dompet Bitcoin (wallet address), atau kunci publik (public key). Nomor ini sangat panjang dan rumit karena banyaknya kotak pos Bitcoin di dunia, namun untungnya Anda tidak perlu menghafalnya, Anda dapat melihatnya di internet.

Mari kita contohkan alamat Bitcoin atau nomor kotak pos Peter adalah 2034. Setelah mengetahui nomor ini, Maria dapat melihat ke dalam kotak pos Peter, seperti berapa Bitcoin yang ada di dalamnya. Bahkan sebenarnya, semua orang yang lewat dapat melihat isi kotak pos 2034 yang berisi satu Bitcoin. Namun, mereka hanya dapat melihat, bukan mengambil karena kunci privat hanya dimiliki oleh Peter.

Ini adalah bagian menarik mengenai Bitcoin – di mana semua orang dapat melihat semua transaksi tanpa mengetahui identitas pemiliknya. Semua orang dapat melihat ada satu Bitcoin di kotak pos 2034, namun tidak ada seorangpun, kecuali Maria dan Peter, yang mengetahui bahwa kotak pos tersebut adalah milik Peter.

Lalu bagaimana Peter mengambil Bitcoin tersebut? Ia dapat melihat ada Bitcoin di sana, jadi ia tidak perlu melakukan apapun. Namun jika ia ingin memindahkannya, ia perlu membuka kotak tersebut untuk mengirimkannya ke orang lain. Untuk membuka kotak pos ini ia memerlukan suatu kunci – dan ini adalah kunci unik milik dia pribadi, yang juga disebut dengan kunci privat.

Hanya Peter yang dapat menggunakan kunci privat ini untuk membuka kotak pos miliknya. Ingat, semua orang dapat melihatnya, namun hanya Peter yang bisa membuka dan mengambil isi kotak pos tersebut karena hanya Peter yang memiliki kunci privat kotak pos itu. Ketika ia membukanya, ia dapat memindahkan Bitcoin dan meletakkannya ke kotak pos orang lain. Misalkan ia membeli game online di Microsoft, ia dapat memasukkan Bitcoin ke kotak milik Microsoft dan jika Microsoft melihat Bitcoin yang mereka terima, mereka akan mengirimkan game online tersebut ke Peter.

Tidak ada yang bisa memindahkan Bitcoin tersebut, kecuali Peter, yang memiliki kunci ke kotak pos itu. Lalu bagaimana jika Peter kehilangan kuncinya? Tidak akan ada orang yang bisa mengakses kotak pos itu, selamanya! Peter harus memastikan bahwa tidak ada orang yang mencuri kuncinya, karena jika iya, orang tersebut bisa membuka kotak milik Peter dan mencuri Bitcoin-nya. Jadi penting untuk menjaga kunci itu seaman mungkin, atau mempercayakan kunci tersebut ke orang yang dapat menjaganya dengan baik.

Jadi, kunci privat tersebut adalah kunci penyimpanan Bitcoin.

Menyimpan kunci privat = Menyimpan Bitcoin Anda

Orang yang memiliki kunci privat adalah orang yang mengontrol Bitcoin di dalam kotak itu. Kunci ini dapat berupa format digital atau fisik seperti tertulis di secarik kertas. Lalu bagaimana cara menyimpan kunci privat Anda?

Anda dapat menyimpannya di kantong celana Anda, namun hal tersebut tentunya tidak aman. Anda dapat memasukkannya ke brankas rumah Anda – yang jauh lebih aman. Namun seseorang bisa saja masuk ke rumah Anda dan mencurinya. Jika Anda ingin menggunakan Bitcoin Anda setiap hari, Anda memerlukan versi digital di ponsel Anda agar Anda dapat mengaksesnya lebih mudah. Satu-satunya masalah adalah jika Anda kehilangan ponsel Anda, maka Anda kehilangan kunci Anda, sehingga tidak akan ada cara untuk mendapatkan Bitcoin Anda kembali.

Itulah mengapa banyak perusahaan penyedia layanan Bitcoin didirikan – bukan hanya untuk memudahkan Anda membeli, menjual, dan menggunakan Bitcoin, namun untuk menjaganya dengan aman. Perusahaan ini biasanya menyediakan layanan dompet Bitcoin (Bitcoin wallet). Tiap perusahaan memiliki cara mereka sendiri dalam menyimpan kunci privat Anda. Di Luno, salah satu penyedia layanan dompet Bitcoin di Indonesia, perusahaan Luno menyimpan kunci privat Anda di suatu brankas besi bank yang meminta akses seperti sidik jari dan scan retina untuk membuka brankas tersebut. Luno menyimpan beberapa kunci bukan hanya dalam satu brankas besi, namun berbagai brankas besi di beberapa negara.

Luno membangun sistem keamanan sedemikian rupa sehingga, jika seseorang ingin mengaksesnya, mereka membutuhkan beberapa kunci dari berbagai brankas besi lalu menggabungkan mereka untuk bisa mengambil Bitcoin — sama seperti di film lama, ketika kapal selam nuklir perlu tiga sampai lima ‘kode peluncuran’ dari beberapa jenderal sebelum meluncurkan senjata nuklir. Hal ini disebut juga dengan ‘multisig’ (multiple signatures required).

Cara ini adalah cara yang aman untuk menyimpan Bitcoin, namun Anda perlu mempercayai orang yang menyimpan kunci ini. Ada banyak perusahaan terkemuka seperti Luno yang dapat Anda andalkan, namun banyak juga yang tidak menyimpan Bitcoin Anda dengan baik, atau berpura-pura menyimpan lalu menyalahgunakan Bitcoin Anda. Tidak seperti uang konvensional, Anda memiliki banyak pilihan dalam menyimpan Bitcoin – Anda dapat menyimpannya sendiri, di format digital atau fisik, atau Anda dapat mempercayakan orang lain untuk menjaganya untuk Anda (atau kombinasi dari beberapa opsi ini).

Lakukan hal ini setelah memilih platform layanan dompet Bitcoin!

Jika Anda mempercayakan platform layanan dompet Bitcoin untuk menjaga kunci privat Anda, Anda tetap memiliki kebebasan untuk mengakses dan memindahkan Bitcoin melalui platform tersebut. Platform tersebut hanya bertindak sebagai “bank”, Anda tetap memiliki PIN dan password yang harus Anda jaga agar rekening Anda tidak dibobol.

Beberapa cara untuk mengamankan “rekening” Bitcoin Anda adalah dengan memastikan beberapa hal ini:
1. Mengamankan akun email Anda
2. Mengamankan akun media sosial Anda
3. Menggunakan password unik dan kuat untuk semua akun online
4. Mengaktifkan otentikasi dua faktor (two-factor authentication)

Para hacker dapat menebak password yang lemah secara mudah. Jika password Anda hanya mengandung kombinasi angka dan kata-kata yang biasa ditemukan dalam kamus, hacker dapat menggunakan cara brute force hacking (kombinasi huruf dan angka satu per satu). Kaspersky Labs memiliki alat cek password yang akan memberitahu Anda berapa lama yang dibutuhkan hacker untuk brute force dan mencuri kata sandi Anda.

Selain itu, otentikasi dua faktor (2FA) sangat penting untuk diaktifkan di akun Anda. Banyak situs dan layanan sudah mendukung 2FA, termasuk Google, Facebook dan Luno. Anda mungkin sudah menggunakan 2FA untuk transaksi bank atau kartu kredit Anda, dimana bank mengirimkan SMS berisi PIN satu-kali-pakai untuk tiap transaksi atau PIN dari keyBCA ketika Anda melakukan transaksi dengan BCA. Layanan ini juga termasuk otentikasi dua faktor.

Untuk akun online, Anda dapat mengunduh aplikasi otentikasi dua faktor seperti Google Authenticator atau Authy di Play Store atau App Store lalu menggunakan aplikasi tersebut. Setelah melakukan aktivasi, jangan hapus aplikasi tersebut. Jika Anda telah mengaktifkan 2FA, setiap Anda login ke akun online Anda (misalnya Luno), Anda akan diminta untuk memasukkan password dan kode 6 digit yang dihasilkan aplikasi 2FA Anda.

Baca lebih lanjut mengenai cara mengamankan akun Luno Anda di blog Luno.

“Bitcoin disimpan dengan cara menyimpan kunci privat Anda dengan aman.”


Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Cara Mendapatkan Bitcoin

Artikel ini adalah bagian seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Di artikel pertama, kami telah menjelaskan mengenai tiga karakteristik utama Bitcoin agar Anda dapat lebih memahaminya. Lalu di artikel kedua, kami mengulas bagaimana harga Bitcoin ditentukan. Di artikel ini, kami akan menjelaskan berbagai cara untuk mendapatkan Bitcoin.

Ada beberapa cara untuk mendapatkan Bitcoin:

Menerima Bitcoin

Jika Anda memiliki toko atau melakukan usaha online, Anda dapat menerima Bitcoin sebagai metode pembayaran untuk transaksi penjualan produk atau jasa Anda. Anda dapat membuat dompet Bitcoin Anda pribadi di platform penyedia layanan Bitcoin dan menggunakan Bitcoin Wallet Address (alamat dompet Bitcoin) Anda untuk mulai menerima Bitcoin. Biasanya, menerima Bitcoin lebih murah dan mudah daripada metode pembayaran lainnya, dan cara ini adalah salah satu cara termudah untuk mendapatkan sedikit Bitcoin.

Berbagai platform penyedia layanan Bitcoin menawarkan API yang dapat Anda gunakan untuk mulai menerima Bitcoin, seperti Luno. Anda dapat menghubungi Customer Support mereka untuk dibantu dalam penggunaan API untuk merchant Anda.

Beli Bitcoin dari platform jual beli Bitcoin

Cara lain adalah cara yang paling banyak digunakan orang untuk mendapatkan Bitcoin: membeli dari broker Bitcoin terpercaya atau penyedia layanan Exchange, seperti Luno. Cara ini mirip seperti ketika Anda membeli mata uang atau saham asing di bank atau money changer. Bedanya, Anda melakukan pembelian mata uang digital Bitcoin secara online. Ini merupakan cara termudah untuk mendapatkan Bitcoin karena Anda dipastikan akan menemukan seseorang yang akan menjualkan Bitcoin mereka kepada Anda di platform tersebut.

Perhatikan bahwa Anda perlu memastikan platform penyedia layanan jual beli Bitcoin yang Anda pilih adalah platform global yang terpercaya. Selain itu, pastikan platform tersebut memungkinkan Anda membeli dengan mata uang lokal Anda, dan menarik dana ke rekening bank lokal Anda dengan biaya yang ramah.

Menambang Bitcoin/Bitcoin Mining

Anda juga dapat memiliki Bitcoin dengan melakukan penambangan (mining), namun cara ini sangat sulit dilakukan oleh perseorangan.

Penambangan Bitcoin (Bitcoin Mining) adalah salah satu cara untuk mendapatkan Bitcoin. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kita dapat melihat Bitcoin sebagai suatu sistem kas global yang besar yang menyimpan sejarah transaksi (atau ‘pergerakan uang’) dari satu orang ke orang lainnya. Ketika transaksi Bitcoin diproses di jaringan Bitcoin, artinya Bitcoin sedang dipindah dari satu orang ke orang lainnya, ada satu peran yang harus dilakukan oleh pihak ketiga. Pihak ketiga ini akan berperan dalam memastikan bahwa semua transaksi telah direkam dengan benar dan sistem kas telah tersinkronisasi di seluruh dunia.

Dalam hal Bitcoin, proses ini bukan dilakukan oleh perseorangan atau perusahaan, namun oleh ribuan komputer di seluruh dunia yang terhubung dengan internet. Komputer ini dikenal sebagai miners atau ‘penambang’. Secara sederhana, mereka adalah ‘komputer yang memproses transaksi’.

Untuk melakukan pemrosesan ini dengan cara yang aman, komputer-komputer perlu melakukan kalkulasi kompleks yang memakan usaha computing yang sangat besar, sehingga dibutuhkan juga energi yang besar serta alat-alat khusus yang canggih. Seseorang — pemilik dari komputer-komputer ini — perlu membayar untuk alat-alat dan listrik tersebut, jadi mereka perlu mendapatkan kompensasi dari seluruh usaha dan uang yang mereka habiskan untuk mendukung jaringan ini.

Mereka mendapatkan kompensasi melalui Bitcoin yang berhasil mereka tambang. Bitcoin baru yang ditambang bertindak sebagai penghargaan dan insentif untuk mereka yang berkontribusi dalam jaringan Bitcoin, karena mereka telah mendukung proses transaksi.

Cara lain untuk mengerti hal ini adalah dengan membayangkan apa yang terjadi jika bank besar membangun sistem pemrosesan transaksi global terbesar di dunia: mereka akan menghabiskan milyaran dollar untuk membuat sistem tersebut. Dengan itu, mereka lalu mengenakan biaya transaksi kecil pada para pengguna untuk menutup biaya yang telah mereka habiskan.

Dengan Bitcoin mining, biaya untuk sistem global ini dibagi ke ribuan komputer, dan mereka menutup biaya operasional mereka dengan Bitcoin yang baru ditambang. Dengan cara ini mereka mendapatkan sedikit Bitcoin. Proses penambangan Bitcoin ini adalah demokratisasi infrastruktur finansial yang sesungguhnya.

Kebanyakan penambangan dilakukan oleh perusahaan besar dengan alat yang canggih dan sangat mahal, sehingga sulit bagi orang atau komputer biasa untuk bersaing dengan perusahaan tersebut. Jadi, jika Anda tidak memiliki keahlian khusus dan uang yang banyak untuk dihabiskan untuk komputer-komputer khusus tersebut, pilihan yang lebih baik adalah dengan membeli Bitcoin atau menerima Bitcoin.


Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Cara Menentukan Harga Bitcoin

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Di artikel pertama, kami telah menjelaskan mengenai tiga karakteristik utama Bitcoin agar Anda dapat lebih memahaminya. Kini, kami akan mengulas mengenai bagaimana harga BItcoin ditentukan. Apakah ada yang mengontrol harga Bitcoin? Mengapa harga Bitcoin berubah setiap menit, bahkan setiap detik?

Analogi penentuan harga jeruk

Pertama-tama, ketahuilah bahwa cara kerja pergerakan harga Bitcoin sama seperti mata uang atau obyek lainnya. Mari kita ambil contoh bagaimana harga suatu obyek ditentukan, misalnya menggunakan jeruk sebagai perumpamaan. Berapa harga jeruk?

Jawabannya: tergantung. Penentuan harga jeruk dipengaruhi oleh dua hal berikut: harga yang diinginkan oleh orang yang menjualnya, dan harga yang diinginkan oleh orang yang membelinya. Jika Budi ingin menjual jeruk dengan harga Rp 3.000,- dan Sarah hanya mau membayar Rp 2.000,- maka deal tidak terjadi. Namun jika Budi dan Sarah sepakat dengan harga tertentu, misalnya Rp 2.500,-, maka deal terjadi dan transaksi berlangsung.

Selain itu, konteks dan lingkungan pasar juga akan mempengaruhi harga jeruk. Pada musim panas, lebih banyak orang mau membeli jeruk, sehingga harga jeruk akan naik. Atau jika ada bencana alam seperti banjir sehingga persediaan jeruk berkurang, semakin banyak orang kesulitan membeli jeruk sehingga harga jeruk juga akan naik.

Perbedaan jeruk dan uang

Penentuan harga Bitcoin sebenarnya sama seperti harga jeruk. Harga penawaran (dari mereka yang menjual) dan harga permintaan (dari mereka yang membeli) menentukan harga barang tersebut. Namun, ada sedikit perbedaan. Bitcoin dan mata uang lain sedikit berbeda dari jeruk karena mereka bersifat ‘homogen’. Satu dollar identik dengan dollar lainnya, satu Bitcoin identik dengan Bitcoin lainnya.

Jeruk, di sisi lain, dapat berbeda-beda tergantung ukuran dan kualitas jeruk tersebut, sehingga harga jeruk juga berbeda mengikuti ukuran dan kualitasnya. Jadi sebenarnya, lebih gampang menentukan harga Bitcoin atau mata uang karena sifat identik yang dimiliki uang tersebut.

Mata uang digital Bitcoin dan mata uang konvensional

Banyak orang tidak menyadari bahwa mata uang lainnya juga bekerja sama persis seperti Bitcoin – jika Anda sedang memegang koin atau uang kertas Rupiah di tangan Anda saat ini, pada saat yang bersamaan ada jutaan orang yang melakukan jual beli Rupiah, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Jadi walaupun Anda merasa harga mata uang Anda cenderung stabil, sebenarnya harga Rupiah berubah secara terus menerus. Jika Anda ingin menukarkan Rupiah Anda ke mata uang lain, misalnya Dollar Singapura, mungkin Anda akan membayar dengan 10 lembar Rupiah Anda hari ini, namun pada hari berikutnya bisa saja Anda memerlukan 11 atau 9 lembar Rupiah.

Bitcoin bekerja persis seperti itu – Anda dapat membayangkannya seperti mata uang jenis baru dari apa yang Anda miliki sekarang. Perbedaan Bitcoin dan mata uang biasa (seperti Rupiah dan Dollar) ada pada entitas yang mengontrolnya. Contohnya, Rupiah dikontrol oleh Bank Indonesia (BI). Dengan begitu, BI akan melakukan kebijakan untuk mencegah adanya inflasi atau perubahan harga atau nilai Rupiah yang signifikan. Berbeda dengan Rupiah, Bitcoin tidak dikontrol entitas apapun.

Jadi, sebenarnya alasan mengapa harga Bitcoin lebih fluktuatif dibandingkan mata uang lainnya adalah tidak adanya satupun entitas yang mengontrol harga Bitcoin. Harga Bitcoin ditentukan oleh semua orang yang memiliki Bitcoin (berapapun jumlahnya). Jika Anda memiliki Bitcoin saat ini, Anda termasuk salah satu orang yang menentukan harga Bitcoin. Jika Anda tiba-tiba menjual semua Bitcoin Anda, maka harga akan bergerak turun (karena penawaran/supply kini bertambah). Begitu juga jika Anda tiba-tiba ingin membeli banyak Bitcoin, Anda telah berkontribusi pada jumlah permintaan (demand) Bitcoin, sehingga harga akan bergerak naik.

Sekarang bayangkan ada jutaan orang yang memiliki Bitcoin di dunia dengan harga jual dan harga beli yang berbeda-beda. Dengan mengumpulkan mereka semua, Anda akan mendapatkan nilai tengah pasar antara harga permintaan dan harga penawaran. Itulah harga Bitcoin pada saat itu.


Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.

Tiga Karakteristik Bitcoin

Artikel ini adalah bagian dari seri edukasi Bitcoin oleh Luno (sebelumnya BitX) Indonesia.

Banyak orang berpikir bahwa Bitcoin adalah hal yang sangat membingungkan, padahal Bitcoin adalah sesuatu yang dapat dimengerti secara sederhana. Seri pembelajaran ini bertujuan untuk membantu semua orang untuk mengerti dasar-dasar mengenai Bitcoin. Dan seiring berjalannya waktu, kami akan menyediakan penjelasan yang lebih rinci mengenai cara kerja Bitcoin, cara mendapatkan dan menggunakan Bitcoin, dan cara investasi Bitcoin melalui artikel-artikel selanjutnya.

Apa itu Bitcoin?

Selama ini, seluruh transaksi keuangan terjadi melalui pihak ketiga seperti Visa, Paypal, dan bank. Setiap bank atau penyedia jasa keuangan ini mengelola buku akuntansi mereka sendiri, lalu mereka harus menggabungkannya dengan buku kas lainnya. Dengan demikian, mereka harus menghabiskan sejumlah biaya, waktu, dan juga tenaga. Di sisi lain, Bitcoin adalah sistem kas transaksi global yang terdesentralisasi. Bitcoin mengganti dan mengubah sistem tersebut. Semua buku-buku kas ini diubah ke satu sistem akuntansi global sehingga mengurangi waktu dan biaya.

Siapa yang menciptakan Bitcoin?

Bitcoin ‘diciptakan’ oleh seseorang atau sekelompok orang dengan nama ‘Satoshi Nakamoto’. Walaupun ada banyak artikel dan investigasi untuk mencari tahu kebenaran mengenai siapa dia (atau mereka), tidak ada bukti yang cukup kuat hingga saat ini. Namun, apakah hal itu penting? Tidak sama sekali. Satoshi merancang seluruh sistem Bitcoin dengan sikap ‘open manner’ – artinya kode ini tersedia untuk dilihat dan diperiksa oleh semua orang, jadi tidak ada rahasia tersembunyi, dan tidak ada pengaruh dari penciptanya. Seiring berjalannya waktu, banyak orang mulai mengerjakan kode-kode ini sehingga sangat berbeda dengan rancangan awal yang dibuat Satoshi.

Penting untuk diingat bahwa ada kesalahpahaman mengenai Satoshi yang menyebutkan bahwa Satoshi menciptakan Bitcoin sendirian. Seperti terobosan besar lainnya di ilmu pengetahuan, ciptaan Satoshi dibangun oleh tangan banyak orang. Pada beberapa dekade belakangan, banyak ahli terkemuka, teknisi, dan ahli matematika terlibat dalam penelitian mengenai cryptography, sistem, dan lainnya. Satoshi berhasil merangkum semua pekerjaan ini menjadi satu rencana koheren dan jelas lalu melakukan implementasi rencana tersebut. Jika Anda membaca Satoshi Whitepaper, Anda akan membaca referensi-referensi dari seluruh penemuan yang mendorong keberhasilannya dalam ciptaan tersebut.

Karakteristik Bitcoin (1): Bitcoin sebagai sistem pembayaran

Bagaimana cara kita transfer uang ribuan tahun yang lalu, ketika kita tinggal di desa-desa kecil, mengenal dan percaya satu sama lain? Kita dengan mudah melakukan barter, seperti yang kita lakukan dengan uang tunai saat ini. Namun ketika uang dipindahkan secara online, ini akan menjadi sedikit rumit. Bank dan layanan kartu kredit menyelesaikan masalah ini dengan ‘ledger system’ (‘sistem kas’) — yang menyimpan sejarah akun dan menunjukkan siapa yang memiliki apa.

Ketika John melakukan transfer uang online dari satu orang ke orang lainnya, bank-lah yang melakukan transfer dari John ke orang lain. John tidak dapat melakukannya sendiri karena ada risiko ia melakukan kecurangan – ia dapat copy (menyalin) dan paste (menempel) uang digital (karena semua itu hanyalah angka di komputer) dan mengirimkan ke dua orang berbeda. Jadi, kita mempercayai bank untuk mengirimkan uang dan memastikan hanya satu orang yang menerima uang tersebut. Bank tersebut dapat berbuat curang, namun kita percaya mereka tidak melakukan kecurangan.

Jika transfer dilakukan dalam bank yang sama, hal tersebut mudah dilakukan. Namun jika bank tersebut berbeda, ini akan sedikit rumit karena mereka mungkin memiliki sistem kas yang berbeda dan perlu dicocokkan. Oleh karena itu, mereka mengenakan biaya kecil, dan biasanya transfer ini memakan sedikit waktu. Ketika bank dan sistem keuangan ini berasal dari negara yang berbeda, hal menjadi lebih rumit: bahasa, sistem, mata uang yang berbeda, serta lebih banyak orang harus melakukan koordinasi dan seterusnya, jadi biaya dan waktu transfer bertambah. Itulah mengapa sistem keuangan saat ini sangat kompleks. Sistem tersebut adalah kesemrawutan besar dari berbagai sistem kas yang ada di dunia.

Bitcoin mengubah semua itu. Dengan apa? Bitcoin adalah satu sistem kas yang melakukan sinkronisasi di seluruh internet, jadi semua orang dapat mengakses akun kas yang sama secara real time terlepas siapa dan dimana ia berada. Hasilnya? Uang dapat ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya tanpa keterlambatan dan biaya yang sangat tinggi. Seperti ketika uang digunakan dulunya, sebelum dunia menjadi begitu besar dan rumit.

Sistem pembayaran Bitcoin digunakan untuk apa? Jawabannya: apapun yang Anda gunakan dengan uang biasa: kirim ke teman dan keluarga – baik lokal dan luar negeri, beli barang online, terima gaji, dan sebagainya.

Bitcoin memudahkan kita memindahkan uang. Bitcoin adalah sistem pembayaran, sama seperti metode transfer bank atau kartu kredit, namun Bitcoin sedikit lebih baik. Semakin banyak orang menggunakan Bitcoin untuk pembayaran, semakin berharga pula sistem pembayaran ini. Membeli Bitcoin mirip seperti membeli saham Visa, lalu menggunakan saham tersebut untuk membeli soda di 7-11. Karena Anda membayar dengan saham Visa Anda, maka tempat penggunaan Visa semakin banyak, (sistem pembayaran) Visa semakin meluas dan semakin berharga, sehingga nilai saham Visa akan menjadi semakin berharga pula (termasuk nilai saham Visa Anda sendiri!).

Karakteristik Bitcoin (2): Bitcoin sebagai emas digital

Sejak berabad-abad lalu, emas telah dipandang sebagai objek bernilai tinggi oleh banyak kelompok masyarakat di dunia. Penting untuk diketahui bahwa emas itu sendiri tidak memiliki nilai – emas hanyalah sebongkah batu yang berkilau. Nilai emas berasal dari fakta (yang agak membingungkan) bahwa semua orang setuju bahwa emas memiliki nilai tertentu, dan oleh karena itu emas dianggap berharga. Alasan mengapa orang-orang memilih emas daripada objek lainnya itu penting untuk dipahami – karena emas memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya ‘penyimpan nilai’ (store of value) yang lebih baik dari objek lainnya:

Pertama, emas bersifat langka. Artinya, jumlah emas terbatas (hanya ada sekian emas di dunia – jika terlalu banyak maka semua orang dapat memilikinya dan emas tidak akan memiliki nilai apapun). Emas juga bersifat lunak (emas dapat dicairkan dan dibentuk ke berbagai unit kecil seperti koin, dan yang lebih penting ketika Anda mengubah bentuknya menjadi unit-unit yang lebih kecil, ia tidak akan kehilangan nilainya – tidak seperti berlian). Emas juga stabil dan tidak mengalami degradasi, gampang dikenal dan susah ditiru (dibuat tiruan yang palsu).

Bitcoin memiliki semua karakteristik yang sama seperti emas. Jumlah Bitcoin terbatas (hanya ada jumlah tertentu yang akan diproduksi), Bitcoin dapat dipecah menjadi unit-unit lebih kecil tanpa kehilangan nilai unit tersebut (1 Bitcoin = 100,000,000 Satoshi – unit terkecil dari Bitcoin, sama seperti cents di Dollar atau pennies di Pounds, sehingga kita dapat membeli kurang dari satu Bitcoin), teknologi Bitcoin juga stabil dan tidak akan mengalami degradasi, juga tidak mungkin dapat dibuat Bitcoin palsu. Di samping itu, tidak seperti emas, Anda dapat memindahkan Bitcoin kemanapun di dunia dalam hitungan menit, terlepas dari jumlah Bitcoin tersebut. Itulah mengapa orang menyebut Bitcoin sebagai emas digital, namun emas digital yang lebih baik.

Intinya, Bitcoin mirip seperti emas – inilah mengapa banyak orang menyebut Bitcoin sebagai ‘emas digital’ atau ‘Emas 2.0’.

Karakteristik Bitcoin (3): Bitcoin mirip seperti internet

Bitcoin mirip seperti internet karena tidak ada satupun orang atau entitas yang mengontrolnya, jadi siapapun dapat menggunakannya sesuai keinginan mereka. Ini adalah karakteristik yang sangat unik.

Internet adalah kemajuan terbesar dalam sejarah manusia, yang telah mengubah cara hidup dan cara kerja masyarakat dunia. Banyak orang tidak menyadari bahwa internet yang kita kenal saat ini, mungkin tidak akan pernah ada karena sejumlah ‘rival ‘internet’ yang dibangun pada saat itu. Ada perusahaan tertentu yang ingin menghubungkan semua komputer di dunia untuk berbagi informasi, tapi dengan sistem mereka sendiri, sehingga orang harus membayar untuk mengakses ‘information superhighway’ mereka sendiri.

Internet modern berbeda, dan secara desain, adalah suatu sistem terbuka yang memungkinkan semua orang untuk menggunakannya sesuka hati, dan sistem tersebut tidak dimiliki oleh siapapun, jadi tidak ada gatekeeper. Hal ini mengarahkan pada sesuatu yang disebut ‘inovasi tanpa izin’ – semua orang dapat mencoba hal baru tanpa perlu meminta akses dari gatekeeper tertentu. Ini lalu membawa suatu ledakan inovasi dan adopsi ‘open’ internet, dan menjadi sesuatu yang sangat luas dan besar sekarang. Desain ini juga menandakan bahwa banyak bagian di internet bersifat ‘interoperable’ – artinya internet yang saya gunakan dapat terhubung dengan internet yang digunakan orang lain di negara lain. Hal ini mirip dengan penggunaan bahasa global yang digunakan di dunia. Orang Indonesia dan orang India akan sulit berkomunikasi, namun jika mereka berbicara dalam Bahasa Inggris, maka semua akan menjadi lebih mudah. Internet memungkinkan semua orang untuk berbicara dalam ‘satu bahasa global’.

Bitcoin mirip seperti internet. Untuk seseorang, internet tidak dimiliki oleh siapapun, jadi siapapun dapat menggunakannya sesuka hati – tidak ada gatekeeper. Hal ini disebut juga ‘desentralisasi’. Bitcoin mendukung ‘inovasi tanpa izin’ yang memungkinkan banyak orang membangun perusahaan dan aplikasi di internet sehingga produk tersebut berkembang pesat. Yang terakhir, Bitcoin bersifat interoperable – artinya seperti email dan internet, Bitcoin saya dan Bitcoin Anda semua bekerja dalam satu sistem yang sama, Bitcoin adalah satu kas transaksi global, dan jika dilihat dari sudut pandang tertentu, Bitcoin adalah mata uang global pertama di dunia.

Kesimpulan

Bayangkan apa yang terjadi jika kamu meletakkan sebuah pot besar dan melemparkan kartu kredit, sepotong emas, dan sedikit ‘internet’ ke dalamnya – menyatukan semua itu – hingga menciptakan sesuatu yang baru – Bitcoin!


Sebelumnya dikenal dengan nama BitX, Luno adalah platform jual, beli, kirim, terima, dan simpan Bitcoin di Indonesia. Luno tersedia di website, iOS, dan Android.