All posts by Yabes Elia

Remedy Entertainment Gandeng Tencent untuk Game Multiplayer Co-op Baru dengan Kode Vanguard

Remedy Entertainment, perusahaan di balik game Control dan Alan Wake, mengumumkan kerja sama mereka dengan Tencent untuk development, lisensi, dan distribusi game multiplayer co-op baru yang diberi kode (codename) Vanguard.

Menurut penjelasan langsung dari Remedy Entertainment, game ini merupakan game free-to-play, co-op PvE (Player vs. Environment) shooter yang mengombinasikan kekuatan narasi dari Remedy Entertainment dengan gameplay action ke dalam pengalaman multiplayer yang immersive.

Game ini nantinya akan menggunakan Unreal Engine untuk PC dan console. Remedy juga nantinya akan mengembangkan dan merilis game ini di pasar global, kecuali di Asia — karena Tencent yang akan melokalisasi dan merilis game tadi.

Saat ini, pengembangan game-nya masih dalam tahap proof-of-concept. Menariknya, anggaran dana yang dicanangkan untuk mengembangkan game ini sampai dengan setahun pertama beroperasi akan ada di kisaran yang sama dengan anggaran yang biasanya dibutuhkan untuk game-game AAA dari Remedy.

Alan Wake. Credit: Remedy Entertainment

Remedy dan Tencent akan menanggung biaya pengembangan namun masing-masing perusahaan akan menanggung biaya publikasi dan ongkos beroperasi di masing-masing wilayahnya. Setelah biaya pengembangan terbayarkan (dari pendapatan game-nya nanti), kedua perusahaan akan berbagi pendapatan (revenue sharing).

Lebih menariknya lagi, sebagai bagian dari kesepakatan, Remedy juga memberikan lisensi kepada Tencent untuk mengembangkan dan merilis versi mobile dari game ini. Tencent akan menanggung biaya pengembangan dan publikasi dari versi mobile. Sedangkan skema revenue sharing dari versi mobile-nya juga berbeda dari versi originalnya.

Dari sumber yang sama, Tero Virtala, CEO dari Remedy Entertainment mengatakan, “Vanguard menjadi tonggak sejarah awal mula Remedy masuk ke model bisnis Games-as-a-Service, yang dieksekusi oleh tim berbakat kami yang berpengalaman terkait free-to-play. Kami membangun satu hal yang baru dan seru dalam hal multiplayer co-op, dikombinasikan dengan kelebihan utama Remedy. Mengembangkan kemampuan kami untuk publikasi juga merupakan langkah selanjutnya dari pertumbuhan perusahaan. Kami tidak sabar dengan rekanan jangka panjang dengan Tencent — yang memang cocok untuk mengembangkan rencana Vanguard yang ambisius. Vanguard adalah kesempatan global dan Tencent dapat mendukung Remedy di tingkat internasional dan memimpin di Asia, dan pasar mobile.”

Buat yang belum tahu, sebelumnya Tencent membeli sebagian saham dari Remedy Entertainment. Kala itu, Tencent membeli 3,8% kepemilikan atas Remedy.

Rumor: CPU Intel Alder Lake Tanpa E-Core

Meskipun ide menggabungkan 2 jenis core CPU antara performa dan efisiensi (P-core dan E-core) memang menarik dan akan sangat berguna untuk laptop, implementasinya untuk performa gaming jauh dari kata sempurna.

Pertama, beberapa sistem DRM game jadi tidak compatible dengan CPU Alder Lake yang memiliki kombinasi P-core dan E-Core. Meski sekarang jumlahnya sudah berkurang jauh, awalnya bahkan ada 50 game lebih yang tidak bisa berjalan di CPU Alder Lake — dan Anda harus mengaktifkan fitur Legacy Mode alias mematikan E-core.

Selain itu, kenyataannya, performa gaming di banyak game juga justru lebih baik saat kita mematikan E-core. Anda dapat melihatnya sendiri dari pengujian Hardware Unboxed di bawah ini.

Makanya, mungkin akan lebih menarik jika Intel juga merilis CPU Alder Lake yang tidak memiliki E-core — mengingat para gamer yang ingin memaksimalkan performa gaming juga tidak akan menggunakannya (setidaknya sampai sekarang).

Rumornya, menurut Videocardz, akan ada 2 CPU baru nantinya yang tidak akan dilengkapi dengan E-core. Kedua CPU tersebut adalah i3 12100F dan i5 12400F. i3 12100F akan memiliki 4 P-core dan 8 threads. Sedangkan i5 12400F akan dilengkapi dengan 6 P-core dan 12 threads.

Seri i7 juga akan mendapatkan varian F, yaitu 12700F. Namun CPU ini tetap akan memiliki 8 P-core dan 4 E-core. Jumlah P-core dan E-core dari 12700F tadi masih sama dengan 12700K yang sudah dirilis namun 12700F dikabarkan akan memiliki kecepatan dan kebutuhan daya yang lebih rendah.

Varian-varian CPU baru tadi dikabarkan baru akan dirilis setidaknya Januari 2022. setelah CES 2022.

Varian CPU Alder Lake tadi layak ditunggu laporan hasil performanya. Pasalnya, meski implementasi kombinasi antara P-core dan E-core tidak maksimal untuk gaming, P-core Alder Lake membuat CPU Intel generasi ke-12 ini menempati posisi juara sebagai CPU gaming saat ini.

Eddy Lim Akhirnya Turun, Ibnu Riza Jadi Ketua Umum IESPA yang Baru

Buat yang belum tahu, IESPA pertama kali dibentuk pada 19 Desember 2012 dan disahkan akta pendiriannya pada 1 April 2013 — setidaknya menurut catatan dari IESPA sendiri.

Sepanjang perjalanannya, sepengetahuan saya, IESPA tidak pernah berganti ketua umum. Eddy Lim menjadi ketua umum IESPA dari sejak didirikan hingga Rapat Kerja Nasional IESPA 2021 yang digelar tanggal 14 Desember 2021 lalu.

Pada Rakernas kemarin, IESPA akhirnya menunjuk ketua umum baru, Ibnu Riza.

Pergantian dari Eddy Lim ke Ibnu Riza ini sangat menarik karena keduanya seolah bertentangan, dari sisi rekam jejaknya.

WCG 2003. Sumber: Dokumentasi Eddy Lim

Bagi yang sudah lama berkecimpung di industri game dan esports di Indonesia, Anda harusnya tahu betul siapa Eddy Lim. Ia adalah orang paling senior di skena game kompetitif Indonesia bahkan sejak komunitas gamer di sini belum kenal dengan istilah esports — dulu pakainya istilah ‘kompetisi game online’. Pasalnya, Eddy Lim adalah pemilik Ligagame yang dulu (sebelum zaman medsos) menjadi tempat berkumpulnya komunitas gamer kompetitif untuk segala macam informasi mulai dari jadwal turnamen, mencari tim ataupun mencari lawan tanding, dan lain-lainnya. Rekam jejak Eddy Lim di skena game kompetitif sudah tercatat sejak WCG (World Cyber Games) tahun 2002. Anda bisa membaca sejarah Counter Strike dan WCG di Indonesia di artikel yang pernah kami tuliskan beberapa waktu lalu.

Eddy Lim juga sempat bercerita kepada kami jika ia dan Ligagame sudah mengadakan turnamen sejak tahun 1999. Saya sendiri, yang kebetulan sudah tercebur di industri ini di 2008, juga sudah kenal Eddy Lim dari 2009.

Di sisi lain, saat saya mencari rekam jejak Ibnu Riza di esports, catatan yang saya temukan mayoritas dari tahun 2021 ataupun 2020. Berita-berita tentang Ibnu Riza di esports kebanyakan juga terkait dengan IESPA. Misalnya, saat ia ditunjuk sebagai Plt Sekjen pada awal bulan Desember 2021.

Dikutip dari Detik, Eddy Lim mengatakan, “Saya menunjuk Plt Sekjen Ibnu Riza Pradipto karena menilainya bisa menangani organisasi IESPA secara profesional. Apalagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah pelaksanaan IESF 14th Esports World Championships 2022. Keputusan ini saya ambil karena sudah tidak sejalan dengan Prananda IA. Dan, Surat Keputusan (SK) Plt Sekjen akan segera saya tandatangani dalam waktu dekat.”

Selain terkait dengan IESPA, Ibnu Riza juga merupakan salah satu anggota dewan pembina dari PBESI. Namun demikian, PBESI sendiri juga baru berdiri sejak tahun 2020.

Lalu siapakah sebenarnya Ibnu Riza? Ia adalah salah satu keturunan muda dari keluarga Cendana. Pria yang bernama lengkap Ibnu Sulistyo R. Pradipto ini merupakah cucu dari KPH Ibnu Widoyo, adik dari Tien Soeharto (istri mantan presiden Soeharto).

Dalam rilis resmi yang saya terima, Ibnu Riza mengatakan, “Saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pak Eddy dan seluruh pengurus periode sebelumnya yang telah mengantarkan IESPA enabler bagi perkembangan esports di Indonesia. Pemilihan Ketua Umum baru ini merupakan bukti nyata demokrasi di IESPA dan pencapaian besar Pak Eddy dalam menciptakan generasi baru pegiat esports yang siap meneruskan misi IESPA sebagai organisasi yang profesional, solid dan dinamis. Kerjasama dengan PBESI selaku satu-satunya organisasi olahraga prestasi esports harus segera ditata dan dibina. Sebagai bagian dari KORMI, IESPA harus perlu berafiliasi atau menginduk kepada PBESI dalam hal pembinaan prestasi, turnamen dan atlet.”

Bagaimana nanti perkembangan IESPA pasca pergantian Ketua Umum yang berbeda rekam jejak ini? Di satu sisi, mungkin memang ada positifnya untuk membawa orang-orang dari luar industri ke esports agar dapat memberikan perspektif baru dan berbeda. Pertanyaan yang tidak kalah penting adalah, bagaimana juga perubahan Ketua Umum IESPA ini dapat memberikan dampak kepada ekosistem esports Indonesia?

Ibnu Riza (kanan) dan Eddy Lim (kiri). Dokumentasi: IESPA

Exclusive Interview: Riot’s Answers on Its Expansion in Entertainment and Esports Industries

Arcane, the animated series of League of Legends (LoL) on Netflix, is a huge success. As reported by Deadline, it became the most popular show in the US, defeating The Mandalorians and Stranger Things.

It’s also reported that Arcane is renewed for a second season. Besides its commercial success, it’s critically acclaimed by critics around the world. Joshua Rivera from Polygon writes this in the review, “As a show made by Riot Games, one of the biggest players on Video Game Island, Arcane may be one of the most significant attempts at bridging the distance, at making games less of an island — bringing the show where everyone watches them, on Netflix. Even if it ultimately isn’t that bridge, it’s still an excellent TV show, which is a wonderful thing to be.”

Around the time of Arcane’s release date, LoL World Championship 2021 also concluded the annual world-class competition with record-breaking audiences. Over 4 million viewers, excluding Chinese viewers, watched the grand final between EDG and DWG KIA.

Image credit: Esports Charts Pro Feature

It really seems a great weekend for Riot Games. That’s why, when I have an opportunity to ask some questions, I jumped at the chance. Justin Hulog, General Manager Riot Games SEA, answered all of these questions.

Some people, even Netflix, believe that games are the future of entertainment. So, why do you expand to movies/TV series?

League of Legends’ dedication to lore is what allows us to explore so many different alternate universes, stories and formats. We wanted Arcane to be a true, celebratory moment for all Riot Games’ fans. That means showcasing all the different ways Arcane can manifest in our bread-and-butter: games.

Explore the vast interpretations and activities of Arcane around all our games so that no matter what you’re playing, or what you want to try, Arcane will be there waiting for the gamers. We believe that only a game company can fully intertwine the evolution of their IP within various media: a cross-product moment done right.

Is it because Netflix gives you the chance? Is it similar to the partnership you have with Logitech in gaming peripherals? Or is this something you guys want to go full hand on deck in the movie industry (similar to what you’ve been doing in esports)?

Riot Games has shown what it means to allow passion and dedication to drive our work in games, sports, and now entertainment.

We showed the world what excellent player service in live service games could be like. We then redefined sports and broadcasting with the advent of esports. Now, we’re taking the learnings from the past 10+ years to conquer the next frontier of entertainment. Arcane is just the beginning.

How about the other expansions such as fashion (Louis Vuitton), music (K/DA), and other industries? What is the end-game for those expansions? Will they be stand-alone businesses that can support themselves (like esports)? Or it’s just for supporting the games industry?

Riot Games aims to shepherd cultural milestones with our exclusive and innovative partnerships. We’re here to make it better to be a player, and with these various partnerships and entertainment properties, our goal is to show what games can do when brands work together to create authentic and immersive ways to play.

Speaking of esports, considering LoL is one of the long-lasting games and esports which makes it one of the benchmarks in the industry, can you share some of your data related to those 2 industries?

In October 2021 alone, we reached 180 million active users in the League of Legends universe. This includes players from League of Legends, League of Legends: Wild Rift, Legends of Runeterra, Teamfight Tactics and Fight for the Golden Spatula (licensed in China). While we are still working on League of Legends esports numbers from this year’s World Championship, last year’s Worlds recorded more than 1 Billion Hours Watched, the highest ever.

How many MAU are in LoL in 2021? How many esports viewers does LoL have worldwide (2021)? I ask because I think some of the esports data doesn’t include Chinese viewers.

While we’re not able to share MAU details, we are pleased to have reached 180 million active users in the League of Legends universe in October 2021 alone. This includes players from League of Legends, League of Legends: Wild Rift, Legends of Runeterra, Teamfight Tactics and Fight for the Golden Spatula (licensed in China).

I’m really interested to map the distinction between esports and the gaming market, so If you can’t share the number, could you answer which one is the biggest between these 3 types of market:

  • People who play LoL and watch its esports
  • People who play LoL but don’t watch its esports
  • People who don’t play LoL but watch its esports

We believe that every player experience matters and these three categories are definitely close to the audience behaviour we have observed. There are hardcore League players who enjoy its esport in tandem, while there are also nearer players to the League of Legends universe who are picking their very first esport fandom or may just be more immersed in the gameplay and less in spectating esports.

However, we have seen strong growth in mobile esports interest, particular with the League of Legends: Wild Rift SEA ICON Series. Southeast Asia was not only the first region to receive the Wild Rift Open Beta, but was also the first to run mobile esports within Riot.

How about in VALORANT? Is it similar or different? Since VALORANT is so much newer than LoL.

We’ve been fortunate to have been able to grow different communities and fan bases for VALORANT on top of that for the League of Legends universe games. It is hard to believe that VALORANT is barely two years old, whereas League of Legends has recently celebrated its 12th anniversary.

Last, let’s speak Worlds. Compared to TI (Dota 2) which has more variety in its winner’s region (US, EU, CIS, and China), Worlds has been dominated by South Korea and the East. 10 out of 11 Worlds, the East won the championship. 6 out of 11, South Korea won. Why do you think it is the case?

It’s no surprise that League of Legends is an absolute phenomenon in South Korea. Much of League’s success in the market stems from the history of gaming in South Korea, which saw the wide penetration of PC cafes and the popularity of free-to-play games like League in such environments. South Korean esports athletes are regarded like bonafide celebrities, which has further fuelled the passion for the game and sustained the nation’s competitive edge in esports. That said, we are seeing new international talent emerging year after year, especially with the expansion of our esports for VALORANT and Wild Rift.

Starfield akan Mendapatkan Full Mod Support, Kata Todd Howard, Bos Bethesda

Jika Anda penggemar setia game-game Bethesda seperti saya, Anda harusnya tahu bahwa salah satu keunikannya adalah dukungan terhadap modding dan komunitasnya.

Buktinya, saat artikel ini ditulis, 5 dari 6 game dengan jumlah mod terbanyak di Nexus Mods adalah besutan Bethesda. Skyrim masih menjadi game dengan mod terbanyak dengan 66,6 ribu mod dan diikuti oleh Skyrim: Special Edition dengan 41,4 ribu mod. Di peringkat ketiga, ada Fallout 4 dengan 39,3 ribu mod.

Sebenarnya, jika kita berbicara sejarah, game-game lawasnya Bioware dan Obsidian juga memiliki akses modding yang mudah dan komunitas yang besar tapi sayangnya seiring waktu game-game mereka jadi sangat tidak ramah untuk modder. Dari 3 developer RPG legendaris tadi, hanya Bethesda yang lebih konsisten dalam memberikan akses modding ke para pemainnya.

Dukungan modding ini sepertinya akan terus berlanjut ke game Bethesda selanjutnya, Starfield. Hal ini disampaikan langsung oleh Todd Howard, salah satu petinggi di Bethesda pada sesi AMA (Ask Me Anything) di Reddit.

“Rencana kami adalah memberikan dukungan modding seperti game-game sebelumnya.” Kata Howard. “Komunitas modding kami sudah berjalan dan berkembang bersama kami selama 20 tahun. Kami menyukai apa yang mereka lakukan dan berharap mereka bisa berkarier dari sana.”

Kabar ini adalah kabar terindah buat fans fanatik game Bethesda seperti saya. Namun, kabar ini juga akan membuat kita semua semakin penasaran seperti apa akses modding yang terbuka untuk komunitas, mengingat Starfield dikembangkan dengan versi update dari Creation Engine yang sebelumnya digunakan untuk membangun Skyrim, Fallout 4, dan Fallout 76.

Berbicara soal Starfield, game ini rencananya akan dirilis di 11 November 2022. Sebelumnya Bethesda telah merilis sebuah trailer untuk game ini yang bisa Anda tonton di bawah ini.

Jika berbicara soal Bethesda, salah satu pertanyaan yang akan selalu terlontar adalah “Kapan Elder Scroll 6?” Pertanyaan tersebut juga dilemparkan juga saat sesi AMA tadi. Menariknya, inilah jawaban Todd, “Di hari ayah tahun ini, anak saya memberikan kartu ucapan dengan tulisan, “Kamu ayah yang hebat, tapi di mana TES6?””

 

Barcelona Masuk ke Esports League of Legends

FC Barcelona, salah satu klub bola terbesar dunia, terjun ke skena kompetitif League of Legends (LoL). Kabar ini diumumkan langsung oleh Barcelona lewat website resminya.

Barca akan bertarung di Superliga, liga esports LoL tertinggi di Spanyol, mulai Januari 2022. Selain Barca, tim lain yang akan berlaga pertama kalinya di liga ini adalah tim baru hasil kolaborasi antara streamer Ibai Llanos dengan bintang sepak bola, Gerard Piqué. Selain kedua tim tadi, di dalam Superliga juga ada tim-tim besar Spanyol seperti Movistar Riders, G2 Arctic, dan MAD Lions Madrid.

Partisipasi Barcelona di Esports

Tim sepak bola raksasa ini mengatakan jika partisipasinya di esports LoL merupakan langkah lanjutan dari komitmen mereka di esports yang dimulai dua tahun silam.

Di pengumuman resminya, Barcelona mengatakan, “Komitmen kami untuk mengembangkan divisi esports baru di Barca adalah bagian dari strategi digital kami dan digerakkan oleh hasrat yang sama dari FC Barcelona — untuk menjadi pelaku utama di sektor esports dunia dalam beberapa tahun ke depan, membangun divisi unggulan yang dapat menghubungkan klub serta filosofinya ke audiens baru, khususnya di pasar fanatisme bola yang berkembang, dan membawa nama besar Barca ke negara-negara lainnya seperti Amerika Serikat atau Tiongkok.”

Saat ini, Barca sudah memiliki 3 divisi esports yaitu di eFootball, Rocket League, dan Hearthstone — ketiganya sudah berjalan selama dua tahun.

Sekilas tentang Superliga

Di akhir musim Summer 2021, turnamen Superliga telah ditonton hampir 5 juta orang. Turnamen tersebut telah ditonton sebanyak 2,6 juta jam, naik 39% dari tahun lalu. Pertandingan Grand Finalnya juga ditonton oleh 300 ribu Unique Viewers (sebelumnya 73 ribu) dan mencapai AMA (Average Minute Audience) sebesar 43.131 penonton.

Yota akan Berikan Pelatihan dan Berbagi Informasi Terkait Karier di Esports

Jika Anda mengikuti sejarah esports di Indonesia sejak beberapa tahun silam, saat zaman Counter-Strike, Anda tahu bahwa esports Indonesia sebenarnya tidak hanya bermula dari Mobile Legends ataupun game-game mobile lainnya. Namun begitu, ada banyak skena esports di tanah air yang dulu subur akhirnya gersang — seperti Dota 2 di Indonesia. Menurut saya, salah satu penyebabnya adalah soal transfer knowledge ataupun soal regenerasi orang-orang di dalamnya..

Regenerasi di esports itu tidak hanya penting untuk para pemainnya saja tetapi juga untuk orang-orang di belakang layarnya. Apalagi bahkan sampai hari ini, meski esports di Indonesia berhasil mencuri perhatian di panggung internasional sekalipun, banyak orang-orang yang terlibat di ekosistem ini masih sebatas bermodalkan passion ataupun kenalan.

Maka dari itu, transfer ilmu dan pelatihan-pelatihan seputar industri ini sebenarnya menjadi hal krusial untuk memastikan esports Indonesia masih bisa terus bertahan — tidak terbang kemudian tenggelam seperti dulu lagi.

Karena hal itu jugalah saya menuliskan artikel ini. Salah satu kawan saya, Pratama “Yota” Indraputra mencoba menawarkan inisiasi baru untuk membantu mengembangkan karier untuk orang-orang yang mau belajar dan berkembang.

Buat yang belum tahu, Yota merupakan salah satu dari segelintir orang yang sudah berkecimpung di esports baik di depan ataupun belakang layar. Sebelumnya, ia adalah salah satu shoutcaster paling top untuk esports League of Legends. Ia juga pernah bekerja di balik layar di Mineski Event Team (sekarang Mineski Global). Terakhir, ia juga menjadi pelatih untuk Bigetron Academy.

Nantinya, untuk inisiasi ini, Yota akan memberikan 2 opsi pelatihan dan konten, gratis dan berbayar. Sayangnya, Yota masih belum mau membocorkan rencana untuk pelatihan berbayarnya. Namun ia mengatakan jika banyak juga orang-orang yang menyatakan keinginannya untuk belajar lewat sosial medianya.

“Banyak juga (yang ingin ikut program). Jadi banyak demand untuk “Bang, gua pengen belajar.”” Ujar Yota saat saya hubungi. Ia juga mengatakan bahwa semua orang bisa mengikuti program berbayarnya nanti. “Gua kepikiran sih ga perlu requirement. Basically, semua orang yang pengen cari ilmu dan mau terapin hal-hal yang dia pelajari.”

Sampai hari ini, Yota sudah membagikan beberapa informasi menarik di Instagramnya. Silakan ikuti terus perkembangannya di sana.

Feat image credit: Hasagi

Jinx dari League of Legends Dipastikan Muncul di Fortnite

Setelah sebelumnya PUBG Mobile yang kedatangan beberapa karakter dari League of Legends, atau lebih tepatnya Arcane (anime League of Legends yang tayang di Netflix), pihak Riot Games memberikan konfirmasinya mengenai kehadiran Jinx di Fortnite.

Mengingat beberapa karakter League of Legends (LoL) baru akan hadir di PUBG Mobile pada pertengahan November nanti, kehadiran Jinx di Fortnite menjadi kemunculan pertama karakter LoL di luar game rilisan Riot Games. Pasalnya, sejumlah item bertema Jinx akan tersedia di Fortnite mulai tanggal 5 November 2021.

Berikut adalah daftar item Jinx yang muncul di Fortnite, menurut siaran pers yang saya terima hari ini.

  • Outfit Arcane Jinx
  • Pickaxe Pow Pow Crusher
  • Spray Jinxed
  • Back Bling Jinx’s Dream Monkey
  • Lagu Lobby Playground (Instrumental)
  • Layar Awal Wreaking Havoc
  • Layar Awal Katchoo!

Dari siaran pers yang sama, Brandon Miao, Cross-Product Experiences and Partnerships Lead, Riot Experience (XP) di Riot Games mengatakan, “Fortnite telah melaksanakan kolaborasi dan pengalaman hiburan yang luar biasa sambil tetap berkomitmen untuk memberi pemain konten yang memperkaya pengalamam mereka baik di dalam maupun di luar game, sebuah dedikasi yang kami kagumi dan juga lakukan. Kami berharap para fans akan senang bertemu Jinx — salah satu Champion paling ikonik League of Legends — di Fortnite untuk merayakan peluncuran Arcane.

Sedangkan Steve Allison, Vice President and General Manager Epic Games Store juga memberikan komentarnya, ” Riot Games adalah salah satu pengembang dan pembuat franchise hiburan atraktif terbaik di dunia. Kami senang sekali mereka memilih untuk bermitra dengan kami untuk menghadirkan game mereka ke jutaan pemain baru melalui Epic Games Store.”

Image credit:” Riot Games

Selain di Fortnite ataupun PUBG Mobile, Riot Games juga menggelar berbagai event terkait peluncuran Arcane di game-game mereka lainnya seperti League of Legends, Teamfight Tactics, Legends of Runeterra, ataupun VALORANT. Anda dapat membaca informasi lebih lengkapnya di laman resminya.

Sedangkan untuk film serialnya, Arcane akan dirilis pada hari Minggu 7 November 2021 pukul 09.00 WIB secara global. Menariknya, Arcane juga akan jadi serial Netflix pertama dengan co-streaming secara eksklusif di Twitch. Karenanya, para konten kreator bisa menonton serial tersebut bersama-sama dengan komunitasnya masing-masing.

Razer Perkenalkan Keyboard dan Mouse yang Tidak Berisik

Keyboard gaming biasanya memang terdengar nyaring, menyebalkan, dan tidak enak didengar — tidak seperti keyboard untuk pasar enthusiast yang menjadikan suara sebagai salah satu fitur penting yang harus dikejar.

Sebelumnya, Razer juga telah merilis Razer Huntsman V2 yang dilengkapi dengan sound dampening foam namun kali ini mereka kembali memperkenalkan lini baru yang lebih silent yang ditujukan untuk kelas profesional alias orang kantoran.

Image credit: Razer

Razer Pro Click Mini adalah mouse mungil berwarna putih yang menawarkan dua jenis konektivitas nirkabel, Bluetooh dan 2.4GHz. Razer pun mengklaim jika daya tahan mouse ini dapat mencapai 725 jam dengan koneksi Bluetooth dan 465 jam dengan koneksi Hyperspeed Wireless (2.4GHz). Mouse ini juga dapat digunakan dengan 1 atau 2 buah baterai AA. Layaknya produk gaming dari Razer, mouse ini pun menyuguhkan programmable buttons. Namun demikian dibandingkan dengan lini gaming-nya, perbedaan besarnya ada pada switch click yang digunakan yang terdengar muted. Jika Anda penasaran dengan silent mechanical switch-nya, Anda bisa mendengarkan sendiri suaranya di laman resmi produk tersebut.

Image credit: Razer

Selain mouse, yang tak kalah menarik adalah keyboardnya, Razer Pro Type Ultra. Sama dengan mousenya tadi, keyboard ini juga dilengkapi dengan 2 koneksi nirkabel. Daya tahan baterainya diklaim dapat mencapai 214 jam dengan koneksi Bluetooth dan 207 jam dengan Hyperspeed Wireless. Keyboard yang berwarna putih ini juga dilengkapi dengan sound dampening foam dan menggunakan silent mechanical switch yang diklaim dapat bertahan hingga 80 juta pencetan. Keyboard ini juga akan dilengkapi dengan wrist rest untuk menambah kenyamanan Anda saat berlama-lama bekerja. Namun demikian, sayangnya, tidak seperti mouse tadi, tidak ada file sound test yang disediakan di laman resminya.

Image credit: Razer

Terakhir, Razer juga mengenalkan mousepad Razer Pro Glide dengan dua ukuran, 940x419x4mm (XXL) dan 360x275x3mm (Medium) yang warnanya senada dengan 2 mouse dan keyboard di atas. Meski demikian, jujur saja saya bingung juga kenapa mousepad ini masuk ke dalam lini Pro. Pasalnya, dari laman resmi produknya, saya tidak menemukan fitur istimewa dari mousepad yang satu ini ketimbang mousepad dari Razer lainnya — selain dari warnanya yang cocok dikombinasikan dengan 2 peripheral tadi.

The Power of Tencent: Karakter League of Legends akan Muncul di PUBG Mobile dan, Rumornya, Fortnite

Tanggal 7 November 2021 akan menjadi hari yang spesial buat Riot Games dan League of Legends (LoL). Pasalnya, bertepatan dengan babak Grand Final Worlds Championship 2021, anime LoL yang berjudul Arcane juga akan dirilis di Netflix.

Selain itu, LoL juga akan menggelar berbagai event di game-game mereka lainnya seperti VALORANT, Wild Rift, ataupun Runeterra. Anda bisa membaca lengkap semua event-nya di tautan ini, karena akan terlalu banyak jika dituliskan semuanya di sini.

Selain di game-game Riot Games lainnya, sangarnya lagi, beberapa karakter LoL (yang ada di Arcane) juga akan muncul di game-game rilisan publisher lainnya seperti PUBG Mobile dan (rumornya) Fortnite.

Kehadiran beberapa karakter LoL di PUBG Mobile diumumkan langsung oleh PUBG Mobile. Jinx, Vi, Caitlyn, dan Jayce akan muncul di PUBG Mobile sebagai bagian dari PUBG Mobile x Arcane Collaboration tanggal 16 November nanti.

Dikutip dari pengumuman resminya, Vincent Wang, Head of PUBG Mobile Publishing, Tencent Games, mengatakan, “Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan Riot Games untuk merayakan serial animasi pertama League of Legends. Runeterra adalah semesta yang paling dicintai di komunitas gaming dan, bisa menyuguhkan keajaiban tersebut ke PUBG Mobile sembari mendukung perilisan Arcane merupakan sebuah kesempatan yang luar biasa.”

Dari sumber yang sama, Brandon Miao, Cross-Product Experiences and Partnerships Lead, Riot Experience (XP) at Riot Games, mengatakan, “PUBG Mobile adalah game kesayangan yang digemari banyak orang di seluruh dunia. Kami sangat menghargai perusahaan-perusahaan yang membangun dan menjaga komunitasnya dengan komitmen tinggi untuk mengembangkan konten baru demi menyenangkan para pemainnya. Kami tidak sabar untuk membawa pengalaman selebrasi Arcane yang otentik ke Erangel.”

Sayangnya, selain 4 karakter yang disebutkan di tweet di atas, belum ada informasi lebih lanjut soal konten kolaborasi lainnya yang akan muncul di PUBG Mobile. Mereka mengatakan informasi dan event-nya akan diluncurkan bersamaan dengan update 1.7.

Selain itu, dikabarkan juga jika kolaborasi League of Legends juga akan terjadi dengan Fortnite. Jinx, kabarnya, akan ditambahkan sebagai karakter yang bisa dimainkan di game besutan Epic Games tersebut.

Meski memang masih rumor, kehadiran Jinx di Fortnite masih masuk akal. Karena, mungkin sama seperti alasan masuknya karakter LoL di PUBG Mobile, Epic Games juga dimiliki oleh Tencent (40%).

Buat Anda yang belum terlalu familiar dengan industri game, Tencent adalah raksasa baru di industri ini yang menguasai banyak perusahaan lainnya — mungkin semacam Disney di industri film dan televisi.

Pada 2011, Tencent membeli 93% saham dari Riot Games. Sedangkan pada 2015, Tencent kembali membeli sisa 7% saham Riot Games. Di sisi lain, untuk Epic Games, kepemilikan Tencent di sana mencapai 40% dan sisanya dipegang oleh Tim Sweeney, sang Founder dan CEO Epic Games.