All posts by Yudi Anggi

Dampak Virus Corona ke Dota Pro Circuit, Apakah OGA Dota Pit Minor Tetap Dilaksanakan?

One Game Agency telah mengumumkan lokasi dan nama turnamen Minor terakhir di musim DPC 2019/2020. OGA Dota Pit Minor 2020 akan diselenggarakan di kota Split, Kroasia. Berselang satu bulan dari StarLadder Minor, OGA Dota Pit Minor 2020 akan berjalan pada tanggal 23-26 April 2020.

Masih sama dengan turnamen Minor sebelumnya, OGA Dota Pit Minor 2020 memberikan total hadiah US$300.000 dan 660 poin DPC. Tidak ketinggalan, tim yang bermain juga memperebutkan slot ke EPICENTER Major 2020. Babak kualifikasi EPICENTER Major akan dimulai pada tanggal 2 April 2020. Lalu tim yang tidak berhasil terkualifikasi ke EPICENTER Major akan mendapat kesempatan untuk masuk ke kualifikasi OGA Dota Pit Minor 2020.

One Game Agency memang sudah berpengalaman untuk menjalankan turnamen Minor Dota 2. Tahun lalu, mereka juga mengadakan OGA Dota Pit Minor 2019 yang diadakan di kota yang sama. BOOM Esports mengikuti Minor ini tahun lalu.

Virus Corona memberikan dampak ke Dota Pro Circuit

Sampai saat ini, OGA Dota Pit Minor 2020 masih berencana untuk dijalankan. Pasalnya, beberapa turnamen esports sudah membatalkan acaranya. Baru saja ESL Mengumumkan pembatalan acara ESL One Los Angeles Major 2020. Dikarenakan banyaknya negara yang memberlakukan travel restrictions, hal ini mempersulit para peserta untuk berangkat ke Los Angeles. Salah satunya adalah Team Aster yang dua pemainnya Kee “ChYuan” Chyuan Ng dan Pan “Fade” Yi tidak mendapatkan VISA ke Amerika Serikat.

Eropa yang menjadi tempat diselenggarakannya OGA Dota Pit Minor 2020 sepertinya belum menetapkan banyak travel restrictions. Tetapi melihat IEM Katowice yang berjalan pada 1 Maret kemarin, pemerintah Polandia telah menghapus izin penyelenggaraan acara mereka untuk mencegah penyebaran virus Corona. Dengan demikian, OGA Dota Pit Minor juga memiliki kemungkinan untuk dibatalkan. Dampak virus Corona telah sampai ke Dota Pro Circuit musim ini. Pembatalan turnamen Minor dan Major akan berdampak pada penyelenggaraan The International 2020 nanti.

Aktor Michael B. Jordan dan Todd Gurley Tampil di Call of Duty League dan Menceritakan Kecintaan Mereka Terhadap Esports

Aktor Michael B. Jordan dan Running Back dari Los Angeles Rams yaitu Todd Gurley hadir di acara Call of Duty League. Acara homestand L.A. Guerillas ini berjalan di tanggal 9 Maret 2020 yang memperlihatkan kepiawaian mereka berdua dalam bermain Call of Duty. L.A Guerillas adalah milik Kroenke Sports & Entertainment, grup yang juga memiliki Los Angeles Rams tempat Todd Gurley bermain. Dalam sesi wawancara dengan ESPN Esports, Todd Gurley bercerita, “ketika saya tidak sedang bermain di NFL, saya selalu bermain Call of Duty. Saya memiliki group chat untuk bermain bersama teman-teman.” Ia berusaha untuk membuktikan kalau dirinya memang mencintai Call of Duty.

Michael B. Jordan memutuskan untuk berinvestasi di indusri esports pada akhir tahun lalu. Ia mengucurkan dana ke Andbox yang saat itu memiliki tim Call of Duty New York Subliners dan tim Overwatch New York Excelsior. Michael B. Jordan yang berasal dari New York tertarik dengan perusahaan dari kota yang sama. Andbox dimiliki oleh Chief Operating Officer dari New York Mets yaitu Scott Wilpon.

Michael B. Jordan berkata, “saya bukanlah orang yang hanya menunggu hasil. Saya harus memiliki passion untuk menjalaninya. Call of Duty, apabila orang mengenal saya, mereka tahu kalau saya sangat mencintai game ini.” Hal ini tidak sama dengan para selebriti lain yang hanya menaruh uang di esports dan hanya menunggu uangnya bekerja. Michael B. Jordan berkata ia ingin belajar banyak hal di Andbox untuk kemungkinan investasi lain di masa depan. “Saya sudah bermain Call of Duty sejak lama. Dan kali ini saya resmi berada di dalam liganya. Saya harus terjun ke dalam dan hal ini menjadi kegiatan sehari-hari saya.”

Michael B. Jordan merasa ia terjun ke esports di saat yang tepat. Ia menyebutkan bahwa Call of Duty Home Series sebagai hal yang baru. “Pengalaman ini adalah hal baru. Pertama kalinya kami memperkenalkan hal ini ke dunia. Maka kami ingin memastikan semua hal bisa diterima dengan baik. Dan kami memberikan impresi pertama yang bagus. Tidak ada keraguan dari saya kalau Call of Duty League ini akan semakin berkembang di setiap tahunnya.”

Sama seperti Michael B.Jordan, Todd Gurley juga tertarik untuk berinvestasi di esports. Todd Gurley berkata bahwa ia baru saja berdiskusi dengan pengacaranya untuk membahas kemungkinan ini. “Saya sangat tertarik dengan hal ini. Saya ingin belajar lebih banyak lagi tentang investasi ini.”

Texas Wesleyan University Sediakan Jurusan Esports Communication

Semakin banyak pihak yang menyadari bahwa industri esports telah menyediakan banyak lapangan pekerjaan. Dengan berkembangnya industri esports, maka semakin banyak juga permintaan tenaga kerja yang berkompetensi di bidang ini. Namun, masih sedikit universitas yang menyediakan jurusan yang mempelajari tentang esports. 

Para akademisi juga masih kesulitan untuk membuat kurikulum pendidikan esports. Sehingga hal ini membuat Texas Wesleyan University untuk memasukkan esports communication ke dalam program sports communication mereka. Para akademisi di sana berusaha menyusun program akademik sports communication. Guna mempersiapkan mahasiswa mereka untuk bekerja di kedua bidang sports dan esports communication di masa mendatang.

Eugene Frier selaku Executive Director of esports & recration berkata, “kami sangat beruntung untuk memiliki banyak kegiatan yang berhubungan dengan esports di area Dallas-Fort Worth. Saya sangat senang untuk bekerja di insititusi pendidikan yang memberikan perhatian terhadap esports. Bukan hanya di kegiatan ekstrakurikuler, tetapi juga di dalam kegiatan akademik.”

Dr. Kay L. Colley selaku Associate Professor and Department Chair of Mass Communication di Texas Wesleyan University percaya bahwa mahasiswa mereka yang lulus dari program ini akan memiliki electronic portfolio guna membuktikan kemampuan mereka di industri esports. Dengan demikian, diharapkan pihak yang mempekerjakan mereka dapat mengetahui potensi calon karyawannya. Program sarjana science in sports communication akan berjalan pada musim gugur tahun 2020.

Saat ini, Texas Wesleyan University telah mempersiapkan praktisi di industri esports guna membantu proses pembelajaran mahasiswa. Mereka juga sedang berencana untuk memasukkan esports ke dalam kurikulum pembelajaran agar memberikan mahasiswa untuk mempelajari ilmu yang berspesialisasi di esports seperti shoutcasting.

TXWES telah menjalani ekstrakurikuler esports sejak tahun 2018. Mereka memiliki tim League of Legends, Overwatch, dan Hearthstone yang bertanding di turnamen antar universitas. Bentuk dukungan TXWES terhadap esports juga ditunjukkan dengan menyediakan beasiswa bagi calon mahasiswa yang berprestasi di esports. 

Telia Dapatkan Hak Siar untuk ESL Pro Tour di Finlandia

Telia telah mendapatkan hak siar atas ESL dan DreamHack di rangkaian acara ESL Pro Tour CS:GO. Telia adalah perusahaan telekomunikasi asal Finlandia yang sudah berpengalaman untuk menjalankan turnamen esports. Telia akan mulai menyiarkan pertandingan ESL Pro Tour pada bulan Maret ini. Ada lebih dari 20 turnamen yang masuk dalam rangkaian acara ESL Pro Tour. Nantinya, Telia akan menyediakan komentator berbahasa Finlandia di MTV, C More, Telia TV dan Twitch.

CEO dari DreamHack yaitu Marcus Lindmark berkata, “komunitas CS:GO di Finlandia adalah salah satu komunitas yang paling berdedikasi di dunia. Yang tentunya akan sangat menarik untuk membawa mereka lebih dekat dengan tim-tim favorit mereka karena Telia akan menyiarkan ESL Pro Tour.”

Kerja sama antara Telia dan ESL memang datang di waktu yang sangat berdekatan dengan dimulainya ESL Pro Tour. Tetapi, region specific broadcasting seperti ini seharusnya sudah mulai bermunculan. Karena hal ini akan mendekatkan para penggemar esports di suatu negara dengan acara esports favorit mereka. Dengan demikian, para sponsor juga bisa lebih spesifik untuk mengiklankan produk mereka. Tahun lalu, ESL juga membuka kerja sama region specific broadcast dengan TV 2 dari Denmark.

Chief Commercial Officer dari ESL yaitu Thomas Schmidt berkomentar “bersama dengan Telia, kami akan memberikan pertandingan esports terbaik yang dapat diakses dengan mudah oleh komunitas esports di Finlandia. Melalui layanan konten milik Telia, diharapkan dapat membantu esports masuk ke mainstream audience.”

ESL Pro Tour memberikan jalan bagi para pemain CS:GO untuk bertanding di ranah kompetitif papan atas. Pasalnya, ESL Pro Tour memiliki rangkaian turnamen terstruktur yang memungkinkan para tim tier 2 sekalipun untuk bertanding di panggung terbesar CS:GO. Dengan struktur ESL Pro Circuit yang mudah untuk dipahami, para penggemar seharusnya tidak sulit untuk mengikuti perjalanan tim favorit mereka.

[Guide] Sniper Dota 2: Item Build, Skill Build, dan Talent Build

Walaupun terbilang sebagai hero populer, Sniper Dota 2 memiliki pick rate yang rendah. Setidaknya di rank Legend ke atas, Sniper hanya memiliki pick rate sebesar 10.26% saja. Tetapi di rank Herald sampai Crusader, Sniper cukup sering dipakai oleh para pemain baru. Alasannya, Sniper adalah hero yang sangat mudah untuk dimengerti dan dimainkan. Betul memang, Anda hanya membutuhkan right click dan dua skill yang dilemparkan ke musuh.

Skill Shrapnel-nya memberikan efek slow dan Assasinate-nya berguna untuk membunuh musuh ketika HP mereka sekarat. Tetapi, Sniper bisa saya sebutkan sebagai hero yang easy to learn but hard to master. Pemain Sniper yang handal bahkan tidak pernah merelakan dirinya untuk terlihat di pertempuran karena ia tidak memiliki escape ability sama sekali dan sangat mudah untuk dibunuh.

Genre game MOBA atau lebih spesifiknya yang sedang saya bahas adalah Dota 2, adalah game yang sangat dinamis. Semua skill dan item build bergantung pada situasi yang sedang dialami pemain. Melalui guide ini, saya akan memberikan beberapa opsi yang bisa Anda terapkan ketika bermain Sniper.

Skill Build

Full Shrapnel

BUILD 1

Pilihan skill build pertama adalah memaksimalkan level Shrapnel Anda. Pilihan ini berguna di situasi ketika Anda dapat mengeluarkan damage tanpa ada musuh yang bisa mendekati Anda. Contohnya, apabila Anda berada di safe lane ditemani support dan hanya melawan satu offlaner saja. Apabila offlaner musuh ditemani oleh support mereka, saya tidak menyarankan untuk menaikkan Shrapnel secara maksimal. Karena, besar kemungkinannya musuh akan balik menyerang Anda. Dengan demikian, Anda akan sia-sia mengeluarkan Shrapnel. Build ini juga bagus dipakai untuk Sniper di posisi mid lane yang memutuskan untuk farming di hutan. Dengan level Shrapnel yang besar, Anda dapat menghabiskan neutral camp dengan cepat dan kembali ke lane. 

Full Headshot

2

Build ini membutuhkan setidaknya satu Wraith Band dan Phase Boots untuk bisa efektif. Idenya di build ini adalah Anda bisa memberikan damage terus menerus terhadap musuh tanpa harus mengorbankan apapun (skill atau posisi). Headshot memiliki bonus damage yang cukup besar untuk early game. Dengan Headshot, Anda juga lebih mudah untuk mengadu last hit dengan musuh yang ada di lane. Secara pribadi, saya paling sering memakai build ini.

Item Build

ITEM

Dua Wraith Band di awal game sangatlah membantu Anda di banyak aspek. Memberikan damage tambahan sehingga Anda bisa melakukan harass lebih maksimal kepada musuh dan juga memenangkan adu last hit. Penambahan HP dari atribut strength yang akan memberikan sustainability bagi Anda. Alasan saya lebih memilih Phase Boots dibandingkan Power Thread adalah bonus movement speed-nya. Seperti yang saya bilang, Sniper tidak memiliki escape ability sama sekali. Dengan demikian, bonus movement speed dari Phase Boots sangatlah berguna untuk melarikan diri atau mengejar musuh. Armor yang didapat dari Phase Boots juga berguna untuk menahan serangan right click dari musuh ketika laning phase. 

Maelstorm adalah item yang wajib Anda buat. Barang ini sangat membantu Anda untuk farming di lane ataupun hutan dengan lebih cepat. Maelstorm juga tergolong item yang murah sehingga bisa dibeli di awal game. Hurricane Pike adalah item kedua setelah Maelstorm yang harus Anda beli. Bonus attribute agility dan strength sangat membantu Anda di awal game untuk bertahan hidup dan memberikan damage. Force staff-nya juga berguna untuk menyelamatkan diri Anda dari musuh yang mengejar. Jangan lupa bonus attack range-nya, apabila digabungkan dengan Take Aim, Anda bisa menyerang musuh dari jarak yang sangat jauh.

Defensive items bisa menjadi pertimbangan apabila Anda kesulitan untuk bertahan hidup ketika peperangan terjadi. Silver Edge bisa menjadi pilihan ketika Anda membutuhkan satu escape item setelah Hurricane Pike. Silver Edge juga sangat berguna untuk memilih posisi ketika peperangan terjadi tanpa terlihat oleh siapapun. Sehingga Anda bisa melancarkan damage secara maksimal tanpa khawatir akan didatangi oleh musuh. Apabila Anda menghadapi musuh yang memiliki banyak crowd control, Black King Bar merupakan item wajib untuk bertahan hidup. Bonus damage dari BKB juga setidaknya memberikan Anda sedikit damage ketika berperang.

Pemilihan antara Heart of Tarrasque atau Satanic cukuplah mudah. Apabila Anda masih bisa melakukan right click ketika berperang, maka buatlah Satanic untuk bertahan hidup dan mengadu damage dengan carry musuh. Namun apabila Anda benar-benar ditekan oleh musuh dengan crowd control dan magic damage, saya menyarankan untuk membuat Heart of Tarrasque. Mungkin beberapa dari Anda akan mengerutkan alis ketika membaca Heart of Tarrasque ada di item build Sniper. Tetapi percayalah, dengan item ini musuh akan membutuhkan waktu yang lama untuk membunuh Anda.

Offensive items sangat mudah untuk dipertimbangkan. Apabila Anda melawan musuh dengan jumlah HP yang banyak, Daedalus bisa menjadi pilihan. Dengan critical, Anda bisa menghabiskan musuh yang memiliki jumlah HP yang besar dengan cepat. Desolator berguna untuk menghancurkan bangunan milik musuh dengan armor reduction-nya. Desolator juga tergolong murah sehingga bisa diselesaikan di saat mid game. 

Talent Build

TALENT

Hanya ada satu pilihan untuk talent build di guide ini. Saya masih percaya bahwa build ini adalah yang paling efektif untuk segala situasi. Di level 10, +20 damage adalah pilihan yang jauh lebih berguna dibandingkan +25% cooldown reduction. Pasalnya, Anda tidak membutuhkan cooldown reduction apabila bermain Sniper dengan physical damage.

+20% Shrapnel slow akan sangat membantu Anda memberikan crowd control tambahan di peperangan. Menuju ke akhir game, +30 Shrapnel damage membuat Shrapnel tetap efektif ketika musuh memiliki HP yang relatif lebih besar. +35 knockback distance headshot berpotensi untuk menyulitkan rekan tim Anda untuk menghabisi musuh. Pilihan paling berat terjadi di level 25. +125 attack range akan membuat Anda nyaman ketika melakukan serangan ke base musuh atau bertahan saat musuh menyerang base Anda. Tetapi, apabila Anda memang sedang dalam keadaan tertekan dan kalah. Saya menyarankan untuk mengambil +6 Shrapnel charges. Tambahan Shrapnel charges berguna untuk menghabiskan creep wave ketika musuh ingin menghancurkan base Anda.

Worst Enemies

Spectre

Di late game, hampir tidak mungkin Anda bisa mengalahkan Spectre dengan Sniper. Spectre memiliki skill ultimate Haunt yang memungkinkan dia untuk berada tepat di samping Anda. Positioning adalah kunci ketika memainkan Sniper. Spectre akan dengan mudah menghancurkan positioning Anda. Selain itu, rekan tim Anda akan kesulitan ketika Anda memberikan damage kepada Spectre. Pasalnya, Spectre memiliki skill Dispersion yang dapat memantulkan damage yang ia terima ke sekitarnya.

Phantom Assassin

Hero dengan gap closing adalah lawan terberat Sniper. Phantom Assassin memiliki Phantom Strike dan juga Coup de Grace. Selain ia bisa menghampiri Sniper dengan mudah, Phantom Assassin juga dapat membunuh Sniper dengan cepat. Adanya Blur juga memaksa Anda untuk membuat Monkey King Bar guna membunuh Phantom Assassin. Sehingga, Anda harus mengorbankan 1 slot di inventory.

Best Support Teammates

Ogre Magi

Lagi-lagi Ogre Magi masuk daftar support terbaik untuk membantu carry. Tidak bisa dimungkiri, Bloodlust miliknya memang skill terbaik untuk membantu carry guna mengeluarkan damage yang lebih besar di peperangan. Fireblast-nya juga berguna untuk menghadang musuh yang sedang mengincar Sniper. Ketika laning phase, Ogre Magi juga berguna untuk menahan damage ketika peperangan kecil terjadi. Sehingga Sniper bisa bebas melakukan right click tanpa khawatir terkena damage dari musuh.

Abaddon

Melee support adalah pilihan terbaik untuk mendampingi Sniper. Agar Sniper bisa berada di posisi yang aman, sementara support-nya menahan semua damage di depan. Berkat Aphotic Shield, Abaddon memiliki kemampuan untuk menyelamatkan Sniper dari segala macam crowd control yang ia terima. Mist Coil juga berguna untuk memberikan sustainability bagi Sniper di awal game. Walau tidak memiliki damage, Abaddon bisa memberikan efek slow terhadap musuh dengan Curse of Avernus. Dibantu dengan Shrapnel, mereka berdua akan memberikan efek slow yang besar terhadap musuh.

Alasan Para Pemilik Tim Esports Memutuskan untuk Keluar dari Ranah Kompetitif PUBG

Nasib yang sangat berbeda dengan versi mobile-nya, PUBG esports di tahun 2019 mengalami banyak hal buruk yang salah satunya adalah keluarnya PUBG Corp. Esports Director yaitu Jake Sin. Banyaknya tim papan atas akhirnya memutuskan untuk membubarkan roster PUBG mereka di akhir tahun 2019. Para tim tersebut beralasan bahwa PUBG sulit untuk dikomersialkan, minimnya komunikasi dan support dari developer. Bahkan Andrey “Reynad” Yanyuk selaku CEO dari  Tempo Storm secara gamblang menyalahkan PUBG Corp. pada Tweet-nya saat pengumuman pembubaran roster PUBG mereka.

Melalui wawancara dengan Esports Insider, Matt Dilon selaku CEO dari Ghost Gaming dan Shawn Pellerin selaku Co-Owner dari Spacestation Gaming memberikan alasan mereka tentang keputusan untuk keluar dari ranah kompetitif PUBG.

Matt Dillon memberitahu bahwa pada Januari 2019, PUBG Corp. memberikan pengumuman mengenai tim yang berhasil terkualifikasi ke National PUBG League akan mendapatkan custom in-game skins. “Melihat penjualan skin-nya dan revenue sharing untuk PUBG Global Invitational, saya mengira setidaknya Ghost Gaming akan mendapatkan uang sebanyak US$50.000.” Shawn Pellerin juga mendapatkan janji akan dibuatkan satu set skin beserta weapon skins dari PUBG Corp. Sayangnya, hal tersebut tidak pernah terjadi.

Permasalahan komunikasi antar PUBG Corp. dengan para organisasi tim esports juga menjadi penghalang. Matt Dillon menceritakan bahwa PUBG Corp. sangat lambat memberikan respon. Para tim dibuat menunggu berminggu-minggu untuk mendapatkan balasan dari penyelenggara turnamen. Tetapi Matt Dillon tidak ingin sepenuhnya menyalahkan para staf NPL. Menurutnya, ini adalah kesalahan PUBG Central (Korea Selatan) karena tidak menyewa jasa agency untuk membantu dalam pengambilan keputusan di NPL.

Sumber: EgamersWorld
Sumber: EgamersWorld

Shawn Pellerin menambahkan bahwa semua informasi mengenai liga tersebut mereka dapatkan dari pengumuman di Twitter. Karena PUBG Corp. tidak melakukan komunikasi apapun dengan para tim dan mereka tidak pernah diminta feedback. 

Bantuan yang diberikan juga sangat minim. Shawn Pellerin menceritakan bahwa beberapa pemain hanya mengandalkan uang hadiah yang kecil. Para tim dan pemain selalu tidak diperhatikan oleh PUBG Corp. Pada akhirnya, kedua pemilik tim ini memutuskan untuk meninggalkan ranah kompetitif PUBG. Shawn Pellerin menjelaskan, “kami memutuskan untuk keluar setelah mendengar rumor bahwa liga ini tidak didukung lagi oleh OGN. Dan hal ini tidak pernah diberi tahu oleh PUBG Corp. kepada kami.”

J.Storm Menghentikan Operasional Mereka di Amerika Serikat

J.Storm adalah organisasi esports yang didirikan oleh mantan pemain bola basket di NBA yaitu Jeremy Lin. Pada awal bulan Maret ini, manajemen J.Storm mengumumkan keputusan mereka melalui social media. Mereka memberhentikan operasional J.Storm yang ada di Amerika Serikat yang meliputi tim Dota 2 dan Fortnite J.Storm.

Pengumuman tersebut menyebutkan “reevaluating commitments” bagi J.Storm. Dengan demikian, akan ada kemungkinan J.Storm akan kembali membuka bisnis mereka di industri esports sekali lagi. Mereka seperti ingin memikirkan beberapa hal untuk dipertimbangkan sebelum mengeluarkan dana lagi di dunia esports. Padahal, prestasi yang dimiliki oleh tim Dota 2 mereka tidaklah buruk.

Di tahun 2018, J.Storm berhasil masuk ke The International 8 dan berakhir di posisi 7-8. Memang, di tahun 2019 tim Dota 2 J.Storm seperti menghilang dari ranah kompetitif. Tidak ada prestasi yang diraih oleh mereka. David “GoDz” Parker juga pernah menyebutkan bahwa betapa sulitnya bagi tim Dota 2 untuk berkembang di ranah kompetitif Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Dota 2 kalah populer dengan game title lain seperti League of Legends atau Call of Duty. Dengan demikian, minimnya turnamen lokal membuat tim Dota 2 di Amerika Serikat harus bersaing secara internasional untuk meraih prestasi.

Minimnya prestasi di tim Fortnite mereka juga bisa menjadi alasan. Pasalnya, mereka hanya bisa mengumpulkan uang hadiah juara sebesar US$1800 selama 2 tahun. Hengkangnya J.Storm ini memang sudah diperkirakan oleh banyak pihak. Karena pada Januari lalu, pemain J.Storm yaitu James “Painful” Garrod mengabarkan dirinya telah berada di status free agent. Lalu di bulan Februari 2020, Clinton “Fear” Loomis juga dikabarkan telah keluar dari J.Storm dan memutuskan untuk membuat tim Dota 2 sendiri.

Sumber: Esports Marketing Blog
Sumber: Esports Marketing Blog

J.Storm secara organisasi mulai dikenal semenjak memperkenalkan tim Dota 2 mereka. Melalui kerja sama dengan Vici Gaming, VGJ menghadirkan dua tim yaitu VGJ.Storm dan VGJ.Thunder. Namun pada tahun 2018, Vici Gaming memutuskan untuk mengubah nama tim milik Jeremy Lin menjadi J.Storm saja. Hal ini dikarenakan peraturan dari Valve yang melarang dua atau lebih tim yang berada di organisasi yang sama untuk mengikuti The International 2018.

Komite Parlemen Australia Melarang Adanya Loot Boxes di Games

Komite parlemen Australia merekomendasi peraturan terhadap loot boxes kepada pemerintah Australia. Harapannya, pemberlakuan aturan umur minimal dalam pembelian loot boxesHal ini termasuk dari enam rekomendasi yang diberikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Australia mengenai Legal Affairs into age verification for online wagering and pornography. 

Secara spesifik, rekomendasi ini menyebutkan pelarangan akses loot boxes dan hal yang memiliki elemen perjudian di dalam video games kepada anak di bawah umur 18 tahun. Komite parlemen Australia juga meminta Digital Transformation Agency bekerja sama dengan Australian Cyber Security Centre untuk menyusun regulasi mengenai age verification. Dengan demikian, mereka berharap anak-anak tidak bisa mengakses konten di dalam video game yang bisa membahayakan mereka.

Sumber: Digital Trends
Sumber: Digital Trends

Berdasarkan Interactive Gambling Act di Australia, loot box tidak dikategorikan sebagai judi atau taruhan. Tetapi komite parlemen Australia tidak ingin hal tersebut memiliki kemungkinan untuk menstimulasi anak-anak untuk melakukan perjudian di kemudian hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BMC, menunjukan bahwa ada 40% anak-anak di Australia yang pernah melakukan judi.

Argumentasi telah berjalan, pihak pemerintah Australia menganggap bahwa loot boxes tidak sama dengan perjudian. Hal tersebut dikarenakan loot boxes tidak akan membuat seseorang kehilangan semua uangnya. Berbeda dengan perjudian yang memiliki kemungkinan untuk membuat seseorang untuk kehilangan semua uangnya yang dijadikan taruhan. Pemerintah Australia juga menyebutkan bahwa perjudian memang menjadi permasalahan serius di Australia. Tetapi minimnya data yang menyebutkan adanya keterkaitan antara loot boxes dan perjudian membuat pemerintah Australia belum bisa melakukan perubahan secara legislatif.

Beberapa negara memang sudah melarang adanya loot boxes di dalam video game. Belgia adalah negara pertama yang resmi menulis peraturan tersebut. Menteri Kehakiman Belgia yaitu Koen Geens berkata bahwa loot boxes merupakan perpaduan antara gaming dan gambling. “Hal ini akan berbahaya bagi kesehatan mental mereka.” Sehingga apapun yang bisa dibeli dengan uang harus dihilangkan di dalam video games.

SK Telecom, Singtel, dan AIS Jalin Kerja Sama Kembangkan Esports di Asia Tenggara

Tiga perusahaan telekomunikasi dari tiga negara yaitu SK Telecom, Singtel, dan AIS telah menjalin kerja sama untuk mengembangkan esports di Asia Tenggara. Di joint venture tersebut, ketiga perusahaan ini menaruh investasi dengan angka yang sama. Dengan demikian, mereka setuju untuk membagi hak yang setara terhadap joint venture-nya. Masuknya AIS ke dalam kerja sama ini menjadi perluasan kerja sama yang pernah terjadi di tahun lalu antara SK Telecom dan Singtel.

Dengan kerja sama ini mereka berharap untuk lebih menumbuhkan budaya menonton konten esports di Korea Selatan dan Asia Tenggara. Melalui pembuatan platform yang menyediakan konten gaming, hal ini diharapkan menjadi tempat bagi para komunitas berkumpul. Park Jung-Ho (CEO SK Telecom), Chua Sock Koong (CEO Singtel), dan Somchai Lertsutiwong (CEO AIS) melakukan penandatanganan kontrak melalui conference call. 

Sumber: Korea Herald
Sumber: Korea Herald

Arthur Lang selaku Chief Officer dari Singtel berkata bahwa mereka sudah memiliki pengalaman dalam bekerja sama dengan beberapa partner di dunia esports. Pasalnya, Singtel memang telah beberapa tahun menyelenggarakan turnamen PVP Esports. Turnamen tersebut adalah upaya Singtel untuk mendekatkan diri dengan para millenial dan gen-z. “Para komunitas gamer sangat mendukung terjalinnya kerja sama ini. Dengan ini, kami mendapatkan kesempatan untuk terjun lebih dalam ke dunia esports yaitu dengan menyediakan konten gaming untuk para komunitas. Kami telah mengumpulkan tim berisi ahli teknologi dan pakar di dunia game untuk memimpin proyek ini.”

Sumber: Revival TV
Sumber: Revival TV

Vice President dari SK Telecom yaitu Huh Seok-Joon berkomentar, “SK Telecom sangat bangga atas kerja sama yang terjalin dengan AIS dan Singtel. Dengan pengalaman yang luas di dunia gaming seperti kesuksesan kami dalam membangun T1, menjalin kerja sama dengan Comcast Spectator dan yang teratas dalam distribusi mobile gaming di Korea, SK Telecom akan berusaha untuk memberikan pengalaman baru dengan memberikan konten gaming dari Korea Selatan kepada para gamer di Asia-Pasifik.”

Kerja sama ini memberikan SK Telecom kesempatan untuk memperluas bisnisnya dalam mengembangkan tim esports mereka di pasar yang Singtel kuasai yaitu Singapura, Australia, India, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Keuntungan juga didapat oleh Singtel, mereka akan sangat terbantu dalam brand recognition di Korea Selatan dengan bantuan SK Telecom. Mengingat Korea Selatan adalah salah satu negara dengan gaming markets terbesar.

David “GoDz” Parker: Tujuan Utama dari Regional League Adalah Menghadirkan Ekosistem yang Sehat di Dota 2

Dalam sesi wawancara dengan Esports Heaven, David “GoDz” Parker mengutarakan pernyataannya perihal Valve yang berencana untuk menghidupkan ranah kompetitif tier 2 Dota 2. Ia juga membagikan pengalamannya dalam menjalankan turnamen Dota 2 di Amerika Serikat.

Sumber: Dota Blast
Sumber: Dota Blast

Dota Summit 11 merupakan pengalaman pertama Beyond The Summit dalam menjalankan acara Dota Pro Circuit. GoDz menyebutkan bahwa Dota Summit 11 dibuat harus berbeda dengan Dota Summit sebelumnya yang memiliki kesan lucu dan santai. Mereka secara sengaja memilih konsep turnamen yang lebih serius. Karena berbeda dengan Summit sebelumnya, Summit 11 merupakan acara dengan live audience. Kendala juga ia rasakan di pengembilan keputusan dalam menentukan tim yang diundang. Pasalnya, Valve lah yang menentukan siapa saja tim yang berhak mendapat undangan. GoDz menekankan bahwa tim yang bermain adalah salah satu alasan utama kenapa suatu acara bisa ramai penonton.

GoDz juga menekankan kesulitan mereka untuk menyelenggarakan event Dota 2 di Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Dota 2 masih kalah populer dengan game lain seperti League of Legends, Overwatch, atau Call of Duty. Karenanya, mereka sulit untuk meminta bantuan sponsor untuk menjalankan acara. GoDz menyebutkan bahwa ia tidak tahu rencana Valve terhadap Dota 2 di 10 tahun ke depan.

Dengan demikian, ia dan Beyond The Summit berusaha untuk melebarkan sayap ke game lain seperti CS:GO dan Super Smash Bros. Banyak karyawan di Beyond The Summit yang menyukai Super Smash Bros. Maka GoDz berpikir tidak sulit untuk menjalankan turnamen Smash Bros apabila mereka memiliki passion terhadap game tersebut. “Sama seperti kita menjalankan turnamen Dota 2, kami selalu mengikutsertakan passion di setiap Dota Summit yang berjalan.”

Sumber: VP Esports
Sumber: VP Esports

Ketika Esports Heaven bertanya mengenai apakah menyelenggarakan turnamen bisa menghasilkan keuntungan? GoDz mengkategorikan tournament organizer menjadi dua. Yaitu tournament organizer yang memang mencari keuntungan saja dan yang tidak sama sekali (untuk menghibur). GoDz melihat WePlay! Bukovel Minor adalah gelaran acara turnamen Dota 2 terbaik di luar The International. Bagaimana mereka berhasil mencuri perhatian banyak orang dengan kualitas produksi yang dikemas sangat menarik. Tetapi, ia yakin bahwa Bukovel Minor bukan acara yang profitable. Sehingga tantangan bagi para tournament organizer yang sudah senior adalah mencari bagaimana caranya menjalankan acara untuk mendapatkan profit tetapi juga tetap menghibur para penonton.

Kita semua tahu ranah kompetitif tier 2 atau 3 di Dota 2 sangatlah sepi. Tidak ada penonton yang ingin menonton tier 2 atau 3 sehingga monetization tidak mungkin berjalan. GoDz juga memaklumi para pemain yang berpindah game karena tidak mendapatkan kesuksesan di Dota 2. “Saya pikir tidak mungkin pemain tier 2 atau 3 memiliki ekspektasi untuk bermain secara full time dan berharap untuk mendapatkan pendapatan yang stabil.” Singkatnya, apakah ada penonton di scene tersebut? Apabila ada, maka sponsor, uang hadiah dan gaji dari tim akan mengikuti.

Perihal pengumuman Regional League Dota 2 dari Valve, GoDz berkomentar bahwa hal tersebut sangat baik bagi sustainability semua pihak yang ada di ekosistem Dota 2. Walaupun mungkin ada beberapa individu yang merasa dirugikan, tetapi tujuan utama dari Regional League ini adalah menghadirkan ekosistem yang sehat di Dota 2.