Startup fintech penyedia layanan API Ayoconnect tengah merampungkan pendanaan lanjutan. Sejumlah venture capital turut andil di dalamnya. Beberapa nama angel investor ternama juga berpartisipasi di putaran ini.
Menurut data yang kami terima, sebuah impact investor dan sebuah CVC BUMN terlibat di dalam putaran pendanaan kali ini. Selain itu, beberapa angel investor, termasuk anak mantan Presiden, juga berpartisipasi. Yang bersangkutan saat ini menjadi Penasihat perusahaan.
Pihak Ayoconnect mengonfirmasi, putaran investasi ini masih dalam tahap finalisasi. Disebutkan belum ada keputusan final mengenai keterlibatan nama-nama tersebut dan jumlah investasinya. Hal senada disampaikan salah satu investor yang kabarnya terlibat dalam putaran tersebut.
Sebelumnya pendanaan Pra-Seri B diumumkan pada pertengahan tahun 2020 lalu, bersamaan dengan rebranding perusahaan dari Ayopop menjadi Ayoconnect. BRI Ventures memimpin pendanaan tersebut dengan keterlibatan Kakaku.com, Brama One Ventures, dan investor sebelumnya, yakni Finch Capital, Amand Ventures, Strive, dan AC Ventures.
Berbasis API, ekosistem produk open finance yang disediakan Autoconnect cukup beragam. Satu yang paling populer adalah Digital Products API, memungkinkan pengembang aplikasi untuk mengintegrasikan pembayaran ke lebih dari 3000 layanan digital (bill payment). Selain itu mereka menyediakan API untuk berbagai kebutuhan lainnya, seperti auto-billing, payment points, bulk-transaction, pembayaran pendidikan, hingga properti.
Tidak hanya mengelola proses transaksi, Ayoconnect juga menawarkan platform skoring kredit alternatif melalui fitur Insight.
Sebelumnya Ayoconnect juga telah menjalin kemitraan secara khusus dengan Bank Mandiri (induk MCI) untuk integrasi layanan Autobilling API ke Mandiri Power Bill. Solusi ini memungkinkan pengguna kartu kredit Mandiri untuk melakukan pembayaran berbagai transaksi tagihan secara otomatis di lebih dari 200 merchant dari 8 kategori produk.
Dorongan penetrasi e-wallet
Layanan bill payment ini didesain untuk memudahkan berbagai jenis aplikasi untuk menyediakan layanan pembayaran seperti PPOB atau langganan, integrasinya termasuk di e-commerce, fintech, sampai aplikasi produktivitas bagi UMKM. Bagi pelaku bisnis, ini menjadi salah satu kanal yang cukup baik untuk meningkatkan perputaran transaksi dalam aplikasi dan meningkatkan retensi. Kemudian bagi konsumen, adanya opsi pembayaran kebutuhan pokok (seperti listrik, telepon dll.) di aplikasi favoritnya tentu akan memudahkan.
Tingginya penetrasi e-wallet disinyalir menjadi faktor kunci peningkatan adopsi dan penggunaan layanan bill payment ke depannya. Di sisi pengalaman pengguna, metode pembayaran dengan e-wallet tergolong paling memudahkan saat ini, terlebih terintegrasi langsung kepada aplikasi tertentu.
Menurut hasil penelitian yang diterbitkan BCG pada pertengahan tahun lalu, penetrasi e-wallet di Indonesia sendiri telah mendekati tingkat kematangan.
Pihak Ayoconnect sendiri mengatakan bahwa hingga Desember 2021 mereka menargetkan pertumbuhan hingga 10x lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan traksi, termasuk dengan menyajikan bill payment aggregator. Per H1 2021, total transaksi dari jaringan API mereka diklaim meningkat 600% dari 80 mitra integrasi.