Bagaimana Penggunaan Email Marketing Saat Pandemi

Selama pandemi Covid-19 mewabah, email marketing mengalami lonjakan yang cukup signifikan, karena berbagai bisnis mengirimkan pembaruan terkait bisnis mereka menanggapi pandemi, apakah tetap buka, atau tutup sementara, dan sebagainya. Namun, apakah berbagai bisnis tersebut memanfaatkan channel ini dengan baik? Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa email marketing ini merupakan channel terbaik bahkan saat krisis pandemi? Berikut ini beberapa statistik email marketing terbaru selama pandemi.

Penggunaan email marketing meningkat

Saat pandemi mulai mewabah, tidak sedikit bisnis yang melakukan pivot marketing, salah satunya dengan menyeleksi channel marketing mana yang tetap efektif dilakukan saat situasi krisis seperti sekarang ini. Seperti channel social media, search engine, email marketing, dan sebagainya.

Jika Anda sedang mencari channel digital marketing mana yang terjangkau dan efektif digunakan, maka menurut sebuah riset dari Campaign Monitor, email sudah tidak diragukan lagi tingkat keefisienannya daripada media sosial. Hal itu diperjelas oleh data dari Forrester Research yang melaporkan bahwa 90% email yang terkirim masuk ke dalam kotak masuk pelanggan secara langsung.

Hal ini menunjukan bahwa email marketing membuktikan dirinya sebagai channel marketing yang tidak pernah mati, bahkan saat krisis pandemi saat ini. Hal ini juga dibuktikan dengan data internal MTARGET yang menunjukkan adanya lonjakan penggunaan email marketing sejak Maret saat dimulainya PSBB jilid 1, dan terus meningkat hingga saat ini, ketika PSBB jilid 2 mulai diberlakukan.

Dari data di atas, terhitung dari Agustus 2019-Juli 2020 terjadi peningkatan dalam penggunaan tools email marketing MTARGET, terutama usage ini meningkat ketika memasuki masa PSBB jilid pertama pada Maret 2020-Hingga saat ini masih terus meningkat.

Pengiriman email marketing meningkat

Menurut data terbaru dari HubSpot, 44% lebih banyak email yang dikirim saat pandemi ini dibandingkan sebelum pandemi dan sebelum lockdown/PSBB mulai diberlakukan. Dikutip dari HubSpot, Inken Kuhlmann-Rhinow, Marketing Director EMEA di HubSpot, mengomentari lonjakan tersebut: “Dengan 44% email yang dikirim daripada sebelum wabah Covid-19, terlihat strategi marketing baru, yaitu marketing harus memiliki segmentasi, mengirimkan email educational dan pesan empati kepada pelanggan. Karena saat ini adalah waktu yang sulit, dan Anda harus mencoba untuk tetap mempertahankan perhatian pelanggan Anda untuk jangka panjang.”

Pengiriman email yang melonjak juga dirasakan oleh MTARGET, yang mana saat pandemi ini pengiriman email marketing dengan menggunakan tools MTARGET meningkat lebih dari 61% sejak Maret saat dimulainya PSBB jilid 1, dan terus meningkat hingga saat ini, ketika PSBB jilid 2 mulai diberlakukan.

Open rate email meningkat

Seperti yang kita semua rasakan, saat pandemi ini, kita menerima banyak email pembaruan dan promosi dari berbagai brand. Nah, menurut BounceX, selain pengiriman email yang meningkat, open rate email marketing juga meningkat lebih dari rata-rata 25% setiap minggunya sejak awal April 2020. Selain itu, email marketing juga telah mengalami peningkatan konversi sebesar 1,5% dan peningkatan revenue sebesar 0,4%, yang tidak terlalu signifikan mengingat open rate yang tinggi.

Faktor penentu open rate tinggi ketika pandemi ini adalah karena saat ini pembaca cenderung tertarik dengan informasi terkait dengan Covid-19. Saat pandemi pertama kali mulai menyebar, berbagai bisnis mayoritas menggunakan subjek email “Pesan dari tim…”, “We’re all in this together”, dan sebagainya. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak brand bisnis mulai beralih dengan memberikan promosi diskon pada subjek email.

Namun, perlu diperhatikan juga pesan dalam subjek dan email tidak menggunakan bahasa yang memicu kecemasan untuk pembaca. Karena dalam kondisi saat ini, orang-orang cenderung sensitif akan suatu informasi. Jadi, penting untuk memperhatikan gaya berkomunikasi yang Anda gunakan dalam email.