Beberapa waktu yang lalu tim Bakrie Telecom mengadakan kunjungan ke kantor pusat layanan media sosial Path di San Fransisco. Kunjungan ini dilakukan segera setelah pemilik Bakrie Telecom melalui kendaraan investasinya Bakrie Global Group berpartisipasi dalam putaran investasi Seri C untuk Path senilai $25 juta (sekitar Rp 300 miliar). Di antara sinergi antara kedua belah pihak, Bakrie Telecom sedang menjajaki kemungkinan penggunaan carrier billing (atau potong pulsa untuk pengguna prabayar) untuk pembelian di dalam aplikasi (in-app purchase) Path.

Seperti dikutip dari Detik, Direktur Utama Bakrie Telecom Jasitro Abi dalam rilis persnya mengatakan, “Kami akan mendukung keberadaan Path untuk menjadi media sosial terbaik di Indonesia. Sinergi ini tentunya diharapkan memberikan manfaat besar bagi pengembangan bisnis terutama dalam hal pengembangan layanan data dan bisnis OTT kami.”

Saat ini Bakrie Telecom melalui brand Esia telah menjalankan program bebas kuota data untuk pelanggan Esia yang menggunakan Path (dan terutama yang membeli paket bundling Esia Maxfun). Saat ini pengguna Path di Indonesia mencapai 4 juta orang dan memimpin penggunaan layanan ini secara global dengan kontribusi traffic 30% dengan pendapatan dari penjualan set stiker dan efek filter foto.

Konsep carrier billing untuk in-app purchase bukanlah hal yang baru diterapkan di Indonesia. Sebelumnya Telkomsel telah menggagas hal serupa dengan Line untuk memudahkan konsumen memanfaatkan skema pembayaran yang ada, terutama yang tidak memiliki kartu kredit.

Patut diperhatikan bahwa baik Bakrie Telecom dan Path tidaklah memiliki kondisi finansial yang memuaskan. Path yang dipimpin oleh Dave Morin memiliki valuasi sekitar $250 juta bulan Oktober lalu sempat memecat 13 orang pegawainya, sementara Bakrie Telecom per akhir tahun lalu mengumumkan kerugian senilai Rp 1,52 triliun dan total utang mencapai Rp 9,4 triliun.

Kita tunggu apakah konsep sinergi keduanya bakal disambut baik oleh konsumen Indonesia dan membawa peruntungan bagi kedua belah pihak.