Bakrie Telecom Pastikan Tidak Ada Pengurangan Pegawai Pasca Kolaborasi dengan Smartfren

collaboration

Kemarin Bakrie Telecom (BTEL) dan Smartfren mengumumkan kolaborasi sinergis untuk memastikan dua operator CDMA yang tersisa ini bisa tetap berjalan. Satu hal yang menjadi pertanyaan, bagaimana nasib karyawan Bakrie Telecom terkait kemitraan ini? Apakah ada yang karyawan yang harus “dilepas” mengingat BTEL tidak lagi memiliki jaringan tersendiri?

Kami mencoba mengkonfirmasi hal ini dengan pihak manajemen BTEL. Menurut Direktur Compliance dan Risk Management Harya Mitra Hidayat, BTEL saat ini dalam posisi yang cukup efisien untuk beroperasi dalam skema kolaborasi ini. Mereka membutuhkan tim yang memadai untuk memastikan kolaborasi berjalan dengan lancar.

Meskipun nantinya BTEL tidak lagi memiliki jaringan seluler tersendiri, Harya memastikan pihaknya membutuhkan tim teknis yang memadai untuk menyongsong teknologi masa depan yang didukung oleh pemerintah, termasuk penetapan teknologi netral di rentang frekuensi 850 MHz. Memang salah satu hal yang dituju oleh BTEL dan Smartfren secara bersama dalam kemitraan ini adalah implementasi teknologi LTE yang menjanjikan kualitas kecepatan data yang (jauh) lebih baik.

Terkait kondisi perusahaan yang ke depannya fokus ke pemasaran layanan seluler, Harya menjawab, “Berdasarkan UU 36/1999 dan PP 52/2000, ada dua penyelenggara (layanan) telekomunikasi, yaitu penyelenggara jasa teleponi dasar dan penyelenggara jaringan. Dengan skema kolaborasi ini, BTEL (bertindak) sebagai penyelenggara jasa teleponi dasar, sedangkan Smartfren sebagai penyelenggara jaringannya, selain dia juga (merupakan) penyelenggara jasa teleponi dasar.”

Kondisi keuangan BTEL memang belum menunjukkan kondisi yang menggembirakan. Selain dituntut karena tak mampu membayar cicilan utang obligasi senilai $380 juta, menurut laporan keuangan paruh pertama 2014 BTEL membukukan kerugian bersih 316 miliar. Kondisi keuangan yang tak jauh beda juga dialami oleh operator-operator CDMA lain yang memang terdesak oleh mandeknya perkembangan teknologi di segmen ini. Di negara lain yang juga mengaplikasikan teknologi CDMA, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, para pemainnya sudah beralih ke teknologi LTE.

Harya optimis bahwa kolaborasi ini akan membantu BTEL lebih berkembang dan bisa menjaring lebih banyak pelanggan. Menurut Harya, “Harapan kami jumlah pelanggan akan terus meningkat ke depannya sebagai hasil dari kolaborasi ini, karena kolaborasi ini dapat menciptakan kualitas layanan yang lebih prima dengan biaya operasional yang lebih efisien.”

[Ilustrasi: Shutterstock]

Leave a Reply

Your email address will not be published.