Beberapa Hal Yang Sering Diabaikan dan Dilebih-lebihkan oleh Startup

Bisnis adalah tentang prioritas, tentang mana yang harus lebih diutamakan / Shutterstock

Menjalankan bisnis adalah sebuah proses untuk menentukan prioritas dan keputusan. Kepiawaian seorang CEO atau Founder dalam membuat prioritas bisnis biasanya sangat bergantung pada jam terbang ia berkarir, ataupun ketelatenan mereka dalam mempelajari ilmu bisnis itu sendiri. Dalam sebuah kesempatan Boris Wertz mantan penguasaha yang saat ini memilih berkarir sebagi investor bersama Founder Version One Ventures menyampaikan beberapa hal kaitannya dengan prioritas binis.

Menurut Boris sering terjadi beberapa hal yang disepelekan sekaligus dilebih-lebihkan oleh pemegang kunci bisnis di level startup, kebanyakan di antaranya kaitannya dengan manajemen bisnis. Berikut ini beberapa hal yang sering disepelekan (bertanda -) dan dilebih-lebihkan (bertanda +) oleh banyak startup yang pernah dibina Boris dan Version One Ventures.

(-) Proses perekrutan anggota tim yang kurang matang

Kendati memiliki ide produk dan bisnis yang bagus, tanpa dibumbui oleh anggota tim yang benar-benar bersemangat membangun maka akselerasi startup akan cenderung stagnan. Anggota tim sangat bergantung dengan bagaimana sebuah startup merekrut anggota baru, terkait dengan kriteria apa yang dijadikan filter dalam proses perekrutan. Pembuatan metodologi perekrutan memang tak mudah, harus benar-benar disesuaikan dengan kultur dan kebutuhan startup. Namun karena sifatnya terkadang justru mendesak, langkah ini sering diabaikan, dan masuklah talenta yang sebenarnya kurang memberikan efek untuk masa depan bisnis.

(-) Mencari tahu lebih dalam profil anggota baru

Tak jarang saat berjumpa untuk mewawancara calon anggota baru, perasaan Founder sebuah bisnis sudah merasakan titik positif. Namun sebenarnya menerima dengan alasan begitu saja kurang tepat, penting untuk menggali lebih dalam seputar hal non teknis, yang mungkin tak ada sama sekali hubungannya dengan apa yang akan dikerjakan. Dengan mencari tahu referensi informal bisa sangat membantu mengungkapkan tentang gambaran sikap seseorang, apakah memungkinkan diajak mengakselerasikan bisnis bersama atau hanya akan mengisi kekosongan bangku jabatan.

(-) Membangun kultur bisnis dari awal

Buaya kerja yang dimaksud ialah lebih ke arah bagaimana sistem kerja yang ada diselaraskan dengan kebutuhan akselerasi bisnis. Bukan tentang jaminan asuransi atau kegiatan outbound tim di kala liburan, namun terkait dengan pembangunan attitude untuk terciptanya iklin kerja yang kondusif dan efisien. Hal ini sering diabaikan, dengan dalih yang penting bisnis berjalan dan produk jadi dulu.

(-) Melibatkan investor atau mentor secara lebih mendalam

Melibatkan investor bukan hanya tentang mendapatkan uang untuk bahan bakar akselerasi bisnis, namun melibatkannya sebagai mentor untuk membantu memberikan pertimbangan akan sangat baik. Rata-rata investor yang berinvestasi di startup memang memiliki keahlian spesifik di bidang startup tersebut. Mulai meminta advice sejak awal akan meminimalkan kemungkinan salah arah pada lanjut bisnis startup.

(-) Pentingnya untuk fokus pada tujuan spesifik

Akan sangat melelahkan jika sebuah bisnis startup mencoba untuk memberikan apa yang semua orang minta, bisa jadi malah mustahil. Yang paling penting ditanamkan di awal adalah tentang fokus. Fokus akan segmentasi pengguna, fokus dalam pengembangan cakupan produk, fokus ke strategi khusus pendapatan margin. Inovasi pada dasarnya bukan berarti sebuah bisnis harus melebar jauh dari kodratnya, sebagian besar justru tentang bagaimana memperkuat unsur yang sudah ada sebelumnya.

(+) Sekali lagi, uang memang penting, tapi tidak menjadi segalanya

Dalam bisnis, besaran yang investasi adalah relatif. Yang paling penting justru bagaimana pelaku bisnis membelanjakan uang tersebut secara efisien untuk menutup kebutuhan akselerasi bisnis. Jadi terkait dengan uang, lebih keren tentang berapa yang dibelanjakan dan dampaknya, ketimbang seberapa besar uang yang didapat dari investor.

(+) Pengumuman peluncuran produk atau penggalangan dana seakan menjadi sesuatu yang harus dibesarkan

Berbondong-bondong menyewa agensi relasi publik ketika sebuah startup hendak meluncurkan sebuah produk atau mengumumkan penutupan putaran pendanaan, seperti sudah menjadi tren masa kini. Mungkin sesaat memang akan membuat sebuah kebisingan, namun pada akhirnya yang harus diperhatikan adalah bagaimana meningkatkan nilai jual dan margin bisnis, ketimbang mendapatkan ketenaran selama beberapa menit setelah media membombardir pengumuman tersebut. Pengumuman penggalangan dana kadang juga dapat mempertemukan dengan investor, namun berfokus pada penyampaian produk/solusi terbaik akan lebih menjamin datangnya investor tersebut.

(+) Selain produk dan pendanaan, hadirnya seorang staf senior juga seakan menjadi hal heboh

Beberapa startup sering merasa penting untuk membawa seorang karyawan senior yang memiliki track-record bagus di industri atau di publik untuk masuk ke dalam bisnisnya. Tak jarang hal ini menjadi bahan untuk dikirimkan ke media melalui tim relasi publik. Namun jika dilihat lebih dekat, seorang dengan keahlian tertentu yang benar-benar dibutuhkan secara teknis dalam bisnis lebih penting, karena yang dibutuhkan selain kecerdasan ialah semangat dan kerja keras, pengalaman kadang malah kurang begitu berpengaruh.

(+) Berfokus pada hal yang terlihat besar saja

Karena dimulai dari nol, terkadang ketika telah melihat sesuatu yang besar sebuah startup jadi terlupa bahwa pundi-pundi kecil yang menjadi komponen bisnis juga turut berpengaruh. Ketika terjadi sebuah masalah, analisis sering kali hanya melihat dari hal-hal besar saja, padahal perbaikan kecil yang dilakukan justru kadang membuat perbedaan nyata bagi bisnis, misal membiasakan staf untuk disiplin atau efisien dalam bekerja.

Leave a Reply

Your email address will not be published.