Berpikir Seperti VC (Bagian 2)

Tulisan ini adalah bagian kedua dari dua tulisan Guest Post oleh Arip Tirta, Direktur dan Co-founder UrbanIndo, startup di segmen properti online asal Bandung. Sebelumnya Arip bekerja di perusahaan investasi di Palo Alto, California. Tulisan pertama bisa dibaca di tautan ini

Melanjutkan tulisan sebelumnya, bagian kedua tulisan ini dimulai dengan pertanyaan:

Jika hari ini merupakan waktu yang sempurna untuk memulai sebuah perusahaan dan juga VC sedang mencari-cari kesempatan investasi, bagaimana caranya kita menarik sebuah VC untuk melakukan investasi di perusahaan kita?

Cara terbaik untuk menarik sebuah VC (Venture Capital) adalah dengan berpikir seperti sebuah VC. Kita harus membuat perusahaan kita menjadi perusahaan yang tepat bagi mereka untuk melakukan investasi.

Bagi startup yang berada di tahap awal, yang merupakan mayoritas tempat investasi VC di Indonesia, fokus mereka adalah tim manajemen. Anda harus yakin bahwa ketika Anda memulai perusahaan Anda, Anda memiliki tim manajemen yang solid dan berdedikasi. Produk selalu berkembang, begitu juga model bisnis, tetapi tim manajemen yang baik akan terus ada karena mereka tahu bagaimana cara mengarahkan perusahaan untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi.

Saat Anda telah memiliki tim manajemen yang baik, Anda perlu menunjukkan kepada VC bahwa perusahaan Anda memiliki potensi yang bagus untuk memberikan laba yang besar bagi mereka. Ini maksudnya adalah bahwa produk Anda harus memiliki pasar yang besar dan menyelesaikan masalah nyata. Besarnya pasar sangat penting karena hal ini mengendalikan potensi dari seberapa besar keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan Anda, yang pada akhirnya juga mengendalikan seberapa besar keuntungan yang dapat dihasilkan oleh Anda dan VC.

Selanjutnya adalah bagian yang sangat menarik: startup yang sukses biasanya mengikuti aturan jempol “10x” saat mereka membangun produk mereka. Tidak peduli seberapa mutakhirnya sebuah produk, hampir semua startup berusaha untuk menggantikan solusi yang telah ada – membuatnya lebih baik, lebih cepat, lebih murah, lebih kuat, dsb. Untuk membuat pengguna pindah, dari apa yang sedang mereka gunakan sekarang ke apa yang sedang Anda tawarkan, produk Anda haruslah 10 kali (10x) lebih baik daripada solusi terkini. Jika Anda membangun sesuatu yang tidak lebih baik secara signifikan, hal tersebut akan menjadi sulit bagi Anda karena seringkali keuntungannya tidak terlalu besar sebagai alasan bagi pengguna untuk repot-repot pindah ke produk Anda. Efek ini biasanya menjadi sangat kuat jika telah ada kompetitor yang besar dan sukses di bidang yang sama. Dalam sekolah bisnis, “efek 10x” ini biasanya dikenal sebagai “competitive advantage”.

Akhirnya, ukuran investasi harus cukup besar bagi VC untuk menghasilkan keuntungan. Tidak peduli seberapa menariknya perusahaan Anda, tidak akan ada VC yang ingin melakukan investasi di perusahaan Anda jika hasil investasinya tidak sangat besar dibanding pengembalian dana mereka. Meskipun demikian, ukuran ini dikendalikan oleh struktur dan gaya investasi (investment philosophy) yang berbeda-beda tergantung dari setiap VC. Ada investor-investor kecil yang lebih memilih untuk melakukan investasi berukuran kecil dan mengharapkan pengembalian dua kali lipat. Akan tetapi, secara umum lebih mudah melakukan investasi berukuran besar untuk jumlah perusahaan yang sedikit. Hal tersebut menjadi mudah dikelola oleh VC karena biasanya para VC tersebut mengambil peran aktif pada perusahaan (seperti menghadiri rapat direksi, melakukan perkenalan, dan lain-lain).

Saya merekomendasikan Anda untuk mulai mengestimasi berapa besar dana yang Anda butuhkan untuk 12 bulan ke depan, kemudian mulai berbicara kepada para VC dengan kriteria investasi yang cocok untuk kebutuhan Anda. Selain itu, selalu persiapkan diri untuk menjelaskan bagaimana Anda akan menggunakan dana tersebut dan seberapa jauh progres yang Anda harapkan akan Anda capai setelah menggunakan dana tersebut.

Selamat! Anda telah membangun sebuah produk, menemukan seorang co-founder, dan mendapatkan pengguna awal. Sekarang bagaimana?

Proses pendanaan biasanya dimulai dengan melakukan pertemuan perkenalan awal dengan VC, yang di antaranya adalah memperkenalkan diri Anda dan perusahaan Anda. Kadang-kadang hal ini termasuk presentasi singkat/pitch, jadi bersiap-siaplah. Saat Anda sedang bertemu dengan sebuah VC, tidak ada gunanya melebih-lebihkan diri, karena mereka sudah bertemu dengan sangat banyak perusahaan yang berbeda-beda, dan kemungkinan besar mereka telah melihat beberapa yang serupa dengan Anda. Anda harus mendapatkan kepercayaan mereka dan jangan membuat mereka ragu tentang kredibilitas Anda. Jika mereka suka dengan perusahaan Anda, mereka akan melakukan uji tuntas (due dilligence), menanyakan lebih banyak pertanyaan, meminta informasi, yang akhirnya diikuti oleh sebuah term
sheet.

Sebuah term sheet adalah kumpulan kesepakatan tentang investasi yang akan dilakukan yang biasanya termasuk di antaranya besar investasi, seberapa besar mereka memvaluasi perusahaan Anda, jangka waktu yang diharapkan, dan lain-lain. Saat kedua belah pihak setuju dengan kesepakatan yang ada dan menandatangani term sheet, ini akan dilanjutkan dengan dokumen-dokumen legal. Jangan terlalu fokus dengan valuasi karena Anda bisa jatuh pada hal-hal kecil yang mendetail. Jika Anda tidak familiar dengan dokumen legal, sewa pengacara atau notaris yang bagus. Yakinkan diri Anda bahwa Anda sudah benar-benar mengerti luar dan dalam dokumen tersebut untuk menghindari kejutan-kejutan. Apapun yang mereka katakan, semua kesepakatan yang ada di dokumen tetap dapat dinegosiasikan sesuai dengan cita rasa perusahaan dan VC. VC membuat dokumen-dokumen tersebut untuk melindungi mereka, jadi Anda jangan heran kalau dokumen tersebut akan menguntungkan VC secara sepihak.

Ingatlah bahwa biasanya dibutuhkan dua hingga tiga bulan untuk menyelesaikan sebuah ronde pendanaan. Anda harus yakin bahwa perusahaan anda memiliki dana paling tidak untuk enam bulan ke depan selama anda berbicara dengan sebuah VC. Dengan demikian Anda mempunyai posisi yang bagus saat bernegosiasi tentang kesepakatan dengan mereka.

Saat Anda telah menyelesaikan ronde pendanaan, perhatikan bahwa Anda tetap menjaga komunikasi yang baik dan jujur dengan VC investor Anda. Banyak VC yang tidak ingin melakukan manajemen mikro pada portofolio mereka, tetapi sangatlah penting untuk tetap melakukan pemberitahuan kepada mereka dan menghindari kejutan. Meskipun perusahaan Anda sedang tidak terlalu baik, jika mereka menyadari permasalahannya cukup dini, mereka mungkin dapat membantu Anda menyelesaikan masalah tersebut. Mereka sudah mengerti bahwa beberapa dari investasi mereka mungkin saja tidak akan berjalan sebaik yang direncanakan diawal.

Masih berpikir untuk memulai startup Anda sendiri? Jika demikian, jangan buang waktu lagi. Waktu yang sempurna untuk memulai perusahaan Anda adalah hari ini!

Arip Tirta adalah Direktur dan Co-founder UrbanIndo.com. Sebelum mendirikan UrbanIndo, Arip adalah Direktur Investasi dan Strategi di Hercules Technology Growth Capital (Nasdaq: HTGC), sebuah perusahaan terbuka di segmen investasi di Palo Alto, California. Selama 7 tahun di HTGC, Arip menangani investasi lebih dari $2 miliar (IDR 18 triliun) yang melibatkan 150 perusahaan teknologi di US. Arip juga merupakan anggota dari Board of Directors Band of Brothers, sebuah inkubator yang membantu wirausaha muda untuk mendirikan perusahaan teknolodi di negara berkembang. Arip menerima gelar Bachelor of Science di bidang Matematika Komputasi dari Universitas California, Los Angeles (UCLA) dan Master of Science dalam Scientific Computing Anda Computational Mathematics dari Stanford University.

[Gambar]

1 thought on “Berpikir Seperti VC (Bagian 2)

  1. sangat bagus artikelnya, sangat menambah pengetahuan buat yang ingin ngebangun produk startup

Leave a Reply

Your email address will not be published.