Mempersiapkan startup sebelum fundraising

Bersiap Diri “Fundraising” di Tahap Awal Startup

Dalam proses mendapatkan fundraising, ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh startup. Beberapa di antaranya berkaitan dengan kesiapan startup untuk “dibantu” oleh investor. Masih dalam seri penulisan dasar-dasar fundraising, tulisan kali ini akan melengkapi tulisan sebelumnya.

Siap sebelum memutuskan

Fundraising sebenarnya tidak menjamin keberhasilan sebuah startup. Tapi dengan fundraising banyak startup akhirnya bisa bertumbuh dan berkembang. Yang perlu dipahami, proses fundraising tidak selamanya membawa startup ke arah positif. Bisa jadi ketika memutuskan mendapatkan pendanaan, startup malah tidak berkembang karena ditemukan masalah pada proses pendanaan.

Untuk menghindari hal tersebut, sebelum memutuskan untuk mencari pendanaan startup harus lebih dulu mengetahui arah dan tujuanya. Termasuk kebutuhan apa yang harus dipenuhi setelah mendapatkan pendanaan. Kejelasan tujuan ini juga bisa menjadi nilai lebih ketika menghadap investor.

Selain alasan dan tujuan untuk mendapatkan pendanaan, pertanyaan kapan dan berapa yang harus dihimpun juga harus masuk dalam perhitungan. Keduanya penting, terlebih soal berapa banyak uang yang ingin didapatkan. Ini berkaitan dengan pembagian dan juga penawaran-penawaran yang ditawarkan untuk startup.

Pertanyaan-pertanyaan seperti “Apakah perlu pendanaan untuk tahap selanjutnya?”, “Berapa besar dana yang harus didapatkan?”, dan “Apa saja yang ditawarkan ke investor?” sudah harus dijawab dengan jelas sebelum menghadap ke investor. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai bagian dari proses pemantapan diri seorang founder sebelum memutuskan untuk mendapatkan dana.

Sebagai organiasasi bisnis akan lebih baik jika startup juga peduli dengan legalitas organisasi atau perusahaan. Legalitas juga akan berperan penting dalam proses mendapatkan pendanaan, karena dengan legalitas startup yang dijalankan bisa benar-benar dinilai sebagai perusahaan atau bisnis, bukan hanya sekedar proyek. Meskipun tidak menutup kemungkinan ada investor yang tertarik pada proyek dengan ide dan potensi yang brilian. Jadi sungkan untuk berkonsultasi atau mencari tahu mengenai bagaimana startup bisa mendapat legalitas hukum dan sejenisnya.

Unsur lain yang sering menjadi pertimbangan adalah persaingan, model bisnis, dan anggota tim. Tim berisikan orang-orang berkompeten dengan track record positif akan memberikan nilai lebih di mata calon investor. Untuk itu membangun tim termasuk dalam proses persiapan sebelum memutuskan untuk fundraising.

Memahami investor

Satu kalimat yang sering disebut dari banyak sumber mengenai tips pendanaan adalah memahami investor. Mulai dari memahami latar belakang investor hingga apa yang sebenarnya investor mau. Selain bisa menentukan seperti apa startup akan dibawa ke mana selanjutnya, penting juga untuk mengetahui hal apa yang diinginkan investor.

Untuk hal yang satu ini butuh peran aktif founder dan mungkin jajaran lain untuk melakukan research mengenai investor-investor yang diharapkan berinvestasi atau minimal mereka yang cocok dengan bisnis sehingga nantinya bisa membawa dampak positif. Bagaimana portofolio investasi mereka, bagaimana progress startup yang ada di portofolio mereka, dan beberapa latar belakang lain yang harus dicermati.

Memahami investor bukan hanya soal latar belakang, tetapi juga tentang apa yang mereka ingin dapatkan dari investasi yang mereka berikan. Setelah semua proses fundraising rampung, tugas berikutnya adalah membawa startup berkembang, termasuk memenuhi ekspektasi para investor. Itulah pentingnya untuk selektif memilih investor, sekaligus jujur dari awal mengenai rencana, angka-angka, dan posisi startup saat ini. Ukurannya harus sesuai, sementara rencananya harus berjalan lancar untuk bisa memenuhi ekspektasi.


Sumber: YCombinator, Entrepreneur