Ketika belajar mengenai manajemen stratejik, kamu akan sering bertemu dengan istilah blue ocean strategy. Tidak hanya itu, dewasa ini kamu mungkin akan sering bertemu dengan istilah blue ocean strategy atau strategi blue ocean. Hal tersebut terjadi karena blue ocean strategy banyak digunakan oleh perusahaan rintisan atau startup. Kita pun dapat melihat bahwa sampai saat ini banyak sekali bermunculan startup dan banyak startup yang pendanaannya difasilitasi secara masif oleh investor.
Istilah strategi bisnis ini memang cukup unik. Sisi berlawanan dari blue ocean strategy adalah red ocean strategy. Kalau dari namanya mungkin kamu akan berpikir, “lho, memang apa kaitan dari laut (ocean) dengan bisnis?” Apa sebenarnya pengertian blue ocean strategy ini? Berikut ini adalah pengertian, contoh perusahaan, langkah untuk membuat, serta kelebihan dan kekurangan dari blue ocean strategy.
Apa Itu Blue Ocean Strategy?
Menurut Kim, W. C., & Mauborgne, R. (2014), blue ocean strategy adalah salah satu strategi bisnis yang mana perusahaan tidak berusaha untuk bersaing dengan kompetitor usaha lain, akan tetapi perusahaan berusaha membuat industri baru atau segmen pasar yang unik. Dengan industri atau segmen pasar baru tersebut, permintaan baru dari masyarakat akan muncul dan karena perusahaan yang menerapkan blue ocean adalah perusahaan satu-satunya di market, mereka yang akan memperoleh keuntungan besar dari permintaan masyarakat yang bermunculan.
Gamble, J., Thompson Jr, A., & Peteraf, M. (2019) menjelaskan bahwa blue ocean strategy merupakan salah satu strategi ofensif dalam bisnis yang unik. Strategi blue ocean strategy ini merupakan salah satu upaya mendapatkan pangsa pasar yang menguntungkan, akan tetapi tidak dengan bergerak mengeliminasi kompetitor bisnis, melainkan membuat pasar atau industri baru. Strategi ofensif dalam bisnis sendiri dapat diartikan sebagai strategi di mana perusahaan melihat peluang untuk mendapat pangsa pasar besar dengan jalan berusaha untuk menyingkirkan pesaing atau mengurangi keunggulan kompetitif dari kompetitor.
Konsep Blue Ocean Strategy
Blue ocean strategy merupakan salah satu istilah yang cukup baru dalam lingkup bisnis. Strategi ini dikenalkan pertama kali di tahun 2005 oleh Kim, W. C., dan Mauborgne, R. yang mana memiliki konsep bahwa suatu lingkungan bisnis memiliki dua jenis pasar (market) yaitu red ocean market dan blue ocean market. Salah satu pasar merupakan pasar yang terdefinisi dengan baik, memiliki aturan yang dimengerti semua anggotanya, dan perusahaan berusaha mengungguli rival dengan cara melawan keberhasilan kompetitor. Pasar inilah yang dinamakan sebagai red ocean market.
Sementara itu, pasar satunya adalah “blue ocean” di mana industri belum terdefinisi sempurna dan tidak memiliki persaingan. Pasar blue ocean akan membuka peluang lebar atas keuntungan dan perkembangan bisnis apabila dapat dapat memunculkan permintaan pasar yang baru. Frasa blue ocean merupakan analogi bahwa pasar ini memiliki potensi dan peluang yang sangat luas untuk dieksplorasi lebih jauh seperti halnya lautan biru.
Menurut Gamble, J., Thompson Jr, A., dan Peteraf, M. (2019), blue ocean strategy akan memberikan perusahaan peluang yang sangat bagus dalam jangka pendek. Blue ocean strategy tidak memberikan jaminan bahwa perusahaan akan memperoleh kesuksesan dalam jangka waktu panjang, terlebih ketika sudah ada pesaing baru yang masuk ke pasar.
Contoh Perusahaan Blue Ocean Strategy
Setelah mengetahui tentang pengertian dari Blue Ocean Strategy, kamu mungkin memerlukan contoh kasus nyata untuk membuat pengertianmu terhadap topik ini semakin mantap. Berikut ini contoh penerapan strategi blue ocean pada perusahaan Gojek dan Netflix.
Blue Ocean Strategy pada Gojek
Salah satu contoh dari perusahaan yang menerapkan strategi bisnis blue ocean ini adalah Gojek. Gojek atau yang sebelumnya ditulis sebagai GO-JEK merupakan perusahaan pertama yang menghadirkan aplikasi ojek online pertama di Indonesia sebelum akhirnya muncul pesaing-pesaing baru. Perusahaan ini pertama kali dirintis pada tahun 2011, namun kepopuleran transportasi online baru merebak di tahun 2015.
Gojek menawarkan suatu aplikasi ojek online pertama kali di Indonesia, sehingga mereka dapat membuat suatu permintaan masyarakat yang baru yakni kemudahan transportasi online. Dengan kemudahan serta tarif yang terjangkau menjadikan Gojek sukses dengan strateginya. Jika dilakukan analisis, ketika awal rilis, bisnis Gojek tidak memiliki industri yang khusus, bahkan pemegang kuasa mungkin bingung akan memasukkan Gojek ke industri teknologi atau transportasi.
Pada saat itu, Gojek pun belum memiliki kompetitor sama sekali di Indonesia sampai akhirnya masuk Grab serta Uber. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik blue ocean strategy yang mana mereka membuat industri dengan target market baru dan pasar yang ada belum memiliki kompetitor sama sekali. Blue ocean strategy tidak dapat menjamin kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang.
Seperti contohnya pada Gojek, setelah masuknya kompetitor, industri transportasi online tidak lagi industri yang tidak memiliki kompetisi. Dengan begitu, perusahaan tidak lagi berada dalam blue ocean market melainkan red ocean. Dengan adanya kompetitor, pangsa pasar perusahaan akan terbagi.
Tidak ada jaminan apakah Gojek akan terus bertahan, bahkan ada kompetitornya yang telah meninggalkan pasar karena gempuran persaingan bisnis. Uber –perusahaan layanan transportasi online asal Amerika Serikat– harus meninggalkan pasar Indonesia di tahun 2018. Seluruh mitra pengemudi Uber akhirnya pindah ke platform Grab, pun ada yang pindah ke Gojek.
Blue Ocean Strategy pada Netflix
Netflix merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan strategi bisnis blue ocean. Perusahaan layanan penyedia film dan series ini tidak berusaha untuk menjalankan kompetisi dengan toko-toko rental film. Namun, Netflix memilih untuk memberikan model layanan terbaru. Awal bisnis Netflix, perusahaan ini memberi layanan sewa film menggunakan mail, kemudian baru mereka menjadi platform pertama yang mengenalkan layanan streaming film maupun video berbayar dengan sistem user subscription. Seperti halnya Gojek yang pada akhirnya memiliki pesaing bisnis, Netflix sekarang memiliki banyak kompetitor seperti Disney Plus+, Vidio, IQIYI, dan lain sebagainya.
Langkah untuk Menerapkan Blue Ocean Strategy
Kim, W. C., dan Mauborgne, R. (2014) menjelaskan beberapa langkah yang bisa perusahaan terapkan jika ingin menggunakan blue ocean strategy. Simak apa saja langkahnya berikut ini.
- Start the Process; Dimana seseorang atau perusahaan yang ingin menerapkan blue ocean strategy memilih titik awal dan membuat tim yang tepat untuk mengeksekusi bisnis mereka.
- Understand where you are now; Proses di mana perusahaan melakukan identifikasi akan kondisi tim dan perusahaan secara keseluruhan termasuk [ada kelebihan dan kekurangan mereka.
- Imagine where you could be; Tentukan sekiranya ada halangan yang dapat mengancam bisnis dan identifikasikan stakeholder –semua pihak yang memiliki kepentingan dalam perusahaan– mana saja yang akan dijangkau.
- Find how you get there; Cari pilihan-pilihan alternatif yang mungkin dapat dilakukan jika suatu rencana tidak berjalan baik, perusahaan juga perlu untuk mengatur market boundaries.
- Make your move; Resmikan model besar dari proses-proses sebelumnya, ujikan, dan realisasikan strategi bisnis ocean blue.
Kelebihan dan Kekurangan Blue Ocean Strategy
Suatu pilihan dalam hidup mungkin hampir semuanya memiliki kelebihan kekurangan. Sama halnya dengan blue ocean strategy ini. Apa saja kelebihan dan kekurangan blue ocean strategy? Simak berikut ini penjelasannya.
Kelebihan Blue Ocean Strategy
Manfaat atau kelebihan yang dimiliki oleh pelaku bisnis yang melakukan blue ocean strategy kurang lebih sama halnya dengan kelebihan ketika suatu bisnis merupakan first mover (penggerak pertama dalam industri). Gamble, J., Thompson Jr, A., & Peteraf, M. (2019) menjelaskan bahwa beberapa kelebihan dari perusahaan yang menjadi first mover adalah sebagai berikut.
- Menjadi perusahaan perintis dalam suatu industri akan membangun citra dan reputasi perusahaan. Pada misalnya ketika Gojek berdiri ia selalu digadang-gadang memiliki image sebagai pendiri pertama dari industri transportasi online di Indonesia.
- Perusahaan yang menjadi perintis biasanya telah memiliki channel distribusi, inovasi teknologi, dan aset-aset penting lainnya sehingga dapat menjadi suatu keuntungan untuk mengungguli rival (yang mungkin akan datang). Perusahaan pesaing mungkin saja masih mencari-cari bahkan mungkin memiliki pengeluaran yang begitu besar untuk modal mereka. Saat itulah, perusahaan rintisan dapat dengan mudah mengatur harga pasar.
- Konsumen dari perusahaan rintisan akan cenderung loyal pada perusahaan dan akan melakukan pembelian kembali.
- Menjadi perintis merupakan suatu tindak ofensif pendahuluan, sehingga perusahaan mampu membuat produk yang tidak mudah diimitasi atau bahkan tidak mungkin ditiru.
Kekurangan Blue Ocean Strategy
Kekurangan yang dimiliki oleh pelaku bisnis yang melakukan blue ocean strategy secara umum terjadi ketika perusahaan memiliki produk maupun aksi yang mudah disalin atau ditiru oleh perusahaan lain. Ketika perusahaan ditiru oleh kompetitor, dalam waktu singkat, perusahaan perintis dapat dengan mudah disingkirkan oleh pesaing. Dengan begitu, perusahaan yang menerapkan blue ocean strategy perlu untuk mengamankan competitive advantage-nya untuk tetap dapat bertahan pada industri.
Blue ocean strategy merupakan strategi yang cukup sulit dilakukan karena pelaku bisnis perlu melihat peluang dari adanya target pasar baru. Perusahaan yang menerapkan blue ocean strategy memiliki risiko yang cukup tinggi juga karena perusahaan akan menjadi perusahaan first mover di mana mereka menjadi penggerak pertama. Walaupun begitu, blue ocean strategy akan memiliki potensi yang sangat besar karena dalam industri belum ada kompetisi yang berarti. Nah, apakah kamu tertarik mengembangkan strategi ini dalam bisnis kamu?
Referensi:
Gamble, J., Thompson Jr, A., & Peteraf, M. (2019). Essentials of Strategic Management: The Quest for Competitive Advantage, 6e.
Kim, W. C., & Mauborgne, R. (2014). Blue ocean strategy, expanded edition: How to create uncontested market space and make the competition irrelevant. Harvard business review Press.
Sumber gambar header: Unsplash