Bouncity Menantang Pengguna Perangkat Bergerak di Indonesia Untuk Lebih Aktif Lagi

Mengikuti jejak Koprol, studio pengembangan aplikasi Indonesia PhaseDev meluncurkan platform permainan sosial berbasis lokasinya di Jakarta hari kemarin di @america, Pacific Place.

Sementara sebagian besar masyarakat Indonesia lebih familiar dengan Foursquare dan akan menyamakan permainan ini dengan startup dari New York tersebut, secara konsep dan pada prakteknya Bouncity lebih mirip dengan SCVNGR. Mungkin bisa dibilang SCVNGR-nya Indonesia karena begitu miripnya.

Bagi yang belum familiar dengan permainan berbasis Amerika Serikat tersebut, SCVNGR mempersilahkan para pemainnya untuk melakukan lebih dari sekedar check-in untuk mendapat reward. Baik Bouncity ataupun SCVNGR mendorong pemain mereka untuk melakukan berbagai aktivitas di lokasi tertentu, yang mana setelahnya mereka akan mendapatkan berbagai jenis reward.

Aktivitas tersebut bisa sesederhana mengambil foto, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan mudah yang diatur oleh mitra permainan tersebut dan dalam setiap tantangan, pemain bisa mendapatkan badges dan poin. Semakin banyak poin yang diterima, semakin besar peluang mereka untuk mendapatkan reward yang berharga.

Tantangan dan reward bukan diatur oleh Bouncity melainkan oleh para mitra. Bouncity menyediakan berbagai badge, mitra mereka yang memutuskan aktivitas atau tantangan apa yang pengunjung dan pemain harus lakukan untuk mendapatkan badge tersebut. Bagi brand, hal ini membuat mereka lebih mudah melihat interaksi dan keterikatan pelanggan serta mengidentifikasi pelanggan setia dari pelanggan biasa.

Untuk peluncurannya, Bouncity telah bermitra dengan berbagai perusahaan, seperti XL Axiata, Burger King, Domino’s Pizza, McDonald’s, Dairy Queen, Sour Sally, Celebrity Fitness, Apple Premium Resellers iBox, eStore, dan Infinite, serta masih banyak lagi.

Bouncity menyatakan bahwa mereka bisa menyediakan interaksi sepanjang 15 menit dengan setiap set aktivitas bila para mitra bisa menyediakan pertanyaan dan tantangan yang tepat. Sebagian dari reward yang ada mungkin berupa makanan gratis, diskon, deal eksklusif dan lain-lain. Jadi dengan kata lain, Bouncity menyasar pada tujuan yang sama dengan situs-situs diskon namun mengambil sisi lain dengan pendekatan yang sama sekali berbeda.

“Kami merancang Bouncity untuk menjembatani interaksi dan komunikasi antara merchant dan pelanggan,” kata Wenas Agusetiawan, CEO PhaseDev. Bouncity bertujuan untuk menyediakan hasil layaknya survei pasar namun dilakukan dengan cara yang dipandang menyenangkan oleh pelanggan.

Untuk mendapatkan pemain, Bouncity bekerja sama dengan XL Axiata, perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia yang akan menyediakan dukungan dari sisi pemasaran dan akuisisi pelanggan.

Untuk saat ini, Bouncity hanya tersedia sebagai aplikasi BlackBerry, dengan iOS dan Android segera menyusul. BlackBerry dipilih sebagai aplikasi pembuka berkat kepopulerannya di kota-kota besar di Indonesia.

Sebelum diluncurkan hari kemarin, Bouncity telah memiliki 300 pemain, sebagin besar adalah tester, namun menurut Agusetiawan, hanya dalam beberapa jam setelah peluncurannya sudah terdaftar lebih dari 3.500 pemain, dan dia sangat optimis akan hasil yang didapat.

Agusetiawan mengatakan kepada DailySocial sebelumnya, “Kita bermitra dengan RIM di Singapura dan distributor BlackBerry XL Axiata untuk membantu kami meng-install Bouncity di perangkat mereka karena masyarakat Indonesia tidak terlalu familiar dengan AppWorld. Kami harap dengan sudah di-installnya Bouncity, akan mendorong pemilik BlackBerry baru untuk turut bermain dan bersenang-senang bersama yang lainnya.”

Kami berbincang sebentar dengan Wenas Agusetiawan dan COO Kevin Osmond tidak lama setelah acara peluncuran selesai dan akan memuat videonya segera.

Leave a Reply

Your email address will not be published.