Branding Autentik Dibangun Secara Perlahan

Citra atau branding menjadi salah satu hal utama yang harus diperjuangkan oleh pengembang bisnis, produk atau layanan, terlebih mereka yang baru dirintis. Akan menjadi tantangan lebih jika ada pesaing yang lebih dulu dan sudah dikenal baik oleh masyarakat. Butuh citra yang autentik. Sesuatu yang berbeda dengan yang lain untuk memudahkan membaur dengan persaingan dan dikenal sebagai “barang” baru, berbeda dengan produk serupa yang lebih dulu ada.

Salah satu kontributor Forbes Pia Silvia yang kerap kali menuliskan tentang branding menyebutkan bahwa autentik bisa didefinisikan sebagai sebenar-benarnya semangat, personalia, atau karakter kita sebagai bisnis. Sebagai bisnis baru, bisnis yang sedang dirintis memiliki keunggulan tersendiri. Kesempatan untuk mengenalkan identitasnya dengan sempurna, karena memulai semuanya dari awal.

Membangun branding yang autentik tidak bisa dilakukan dengan instan. Branding dibangun secara perlahan dengan berfokus kepada kemampuan yang dimiliki, melakukan apa yang terbaik. Di samping itu komunikasi juga perlu dilakukan untuk memahamkan bagaimana bisnis bekerja, apa yang sebenarnya yang coba diselesaikan, dan lainnya. Semua itu perlu dilakukan dengan konsisten. Tanpa konsistensi risiko terbesarnya adalah kehilangan pelanggan potensial.

Branding yang baik atau citra yang kuat dibangun secara perlahan, dari waktu ke waktu. Citra itu ditumbuhkan bersama dengan pertumbuhan kualitas produk atau layanan. Oleh karena itu penting untuk memberikan jaminan berupa komunikasi yang baik, baik berupa visual maupun komunikasi lain yang fungsinya mengirimkan pesan dan nilai-nilai yang diusung kepada pelanggan.

Kredibilitas menjadi hal kunci dalam membangun citra yang baik. Salah satu cara untuk memperoleh kredibilitas adalah mampu memberikan yang terbaik untuk para pelanggan. Sebelum itu, perlu juga untuk percaya diri menggunakan apa yang dibangun. Misalnya sebuah layanan manajemen keuangan, sebelum keluar dan meyakinkan masyarakat untuk menggunakan layanan tersebut akan lebih baik jika layanan digunakan oleh internal.

Jauh sebelum membangun kepercayaan pelanggan utamakan membangun kepercayaan internal. Setiap orang, setiap yang terlibat di dalam harus yakin dengan apa yang dibuat. Semangat tersebut, pemikiran positif tersebut bisa menjadi modal utama untuk ditularkan ke pelanggan. Untuk membangun brand yang dipercaya.