Jika kita berbicara bisnis digital di Indonesia tidak bisa tidak kita akan turut menyematkan pembicaraan mengenai e-commerce, secara lebih spesifik marketplace. Konsep bisnis yang satu ini merupakan yang banyak diterapkan oleh perusahaan rintisan atau startup di Indonesia dalam lima tahun belakangan. Bentuk layanan atau produk yang ditawarkan pun beragam. Salah satunya adalah MauBelajarApa, startup marketplace asal Jakarta ini mengusung konsep marketplace yang menjual tiket workshop.
Startup yang memulai bisnisnya sejak tahun 2014 tersebut digagas oleh Jourdan Kamal, yang sekarang menjabat sebagai CEO dan Daniel Liejardi yang sekarang berperan sebagai CTO.
“MauBelajarApa adalah sebuah platform marketplace yang connect para guru/institution/facilitator workshop kepada para pelajar. Jadi jika ada orang ingin meng-organize sebuah workshop atau mengajar di dalam 1 workshop, mereka bisa daftar sebagai educator dan workshop mereka akan di-publish di website kita (setelah kami review) dan jika ada peminat workshop ingin ikut, mereka tinggal register dan bayar,” papar Jourdan.
Sejak awal kemunculannya MauBelajarApa mencoba membantu pasar pendidikan non akademik di Indonesia untuk bisa dijangkau banyak orang. Di platform MauBelajarApa bisa ditemukan berbagai macam workshop dengan berbagai macam tema. Pengajar-pengajar workshop akan dengan mudah memasarkan kelasnya, demikian juga dengan pengguna yang mudah mencari kelas-kelas workshop yang mereka inginkan.
“Pasar pendidikan non-akademik di Indonesia agak tersebar di Indonesia, sehingga sulit bagi orang-orang untuk menemukan, membandingkan dan membeli kelas-kelas yang mereka inginkan. Misalnya untuk orang-orang yang mau cari tahu untuk belajar calligraphy atau coding class di Jakarta, mungkin mereka agak kesulitan untuk mencari tahu info-info workshop di web. Selain itu, kami (dengan komunitas dan perusahaan lain) juga ingin mencoba membantu orang2 yang mau belajar extra skill di dalam pekerjaannya seperti personal development, social media skill, dan lainnya,” ujar Jourdan.
Untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik pihak MauBelajarApa menerima dengan terbuka evaluasi dan masukan dari para peserta workshop agar selanjutnya penyelenggara bisa menghadirkan kelas yang lebih baik dari sebelumnya.
“Biasanya setelah peserta mengikuti sesuatu workshop, kami akan kirim review form ke mereka. Dari sana yang workshop-nya terima banyak hal positif dari peserta, akan kami membuat workshop yang sama lagi. Tapi jika tidak, akan kami beri tahu para pengajarnya dan coba minta mereka untuk improve di workshop yang akan datang,” lanjut Jourdan.
Rencana di tahun ketiga beroperasi
Selama dua tahun terakhir MauBelajarApa telah berhasil mengelola penjualan kelas lebih dari 1.000 workshop dan dipakai 10.000 pengguna. Di tahun 2017 ini, di tahun ketiga mereka beroperasi MauBelajarApa mencoba meningkatkan apa yang telah mereka capai sebelumnya dengan menargetkan bisa mengelola lebih dari 100 workshop per bulan.
“Fokus kami tahun ini akan lebih mengelola workshop yang lebih banyak lagi (selama ini kami hanya handle 100an workshop per bulan) dan target tahun ini kami mau mencapai 500an workshop per bulan. Dan fokus kami juga mau kerja sama dengan lebih banyak komunitas untuk membuat workshop yang bisa meningkatkan skill2 pegawai di dalam pekerjaan mereka.”
Update : Sebelumnya kami menulis MauBelajarApa berasal dari Medan.