Category Archives: News

Genshin Impact Jadi Game Favorit Mobile Gamers di Asia Tenggara, Final Fantasy 14 Bakal Mulai Dijual Lagi

Minggu lalu, Square Enix mengumumkan bahwa mereka akan kembali menjual Final Fantasy 14 pada 25 Januari 2022. Sementara itu, berdasarkan data dari App Annie, Genshin Impact sukses menjadi game favorit di kalangan pemain mobile game di Asia Tenggara. Pada tahun ini, game multiplayer role-playing shooter Avatar: Reckoning dan game battle royale My Hero Academia: Ultra Rumble bakal diluncurkan.

25 Januari 2021, Final Fantasy 14 Kembali Dijual

Producer dan Director dari Final Fantasy 14, Naoki Yoshida, mengumumkan bahwa game MMORPG itu akan bisa kembali dibeli pada 25 Januari 2022. Memang, pada Desember 2021, penjualan dari game tersebut sempat dihentikan karena ia kebanjiran pemain baru setelah expansion Endwalker diluncurkan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Square Enix mempercepat pembukaan data center baru mereka di Oceania. Mereka akan membuka data center itu pada 25 Januari 2022, dua minggu lebih cepat dari rencana.

Tak hanya itu, Square Enix juga memutuskan untuk langsung mengaktifkan lima server sekaligus di data center Oceania. Padahal, pada awalnya, mereka berencana untuk hanya menggunakan tiga server, sebelum mengaktifkan dua server lainnya di masa depan. Namun, karena adanya lonjakan pemain, Square Enix memilih untuk langsung menggunakan lima server sekaligus, menurut laporan GamesIndustry.

Game Multiplayer Role-Playing Shooter Avatar akan Dirilis untuk Mobile Tahun Ini

Avatar: Reckoning, game multiplayer online role-playing shooter yang didasarkan pada franchise Avatar buatan James Cameron, akan diluncurkan untuk iOS dan Android pada tahun ini. Di game ini, para pemain akan bisa menjelajahi kawasan Pandora yang belum pernah dijamah, bertemu dengan klan Na’vi dan ras alien lainnya, serta melawan pasukan manusia dari RDA. Para pemain bisa melakukan semua ini baik dalam mode solo atau multiplayer.

Avatar: Reckoning bakal diluncurkan di iOS dan Android tahun ini. | Sumber: IGN

Memang, sebagian misi dalam Avatar: Reckoning bisa diselesaikan sendiri, tapi sebagian misi yang lain mengharuskan pemain bekerja sama dengan pemain lain. Game tersebut juga dilengkapi dengan mode PvP. Saat ini, Avatar: Reckoning tengah dibuat oleh Archosaur Games menggunakan Unreal Engine 4. Archosaur adalah developer asal Tiongkok. Sebelum ini, mereka telah membuat Dragon Raja, World of Kings, dan Novoland: The Castle in the Sky, menurut laporan IGN.

Lootex Dapatkan Investasi Sebesar US$9 Juta untuk Buat Marketplace NFT

Minggu lalu, Lootex mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan kucuran dana sebesar US$9 juta. Dana itu akan mereka gunakan untuk mengembangkan marketplace metaverse, yang diharapkan bisa menjadi tempat jual-beli item dari berbagai blockchains. Ronde pendanaan untuk Lootex ini dimpimpin oleh Spartan Capital, Infinity Ventures Crypto, LD Capital, dan Akatsuki. Beberapa entitas lain yang menjadi investor untuk Lootex antara lain Polygon Studio, HTC, Huobi Ventures, dan Morningstar Ventures, lapor VentureBeat.

Yuji Kumagai, Director dari Akatsuki mengatakan, keberadaan marketplace NFT punya peran penting. Karena, keberadaan marketplaceNFT memastikan para gamers bisa bertransaksi secara anonim dan menjamin gamers mendapatkan hak kepemilikan atas NFT yang mereka beli. Sementara itu, Brian Lu, founding partner dari Infinity Ventures Crypto menyebutkan, mereka ingin mendukung visi Lootex untuk membuat marketplace NFT yang tidak hanya transparan, tapi juga terdesentralisasi.

Genshin Impact Jadi Mobile Game Terpopuler di Asia Tenggara

Berdasarkan laporan State of Moble 2022 Report dari App Annie, pada 2021, industri mobile game tumbuh 15%  dari tahun sebelumnya, menjadi US$116 miliar. Pertumbuhan nilai industri mobile game didorong oleh game hypercasual, seperti Bridge Race atau Stumble Guys. Namun, Genshin Impact dari miHoYo masih menjadi salah satu mobile game paling sukses pada tahun lalu.

Faktanya, Genshin Impact sukses mendapatkan gelar sebagai mobile game dengan pemasukan terbesar di Asia Tenggara. Memang, di Malaysia, Singapura, dan Filipina, Genshin Impact menjadi game favorit bagi para spenders, alias orang-orang yang rela menghabiskan uangnya untuk game. Sementara di Indonesia dan Vietnam, Genshin Impact menjadi game terpopuler ke-2 di kalangan para spenders, menurut laporan IGN.

Bandai Namco Perkenalkan Game Battle Royale My Hero Academia: Ultra Rumble

Bandai Namco baru saja memamerkan My Hero Academia: Ultra Rumble, game battle royale yang bisa dimainkan secara gratis. Game itu akan bisa dimainkan di PlayStation 4, Xbox One, Nintendo Switch, dan PC via Steam. Seperti yang disebutkan oleh Gematsu, Bandai Namco mengungkap, dalam Ultra Rumble, 24 pemain akan diadu dengan satu sama lain. Sayangnya, mereka tidak menyebutkan kapan game ini bakal diluncurkan.

My Hero Academia: Ultra Rumble bakal diluncurkan tahun ini. | Sumber: IGN

Sebelum dirilis, versi closed beta dari My Hero Academia: Ultra Rumble akan bisa dimainkan oleh sejumlah gamers, yang bisa menjadi testers untuk merasakan pengalaman bermain dari game battle royale tersebut. Jika Anda tertarik untuk menjadi beta tester dari My Hero Academia: Ultra Rumble, Anda akan bisa mendaftarkan diri di situs resmi dari game itu, lapor IGN.

Leica M11 Resmi Diumumkan, Kamera Rangefinder Beresolusi 60 MP Dengan Teknologi Triple Resolution

Leica M10 original pertama kali diperkenalkan pada tahun 2017, kamera rangefinder ini mengemas sensor full frame 24 MP. Sejauh ini, Leica telah merilis empat varian lain dari Leica M10 yakni M10-P dan M10-D (24 MP) pada 2018, serta M10 Monochrom dan M10-R (41 MP) di 2020.

Kini Leica telah resmi mengumumkan Leica M11 dengan harga US$8.995 atau sekitar Rp128 jutaan. Penerus M10 ini masih mempertahankan form factor seperti para pendahulunya, namun membawa peningkatan yang cukup signifikan dibanding M10.

Sajian utama Leica M11 adalah sensor CMOS BSI 60 MP. Tak butuh resolusi setinggi itu? Tenang, Leica menghadirkan teknologi triple resolution. Kamera dapat menangkap foto dalam format Raw atau JPG pada resolusi penuh 60 MP, 36 MP saja, atau 18 MP dengan sensivitas tinggi menggunakan area sensor penuh.

Sensor tersebut dilapisi filter IR + UV baru yang sangat tipis untuk memberikan koreksi yang lebih efektif terhadap sinar cahaya yang paling miring sekalipun. Susunan filter tersebut juga menawarkan reproduksi warna yang lebih natural. Leica M11 memiliki rentang ISO dari 64 hingga 50.000, merekam pada kedalaman warna 14-bit dan diklaim punya dynamic range hingga 15 stop.

Dari segi desain, Leica M11 terlihat mirip dengan model M sebelumnya, tetapi memiliki beberapa perubahan hardware. Termasuk layar sentuh 3 inci dengan resolusi lebih tinggi yakni 2,3 juta titik dan beberapa kontrol telah diatur ulang untuk pengoperasian yang lebih mudah.

Perubahan yang paling mencolok adalah pelat dasar one-piece tradisional telah diganti dengan kompartemen baterai yang lebih konvensional sehingga fotografer dapat mengakses langsung ke baterai dan slot kartu SD. Yang unik, Leica M11 memiliki penyimpanan internal 64GB, jadi meski lupa bawa kartu SD tetap dapat memotret.

Di sisi daya, baterai 1.800 mAh baru menjanjikan daya baterai 64% lebih banyak daripada model sebelumnya. Menariknya lagi, baterai Leica M11 dapat diisi lewat port USB-C.

Leica M11 varian black-finish memiliki pelat atas yang terbuat dari aluminium berkualitas tinggi dengan scratch-resistant coating dan bobotnya 530 gram. Sementara, varian warna silver-chrome memiliki pelat atas dari kuningan klasik dan beratnya 640 gram.

Bersama Leica M11, Leica mengumumkan dua aksesori yakni electronic viewfinder Visoflex 2 dengan resolusi 3,7 juta titik yang dapat dimiringkan 90 derajat. Serta, handgrip baru yang dapat berfungsi ganda sebagai mount tripod.

Terakhir, Leica telah mengumumkan pembaruan firmware baru akan tiba pada paruh kedua tahun 2022. Firmware ini akan memberikan konektivitas yang ditingkatkan, memungkinkan kamera untuk dipasangkan dengan aplikasi Leica FOTOS untuk menyematkan data lokasi dalam foto dan mengakses gambar melalui Bluetooth.

Sumber: DPreview

The Settlers Versi Reboot Siap Menyapa Para Penggemar Game RTS pada Bulan Maret

The Settlers, seri game RTS lawas yang cukup populer di tahun 90-an, bakal kembali menyapa para penggemar game strategi tahun ini. Setelah mengalami beberapa penundaan, reboot The Settlers ini akan resmi meluncur pada tanggal 17 Maret 2022 mendatang.

Tanpa menghitung sejumlah judul spin-off-nya, total ada tujuh game The Settlers yang diluncurkan dari tahun 1993 sampai 2010, sebelum akhirnya franchise ini vakum selama satu dekade lebih. Di tahun 2014, Ubisoft sebenarnya sempat menggarap game The Settlers yang ke-8, akan tetapi game tersebut batal dirilis setelah menerima respons negatif selama masa pengujian closed beta-nya.

The Settlers versi reboot ini pertama kali diumumkan pada event Gamescom 2018, dengan rencana awal perilisan di tahun 2019. Jadwalnya lalu mundur hingga kuartal ketiga 2020, namun seperti yang kita tahu, pandemi COVID-19 melanda, dan di bulan Juli 2020 Ubisoft memutuskan untuk kembali menundanya. Well, semoga saja kali ini tidak mundur lagi.

Dibandingkan game-game RTS lain, The Settlers memang tidak terlalu mengedepankan aspek kompetitif dan bisa dimainkan secara cukup santai. Hal ini semakin dimantapkan berkat visualnya yang apik dan mendetail, dan di versi reboot-nya ini, The Settlers digarap menggunakan engine Snowdrop yang terkenal punya visual beserta tingkat detail yang memukau.

Selain campaign dengan cerita yang mendalam, The Settlers juga menawarkan beberapa mode permainan lain seperti mode skirmish dan onslaught, termasuk halnya mode multiplayer yang mendukung hingga 8 pemain. Ada tiga faksi berbeda yang dapat dimainkan — Elari, Maru, dan Jorn — serta beberapa bioma yang bisa dieksplorasi di The Settlers.

Bagi yang sudah tidak sabar dan ingin segera memainkannya, Anda bisa mengikuti program pengujian closed beta The Settlers yang akan segera berlangsung mulai tanggal 20 sampai 24 Januari 2022. Selama masa closed beta, hanya ada mode skirmish 1v1 dan 2v2 yang bisa dimainkan di dua map yang berbeda. Kalau tertarik, Anda bisa mendaftarkan diri di situs resminya.

Sumber: PC Gamer dan Ubisoft.

Microsoft Diam-Diam Sudah Menyetop Produksi Semua Model Xbox One Sejak Akhir 2020

Berbeda dari smartphone, konsol generasi baru tidak datang setiap tahun. Alhasil, konsol generasi lama tidak otomatis langsung berhenti diproduksi ketika suksesornya telah tersedia di pasaran. Masa transisi dari konsol lama ke baru itu akan selalu ada, akan tetapi lamanya berbeda-beda tergantung kondisi dan kebijakan masing-masing perusahaan.

Di kubu Microsoft, masa transisi dari Xbox One ke Xbox Series X/S rupanya sudah rampung sejak lama. Kepada The Verge, Microsoft mengonfirmasi bahwa mereka sebenarnya sudah berhenti memproduksi semua model Xbox One pada akhir 2020 lalu. Sebelumnya, tepatnya di bulan Juli 2020, Microsoft sempat bilang bahwa mereka sudah menyetop produksi Xbox One X dan Xbox One S Digital Edition, tapi tidak untuk Xbox One S versi standar.

Sekarang kita tahu bahwa rencana tersebut ternyata cuma bertahan beberapa bulan saja, sebab Microsoft secara diam-diam juga sudah berhenti memproduksi Xbox One S versi standar di akhir tahun 2020. Dengan kata lain, Microsoft sebenarnya sudah sepenuhnya berfokus pada Xbox Series X dan Series S mulai 2021 kemarin.

Ini sangat kontras dengan strategi yang dijalankan oleh Sony. Baru-baru ini, beredar laporan bahwa Sony akan menggenjot produksi PlayStation 4 di tahun 2022 ini demi mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh krisis stok PlayStation 5. Sony bahkan sempat bilang bahwa mereka dari awal memang belum pernah berniat untuk menghentikan produksi PS4.

Tidak seperti Sony, Microsoft menawarkan dua tipe konsol generasi baru yang berbeda / Microsoft

Baik Sony ataupun Microsoft sebenarnya sama-sama kesulitan memenuhi permintaan tinggi konsumen akan konsol next-gen bikinan masing-masing. Namun yang agak berbeda adalah, di saat Sony hanya menawarkan satu tipe konsol saja (PS5), Microsoft menawarkan dua tipe yang berbeda (Xbox Series X dan Series S). PS5 memang ada yang versi Digital Edition, akan tetapi versi tersebut tidak mempunyai perbedaan performa sama sekali.

Xbox Series S di sisi lain memiliki performa yang lebih inferior ketimbang Series X. Secara fisik, ukuran chipset yang menenagai masing-masing konsol bahkan berbeda. Sebelum ini, Phil Spencer selaku bos besar Xbox juga sempat menjelaskan bahwa mereka sebenarnya bisa memproduksi lebih banyak chip milik Series S ketimbang chip milik Series X dalam satu penampang yang sama.

Jadi meski kesulitan memenuhi demand Series X, Microsoft masih bisa sedikit menutupinya dengan memperbanyak stok Series S. Sony di sisi lain harus bergantung pada konsol lamanya untuk menyiasati krisis stok PS5.

Sumber: The Verge. Gambar header: Louis-Philippe Poitras via Unsplash.

Lenovo Umumkan 3 Laptop Premium Seri ThinkPad X1, Dengan Intel Core Generasi Ke-12 Untuk Pekerja Hybrid Dan Profesional

Lenovo telah meluncurkan laptop premium seri ThinkPad X1 yang dirancang untuk pekerja hybrid dan profesional. Mereka adalah ThinkPad X1 Carbon 10th Gen, X1 Yoga 7th Gen, dan X1 Nano 2nd Gen.

Ketiganya telah menjalankan sistem operasi Windows 11 dan didukung oleh Intel vPro U15 dan P28 terbaru dengan prosesor Intel Core generasi ke-12 yang menawarkan lompatan signifikan dalam kinerja. Bersama chip grafis terintegrasi Intel Iris Xe, RAM hingga 32GB LPDDR5, dan penyimpanan internal hingga 2TB Gen 4 Performance PCIe NVMe SSD.

Laptop seri ThinkPad X1 terbaru juga sudah tersertifikasi Intel EVO Platform yang menghadirkan pengalaman utama meliputi daya tanggap, bangun instan, masa pakai baterai panjang, pengisian cepat, dan kolaborasi cerdas. Serta, dilengkapi fitur keamanan ThinkShield dengan teknologi Computer Vision (CV).

Teknologi Computer Vision baru ini menggunakan Neural Processing Unit (NPU) yang menghasilkan metadata dari kamera terintegrasi berdasarkan pengenalan dan pemodelan algoritma AI3. Teknologi ini menawarkan Deteksi Human Presence Detection yang lebih cerdas dalam mengenali manusia dan tujuan mereka untuk menggunakan PC, serta dapat mengenali apakah ada rekan kerja yang lewat atau hanya seekor kucing di rumah, dan perangkat hanya akan membuka kunci untuk pemilik.

CV juga berfungsi saat pengguna mengenakan masker pelindung wajah. Untuk menghemat daya, dapat mematikan atau meredupkan layar saat pengguna memalingkan muka, meningkatkan efisiensi energi dan menambahkan lapisan privasi ekstra saat bekerja di tempat umum.

Untuk kolaborasi yang lebih mendalam dan lebih aman, mereka dibekali kemampuan kamera superior dan audio yang lebih baik. Bar komunikasi yang mengintegrasikan opsi webcam FHD yang ditingkatkan dan dilengkapi privacy shutter.

Desain bar memungkinkan kamera dengan sensor yang lebih besar daripada yang biasanya ditemukan di laptop. Sensor 1,4µm meningkatkan kualitas gambar terutama dalam kondisi kurang cahaya. Sementara, aspek audio-nya mengandalkan mikrofon quad-array medan jauh 360 derajat, dan dilengkapi Dolby Atmos Speaker System dengan Dolby Voice.

ThinkPad X1 Carbon Gen 10
Lenovo ThinkPad X1 Carbon 10th Gen

ThinkPad X1 Carbon telah mencapai tonggak sejarah generasi ke-10 dan terus menawarkan semua yang dibutuhkan para profesional di era modern. Ia mengusung layar 14 inci narrow bezel dengan resolusi hingga WQUXGA (ada opsi Touch AOFT dan panel OLED 2.8K). Dimensi bodinya 315.6×222.5×14.95 mm dan bobotnya 1,12 kg.

Lenovo ThinkPad X1 Yoga 7th Gen

Sementara, ThinkPad X1 Yoga 7th Gen dengan desain mesin aluminium premium yang stylish dan bertenaga. Ia juga memiliki layar 14 inci narror bezel dengan panel OLED beresolusi hingga WQUXGA 4K dan tersedia opsi AOFT Touch. Dimensinya 314.4×222.3×15.53 mm dengan berat 1,38 kg.

Lenovo ThinkPad X1 Nano 2nd Gen

ThinkPad X1 Nano 2nd Gen masih menjadi ThinkPad teringan dengan berat kurang dari 1 kg dengan dimensi 293.2x208x14.47 mm. Ia merupakan laptop 13 inci dengan desain narrow bezel dan didukung resolusi hingga 2K serta tersedia opsi AOFT Touch.

Untuk harga dan ketersediaan, ThinkPad X1 Carbon Gen 10 akan tersedia mulai Maret 2022 dengan harga mulai dari $1.639. Sementara, ThinkPad X1 Yoga Gen 7 akan tersedia mulai Maret 2022 dengan harga mulai dari $1749 dan ThinkPad X1 Nano Gen 2 akan tersedia mulai April 2022 dengan harga mulai dari $1659.

Sony Beberkan Daftar game Terlaris PlayStation di 2021

Meskipun menjadi tahun yang berat, 2021 tetap menjadi tahun yang cukup menguntungkan bagi Sony. Dengan PlayStation 5 mereka yang terus dicari hingga berhasil melakukan ekspansi game-game ekslusif mereka ke PC.

Dengan banyaknya game-game yang dirilis untuk konsol mereka pada tahun lalu, Sony akhirnya merilis daftar game-game PlayStation terlaris di 2021. Sony membagi daftarnya menurut ke dua region saja, yaitu Amerika Serikat/Kanada dan Eropa.

Daftar tersebut memperlihatkan game-game yang paling banyak diunduh di setiap platform game aktif yang dimiliki oleh Sony. Antara lain PlayStation 5, PlayStation 4, dan juga PS VR. Ditambah dengan game free-to-play terlaris yang ada di kedua konsol.

Image Credit: 2K Sport

Dimulai dari PlayStation 5, game olahraga ternyata cukup mengejutkan menjadi primadona. Baik di Amerika maupun Eropa, game olahraga populer di masing-masing region berhasil menempati peringkat pertama.

Di Amerika, NBA 2K22 berhasil mengungguli game-game populer lainnya. Sedangkan di Eropa FIFA 22 menjadi raja game yang paling laris untuk PS5.

Yang unik adalah posisis runner-up dari kedua region tersebut sama-sama ditempati oleh Call of Duty: Vanguard. Kelihatannya genre shooter masih tetap menjadi genre yang populer di kedua region.

Image Credit: Rockstar

Berlanjut ke platform PlayStation 4 yang masih eksis, terjadi sedikit perbedaan antara kedua region. Grand Theft Auto V masih merajai region Amerika, sedangkan FIFA 22 ternyata mendominasi pasar Eropa.

Untuk PS VR, baik Amerika ataupun Eropa ternyata menunjukkan selera yang sama. Bahkan empat dari lima game yang berada di lima besar daftar game terlarsi PS VR ini identik di kedua region.

Beat Saber pada akhirnya menjadi game PS VR paling laris selama 2021 baik di Amerika Serikat maupun di Eropa. Diikuti dengan Job Simulator di posisi kedua dan SUPERHOT VR di posisi ketiga.

Posisi keempat mengalami perbedaan, dengan GORN untuk region Amerika, dan Creed: Rise to Glory untuk region Eropa. Sedangkan di posisi lima keduanya kembali sama dengan Swordsman VR.

Image Credit: Epic Games

Terakhir, untuk kategori Free-to-play, lagi-lagi kedua region ini memiliki juara yang sama yaitu Fortnite. Namun posisi kedua dan ketiga pada dua region ini saling bertukar tempat.

Di region Amerika, Call of Duty: Warzone berhasil mengungguli Rocket League untuk merebut posisi kedua. Sedangkan di Eropa sebaliknya. Untuk daftar lengkapnya, Anda bisa melihat postingan blog resmi dari PlayStation yang bisa dilihat di sini.

Rayakan Ultah ke-35 Castlevania, Konami Luncurkan Koleksi NFT Artwork dan Musik Castlevania

Semakin hari semakin banyak perusahaan game besar yang tertarik untuk ikut meramaikan tren NFT. Ubisoft memulainya di bulan Desember 2021, lalu belum lama ini Square Enix mulai memberikan sinyal. Sekarang, giliran Konami yang ingin mencuri perhatian.

Dalam rangka merayakan ulang tahun Castlevania yang ke-35 (yang sebenarnya sudah sejak September 2021 lalu), Konami meluncurkan koleksi NFT yang berisikan artwork beserta musik paling ikonis dari seri game tersebut. Mulai dari box art Castlevania: Circle of the Moon, sampai BGM “Vampire Killer” dari Castlevania orisinal dan adegan-adegan boss fight dengan berbagai macam senjata yang dijalani oleh Simon Belmont, semuanya sedang dilelang sebagai NFT edisi terbatas di OpenSea.

Total ada 14 aset NFT Castlevania yang Konami rilis, namun demi menjaga eksklusivitasnya, masing-masing hanya akan tersedia sebanyak satu unit saja. Tidak heran kalau kemudian banyak yang berani menawar dengan harga tinggi. Sampai artikel ini ditulis, penawaran tertinggi diberikan pada box art Castlevania: Circle of the Moon, dengan nilai 1,1025 ETH, atau kurang lebih setara $3.600 (± 51,5 jutaan rupiah), namun masih ada sisa waktu sebelum pelelangannya berakhir.

Artwork Castlevania: Circle of the Moon versi Jepang yang menjadi NFT termahal sejauh ini / OpenSea

Castlevania 35th Anniversary NFT ini merupakan bagian dari Konami Memorial NFT, sebuah inisiatif untuk menciptakan karya seni NFT menggunakan adegan-adegan dalam game dari berbagai judul permainan besutan Konami dengan tujuan pelestarian. Meski Konami tidak bilang secara eksplisit, ini bisa saja diartikan bahwa Castlevania bukanlah game yang terakhir, sebab masih ada banyak franchise-franchise game populer lain milik Konami yang bisa diberi perlakuan serupa.

Dua contoh yang langsung terpikirkan di benak saya adalah Contra dan Metal Gear, yang kebetulan keduanya sama-sama bakal merayakan ulang tahun yang ke-25 di tahun 2022 ini; Contra di bulan Februari, sementara Metal Gear di bulan Juli.

Berbeda dari yang Ubisoft lakukan, inisiatif NFT dari Konami ini murni hanya merupakan bentuk karya seni. Ubisoft di sisi lain meluncurkan aset NFT yang bisa muncul di dalam salah satu game-nya, dan mereka juga sudah punya rencana untuk mengintegrasikan teknologi blockchain lebih jauh lagi ke portofolionya. Meski demikian, kita tidak perlu terkejut seandainya Konami juga akan mengambil langkah serupa ke depannya.

Sumber: Konami.

God of War PC Siap Rilis, Apa PC Anda Kuat?

Setelah sekitar 4 tahun sejak rilis di konsol PlayStation, platform PC akhirnya berkesempatan untuk mencicipi God of War pada 15 Januari besok. Melihat tanggal rilisnya yang sudah di depan mata, Sony, selaku penerbit dari game petualangan ini telah mengungkap spesifikasi yang dibutuhkan untuk menjalankan God of War.

Image Credit: Sony

Meski grafisnya yang rupawan, ternyata Anda tidak memerlukan PC gaming super canggih untuk menemani Kratos baku hantam. Lantas, seperti apakah spesifikasi yang diperlukan God of War?

Berikut adalah spesifikasi lengkap yang direkomendasikan oleh Sony berdasarkan target FPS serta resolusi monitor yang ingin dicapai untuk memainkan God of War.

Minimum (720p, 30FPS)

Pengaturan grafis: Low
CPU: Intel Core i5 2500k atau AMD Ryzen 3 1200
GPU: Nvidia GTX 960 (4GB) atau AMD R9 290X (4GB)
RAM: 8GB
Storage: 70GB HDD

Direkomendasikan (1080p, 30FPS)

Pengaturan grafis: Original
GPU: Nvidia GTX 1060 (6GB) atau AMD RX 570 (4GB)
CPU: Intel Core i5 6600k atau AMD Ryzen 5 2400G
RAM: 8GB
Storage: 70GB SSD

High (1080p, 60FPS)

Pengaturan grafis: Original
GPU: Nvidia GTX 1070 (8GB) atau AMD RX 5600XT (6GB)
CPU: Intel Core i7 4770k atau AMD Ryzen 7 2700
RAM: 8GB
Storage: 70GB SSD

Performance (1440p, 60FPS)

Pengaturan grafis: High
GPU: Nvidia GTX 2070 (8GB) atau AMD RX 5700XT (8GB)
CPU: Intel Core i7 7700K atau AMD Ryzen 7 3700X
RAM: 16GB
Storage: 70GB SSD

Ultra (4K, 60FPS)

Pengaturan grafis: Ultra
GPU: Nvidia GTX 3080 (10GB) atau AMD RX 6800XT (16GB)
CPU: Intel Core i9 9900K atau AMD Ryzen 9 3950X
RAM: 16GB
Storage: 70GB SSD

Image Credit: Sony

Kerennya, God of War versi PC juga akan menerapkan sejumlah teknologi penambah FPS milik AMD dan NVIDIA. Saat menjalankan God of War, GPU NVIDIA RTX 20-series dan 30-series dapat menyalakan NVIDIA DLSS (Deep Learning Super Sampling) untuk mendorong performa God of War. Tidak hanya itu, Sony juga menyematkan NVIDIA Reflex untuk Anda yang memiliki GPU NVIDIA lawas seperti GTX 900-series ke atas.

Di sisi lain, AMD Radeon RX 6000-series juga bisa memanfaatkan FidelityFX Super Resolution untuk membuat perjalanan Kratos semakin mulus (secara FPS). Menariknya, teknologi FSR dari AMD ini disebut-sebut juga bisa digunakan oleh kartu grafis dari tim hijau yang non-RTX di God of War.

God of War di PC akan rilis tanggal 15 Januari besok dan sudah bisa dibeli dengan harga Rp729 ribu (Steam).

Lalu bagaimana perbandingan performanya antara di PC dan PS5? Anda bisa melihatnya di video di bawah ini.

Selain rilisnya God of War di PC, Sony juga akan merilis sekuel terbarunya berjudul God of War: Ragnarok. Game yang akan melanjutkan perjalanan Kratos ini disebut-sebut akan hadir pada tahun 2022 ini.

Krafton Kembali Menggugat Garena Terkait Kemiripan Free Fire dengan PUBG

Tidak bisa dimungkiri, Free Fire punya banyak kemiripan dengan PUBG Mobile. Saking banyaknya, Krafton berniat untuk memerkarakan hal itu di meja hijau. Dilansir dari Bloomberg Law, perusahaan induk PUBG Studios itu baru saja melayangkan surat gugatan terhadap Garena.

Ini bukan pertama kalinya Krafton menuntut Garena. Di tahun 2017, Krafton sebenarnya sempat mengajukan gugatan terhadap Garena di pengadilan Singapura terkait penjualan Free Fire. Sengketa tersebut akhirnya selesai, namun Krafton rupanya masih tidak terima. Gugatan serupa pun kembali dilayangkan, namun kali ini melalui pengadilan Amerika Serikat.

Krafton mengklaim bahwa setelah perkaranya selesai di tahun 2017, Garena masih lanjut memublikasikan Free Fire di Apple App Store dan Google Play Store tanpa mendapat izin maupun perjanjian lisensi dari Krafton. Garena bahkan juga sempat merilis game yang berbeda di bulan September 2021 (Free Fire Max), dan itu pun juga mencontek banyak aspek dari PUBG Mobile.

“Free Fire dan Free Fire Max secara ekstensif menjiplak beragam aspek dari Battlegrounds, baik secara individu maupun gabungan, termasuk adegan pembuka permainan “air drop“, struktur dan mekanisme permainan, kombinasi dan pilihan senjata, armor, objek-objek unik, lokasi, dan keseluruhan pemilihan skema warna, material, dan tekstur,” tulis Krafton di surat gugatannya.

Krafton tidak lupa menyertakan sejumlah screenshot yang menunjukkan kemiripan antara PUBG Mobile dan Free Fire. Mereka bahkan juga sempat menyinggung soal bagaimana Free Fire turut mencontek ekspresi kemenangan “chicken dinner” yang sudah sangat lekat asosiasinya dengan PUBG.

Tidak puas sampai di situ saja, Krafton juga ikut menyeret Apple dan Google, menggugat keduanya dengan alasan mereka menolak memenuhi permintaan Krafton untuk menyetop distribusi Free Fire di platform milik masing-masing perusahaan. Bahkan YouTube pun juga ikut diperkarakan karena menolak menghapus video-video gameplay Free Fire dari platformnya.

“Tindakan Apple dan Google memperjelas bahwa mereka memilih untuk melindungi hak cipta hanya jika mereka tidak diberi kompensasi oleh pelanggar yang berkantong tebal,” tulis Krafton. Ya, meskipun penghasilan Free Fire masih kalah jauh dari PUBG Mobile, Garena tetap kaya raya berkat pendapatan dari Free Fire.

Sumber: Games Industry. Gambar header: Onur Binay via Unsplash.

Bos Xbox: Pasar Ritel Game Tradisional Masih Lebih Besar Daripada Subscription

Di antara nama-nama besar industri gaming, Microsoft adalah salah satu yang paling optimistis soal cloud gaming dan mekanisme subscription. Meski demikian, Microsoft masih belum punya rencana untuk meninggalkan pasar ritel game tradisional, setidaknya dalam waktu dekat ini.

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Phil Spencer selaku bos besar Xbox sempat menyinggung soal ini. Menurutnya, bisnis subscription yang Xbox jalankan berbeda dari Netflix karena Xbox masih menjual game dengan cara konvensional, dan ini penting karena pasar ritel game masih sangat kuat dan juga terus bertumbuh. Itulah mengapa Xbox memberi pilihan antara subscription dan transaksi kepada konsumennya.

Ditanya mana yang lebih besar antara subscription dan transaksi dari sudut pandang bisnis, Phil dengan sigap menjawab transaksi. “Transaksi lebih besar daripada subscription. Subscription bertumbuh dengan lebih cepat, tapi hanya karena itu relatif baru. Dan dengan Game Pass, kami adalah salah satu penggerak pertama di ranah tersebut. Namun bisnis transaksi sangatlah besar. Kami masih menjual disk fisik,” jelas Phil.

Setidaknya untuk sekarang, masih ada beberapa alasan mengapa Microsoft belum bisa sepenuhnya bergantung pada bisnis subscription. Salah satunya menyangkut isu ketersediaan: layanan Xbox Game Pass maupun PC Game Pass hingga detik ini masih belum tersedia secara resmi di negara-negara besar macam Tiongkok maupun Indonesia. Padahal, hampir semua game keluaran Xbox Game Studios sudah bisa kita beli lewat Steam, termasuk judul-judul terbaru seperti Forza Horizon 5 atau Halo Infinite.

Layanan subscription Xbox Game Pass dan PC Game Pass sejauh ini baru tersedia di beberapa negara saja / Microsoft

Phil juga sempat menyinggung lebih jauh soal cloud gaming, dan bagaimana belakangan ini semakin banyak raksasa teknologi yang tertarik untuk ikut menggeluti bidang ini, mulai dari Google, Amazon, bahkan sampai Netflix sekalipun. Kendati demikian, Phil cukup yakin Microsoft setidaknya satu langkah lebih unggul, sebab di samping memiliki infrastruktur cloud yang bagus, mereka juga sudah paham betul mengenai dunia game development.

“Menurut saya cloud itu penting. Dan Netflix jelas punya cloud. Amazon punya cloud. Google punya kapabilitas cloud yang nyata. Namun tanpa konten, komunitas dan cloud, saya pikir masuk ke gaming saat ini — dan Anda bisa melihatnya pada apa yang sedang Netflix lakukan. Menurut saya apa yang mereka lakukan itu cerdas. Mereka membeli sejumlah studio. Mereka mempelajari proses kreatif dari hiburan interaktif. Dan saya pikir ini merupakan cara cerdas bagi mereka untuk masuk ke ranah ini. Bagi kami, kami sudah memulai ini sejak bertahun-tahun yang lalu,” terang Phil.

Benar saja. Di saat Amazon baru punya satu game yang bisa dibilang lumayan sukses (New World), dan Google malah menutup studio pengembangan game-nya, Microsoft justru merilis banyak game populer hanya di tahun lalu saja (Forza Horizon 5, Halo Infinite, Age of Empires 4, Psychonauts 2). Kita pun juga tidak boleh lupa bahwa Zenimax beserta seluruh anak perusahaannya kini juga merupakan bagian dari keluarga Xbox Game Studios.

Sumber: The New York Times dan PC Gamer.