Category Archives: Tech Business

SawitPro

SawitPRO Tangani Isu Upstream Petani Kelapa Sawit dengan Solusi Digital

Minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor CPO mencapai $29,62 miliar pada 2022, naik 3,56% dari tahun sebelumnya. Sementara kapasitas ekspornya 26,22 juta ton.

Menariknya, perkebunan kelapa sawit di Indonesia didominasi oleh 3 juta petani kecil (swadaya/smallholders) dengan persentase sekitar 40%, sisanya dimiliki oleh pemerintah dan swasta. Petani swadaya ini umumnya memiliki lahan kurang dari 25ha.

Walau prospektif secara industri, namun dalam realitasnya mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk budidaya kelapa sawit sesuai standar good agriculture practice (GAP) yang diterapkan oleh lahan kelapa sawit milik pemerintah/swasta, seperti lahan yang sesuai untuk di tanam sawit, penggunaan bibit, pupuk, dan usaha lainnya untuk meningkatkan produktivitas lahan mereka.

Bahkan untuk pemasarannya, mereka hanya memiliki alternatif menjualnya melalui tengkulak dengan harga yang rendah. Tantangan hulu inilah yang ingin dicoba selesaikan oleh SawitPRO dengan tiga solusi yang dihadirkan:

  1. Anggota SawitPRO: untuk pemilik bisnis mengelola usahanya secara efisien, seperti pantau kinerja pekerja, konsultasi dengan Dokter Sawit, beli kebutuhan perkebunan dan kebutuhan sehari-hari, dan program loyalitas dari Sawit Poin,
  2. Pekerja SawitPRO: catat aktivitas pekerja secara rutin,
  3. Petani SawitPRO: catat aktivitas, laporan pendapatan, biaya dan keuntungan, hitung estimasi hasil panen menggunakan kalkulator pintar, pantau harga CPO internasional.
  4. Partner SawitPRO: berbentuk situs untuk meningkatkan loyalitas pemasok melalui laporan real-time, campaign yang disesuaikan, dan distribusi insentif.

Ketiga aplikasi di atas terintegrasi dengan tiga solusi pendukung, yakni:

  1. Sawit Poin: menumbuhkan loyalitas melalui berbagai program insentif,
  2. Toko Sawit: platform marketplace untuk kebutuhan perkebunan kelapa sawit dan kebutuhan sehari-hari,
  3. Dokter Sawit: konsultasi online (berbasis AI Chatbot melalui WhatsApp dan telekonsultasi) untuk meningkatkan kualitas TBS (Tandan Buah Segar), serta kunjungan lapangan dari ahli agronomi yang berpengalaman untuk meningkatkan produktivitas panen dan pengelolaan lahan.
(kanan) CEO SawitPRO Abhishek Singh / SawitPRO

Sebelum meluncurkan ketiga produk di atas, startup yang digawangi oleh Abhishek Singh ini melakukan banyak riset langsung di lapangan dan berdiskusi dengan petani kecil di Riau selama beberapa waktu. Sebagai catatan, provinsi ini merupakan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia dengan luas 3,49 juta ha atau 20,75% dari total luas nasional pada 2023.

“Siapapun bisa buat aplikasi. Tantangannya buat adu buat aplikasi yang terkini dan tercanggih, tapi bagaimana membuat solusi yang benar-benar menjawab masalah di lapangan. Aplikasi itu harus mudah digunakan, dimengerti, dan berguna,” terangnya kepada DailySocial.id.

Abhishek bukan orang baru di dunia kelapa sawit, sebelumnya ia pernah bekerja dan menduduki posisi penting di RGE (Royal Golden Eagle) Group, grup bisnis berbasis sumber daya alam milik pengusaha Sukanto Tanoto. Di sana ia juga menjabat di anak-anak usahanya seperti APRIL, Asian Agri, dan Apical.

Menurut pandangannya, kesenjangan pengetahuan petani swadaya dalam budidaya sawit sangat jauh dari SOP yang biasa dilakukan oleh lahan sawit milik swasta. Alhasil produktivitasnya kalah jauh.

“Kami mengambil best practice dari industri perkebunan, kapan waktu yang tepat untuk panen, kapan untuk pruning, dsb. Mereka bisa akses seluruh informasi tersebut, sekaligus beli pupuk di e-commerce SawitPRO. Jadi petani bisa mengurangi cost, produksi lebih banyak, produktivitas pun meningkat.”

Ia meyakini, pendekatan ini mampu menjawab masalah di seluruh aspek di hulu yang selama ini dihadapi di lapangan. Terlebih momentum pasca-pandemi dinilai cukup tepat untuk masuk ke komoditas ini, lantaran terjadi peningkatan penetrasi internet. Pemain di ekosistem tidak lagi menggunakan feature phone dalam kesehariannya, sehingga kenaikan literasi digital ikut terdampak. “Jadi secara timing, kami cukup beruntung.”

Target SawitPRO

Di umur baru satu tahun ini, SawitPRO berencana untuk ekspansi wilayah, seperti Sulawesi, Jambi, dan Sumatera Utara. Dua provinsi terakhir masuk sebagai 10 provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Di samping itu, menggaet akademisi dari universitas untuk menciptakan lebih banyak aktor di dalam ekosistem rantai pasok kelapa sawit demi menciptakan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Saat ini, SawitPRO beroperasi di Riau dengan kantor pusat di Jakarta. Berbagai kemitraan telah dijalin dengan ekosistem, seperti gaet lebih dari 10 ribu petani swadaya, 12 Toko Tani, 49 DO agen, dan sebanyak 379 ribu mt produksi TBS telah dihasilkan.

Model bisnis yang dipakai SawitPRO adalah paket berlangganan, ada biaya yang dibayarkan oleh pemilik bisnis. Tidak disebutkan nominal biaya berlangganan ini. Abhishek hanya memastikan, perusahaan mampu menghasilkan pendapatan yang positif pada tahun pertama.

Oleh karenanya, seiring dengan target yang besar, ia menargetkan SawitPRO dapat cetak laba setidaknya pada tahun ini dengan tim yang efisien, sekitar 70 orang.

“Kami ingin menjadi startup yang fokus cetak profit di hari pertamanya karena kami tidak ingin ada di situasi yang harus memecat karyawan di kemudian hari. Tahun pertama memang sulit, tapi tahun ini setidaknya bisa cetak profit walau nominalnya kecil.”

Walau tidak dirinci lebih jauh, Abhishek mengungkapkan SawitPRO sudah memiliki investor eksternal untuk mendukung operasional di hari-hari pertamanya.

Application Information Will Show Up Here
AC Ventures Fund V

AC Ventures Tutup Putaran Akhir Dana Kelolaan Kelima Sebesar Rp3,2 Triliun

AC Ventures (ACV) menutup putaran akhir dana kelolaan kelimanya ACV V L.P (ACV Fund V) dengan total $210 juta (sekitar Rp3,28 triliun). Nilai tersebut sudah termasuk dana co-investasi.

ACV Fund V didukung oleh sejumlah Limited Partner (LP) global, melibatkan IFC dan lembaga keuangan terkemuka dari Amerika Serikat, Timur Tengah, dan Asia Utara. Dari total nilai ini, 50% dana terkumpul berasal dari investor terdahulu, dan 90% dana berasal dari modal institusional.

Putaran pertamanya ditutup pada 2022 senilai Rp2,4 triliun. Berdasarkan data yang dirangkum DailySocial.id di sepanjang 2023, ACV telah menggulirkan investasi ke sejumlah startup Indonesia, termasuk ALAMI, BRIK, Broom, Maka Motors, dan Rosé All Day Cosmetics.

“Indonesia menjadi pusat investasi yang dinamis, berkembang pesat di tengah pergeseran ekonomi global. Pertumbuhan ini didorong oleh populasi yang muda, peningkatan kesejahteraan, dan pemerintahan yang stabil dan pro-investasi. Indonesia berada di jalur untuk menjadi satu dari sepuluh ekonomi terbesar di dunia dalam dekade mendatang,” ujar Founding Partner ACV Pandu Sjahrir.

Lebih lanjut, ACV mengungkap komitmennya pada dampak berkelanjutan sejalan dengan pencapaian kinerja keuangan yang positif, tak hanya penciptaan nilai ekonomi saja.

Pihaknya menyebut dana kelolaan III menyentuh rasio dampak bersih sebesar 37% oleh The Upright Project, sebuah model berbasis AI buatan Finlandia untuk mengukur dampak bersih perusahaan dan dana kelolaan. Capaian ini disebut telah menempatkan ACV dan portofolionya di atas rata-rata Nasdaq Small Cap Index (NQUSS) sebesar 29%.

“Fokus kami pada keseimbangan hasil finansial dan keberlanjutan, tidak hanya mencerminkan respons pasar saat ini. Hal ini adalah prinsip dasar filosofi investasi jangka panjang kami untuk menciptakan nilai yang substansial bagi semua pemangku kepentingan, dengan pendekatan strategis serta menekankan dampak berkelanjutan dan tata kelola keuangan yang bertanggung jawab,” tutur Founder & Managing Partner AC Ventures Adrian Li.

Dalam memberikan nilai tambah portofolionya, ACV memiliki tim penciptaan nilai (value creation) yang mendampingi startup meraih pertumbuhan, inovasi, dan sukses berkelanjutan. Tim juga memiliki keahlian khusus dalam pemasaran, pertumbuhan, humas, dan panduan ESG.

Ekonomi digital Indonesia diperkirakan masih tumbuh dalam beberapa tahun mendatang dengan proyeksi total GMV sebesar $110 miliar pada 2025. Kendati begitu, iklim investasi startup Indonesia pada tahun ini diprediksi masih akan sulit, dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global.

Menurut sejumlah investor, tahun 2024 masih akan menjadi momentum startup teknologi dan digital untuk membenahi fundamental bisnisnya. Startup perlu meraih profitabilitas untuk mengembalikan kepercayaan investor terhadap bisnisnya.

Startup payment gateway Xendit kembali PHK sejumlah karyawannya, gelombang kedua setelah rumahkan 5% karyawan pada Oktober 2022

Xendit Kembali PHK Karyawan

Startup payment gateway Xendit kembali merumahkan sejumlah karyawannya. Perusahaan berdalih langkah ini ditempuh untuk memaksimalkan ketahanan jangka panjang dan peningkatan profitabilitas.

Secara resmi tidak disampaikan berapa banyak karyawan yang terdampak dari keputusan tersebut, namun dari rumor yang beredar sekitar 200 pegawai dirumahkan dalam gelombang PHK kedua ini. Sebelumnya, gelombang PHK pertama telah ditempuh pada Oktober 2022, saat itu sebanyak 5% karyawan Xendit dirumahkan, menyisakan sekitar 800-an lebih pegawai.

Dalam keterangan resmi, Managing Director Xendit Indonesia Mikiko Steven menyampaikan proses ini sulit dilakukan, namun harus tetap ditempuh demi menyelaraskan sumber daya dengan strategi bisnis, dan memastikan Xendit berada di posisi terbaik untuk mengejar pertumbuhan baru.

“Kami berterima kasih kepada semua anggota tim kami atas kontribusi mereka terhadap kesuksesan dan pertumbuhan kami sepanjang perjalanan kami,” ujarnya, Senin (22/1).

Mikiko juga memastikan penyeimbangan organisasi dan tenaga kerja tidak akan berdampak pada komitmen perusahaan untuk memberdayakan klien dan membangun solusi fintech yang inovatif.

“Kami tetap menjadi gerbang pembayaran terkemuka di Indonesia dan Filipina, dan kami berharap dapat membangun infrastruktur pembayaran di seluruh Asia Tenggara,” pungkasnya.

Xendit beroperasi sejak Juli 2016. Tak hanya di Indonesia, startup yang digawangi oleh Moses Lo ini telah melebarkan bisnisnya ke Filipina (2020) dan Malaysia (2023). Di Malaysia, Xendit beroperasi melalui Payex, startup sejenis yang memperoleh suntikan dana dari Xendit.

Solusi Xendit memungkinkan bisnis untuk menerima pembayaran, menjalankan marketplace dan banyak lagi, melalui platform integrasi yang mudah dan didukung oleh layanan pelanggan selama 24 jam. Xendit memungkinkan bisnis untuk menerima pembayaran dari debit langsung, rekening virtual, kartu kredit dan debit, eWallet, QRIS, gerai ritel, dan cicilan online.

Secara grup, Xendit juga memiliki lini bisnis di luar gerbang pembayaran, yakni Bank Sahabat Sampoerna dan BPR Nex.

Perusahaan terakhir kali mengumumkan pendanaan seri D pada Mei 2022. Putaran yang bernilai $300 juta ini dipimpin oleh Coatue dan Insight Partners, dengan partisipasi Accel, Tiger Global, Kleiner Perkins, EV Growth, Amasia, Intudo, dan Goat Capital.

untukmu.ai

Platform Personalisasi Hadiah Untukmu.AI Masuki Segmen B2B

Hampir satu tahun mengeksplorasi layanannya, kini platform Untukmu.AI memperluas segmen pengguna ke sektor korporasi (B2B). Strategi ini diharapkan jadi upaya untuk meningkatkan skala pasar dan monetisasi bisnisnya.

Untukmu.AI mengintegrasikan layanannya dengan Human Resource Information System (HRIS) melalui kemitraan dengan merchant atau pemilik brand. Di sini, Untukmu.AI dapat melayani kebutuhan korporasi, misalnya hampers yang dipersonalisasi sesuai preferensi klien.

Untukmu.AI menyediakan fitur dashboard yang memungkinkan merchant untuk mengelola dan meningkatkan penjualan. “Layanan ini bisa menjadi langkah strategis korporasi dalam membangun hubungan yang kuat dengan klien, mitra, dan karyawan internal,” tulis Co-Founder & CEO Untukmu.AI Pang Xue Kai dalam keterangan resminya.

Dalam mengawali strategi ini, Untukmu.AI berkolaborasi dengan PT Global Digital Niaga Tbk yang menaungi e-commerce dan omnichannel Blibli. Pengguna tak hanya dapat melakukan pencarian hadiah, tetapi juga sekaligus berbelanja berbagai produk yang tersedia dan didukung metode pembayaran, pengiriman, dan customer care di Blibli.

Sebagai informasi, Untukmu.AI resmi hadir pada April 2023; didirikan oleh Pang Xue Kai (Co-Founder Tokocrypto) serta nama-nama lain, yakni Estelle Van Der Linden, Oceane Alagia, Cory Xuecong Pang, dan Muhammad Wendy Taufiq.

Untukmu.AI adalah platform layanan pemberian hadiah yang dipersonalisasi. Platform ini dibekali dengan kemampuan AI yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pencariah hadiah yang unik dan terpersonalisasi sesuai dengan preferensi, minat, kepribadian, gender, dan penerima hadiah.

Dalam memberikan hasil pencarian tersebut, Untukmu.AI mengembangkan mesin berbasis data yang diklaim dapat beradaptasi dengan perubahan tren, memahami perubahan minat, dan mencari merek baru yang paling cocok untuk seseorang atau acara spesial.

“Kolaborasi merupakan salah satu kunci keberhasilan inovasi. Melalui kerja sama yang telah terjalin, Untukmu.AI dan Blibli berkomitmen untuk membawa pengalaman berbelanja yang lebih luas dan memuaskan. Sekarang, produk-produk unggulan Blibli dapat diakses langsung melalui aplikasi Untukmu.AI,” tambah Kai.

Dalam kesempatan yang sama, Untukmu.AI juga resmi meluncurkan aplikasinya baru-baru ini. Diklaim sebagai aplikasi all-in-one, aplikasi menjadi langkah strategis perusahaan untuk menjangkau pasar lebih luas dan memberikan pengalaman pengguna lebih baik. Saat ini, Untukmu.AI sudah dapat diunduh di Google Play Store dan Apple Store.

Aplikasi ini dilengkapi dengan asisten virtual Dewi.AI yang akan mendampingi pengguna dapat mencari tahu kebutuhannya.Ada juga fitur kalendar yang terhubung dengan Dewi.AI, untuk membantu memberikan rekomendasi hadiah. Pengguna juga bisa langsung melacak pesanan yang dibeli lewat aplikasi ini.

Meski pemainnya belum banyak di Indonesia, sudah ada beberapa nama yang mengembangkan platform berbekal AI. Misalnya Yippy dan Tada Gifting yang sama-sama bermain di segmen korporasi. Yippy menawarkan kebutuhan pre-made hampers, customize, atau yang sifatnya otomasi. Sementara, Tada Gifting menawarkan corporate gifting, program rewards, dan loyalty.

Application Information Will Show Up Here
Bank Mandiri mengumumkan fasilitas kredit talangan untuk pelaku UKM yang menjadi konsumer Meratus Group, bekerja sama dengan Modal Rakyat

Modal Rakyat Gandeng Bank Mandiri dan Meratus Perdalam Penetrasi ke Segmen B2B

Bank Mandiri mengumumkan fasilitas kredit talangan untuk pelaku UMKM yang menjadi konsumer Meratus Group, perusahaan pelayaran dan logistik untuk membiayai operasional jasa angkutan laut kontainer. Penyediaan fasilitas ini dilakukan dengan menggaet startup p2p lending Modal Rakyat, melalui produk ‘smart financing’.

SVP SME Banking Bank Mandiri Alexander Dippo menyampaikan sinergi antara ketiga pihak ini merupakan salah satu strategi perseroan untuk memperluas akses pembiayaan melalui sarana digital, sekaligus meningkatkan penyaluran kredit di sektor industri logistik di tanah air.

“Bank Mandiri akan mendukung kebutuhan kredit modal kerja customer Meratus Group, serta mendukung Meratus Group meningkatkan relationship dengan customer, serta menyempurnakan layanan close-loop-ecosystem. Melalui produk smart financing ini, customer Meratus Group bisa mendapatkan fasilitas kredit yang diproses secara digital, tanpa harus datang ke bank,” ucapnya dalam penandatanganan perjanjian kerja sama di Jakarta, Senin (22/1).

Bank Mandiri sebagai super lender dari Modal Rakyat berkomitmen untuk menyiapkan fasilitas kredit sebesar Rp200 miliar sepanjang tahun ini untuk Meratus Group. Tidak menutup kemungkinan akan bertambah seiring dengan kelanjutan ke depannya.

Sebagai catatan, sepanjang 2023, total penyaluran kredit Bank Mandiri melalui kerja sama dengan perusahaan digital dan fintech p2p lending telah mencapai Rp3,58 triliun kepada lebih dari 266 ribu debitur.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Chief Commercial Officer Meratus Group Alex Hadinoto, produk smart financing ini dibutuhkan oleh konsumer Meratus Group yang sering terkendala operasional bisnisnya karena masalah cash flow. Oleh karena itu, perusahaan menginisiasikannya sebagai bentuk pelayanan kepada konsumer loyalnya.

Partner kami selalu berkembang bisnisnya, tapi terkadang ada fluktuasi. Ketika terjadi peningkatan skala bisnis tiba-tiba, ada isu cash flow. Kita tahu persis isu ini sudah sejak lama, tapi karena kita ini bukan institusi keuangan makanya perlu partner,” ujarnya.

Dalam produk jenis invoice-based financing ini, Meratus akan menyeleksi calon-calon konsumer bisnis yang layak mendapatkan fasilitas kredit, berdasarkan profil dan historisnya. Bila lolos, limit kredit yang disediakan maksimal Rp2 miliar, tanpa agunan, dan bunga yang kompetitif. Akan tersedia dasbor yang bisa mereka akses dan memilih jenis pembayaran yang diinginkan, smart financing atau bayar dengan ToP (term of payment).

“Harapannya kerja sama ini akan terus berjalan dengan banyak pengembangan berikutnya, baik menaikkan limit atau kebutuhan lainnya, sebab kita terhubung dengan banyak pihak yang punya kebutuhan finansial yang bermacam-macam terkait bisnis mereka,” tutupnya.

Masuk ke lebih banyak ekosistem B2B

CEO Modal Rakyat Christian Hanggra menyampaikan, startupnya bertindak sebagai perantara dalam pemberian fasilitas kredit antara Bank Mandiri dan Meratus Group. Dengan demikian, proses pengajuan hingga pencairan kredit sepenuhnya sudah terdigitalisasi.

Tidak berhenti di situ, Modal Rakyat akan masuk ke lebih banyak ekosistem B2B, seiring dengan fokus perusahaan yang bermain di sektor pembiayaan produktif. Serta, dalam rangka menjaga kualitas penyaluran pembiayaan yang lebih berkualitas di tengah kondisi yang masih menantang pasca-pandemi dan tahun politik.

“Kita akan perkuat assessment borrower, tapi akan perkuat lagi [assessment] di supplier dan mitra strategis supplier-nya karena kita akan perkuat bisnis invoice financing dan PO financing, seperti dengan Meratus ini,” terangnya.

Sepanjang tahun lalu, Modal Rakyat telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp1,4 triliun. Diklaim TWP90 dapat terjaga di kisaran 2%-3%. Mayoritas borrower bergerak di segmen perdagangan, logistik, dan bisnis online di platform e-commerce.

Disebutkan, total borrower di Modal Rakyat mencapai lebih dari 200 klien korporat dan pengusaha individu lebih dari 10 ribu orang. Sementara itu, lender didominasi dari kalangan korporat, salah satunya adalah Bank Mandiri.

Christian menargetkan sepanjang tahun ini perusahaan dapat meningkatkan penyaluran menjadi Rp1,8 triliun. Secara year-to-date (YTD) per hari ini, outstanding di Modal Rakyat mencapai Rp30 miliar.

Christian baru diangkat sebagai CEO Modal Rakyat per Desember 2023 menggantikan Hendoko Kwik yang sebelumnya memimpin Modal Rakyat sejak Desember 2019.

Application Information Will Show Up Here
NEX Ventures Investasi Climate Tech

New Energy Nexus Suntik Investasi Tambahan Rp484 Miliar ke Tiga Startup Climate Tech

New Energy Nexus (NEX) Ventures mengumumkan pendanaan tambahan pada tiga startup climate tech Indonesia dengan total akumulasi sebesar $31 juta (sekitar Rp484,7 miliar). Ketiga startup ini antara lain SolarKita, Swap Energy, dan Synergy Efficiency Solutions.

“Terlepas adanya penurunan investasi di sektor climate tech secara global tahun lalu, ketiga startup ini telah menunjukkan resiliensi mereka dengan menutup pendanaan baru,” ungkap Managing Director NEX Ventures Yeni Tjiunardi dalam keterangan resminya.

Sekilas mengenai ketiga portoflio tersebut:

  1. SolarKita mengembangkan solusi energi surya untuk kawasan residensial sehingga memungkinkan mereka membangun basis pasar pengguna panel surya di Indonesia.
  2. Swap Energy mengembangkan teknologi tukar baterai dan memungkinkan pengendara untuk mengganti baterai yang habis. Swap Energy tercatat memiliki lebih dari 1.300 titik penukaran baterai.
  3. Synergy Efficiency Solutions (SES) menawarkan efisiensi energi di Asia Tenggara lewat berbagai solusi, seperti desain, pembiayaan, dan instalasi.

NEX Ventures melalui dana kelolaan Indonesia 1 Fund telah menyuntik pendanaan ke 7 perusahaan climate tech dan mengalokasikan 4 investasi lanjutan sejak 2020. Selain itu, Indonesia 1 Fund juga telah melakukan investasi bersama dengan Schneider Electric Energy Access Asia (SEEAA) di
SolarKita dan dengan Southeast Asia Clean Energy Facility (SEACEF) di SES.

Menurut laporan NEX, portofolionya telah menghasilkan kinerja baik dan berhasil menarik total $70 juta dari berbagai investor sejak disuntik dana kelolaan ini. Pihaknya mengklaim seluruh portofolio Indonesia 1 Fund telah mengurangi lebih dari 165 ribu ton emisi karbon, atau setara dengan penanaman delapan juta pohon.

Salah satu portofolionya menyatakan bahwa pendanaan tersebut akan dimanfaatkan untuk memperkuat fundamental bisnis perusahaan, mendorong kualitas produk, serta memperluas jaringan instalasi dan mitra penjualannya di Indonesia.

“Pendanaan yang kami terima dari Indonesia 1 fund dan SEEAA mendorong penetrasi kami di kawasan residensial secara signifikan. Milestone ini menandai langkah awal SolarKita pada rencana ekspansi mencapai 18MWp setara dengan instalasi PV solar 6000 rumah dalam tiga tahun ke depan,” ungkap Founder & CEO SolarKita Amarangga Lubis.

Tren global dan domestik

PwC dalam “State of Climate Tech 2023” melaporkan pendanaan climate tech dari VC dan firma ekuitas swasta mengalami penurunan hingga 40% tahun lalu. Faktor ketidakpastian ekonomi dan konflik geopolitik disebut menurunkan kepercayaan investor untuk berinvestasi.

Adapun, laporan ini dibuat berdasarkan hasil analisis pada lebih dari 8000 startup climate tech di dunia dan lebih dari 32.000 transaksi pendanaan dengan total nilai $490 miliar.

Sementara, laporan yang disusun DSInnovate lewat “Indonesia’s Startup Handbook: Funding Updates (Q1-Q3 2023)” menyoroti tren pendanaan di sektor hijau, terutama pada startup kendaraan listrik. Selama tiga kuartal di 2023, EV menjadi sektor yang memperoleh pendanaan tertinggi kedua di Indonesia.

Tiga startup pengembang ekosistem EV, yakni Swap Energy, Alva, dan Charged tercatat memperoleh pendanaan dalam beberapa tahun terakhir. Sementara, VC dan perusahaan investasi yang aktif menyalurkan modal ke sektor EV di antaranya New Energy Nexus Indonesia, Eas Ventures, AC Ventures, hingga Kejora-SBI Orbit Fund.

Pendanaan Ayoconnect MCI

MCI Dikabarkan Kembali Berikan Pendanaan ke Ayoconnect

Mandiri Capital Indonesia (MCI) dikabarkan kembali memberikan pendanaan ke startup fintech Ayoconnect. Menurut data yang diinput ke regulator, seperti dikutip dari Alternative.PE, nilainya sekitar $2,5 juta atau setara 39 miliar Rupiah. Dari data tersebut juga terlihat bahwa dalam putaran seri B1 ini harga per lembar sahamnya jauh di bawah putaran sebelumnya (downround).

DailySocial.id sudah mencoba mengonfirmasi kabari ini ke kedua belah pihak, namun mereka enggan memberikan pernyataan resmi.

Penggalangan dana seri B Ayoconnect sudah berlangsung sejak tahun 2021. Kala itu diawali putaran pra-seri B senilai $10 juta yang diikuti Mandiri Capital Indonesia, Patamar Capital, dan sejumlah angel investor. Kemudian pada awal Januari 2022, perusahaan mengumumkan pendanaan seri B senilai $15 juta dipimpin Tiger Global dengan partisipasi PayU, Alto Partners, dan sejumlah angel investor.

Menjelang akhir tahun 2022, Ayoconnect kembali mengumumkan tambahan perolehan putaran seri B mereka senilai $13 juta dipimpin SIG Venture Capital, diikuti oleh Innovation Capital serta beberapa investor sebelumnya, termasuk PayU dan Prosus. Secara total, sampai pendanaan seri B+ ini Ayoconnect berhasil bukukan pendanaan ekuitas senilai $28 juta.

Kinerja Ayoconnect sepanjang 2023

Sejak didirikan tahun 2016 oleh Chiragh Kirpalani dan Jakob Rost, Ayoconnect telah menjelma sebagai penyedia layanan Open Finance API yang lengkap, melayani pasar Indonesia dan Asia Tenggara. Solusi yang dihadirkan memudahkan pemilik bisnis dengan menyediakan infrastruktur pembayaran dengan embedded finance — memungkinkan pengembang menyematkan kapabilitas pembayaran ke aplikasi yang dikembangkan.

Disampaikan dalam rilis resminya, sepanjang 2023 Ayoconnect mendapatkan penambahan lebih dari 50 klien baru. Sejumlah perusahaan yang kini jadi klien mereka antara lain Bluebird, Bank Syariah Indonesia, Kredivo, JULO, KiriminAja, Bank DKI, Koperasi Syariah BMI, dan MNC Group.

Melalui peningkatan pelanggan tersebut, Ayoconnect juga mengklaim berhasil mendorong pertumbuhan bisnis dari 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dimungkinkan dengan diluncurkannya inovasi White-Label Virtual Cards yang diluncurkan bersama Mastercard pada Januari 2023 silam dan Instant Transfer API. Dua inovasi tersebut berhasil memberikan Ayoconnect keunggulan kompetitif dalam lanskap fintech yang dinamis.

Perusahaan juga sempat melakukan efisiensi, salah satunya dengan memberhentikan 10% dari total karyawan pada Agustus 2023 lalu. Keputusan ini diambil perusahaan sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi makro ekonomi dan upaya menuju profitabilitas.

Capaian bisnis Ayoconnect sepanjang 2023 / Ayoconnect
Capaian bisnis Ayoconnect sepanjang 2023 / Ayoconnect

Hadirnya berbagai fitur keuangan baru yang diluncurkan oleh mitra Ayoconnect juga dinilai mampu berkontribusi secara signifikan terhadap meluasnya adopsi layanan keuangan digital tingkat nasional.

Founder & CEO Ayoconnect Chiragh Kirpalani menjelaskan, “Kesuksesan Ayoconnect pada tahun 2023 merupakan bukti komitmen kami terhadap inovasi dan kolaborasi. Kami bangga menyambut klien baru ke dalam ekosistem kami dan berharap dapat melanjutkan perjalanan menuju lanskap keuangan yang lebih inklusif dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia.”

Chiragh menatap optimis bahwa lanskap ekonomi digital pada tahun 2024 akan membaik seiring dengan reformasi pemerintah dan tumbuhnya konsumsi swasta sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga didukung oleh proyeksi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai $150 miliar atau setara Rp2,333 triliun pada tahun 2025.

Regulasi Venture Capital OJK

Ringkasan POJK 25/2023 tentang Kegiatan Usaha Modal Ventura

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 25 Tahun 2023 yang akan mengatur lebih lanjut terkait penyelenggaraan perusahaan modal ventura di Indonesia.

POJK ini diamanatkan sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) guna mendukung perkembangan industri dan kebutuhan hukum perusahaan ventura saat ini.

Perusahaan modal ventura memiliki peran penting dalam satu dekade terakhir dalam mendorong industri startup di Indonesia melalui fasilitas pendanaan yang selama ini tidak dapat diakomodasi oleh lembaga keuangan, seperti bank. Startup juga berperan terhadap pembukaan lapangan kerja baru.

“Salah satu pokok pengaturan dalam POJK ini adalah adanya pengkategorian perusahaan modal ventura dan perusahaan modal ventura syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya,” demikian OJK dalam keterangan resminya.

Ringkasan pasal pokok

Berikut rangkuman beberapa pasal pokok terkait kategori perusahaan dan kegiatan usaha dan dalam POJK ini.

Pasal 9 Ayat 1a menyatakan perusahaan berbentuk venture capital corporation wajib menjalankan kegiatan usaha sesuai kategori:

  • Perusahaan Modal Ventura (PMV): perusahaan yang fokus pada kegiatan penyertaan modal dan/atau penyertaan melalui pembelian obligasi konversi.
  • Perusahaan Modal Ventura Syariah (PMV) dan Unit Usaha Syariah (UUS): perusahaan yang fokus pada kegiatan penyertaan modal dan/atau penyertaan melalui pembelian sukuk konversi.
  • Ketiga kategori ini dapat mengelola dana ventura.

Sementara, Pasal 9 Ayat 1b menyatakan perusahaan berbentuk venture debt corporation wajib menjalankan kegiatan usaha sesuai kategori:

  • PMV: pembiayaan melalui pembelian surat utang yang diterbitkan Pasangan Usaha pada tahap rintisan awal dan/atau pengembangan usaha.
  • PMVS dan UUS: pembiayaan melalui pembelian sukuk yang diterbitkan Pasangan Usaha pada tahap rintisan awal dan/atau pengembangan usaha pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil.

Adapun, Pasal 13 Ayat 2 merincikan sejumlah kegiatan usaha pada modal ventura dan modal ventura syariah dengan tujuan pengembangan pada penemuan baru, usaha perseorangan yang mengalami kesulitan dana, UMKM dan korporasi, pengambilalihan usaha yang sedang berkembang atau alami kemunduran, proyek penelitian, teknologi baru, hingga pengalihan kepemilikan.

Selain itu, dalam keterangannya, OJK juga menyampaikan beberapa penguatan regulasi pada POJK Nomor 25 Tahun 2023, yakni terkait:

  1. Prudensial: mengatur kewajiban PMV dan PMVS untuk memelihara dan/atau meningkatkan tingkat kesehatan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam menjalankan kegiatan usaha
  2. Pengelolaan Dana Ventura 
POJK: mengatur lebih lengkap terkait permohonan izin pengelolaan dana ventura hingga pembubaran dana ventura. Poin ini juga mengatur persyaratan SDM dan struktur organisasi PMV dan PMVS yang akan mengelola dana ventura, termasuk penggunaan nama dana ventura, hingga penempatan dana ventura.

Kinerja modal ventura

Sebelumnya, Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO) sempat memberikan sejumlah usulan kepada OJK agar merombak pada kebijakan pada penyelenggaraan modal ventura. Hal ini guna mendorong kontribusi industri terkait ke Indonesia, misalnya soal insentif dan kolaborasi.

Mengutip Bisnis.com, OJK melalui data Statistik Lembaga Pembiayaan edisi Juni 2023 mencatat total aset yang dimiliki perusahaan modal ventura sebesar Rp27,3 triliun pada semester pertama 2023, naik 14% dari Rp23,9 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. 

Total pendapatannya tercatat tumbuh 20,1% (YoY)menjadi Rp2,37 triliun. Namun, laporan mengungkap bahwa perusahaan modal ventura mengalami penurunan laba bersih hingga 19,7% (YoY) menjadi Rp176 miliar pada semester I 2023.

Peluncuran chatbot "Bu Mira" di Jakarta (16/1) / DailySocial.id

Nikel dan USAID Luncurkan “Finclusion”, Program Pembiayaan Khusus UKM Perempuan

Startup pengembang embedded finance untuk pinjaman, Nikel (sebelumnya bernama Impact Credit Solution) dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mengumumkan Finclusion, program pembiayaan untuk mendukung UKM milik perempuan (UKM-W) di Indonesia.

Finclusion adalah program bernilai $1,2 juta (sekitar Rp18,8 miliar) untuk menyalurkan $50 juta (sekitar Rp781,6 miliar) pinjaman kepada pelaku usaha perempuan. Pada tahap awal, Finclusion akan dilaksanakan selama dua tahun ke depan dengan fokus sebagai berikut:

  • Menargetkan 180 ribu pelaku UKM milik wanita.
  • Memfasilitasi akses pinjaman usaha ke 4.000 UKM wanita dari bank lokal setempat dan/atau bank lain.
  • Mendapatkan komitmen dari bank lokal dan/atau sumber pendanaan lain untuk mengalokasikan pinjaman sebesar $50 juta untuk pelaku UKM-W.

CEO Nikel Reinier Musters mengungkap sempat melakukan penelitian mendalam selama satu tahun untuk memahami kebutuhan pelaku usaha wanita, baik terkait pengelolaan keuangan, akses modal, strategi pemasaran.

“Kami berupaya memformulasikan bagaimana program ini tepat sasaran sesuai kebutuhan mereka, jadi kami tahu apa tantangannya,” tuturnya saat peluncuran Finclusion baru-baru ini.

Dari hasil risetnya, Nikel memaparkan tantangan lain yang kerap dihadapkan oleh pelaku usaha perempuan. Misalnya, soal pengelolaan hasil usaha dan rumah tangga. Pihaknya menemukan pemilik bisnis rumahan sering kali tidak mencatat hasil penjualan dan pengeluaran, bahkan terkadang pemakaiannya digabung dengan kebutuhan rumah tangga.

Dari sisi penyedia pinjaman, pihaknya mendapati bahwa banyak lembaga keuangan, terutama bank, tidak memiliki strategi untuk masuk ke sektor UKM maupun mengatasi tantangan spesifik yang dihadapi UKM-W.

Musters juga menyoroti alasan program ini belum dapat membidik unbanked, atau segmen yang belum punya akses ke layanan keuangan formal. Utamanya, segmen ini tidak memiliki rekening bank dan mengandalkan uang tunai dalam melakukan transaksi. Ini menyulitkan Finclusion untuk melakukan assessment.

“Kami tidak punya datanya. [Ini juga berpotensi] menaikkan struktur biaya lebih besar ketika harus melakukan pencairan dan pelunasan karena mereka terbiasa cara manual, terutama di kawasan pedesaan. Kami sedang mempertimbangkan cara-cara lainnya. Apabila ada provider lain–biasanya platform digital punya kemampuan untuk melacak hal ini–ini bisa jadi proxy kami.”

Asisten virtual “Bu Mira”

Dalam acara peluncurannya di Jakarta (16/1), Nikel turut memperkenalkan chatbot WhatsApp “Bu Mira” yang akan menjadi pendamping virtual pelaksanaan Finclusion, misalnya dalam mengakses modul literasi keuangan dan mengajukan pinjaman.

Nikel melakukan live demo kemampuan Bu Mira pada proses pengajuan pinjaman. Dijelaskan, para pelaku usaha akan diminta melampirkan sejumlah dokumen, seperti bank statement. Verifikasinya akan diproses di sistem mitra lender Nikel, yang mana persetujuannya disampaikan kembali melalui WhatsApp.

Perlu dicatat, tak hanya akses pengajuan pinjaman, Bu Mira memiliki fitur live agent untuk melacak pembayaran pinjaman dan pengingat pembayaran. Adapun, tingkat bunga dan tenor pinjaman ditentukan oleh KlikA2C sebagai mitra lender Nikel.

“Data dan informasi peminjam yang dikirim ke KlikA2C, tidak kami simpan karena kami tidak punya izin dari OJK untuk melakukan hal itu. Persetujuan tetap dilakukan oleh KlikA2C. Begitu juga soal standar mitigasi apabila peminjam terlambat atau gagal bayar. Namun, kami pastikan akan menerapkan SOP yang layak untuk penagihan pinjaman,” jelas Musters.

Potensi embedded finance bagi inklusi keuangan

Sekadar informasi, Impact Credit Solution melakukan rebranding menjadi Nikel pada tahun lalu usai diakuisisi oleh Felgo Capital Pte Ltd. Sejauh ini Nikel menawarkan solusi embedded finance untuk pinjaman, seperti Nikel Lend dan Nikel Fund.

Layanan embedded finance tengah berkembang di Indonesia sejalan dengan meningkatkan adopsi layanan digital, terutama layanan keuangan. Solusi ini memungkinkan pemilik bisnis atau perusahaan (B2B) untuk memiliki layanan keuangan tanpa perlu membangun dari awal dan mengajukan lisensi

Beberapa pemain di pasar ini ada DigiAsia Bios dan Finfra. Finfra adalah bagian dari Dana Bijak, penyedia pinjaman online. Sementara DigiAsia punya empat lisensi layanan keuangan, yang juga sudah berbasis API, sehingga bisa dihubungkan ke enterprise seusai kebutuhan

Berdasarkan laporan AC Ventures dan Boston Consulting Group (BCG) terkait fintech Indonesia, embedded finance berpotensi menjadi game changer berikutnya di industri keuangan regional. Khususnya di Indonesia, kebijakan BI pada BI FAST dan SNAP menjadi dorongan penting terhadap perkembangan embedded finance.

Bagi industri perbankan, hal ini memudahkan mereka untuk mengurangi pembukaan kantor cabang baru, dan mendorong kerja sama dengan pihak ketiga untuk membuka akses keuangan lebih luas kepada masyarakat.

Application Information Will Show Up Here
Startup Perawatan Hewan

Tren Humanisasi Hewan Peliharaan Cetuskan Startup Baru Bermunculan

Belakangan semakin beragam vertikal bisnis startup di Indonesia yang didanai oleh modal ventura, salah satunya di bidang makanan hewan. Industri mulai dilirik karena dipengaruhi tren global, yakni humanisasi hewan peliharaan, seperti dikutip dari laporan NielsenIQ bertajuk “2023 Pet Trends for Pet Food and Pet Supply Brands”.

Humanisasi hewan peliharaan tidak hanya mendorong industri perawatan hewan secara keseluruhan, namun juga mendorong tren terbesar: personalisasi makanan hewan.

Menurut laporan tersebut, nutrisi yang dipersonalisasi mewakili salah satu tren terbesar dalam ritel online. Ketika pemilik hewan peliharaan menyadari bahwa hewan peliharaannya adalah individu setara seperti manusia, maka mereka akan mencari makanan hewan yang mencerminkan seleranya.

Hasilnya terjadi peningkatan produk premium – dengan meningkatnya jumlah makanan/camilan/suplemen ‘alami’, ‘mentah’, dan ‘organik’ – yang memberikan banyak pilihan bagi pemilik.

Startup

Produk Pendanaan

Jajaran Investor

Compawnion Makanan sehat untuk anjing dari bahan alami Tahap awal, nominal tidak diungkap East Ventures
Pawprints Makanan penuh protein dari larva BSF untuk anjing dan kucing Tahap awal, senilai $1,7 juta Creative Gorilla Capital (lead), Altrui, Tujuh Bersaudara Investindo, dan investor individu
Magalarva Produsen budidaya larva BSF untuk campuran pakan ternak, unggas, dan peliharaan Tahap awal, nominal tidak diungkap Innovation Factory, Strive (sebelumnya bernama Gree Venture), dan Bali Investment Club

Pengalaman ini turut menginspirasi Jacqueline Sulistyo (Founder dan CEO Pawprints) sebelum mantap menyeriusi Pawprints. Jackie, panggilan akrab Jacqueline, terinspirasi untuk membuat makanan hewan karena kucingnya, Leo, yang pemilih dengan menu makannya. Agar Leo lahap makan, ia melewati berbagai uji coba dengan merek dan jenis pet food yang berbeda, sampai akhirnya ia mulai belajar tentang nutrisi hewan peliharaan.

“Di situ saya menemukan manfaat luar biasa dari larva black soldier fly (BSF) dan protein serangga. Ketika saya berikan BSF kering ke Leo, saya kaget ternyata ia benar-benar menyukainya. Itu momen saya menciptakan Pawprints, yang menggunakan sumber protein alternatif yang bernutrisi, tetapi juga ramah lingkungan untuk hewan kesayangan dan bumi,” terang Jackie saat dihubungi DailySocial.id.

Sumber: Pawprints

Dari konsep sampai jadi produk yang sekarang sudah beredar, Jackie melakukan penelitian ekstensif bersama para ahli nutrisi makanan hewan dan dokter hewan di Australia demi memastikan makanan yang dibuat itu bergizi dan lezat untuk kucing. Proses ini penuh tantangan karena Jackie merupakan sole founder Pawprints.

Berkat dukungan para profesional di Jepang dan Indonesia, Pawprints berhasil meluncurkan produk pertamanya untuk kucing (Insect-Based Cat Food) pada Juni 2023.

“Lebih dari sekadar merek pet food, saya ingin membawa inovasi dan meningkatkan kualitas nutrisi hewan peliharaan di Indonesia,” tambahnya.

BSF atau larva lalat tentara hitam ini memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, terutama protein yang sangat dibutuhkan dalam industri pakan ternak. Berbeda dengan belatung pada umumnya, BSF memiliki ukuran yang lebih besar dan berwarna hitam menyerupai tawon. BSF punya keunikan, yakni sifatnya yang tidak menularkan bakteri, penyakit, ataupun kuman pada manusia sehingga sangat cocok untuk dijadikan pakan ternak.

Misi Pawprints tidak sekadar menjual makanan hewan yang sehat saja, tapi menekankan pentingnya nutrisi optimal untuk kesejahteraan hewan kesayangan. Agar selaras, timnya gencar mengedukasi para pemilik hewan −dengan menggaet komunitas pecinta hewan− untuk mengetahui informasi penting mengenai kebutuhan diet hewan dan keunggulan gizi protein serangga.

Secara industri, terdapat peraturan yang ketat untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan hewan di Indonesia. Kondisi ini memperlihatkan bahwa di pasar saat ini menunjukkan konsentrasi merek di kedua ujung spektrum −merek internasional dan lokal− yang tidak selalu mematuhi standar internasional dalam formulasi dan label pet food.

Maka dari itu, kualitas makanan Pawprints sudah diformulasi sesuai standar ketat yang ditetapkan oleh AAFCO (Association of American Feed Control Officials) demi memastikan keamanan, kualitas, dan kelengkapan gizi. “Standar seperti ini tidak selalu diperhatikan secara seksama.”

Pawprints menggabungkan strategi omnichannel dalam distribusi produknya. Perusahaan telah bermitra dengan lebih dari 500 toko offline yang tersebar di 11 kota di seluruh Indonesia. Di samping itu, juga memasarkan langsung di platform marketplace di Shopee dan Tokopedia.

Founder dan CEO Pawprints Jacqueline Sulistyo / Pawprints

Pada tahun ini, Pawprints akan melanjutkan penelitian untuk pengembangan produk, seperti merilis produk makanan untuk anjing (Insect-Based Dog Food) dan wet food demi mengatasi masalah kesehatan umum pada kucing dan anjing. “Kami sangat antusias tentang perjalanan ke depan dan tetap berkomitmen untuk membuat Pawprints menjadi pet food yang identik dengan nutrisi hewan peliharaan berkualitas di Indonesia.”

Selain Pawprints, terdapat juga Compawnion yang sudah beroperasi dan juga mengantongi pendanaan dari investor. Compawnion memiliki dua merek makanan untuk anjing yakni, Pawmeals dan UGO, masing-masing mengkhususkan diri dalam menyusun makanan segar yang sehat, alami, dan siap saji untuk hewan peliharaan.

Pendekatan berbeda

Sedikit berbeda dengan Pawprints, Magalarva juga memanfaatkan larva BSF untuk makan hewan ternak. Bedanya, mereka adalah pembudidaya belatung yang mengonsumsi limbah organik. Makanya Magalarva memperkenalkan dirinya sebagai startup berdampak yang berfokus pada isu lingkungan.

Melalui Magalarva, Co-founder dan CEO Magalarva Rendria Arsyan Labde mampu menyulap tumpukan sampah menjadi ladang penghidupan. Dari hasil risetnya, ditemukan bahwa penyelesaian solusi sampah yang ada sekarang justru lebih menaruh perhatian pada sampah plastik. Padahal, jumlah sampah organik ternyata lebih banyak dibanding sampah non-organik.

Co-founder dan CEO Magalarva Rendria Arsyan Labde

Sebelum Magalarva hadir, ia sudah terekspos dengan hal-hal berbau sustainable farming. Pandangannya soal hidup pun mulai berubah. Ia pun coba terjun ke bisnis properti sebagai pengembang untuk perumahan yang keberlanjutan. Ternyata ini tidak bisa tumbuh cepat dalam mempengaruhi orang banyak.

“Saya mulai ulik masalah di kota, ternyata sampah jadi masalah yang parah. Saya ikuti alur sampah dari rumah saya ke mana, diurut sampai di ujungnya di Bantar Gebang. Di situ tahu faktanya mengenaskan. 100% sampah dari Jakarta itu 70%-nya organik, tapi banyak orang yang fokus ke sampah plastiknya. Kenapa tidak ada yang urus 70%-nya. Sampah organik ini di ujungnya tidak ada supply chain,” terang Rendria.

Ia dan co-founder lainnya bukan ahli biologi dan agrikultur. Untuk itu, mereka melakukan banyak riset di negara maju sembari mematangkan model bisnis yang scalable dan berkelanjutan. Perjalanan riset ini tidak semulus yang dibayangkan, tak terhitung berapa kali uji coba hingga menemukan formula tepat dan efisien.

“Pemanfaatannya ada tapi rantai tertutup. Saya validasi lagi ini bener scalable dan visible gak sih. Di negara maju sudah ada perusahaannya dan memang bisa. Saya percaya kalau ini ditekuni bisa jadi solusi.”

Sejak uji coba dimulai di 2017, Magalarva mengelola sampah organik sebanyak 50 kilogram dalam sehari. Kini angkanya sudah berlipat-lipat ganda jadi 40 ton dalam sebulan, semuanya diproses langsung di pabrik berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

Sumber: Magalarva

Sumber sampah diambil dari mitra perusahaan, seperti produsen susu, Dinas Lingkungan Hidup, startup waste management, seperti Rekosistem dan Waste4Change, hingga pengelola pasar tradisional. “Beauty-nya di sini. Instead bersaing, kita jadi solusi untuk mereka karena food waste yang dikumpulkan, kita olah. Kita menawarkan service dan value kita ke mereka.”

Larva BSF diketahui memiliki nafsu makan tinggi, bisa makan dua kali lebih banyak dari berat badannya per hari. Belatung ini mampu mengurai sampah organik dalam waktu dua minggu hingga 20 hari. Jarak panennya juga terhitung cepat dari usia 10 hingga 24 hari, yakni di saat telur BSF sudah menetas dan masuk fase larva hingga masuk fase pupa.

Setiap panen, Magalarva akan memrosesnya langsung untuk dicuci sampai dikeringkan untuk diolah jadi berbagai produk siap jual atau dicampur dengan bahan makanan lainnya, seperti varian larva segar, larva kering, larva bubuk, dan sebagainya. Hasil panen ini mengandung sumber protein tinggi yang dibutuhkan untuk pakan hewan ternak ikan, udang, unggas, hingga hewan peliharaan seperti kucing dan anjing.

Penjualan panen ini dilakukan oleh tim Magalarva dalam berbagai bentuk, baik itu B2B maupun B2C, malah sudah diekspor ke Korea Selatan, Jepang, dan Singapura untuk BSF yang sudah berbentuk bubuk. Rendria membidik ke depannya Magalarva dapat rutin ekspor sebanyak 2 kontainer, masing-masing berkapasitas 15 ton per kontainernya.

Saat ini kapasitas produksi Magalarva sudah naik lima kali lipat. Sampah yang bisa dikelola mencapai 200 ton untuk satu bulan. Akumulasi sampah yang telah diolah sejak 2018 hingga sekarang mencapai 5 ribu ton. Yang terpenting meningkatnya kapasitas ini mampu membuat ongkos produksi Magalarva jauh lebih efisien turun jadi 70%.

“Ini sesuai dengan misi kita reduksi sampah sebesar-besarnya, walau angka ini masih belum bisa berikan impact yang besar. Tapi kita sudah melakukan sesuatu yang nyata.”

Sumber: Magalarva

Rendria mengaku pihaknya sedang menggalang pendanaan putaran baru untuk beli alat baru dan menambah luas pabrik. “Sekarang kita kebanjiran order tapi kita butuh capital untuk tambah kapasitas karena yang sekarang sudah mentok.”

Bila sudah rampung, perusahaan akan menggalakkan strategi ekspor. Sudah ada calon pembeli dari Amerika Serikat, Amerika Latin, dan sejumlah negara di ASEAN, seperti Vietnam. Lalu masuk ke industri lainnya, seperti tambak udang dan unggas agar penyerapan hasil panen dapat lebih masif. Kedua industri ini juga tak kalah besar potensi pasarnya.

Sebagai catatan, Magalarva telah didukung dengan sejumlah pendanaan dari investor. Pertama kali diperoleh pada Juni 2019 dari Innovation Factory milik Salim Group dan Gree Venture (kini bernama Strive), nominal yang diterima sebesar $500 ribu. Kemudian pada akhir 2022, mendapat tambahan suntikan dari Bali Investment Club.