Pameran dan konferensi teknologi BEYOND Expo kembali dibuka sejak kemarin (10/5). Selama tiga hari ratusan pembicara, panelis, dan eksibisi digelar dengan mengangkat tiga industri terhangat: healthcare, sustainability, dan consumer tech.
Setiap konferensi diisi dengan jadwal padat diskusi panel dan pameran produk yang mengeksplorasi inovasi teknologi terkini. Khusus di consumer tech, sejumlah pembicara dari perusahaan terdepan berbagi pandangannya tentang berbagai topik, mulai dari kendaraan tak berawak, web3, hingga dampak generatif AI pada industri ritel.
Hari pertama dimulai dengan keynote speech tentang “The Web3 in the New AI Era” oleh Yang Wang, VP for institutional advancement Hong Kong University of Science and Technology.
Dia bilang, “Hong Kong [dan Tiongkok] telah membuat dikenal di dunia: kami ingin mengembangkan ekonomi digital, kami ingin mengembangkan Web3. Ada komitmen yang sangat kuat untuk ini.”
Wang menerangkan, bahwa kemunculan tools kreatif AI generatif, seperti ChatGPT, Midjourney, dan Stable Diffusion telah menawarkan momentum penting untuk kemunculan Web3 yang sebenarnya, dengan memungkinkan lebih banyak orang menghasilkan konten, dan memiliki konten yang mereka buat.
“Teknologi ini telah memungkinkan banyak tugas yang tidak dapat diakses bahkan oleh orang yang paling berpendidikan tinggi”, katanya.
Ia pun menutup pidatonya dengan catatan sebuah optimisme, bahwa Tiongkok merangkul teknologi secara terbuka menandakan banyak peluang untuk memanfaatkan Web3.
Masa depan Web3
Kemudian, diskusi berikutnya mengangkat tema “The Future of the Metaverse” antara CEO Unity China Junbo Zhang dan Editor-in-Chief Phoenix Technology Liu Yukun.
“Akankah teknologi [AI dan Web3] menghasilkan perubahan revolusioner?,” tanya Yukun kepada Zhang.
Zhang menjawab,”Saya pikir kita akan melihat perubahan yang sangat besar dalam tiga sampai lima tahun ke depan.” Menurutnya, disrupsi tidak selalu berarti berkonotasi negatif. Masih banyak yang beranggapan bahwa jika code dihasilkan secara otomatis, maka tenaga manusia tidak akan dibutuhkan lagi di banyak pemrograman di masa mendatang.
“Namun teknologi AI adalah alat yang membantu developer melepaskan kreativitas mereka ke tingkat yang lebih tinggi, dan developer lain hanya akan mendapat manfaat [seiring perkembangan industri].”
Topik ini kemudian berlanjut dalam diskusi panel yang mengangkat tema “Investing in Web3”, dimoderatori oleh Technology Editor-in-Chief Chinaventure, dengan panelis Partner CMC Capital Xu Chen, Founding Partner LingFeng Capital Ma Ning, dan Managing Director UpHonest Capital Rex Zheng.
Ning menyampaikan, sekarang adalah saat yang tepat untuk berinvestasi di perusahaan Web3. Walau dia tetap bullish karena baru-baru ini terjadi penurunan di pasar global karena perusahaan di Tongkok, terutama yang bekerja di bidang tapi, tapi potensi pertumbuhannya tetap ada secara eksponensial. “Ketika orang lain pesimis, lebih baik aktif,” ujarnya.
Chen menambahkan, Tiongkok memiliki keunggulan inheren dalam ekologi internetnya, merujuk pada besarnya jumlah pengguna internet dan permintaan yang meningkat untuk produk web3 didorong oleh generasi muda yang tertarik dengan dunia internet. “Saat teknologinya matang, peluangnya besar,” tambahnya.
Perbankan semakin terbuka
Teknologi yang muncul seperti blockchain tidak hanya terbatas pengaplikasiannya di perusahaan baru dan berbasis teknologi saja, tetapi pemain tradisional seperti bank juga melihat manfaat dari teknologi semacam itu.
“Meskipun kami adalah bank tradisional, kami memiliki keahlian yang kuat dalam teknologi dan banyak layanan kami telah menggabungkan Web3,” kata Deputy CEO ICBC Macau Zheng Bin kepada panel dengan tema “Crypto Finance: Risks and Rewards”.
Meskipun ICBC adalah bank tradisional, Bin menjelaskan bahwa lembaganya selalu berinvestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang. Menurutnya, blockchain dengan cepat menunjukkan mampu memecahkan banyak masalah bagi klien dan pelanggannya, dengan membuat perbankan lebih efisien.
Pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah Macau untuk menggunakan arsitektur blockchain untuk menerbitkan kartu konsumsi kepada penduduk lokal, meningkatkan kenyamanan dan efisiensi proses. Kartu konsumsi mengacu pada voucher konsumsi elektronik yang dikeluarkan oleh pemerintah Macau untuk mendukung warga selama pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir.
Zheng dan panelis lainnya, lead of Web3 ecosystem development for Alibaba Cloud Leo Li, sepakat bahwa pengawasan diperlukan untuk pengembangan Web3. Bagaimanapun, mata uang kripto dan teknologi keuangan lainnya memerlukan beberapa bentuk regulasi untuk meningkatkan kepercayaan pada mereka.
Serta menyepakati bahwa pendekatan sandbox sangat memungkinkan pemerintah untuk menguji peraturan mata uang kripto, yang mampu memberikan solusi dan mendorong lembaga keuangan untuk mengadopsinya.
“Ini adalah teknologi inklusif, tetapi tanpa pengawasan dan kerangka kepatuhan, keserakahan manusia mengambil alih, [menyebabkan kehancuran tahun lalu],” kata Li.
Konferensi consumer tech adalah salah satu dari konferensi BEYOND Expo yang diselenggarakan selama tiga hari di Macau, pada tanggal 10 Mei-12 Mei 2023.
–
Disclosure: DailySocial.id merupakan media partner dari BEYOND Expo 2023
Demam non-fungible token (NFT) global yang terjadi sejak awal tahun ini membuka kesempatan bagi pemain lokal menawarkan kemudahan kepemilikan benda seni (digital) yang selama ini absen untuk para kolektor. Terhitung tahun ini setidaknya ada empat platform marketplace NFT yang sudah beroperasi di Indonesia. Mereka adalah TokoMall, Kolektibel, ChickenKingNFT (milik KFC), dan Paras Digital yang masing-masing menawarkan nilai uniknya.
Menurut data Wette.de, pasar NFT global memiliki kapitalisasi pasar sebesar $43,08 miliar dan volume perdagangan sekitar $3,6 miliar. Sementara menurut DappRadar, volume penjualan NFT melonjak menjadi $10,7 miliar pada Q3 2021, naik lebih dari delapan kali lipat dari kuartal sebelumnya.
Marketplace NFT terbesar di dunia, OpenSea, mencatat volume penjualan hingga $3,4 miliar pada Agustus 2021. Aktivitas tetap kuat bahkan pada September ketika pasar saham global goyah. Kenaikan harga mata uang kripto selama pandemi COVID-19 sering disebut sebagai pendorong di balik pertumbuhan pasar NFT — karena orang menggunakan mata uang kripto untuk membeli NFT — tetapi para pengamat mengatakan bahwa aset kripto memiliki nilai, terlepas dari kondisi pasar.
Hingga Oktober, Beeple masih menempati urutan pertama dalam daftar seniman NFT teratas dengan total nilai karya seni sebesar $145,03 juta. Menurut Cryptoart.io, sejauh ini dia telah menjual 1346 karya seni dengan penjualan rata-rata bernilai $107.752. Seniman peringkat kedua, Pak, mengikuti dari jarak yang cukup jauh dengan nilai total $56,41 juta.
Memahami NFT
Dari berbagai literatur, NFT paling mudah dipahami sebagai aset digital unik. Aset ini ada di berbagai industri, mulai dari seni digital, real estate virtual, hingga barang koleksi, game, dan masih banyak lagi. Pada dasarnya, semua jenis media dapat dicetak atau diberi token dan diubah menjadi NFT: seni, kartu perdagangan, meme, gif, klip video, klip audio, tweet, artikel ini — apa saja. Setelah diberi token, aset ini dapat dibeli, dijual, dan diperdagangkan menggunakan mata uang kripto.
Mengapa dunia berbondong-bondong terjun ke NFT? Menurut serial entrepreneur Amerika Serikat Gary Vaynerchuck (atau “GaryVee”) , ada tiga nilai tambah yang ditawarkan NFT, yakni utilitas, akses, dan mata uang sosial. Jika Anda memahami konsep di balik kartu keanggotaan, rewards kartu kredit, tiket ke acara khusus untuk anggota VIP, artinya Anda paham NFT.
“Jika Anda pernah membeli skin atau item virtual lainnya untuk gim video Anda, Anda memahami NFT. Alasan Anda menginginkan item itu adalah untuk menjadi utilitas di dunia yang Anda pedulikan, atau untuk memiliki pengaruh dan hak membual di antara teman-teman Anda dan orang lain. NFT akan memperluas utilitas yang sama dan ‘melenturkan’ mata uang sosial ke segala hal lainnya,” terang Vaynerchuck.
Dia melanjutkan, alasan orang membeli NFT adalah alasan yang sama dengan orang yang memakai pakaian berlogo desainer, mengendarai mobil mewah, atau menggantung gambar di dinding dengan orang penting. Itu alasan yang sama orang peduli dengan centang biru di Instagram.
“Bertahun-tahun ke depan, saya percaya bahwa kita semua akan memeriksa dompet digital satu sama lain dan terikat pada kepentingan bersama dalam pembelian NFT kita. Setiap orang akan memiliki semacam proyek NFT, dengan cara yang sama setiap orang memiliki akun media sosial.”
Di satu sisi, NFT akan membantu orang biasa menyadari takdir mereka yang sebenarnya sebagai seniman. Cara ini mirip dengan platform media sosial yang membawa orang menjadi influencer. NFT akan membuka pintu bagi begitu banyak orang dengan kecenderungan artistik untuk menjelajahi jalan yang tidak pernah mereka pikirkan.
Hal berikutnya yang menarik adalah NFT merevolusi kepemilikan IP. Fakta bahwa seniman akan terus mendapatkan royalti dari penjualan kembali karya digital mereka, akan memberdayakan pembuat konten dengan cara yang belum pernah dilihat sebelumnya. Setiap marketplace NFT populer memiliki aturan dan pilihannya sendiri dalam mengatur dan pembayaran royalti.
Di Rarible, seorang seniman dapat mentokenisasi dan mengatur penjualan NFT sendiri. Sebagai contoh, ketika membuat listing di Rarible, ia bisa mengatur berapa persentase royalti yang ingin diperoleh di setiap penjualan kembali di secondary market.
Di tahap pertama, setelah minting sebuah produk seni digital pertama kalinya, seniman tersebut mendapatkan semua bagian penjualan setelah dipotong komisi platform.
Di penjualan berikutnya, seniman tersebut akan mendapatkan komisi 20% dari setiap penjualan, meskipun dia tidak lagi terlibat langsung di penjualan itu. Sayangnya, ketika barang dipindah ke platform NFT lain, misalnya OpenSea, skema royalti itu tidak lagi berlaku dan tidak bisa ditransfer.
Co-founder dan Managing Partner Ideosource Edward Chamdani menjelaskan, royalti adalah hal terpenting bagi setiap kreator. Dia mencontohkan di industri musik, dulu untuk mendengarkan musik dari musisi kesayangan itu mediumnya melalui piringan hitam, kaset, dan CD. Seiring berjalannya waktu, mulai hadir iTunes hingga Spotify yang sebenarnya membantu rantai pasok ke konsumen akhir.
Namun, keberadaannya mematikan rantai pasok yang sebelumnya sudah terbentuk karena musisi tidak bisa lagi mencetak kaset hingga CD. Akhirnya label musik pun ikut terdampak sampai akhirnya gulung tikar. Padahal, pendapatan terbesar musisi itu datang dari penjualan barang fisik karena disitulah sumber royaltinya.
“Musisi itu tidak terproteksi dari zaman dulu, dari awalnya dapat royalti dari setiap penjualan keping CD, sekarang kehadiran platform digital jadi tidak bisa produksi CD. Royalti yang didapat dari platform digital kalau dihitung-hitung lebih untuk long term, sebab kalau dibandingkan dengan penjualan CD revenue di depan lebih besar,” terang Edward.
Kehadiran royalti disinyalir menjadi pendorong mengapa banyak seniman tertarik untuk masuk ke dunia NFT. Selain Rarible dan OpenSea, banyak pilihan marketplace dengan proposisi unik yang mereka tawarkan. Termasuk di antaranya adalah Axie Marketplace, CryptoPunks, NBA Top Shot Marketplace, SuperRare, KnownOrigin, Foundation, Nifty Gateway, Solanart, dan Hic Et Nunc.
Platform terakhir ini, menurut pantauan DailySocial, menjadi favorit destinasi para seniman lokal untuk menjual hasil karyanya. Salah satunya adalah band Souljah yang memanfaatkan NFT untuk memasarkan karya seni lagu berjudul “Keep On Moving”. Souljah merilis NFT dalam jumlah terbatas dan tidak pernah dirilis lagi pada 30 September 2021 melalui situs sendiri dan menjual merchandise digital melalui Hic Et Nunc.
NFT dengan kearifan lokal
Hype NFT membuat orang-orang berbondong-bondong menjadikan platform ini sebagai komoditas alternatif investasi, terlebih didukung kehadiran secondary market di berbagai platform marketplace populer. Meskipun demikian, NFT masih merupakan pasar yang sangat baru, sehingga perlu ekstra hati-hati.
Di balik risiko tersebut, banyak platform marketplace global yang kurang ramah bagi orang Indonesia yang masih awam dengan dunia NFT. Untuk membeli sebuah karya di platform NFT, kolektor memerlukan wallet (dompet) yang kompatibel dengan jaringan blockchain yang mendukung NFT yang hendak dibeli melalui marketplace pilihan.
Jika berencana jual beli NFT melalui platform blockchain berbasis Ethereum, diperlukan dompet yang kompatibel. Sebagai contoh, OpenSea kompatibel dengan dompet Metamask, Bitski, Fortmatic, WalletConnect, dan lainnya. Selayaknya mengisi uang di dompet, Anda perlu mengisi dompet dengan beberapa aset kripto dengan jumlah tertentu sebelum membeli, mendaftar, atau mencetak NFT. Selain itu, perlu mencari tahu aset kripto apa yang digunakan oleh marketplace yang ingin digunakan.
Terakhir, membuat akun di marketplace. Pada sebagian besar marketplace, proses mendaftar, membuat NFT, menjual, hingga membeli di platform tersebut menimbulkan biaya jaringan blockchain yang besarannya tergantung pada sistem berbasis blockchain mana yang digunakan.
Mayoritas marketplace NFT hanya menerima pembayaran dengan koin Etherium. Ada beberapa lainnya yang menerima mata uang fiat dan metode pembayaran yang lebih standar, misalnya PayPal, namun hal ini masih jarang terjadi. Karena kondisi demikian, transaksi NFT bisa dikatakan cenderung mahal bila menggunakan ETH. Per tanggal 10 November 2021, 1 ETH seharga Rp67,6 juta ($4.808).
Celah ini kemudian dimanfaatkan Kolektibel sebagai pemain marketplace NFT baru yang mendesain platform-nya seramah mungkin agar dapat NFT dapat diadopsi secara cepat. Kolektibel mengadopsi NBA Top Shot ke Indonesia dengan memanfaatkan mata uang fiat melalui payment gateway untuk transaksi NFT-nya.
CEO Kolektibel Pungkas Riandika menjelaskan, setiap transaksi NFT dilakukan dengan mata uang fiat dan pembayarannya sudah terintegrasi dengan instrumen pembayaran digital yang populer, sebut saja GoPay, OVO, Virtual Account, kartu debit/kredit, hingga dapat membayar melalui Alfamart dan Indomaret.
Kolektibel berbeda dengan marketplace NFT lainnya karena berdiri di atas jaringan public blockchain Vexanium untuk pencatatan kepemilikan NFT. Vexanium disebut merupakan satu-satunya public blockchain asli Indonesia dengan entitas legal berbentuk yayasan (Yayasan Vexanium Teknologi Nusantara) besutan Danny Baskara.
Vexanium tidak membebankan biaya sama sekali. Berbeda dengan jaringan publik blockchain lainnya yang membebankan gas fee saat bertransaksi NFT. Strategi ini mampu dijalankan karena Vexanium menggunakan mekanisme DPOS (delegated proof of stake). Ini adalah salah satu varian dari proof of stake yang memberi manfaat operasional yang sangat hemat energi dan ramah lingkungan.
“Berikutnya, karena Vexanium memiliki kemampuan untuk approaching para pengambil keputusan (block producer) di entitas DAO Vexanium. Keputusan-keputusan seperti penentuan biaya (resources fee) yang terkait dengan NFT. Hal-hal tersebut tidak dapat ditemui di public blockchain lainnya,” ucapnya kepada DailySocial.
Menurut Pungkas, langkah ini diharapkan akan menjadi breakthrough bagi orang Indonesia karena mereka dapat langsung mengoleksi NFT dengan cara yang mudah. “Kalau diperhatikan, di DeFi untuk bertransaksi pakai kripto itu perlu proses yang panjang, salah satunya harus punya wallet, ada gas fee, dan sebagainya. Itu mempersulit adopsi NFT.”
Pendekatan Kolektibel berbeda dengan rekan sejawatnya dalam hal metode pembayaran. TokoMall hanya menyediakan aset kripto TKO untuk penukaran NFT, Paras Digital yang memanfaatkan NEAR, dan ChickenKingNFT yang menggunakan ETH. Ketiganya memanfaatkan integrasi dengan dompet MetaMask untuk bertransaksi.
TokoMall
Kolektibel
Paras Digital
ChickenKing NFT
Jaringan blockchain
Binance Smart Chain (BSC)
Vexanium
NEAR Protocol
Ethereum (OpenSea)
Koin/Metode pembayaran
TKO
Fiat/IDR, melalui payment gateway
NEAR
ETH
Dompet
MetaMask, WalletConnect
Tidak ada
MetaMask
Apapun yang kompatibel dengan OpenSea
Fokus aset NFT
Karya seni digital dari seniman, digital artist, dan komunitas kreatif
Brand pemilik IP dari berbagai kategori, olahraga, kreatif, momen legendaris, dan budaya
Digital collectible, termasuk game, komik, mainan, dan karya
Maskot ayam KFC berkarakter
Diferensiasi pasar
Masing-masing marketplace NFT ini memiliki target pasar masing-masing untuk memopulerkan NFT di Indonesia. TokoMall, misalnya, menyasar kreator lokal, yang terdiri dari seniman, digital artist, dan komunitas kreatif bereputasi baik untuk terjun ke NFT. Sejauh ini ada 40 mitra yang sudah bekerja sama, termasuk Nevertoolavish, MaximallFootwear, DAMN! I Love Indonesia, Banyan Core, Si Juki, ONIC E-Sports, SoreSore, Mr. Kinur, Karya Karsa, Jakarta Metaverse, dan Museum of Toys.
Dengan cara ini, masing-masing kreator yang sudah memiliki basis penggemar dapat lebih mudah menarik massa untuk mengenal lebih jauh soal NFT. TokoMall juga memungkinkan kolektor menukarkan NFT yang dikoleksi dengan merchandise fisik dari merchant partner di TokoMall melalui fitur TokoSurprise yang baru dirilis perusahaan.
“Pembeda dengan platform lainnya karena yang kita dorong adalah digital meets reality, jadi para kolektor ini berkesempatan untuk menukarkan NFT ke barang asli, jadi enggak sebatas koleksi digital saja,” kata VP Marketing Tokocrypto Adytia Raflein kepada DailySocial.
Raflein juga menuturkan, kehadiran TokoMall diharapkan dapat mendorong seniman dan brand untuk berkreasi di dunia NFT dengan platform lokal dan biaya yang jauh lebih bersahabat, daripada harus menggunakan platform global.
Dalam mekanisme TokoSuprise, kreator yang merilis karya NFT dengan jumlah terbatas dipasarkan melalui TokoMall. Setiap kolektor yang membeli karya tersebut berhak untuk menukarkannya ke merchandise fisik ke pihak TokoMall. Ke depannya, TokoMall akan menggandeng lebih banyak kreator dari berbagai vertikal bisnis, seperti perusahaan konsumer hingga industri e-sports agar NFT dapat semakin mainstream di Indonesia.
Sejak dua setengah bulan TokoMall diluncurkan, saat ini telah memiliki lebih dari 8.500 kolektor, lebih dari 5 ribu karya NFT yang diproduksi oleh 40 mitra official. Dari sisi penjualan, tercatat sudah lebih dari 250 NFT terjual dengan nilai transaksi Rp200 miliar.
Sementara itu, pada tahap kemunculan Kolektibel, pihaknya masuk ke segmen olahraga basket lewat kemitraan perdana dengan Indonesian Basketball League (IBL). Bagi IBL, inovasi ini adalah cara untuk mendekatkan penggemar basket dan IBL beserta para atletnya. IBL menyiapkan video dokumentasi pertandingan, dikurasi secara cermat berdasarkan momentum penting dalam pertandingan.
Shortlist momen tersebut dikemas ulang secara visual dan didaftarkan ke dalam blockchain smart contract, yang membuat tiap aset tersebut tercatat data sejarah kepemilikannya. Kesempatan ini juga membuka penambahan pendapatan baru untuk para atlet dan klub lewat penjualan NFT.
Setelah IBL, Kolektibel akan menyasar pemilik IP lainnya yang memiliki berbagai aset dengan kategorisasi di olahraga, kreatif, momen legendaris, dan budaya. Bila dilihat secara turunannya, akan semakin banyak aset NFT yang bisa koleksi oleh para kolektor. “Olahraga itu punya dinamika yang cepat dan dekat dengan masyarakat. Makanya, kategori ini jadi langkah kami untuk memahami lebih jauh bagaimana pengembangan NFT ke depannya seperti apa,” tambah Pungkas.
Adapun Paras Digital berambisi ingin menjadi pelopor transformasi pada digital collectible, termasuk game, komik, mainan, dan karya digital lewat kemampuan smart contract dan teknologi blockchain. Oleh karenanya, target penggunanya adalah pop-culture enthusiast, seperti fandom dan gamers dengan fokus pasar Tiongkok dan Asia Tenggara.
Terakhir, ChickenKingNFT memanfaatkan brand KFC yang sudah kuat untuk menarik kolektor baru. Lewat situsnya, ChickenKing menawarkan 4.848 NFT edisi terbatas yang dihasilkan secara unik. Kisah Raja Ayam, mengacu pada 6 ayam yang berasal dari 6 latar belakang dan karakteristik yang berbeda, yang saling bersaing untuk membuktikan siapa di antara mereka yang berdiri sebagai ayam terbaik di alam semesta.
KFC menawarkan setiap pemegang kartu anggota berkesempatan dapat diskon merchandise fisik dan toko mitra, menghadiri pertemuan komunitas eksklusif, dan penawaran lainnya. Saat ini, ChickenKingNFT dapat dibeli melalui OpenSea.
Langkah awal menuju mainstream
Kehadiran para platform marketplace lokal ini membuka jalan menuju lebih banyak use case NFT lainnya. Di kancah global, sudah banyak pemilik IP dari beragam vertikal industri yang masuk ke NFT, seperti gaming, fesyen, musik, logistik, real estate, identifikasi dan dokumentasi, dan banyak hal lainnya. Artinya, ini semua tinggal tunggu waktu saja sampai terjadi di Indonesia.
“Teknologi ini [NFT] akan masuk ke mainstream karena sudah waktunya,” tambah Edward.
Vaynerchuck percaya bahwa NFT adalah perwakilan dari perubahan budaya besar. Sejarah mengajarkan pada manusia dengan perubahan muncul skeptisisme dan kebingungan masal. Banyak yang mencemooh gagasan atau kelangsungan hidup NFT sama sekali belum memahami implikasi yang lebih besar. Seperti konsep kencan online di tahun 90-an atau naik mobil dengan orang asing (Uber dan Lyft), setiap ide “gila” sampai dianggap tidak.
NFT akan terus dilihat sebagai “keisengan” oleh mereka yang belum mengubah pola pikir untuk merangkul ke mana arah dunia.
Digandrunginya investasi aset kripto pada saat ini membuat celah masuknya pemain baru yang menawarkan proposisi berbeda, yakni memaksimalkan passive income dari aset kripto. Aplikasi NOBI mengambil pendekatan tersebut dengan mengedepankan sisi keamanan dan kemudahan.
Di bawah komando Lawrence Samantha sebagai Co-Founder & CEO, NOBI berupaya mendorong lebih banyak orang Indonesia bisa memiliki aset kripto dan memaksimalkan pendapatan pasif dari sana. Sebelumnya, NOBI merupakan sebuah platform staking yang bernama Honest Mining dengan token HNST.
“Di Amerika Serikat sekitar 5% populasinya yang sudah tersentuh oleh kripto, sementara di Indonesia baru 2%. Kami ingin membuat bagaimana supaya orang Indonesia agar tidak tertinggal dan ketika sudah punya [kripto], knows how to make the best of it. Enggak hanya didiamkan saja,” ujarnya dalam wawancara bersama DailySocial.
NOBI menyediakan tiga pilihan layanan, yaitu Strategy, Savings, dan Staking yang dapat dipilih menyesuaikan kebutuhan dan profil risiko investor. NOBI Strategy menyediakan pilihan strategi trading yang telah disusun dan dibuat oleh strategy maker profesional rekanan NOBI. Setiap strategi dioperasikan dengan sistem “Robo Trading” yang bekerja 24 jam secara otomatis.
“Sebelum diluncurkan ke publik, setiap strategi telah melalui tahap seleksi dan testing internal oleh tim NOBI untuk memastikan bahwa strategi tersebut layak diikuti dan dapat membantu pengguna NOBI.”
Sejumlah strategy maker yang telah bergabung di antaranya Nova Kapital, DB, dan Rabbit Jump. Minimal dana untuk bisa bergabung dimulai dari 0,001 BTC dan 25 USDT.
Berikutnya, NOBI Savings untuk tipe investor yang moderat tetapi ingin mendapatkan profit menarik dalam menabung aset kripto. Caranya melalui meminjam aset kripto (lending). Selayaknya menabung deposito di bank konvensional dan mendapatkan profit tanpa dihantui kerugian. Produk ini dapat dimanfaatkan dengan nominal mulai dari $10.
Lawrence menuturkan, NOBI bekerja sama dengan lendingprotocol ternama di industri kripto yang telah teraudit, seperti AAVE, CREAM, dan Compound. Yang mana setiap lending yang dilakukan melalui lendingprotocol ini memiliki jaminan untuk menjamin tidak terjadi gagal bayar. “Kripto lending ini secured loan yang memiliki collateral, sehingga enggak akan terjadi default.”
Terakhir, NOBI Staking kini mulai populer sebagai alternatif mendapatkan passive income. Ia memiliki risiko paling rendah dibandingkan trading, mining, ataupun lending. NOBI Staking memberikan pilihan koin terbaik di pasar untuk investor yang ingin mendapatkan passive income dengan menjadi validator di proyek koin.
Mengusung konsep Proof of Stake (PoS), investor cukup memiliki sejumlah koin yang ingin digabungkan ke masternode atau node untuk menjadi validator sebagai bagian dari shared pool NOBI Staking. Investor akan menikmati reward yang dibagikan.
Lawrence mengaku selama enam bulan terakhir, semenjak antusiasme investor kripto melonjak, turut berpengaruh kepada kinerja perusahaan. Meski tidak dirinci lebih jauh, total dana kelolaan NOBI terus tumbuh double digit setiap bulannya. Ia ingin perusahaan setidaknya dapat menjaga kinerja tersebut sampai akhir tahun ini.
Adapun, produk NOBI yang paling banyak digunakan oleh pengguna adalah NOBI Saving. “Produk Saving ini banyak menarik pengguna karena proposisinya simpel, mulai dari kripto dolar (USDC Coin/USDC) banyak gain dari sana.”
Belum diregulasi dan tantangan lainnya
Menurutnya, pamor investasi aset kripto di Indonesia masih dapat tumbuh lebih pesat pada beberapa tahun mendatang. Bicara kapitalisasi pasar kripto pada awal April ini tembus ke angka $2 triliun, tertinggi sepanjang sejarah. Bitcoin masuk sebagai mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar pertama, setelah Ethereum.
Di Indonesia sendiri, jumlah investor kripto disebutkan sudah melebihi jumlah investor saham. Merujuk dari KSEI, per akhir Maret 2021, jumlah investor saham ritel tercatat mencapai 2,17 juta. Sementara, Indodax sebagai pemain kripto terbesar di Indonesia tercatat memiliki 3,2 juta anggota.
“Indonesia sering dibilang negara yang gampang menerima teknologi baru. Kripto termasuk salah satunya, jadi saya lihat ini bukan suatu masalah. Dari sisi regulasi pun, meski belum sematang negara tetangga, menunjukkan arah yang mendukung perkembangan industri.
“Regulator kita itu reseptif, sebab mereka itu kan selalu melihat dari dua sisi. Bagaimana tetap menjaga keamanan buat masyarakat dan mencari mana yang bisa menjadi sumber pemasukan bagi negara. Seperti wacana untuk membuat bursa, itu cukup baik buat industri.”
Ia pun memberi catatan kepada Bappebti, selaku regulator di industri kripto agar tetap menjaga regulasi tetap adaptif dengan perkembangan industri yang cepat. “Kalau ada pemain baru dengan potensi koin yang bagus, seberapa cepat regulasi kita bisa menerima itu. Jangan sampai harus menunggu 1 tahun.”
Saat ini NOBI sudah terdaftar sebagai anggota dari Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). Terkait tercatat di Bappebti, Lawrence menyebut regulasi dari Bappebti sejauh ini baru memberi mandat kepada pemain kripto yang bermain di exchange yang melakukan aktivitas trading jual beli aset kripto.
Sementara, fokus bisnis NOBI bukan di exchange, melainkan memaksimalkan aset kripto dengan menggunakan sistem DeFi (decenteralized finance).
Tak hanya NOBI sebenarnya yang bermain di segmen ini, ada Tokocrypto yang mulai merambah dengan meluncurkan Toko Token (TKO). TKO menawarkan model token hybrid yang menggabungkan keunggulan CeFi dan DeFi yang dibangun di atas Binance Smart Chain. Layanan yang disediakan TKO bersama Binance adalah Binance Saving & Binance Staking, ForTube, dan Bakeryswap.
Decentralized Finance atau biasa dikenal dengan sebutan DeFi telah menjadi topik yang hangat dibicarakan di dunia blockchain di seluruh dunia, tidak terkecuali DeFi coin Indonesia. Pada dasarnya, DeFi adalah sebuah sistem yang bertujuan untuk menghadirkan layanan keuangan terbuka dan transparan.
Menariknya, DeFi menawarkan sebuah keunggulan di mana individu dan lembaga dapat memanfaatkan akses yang lebih luas ke aplikasi keuangan tanpa memerlukan perantara pihak ketiga.
Secara umum, DeFi adalah bentuk upaya untuk mendesentralisasi kasus penggunaan keuangan tradisional inti seperti perdagangan, pinjaman, investasi, manajemen kekayaan, pembayaran dan asuransi di blockchain.
Sejatinya, DeFi memberikan kemudahan bagi setiap orang yang sebelumnya belum memiliki akses ke perbankan atau layanan keuangan. Dengan teknologi ini, biaya pun dapat diminimalisir dan setiap orang berpenghasilan rendah juga mendapatkan manfaat dari layanan keuangan yang lebih luas.
Tulang punggung dari semua protokol dan aplikasi DeFi adalah “smart contract”, yaitu aplikasi kecil yang disimpan di buku besar yang dijalankan oleh banyak komputer dalam sebuah jaringan yang didistribusikan.
Keuntungan dari smart contract adalah tingkat keamanannya yang tinggi, di mana teknologi ini menjamin eksekusi deterministik (deterministic execution) dan memungkinkan segala perubahan status yang dihasilkan dapat diverifikasi oleh siapa pun. Smart contract dikenal sangat transparan dan minimnya risiko akan manipulasi dan intervensi.
Terdapat 5 lapisan utama DeFi, yaitu:
1. The settlement layer
Terdiri dari blockchain dan protokol aslinya. Lapisan ini memungkinkan jaringan untuk menyimpan informasi kepemilikan dengan aman dan memastikan setiap perubahan yang terjadi mematuhi aturan yang ditetapkan jaringan.
2. The asset layer
Terdiri dari semua token yang dikeluarkan di atas settlement layer. Lapisan ini mencakup aset protokol asli serta token tambahan apa pun yang didasarkan pada standar token yang didukung blockchain.
3. The protocol layer
Memberikan standar khusus untuk penggunaan seperti pertukaran desentralisasi, pasar utang, derivatif dan manajemen aset on-chain. Standar-standar ini biasanya diimplementasikan sebagai sebuah smart contract dan dapat digunakan oleh setiap pengguna.
4. The application layer
Membuat aplikasi user-oriented yang terhubung ke protokol individu.
5. The aggregation layer
Membuat platform yang berfokus kepada user yang terhubung ke beberapa aplikasi atau protokol. Biasanya disediakan alat untuk membandingkan dan menilai layanan, memungkinkan pengguna dengan mudah menghubungkan beberapa protokol secara bersamaan dan menggabungkan informasi yang relevan dengan jelas dan ringkas.
DeFi memanfaatkan seperangkat alat yang progresif untuk memberikan kontrol kepada pengguna. Fakta bahwa tren DeFi ini menawarkan fungsi ekstra selain mengurangi risiko operasional menjadikan DeFi sebagai pengganti ideal untuk sistem keuangan saat ini.
Lalu, apakah perbedaan antara Decentralized Finance dan Keuangan Tradisional?
Perbedaan Antara DeFi dan Keuangan Tradisional
Dalam Decentralized Finance, blockchain berperan utama mengatur segala pengerjaan di sektor keuangan. Sebaliknya, pemerintah publik yang memerlukan hukum dan lembaga keuangan yang teregulasi bertindak sebagai sumber kepercayaan yang mengatur semua kegiatan dalam keuangan tradisional.
Decentralized Finance sangat menarik perhatian sejumlah kalangan karena sistemnya yang lebih terbuka dan transparan daripada keuangan tradisional. Siapa pun dapat mengambil bagian dalam membuat layanan dan alat finansial di atas teknologi blockchain.
Sebaliknya dalam keuangan tradisional, seseorang harus memiliki lisensi dan otorisasi dari pihak yang berwenang atau regulator, sehingga hal ini membatasi inovasi-inovasi dalam sistem keuangan tradisional.
Dalam Decentralized Finance, user dapat melakukan transaksi tanpa perantara, sehingga prosesnya akan lebih cepat dan mudah. Hal ini menyebabkan DeFi juga membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan keuangan tradisional
Dari poin-poin di atas, dapat dikatakan bahwa kehadiran DeFi dapat menjembatani kesenjangan yang ada dan memungkinkan industri finansial dapat dinikmati oleh segala kalangan, setiap orang tanpa adanya batasan. DeFi membuka peluang besar bagi para pengguna untuk mengakses beberapa instrumen finansial tanpa adanya batasan-batasan umur, ras, agama, kewarganegaraan hingga masalah geografis.
Setelah mengetahui definisi DeFi dan perbedaannya, nah apa sih kegunaan dan manfaat DeFi itu sendiri?
Kegunaan dan Manfaat DeFi
Terbuka Bagi Siapa Saja
Manfaat yang utama adalah, teknologi DeFi memungkinkan orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki akses pada layanan finansial dapat berpartisipasi dalam ekonomi global.
Berdasarkan data dari World Bank, 1,7 miliar orang di dunia (atau 1 dari 5 orang di dunia) tidak memiliki rekening bank. Artinya, mereka tidak memiliki akses ke rekening bank. Dengan tidak memiliki akses ke layanan finansial, orang-orang tersebut tentu tidak memiliki nilai kredit.
Padahal nilai kredit ini sangat penting dan terkadang dibutuhkan untuk membuka rekening bank atau melakukan pinjaman dana. DeFi memungkinkan orang-orang mengakses berbagai macam layanan keuangan dengan mudah.
Akses ke Bentuk Modal Lain
Di Decentralized Finance (DeFi), tiap orang tidak perlu menerima modal yang dipusatkan oleh pemerintah. DeFi memberikan alternatif pada tiap orang untuk menyimpan asetnya dalam bentuk lain yang stabil. Misalkan, kita tidak harus menyimpan dana dalam bentuk Rupiah, namun bisa dalam bentuk USDT (USD Tether) yang nilainya setara dengan dolar Amerika.
Mudah Diakses
Bukan hanya pengguna DeFi yang dapat merasakan manfaat teknologi ini, namun banyak dari pencipta produk keuangan juga mulai membangun generasi selanjutnya di atas DeFi.
Salah satu manfaat utama dari DeFi adalah bahwa sebagian besar protokol, seperti misalnya Ethereum adalah sebuah open source yang artinya dapat diakses dan digunakan oleh siapa pun, untuk proyek pribadinya.
Siapa pun yang memiliki akses internet bisa membuat DeFi DApps. Sehingga bukan hanya sebagai produk layanan finansial terbuka bagi penggunanya, tetapi juga bagi pemiliknya.
Transparansi Tingkat Tinggi
Di DeFi, segala informasi mudah tersedia dan dapat diakses secara terbuka. Sistem ini percaya bahwa minimnya transparansi dapat mengurangi akuntabilitas dan motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu secara bertanggung jawab.
Meminimalisir Biaya
DeFi dapat mengurangi biaya transaksi karena tidak dibutuhkan perantara dalam setiap layanannya.
Saat ini, DeFi Juga Dapat Digunakan Untuk:
Pemberian Pinjaman
Ini adalah salah satu jenis aplikasi terpopuler dari ekosistem DeFi. Jika dibandingkan dengan sistem kredit tradisional, transaksi pinjam-meminjam dalam DeFi dapat dilakukan secara instan serta ada kemampuan untuk menjamin aset digital tanpa pemeriksaan kredit dan adanya potensi standarisasi di masa depan.
Layanan Moneter Perbankan
Layanan ini dapat mencakup penerbitan stablecoins, hipotek dan asuransi. Harga aset kripto dinilai dapat bergejolak dengan sangat cepat. Hal ini karena teknologi smart contracts yang dapat meminimalisir waktu dan biaya secara signifikan.
Dengan berbagai manfaat dan kegunaan yang memberikan kemudahan untuk pengguna, kepopuleran DeFi juga semakin meningkat di masyarakat Indonesia. Hal ini pula yang mendorong Tokocrypto, sebagai salah satu exchange dengan pertumbuhan terbesar di Indonesia meluncurkan proyek DeFi lokal pertama di Indonesia yaitu Toko Token (TKO)
Toko Token (TKO) Inisiatif DeFi Pertama di Indonesia
Resmi diluncurkan pada Rabu (31/03/2021), Toko Token (TKO) yang merupakan proyek aset kripto lokal pertama di Indonesia yang memiliki tujuan untuk memberi kemudahan kepada masyarakat yang belum memiliki akses ke fasilitas layanan perbankan. Selain itu, TKO juga menawarkan model token hybrid yang menggabungkan keunggulan dari CeFi dan DeFi dan dibangun di atas Binance Smart Chain.
Selain, pada saat peluncurannya. Kehadiran TKO mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat, dibuktikan dengan melambungnya harga dari TKO pada saat pertama kali listing di Tokocrypto sebesar 3000%.
Gimana? Sudah paham kan tentang DeFi? dengan banyaknya sisi positif yang dibawa oleh DeFi, tidak heran pula kalau sistem blockchain yang satu ini cepat populer ya. Dan untuk Anda yang ingin mendukung dan berpartisipasi dalam proyek lokal DeFi coin Indonesia yang pertama bisa banget lho Anda dapatkan di sini! Salam to the Moon!
–
Disclosure: Artikel ini pertama kali dipublikasikan di kanal Tokocrypto News