Sebagai salah satu mitra ekosistem Grup GoTo, PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTOS) mengaku belum melakukan penilaian secara utuh bagaimana kolaborasi GoTo dengan TikTok dapat menguntungkan bisnis perbankan mereka.
Pada sesi media gathering kemarin (12/12), Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengaku belum mengetahui detail kesepakatan antara GoTo dan TikTok, terutama dampaknya bagi seluruh mitra strategisnya. Namun, ia meyakini kolaborasi ini dapat memberikan manfaat bagi bisnis Bank Jago.
“TikTok dan Tokopedia adalah dua ekosistem e-commerce terbesar di Indonesia. Jika keduanya digabungkan, [bisa mendorong] GMV lebih besar. Ada potensi yang dapat dioptimalkan, apalagi kemitraan kami dengan GoTo luas. Mungkin di Q1 atau Q2 2024 kita bisa assess potensi kerja sama keduanya bagi Bank Jago,” tutur Arief.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) dan ByteDance baru saja meresmikan kemitraan strategis dengan menggabungkan bisnis e-commerce Tokopedia dan TikTok Shop. Demi mendukung kegiatan operasionalnya, TikTok mengucurkan investasi sebesar $1,5 miliar (sekitar Rp23,4 triliun) ke Tokopedia.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, saat kick off kemitraan awal Tokopedia-TikTok kemarin (13/12), mengatakan akan memberikan waktu uji coba hingga empat bulan kepada Tokopedia dan TikTok untuk menjalankan kemitraan e-commerce ini, sembari melihat dampaknya terhadap pedagang kecil di negara Asia Tenggara. “Teknologi bukan hal yang mudah, mungkin diperlukan upaya untuk menyempurnakannya,” ujarnya menurut laporan Reuters,
Kemitraan Bank Jago dan Gojek (saat itu belum bergabung dengan GoTo) terjalin lewat akuisisi kepemilikan saham pada akhir 2020. Hingga saat ini, Bank Jago telah bersinergi dengan sejumlah layanan Grup GoTo, antara lain pembukaan rekening Jago di aplikasi Gojek, pembiayaan (financing), pengelolaan mitra merchant (GoBiz), dan terbaru produk GoPay Tabungan by Jago.
Arief mengungkap total nasabahnya kini telah mencapai 9 juta pengguna. “Kami targetkan pengguna layanan GoPay Tabungan by Jago dapat mencapai 500 ribu di akhir 2023. Tren ini sejalan dengan indikasi kenaikan transaksi harian hingga 50%,” tambahnya.
Berdasarkan laporan keuangan di Q3 2023, Bank Jago mengantongi laba bersih sebesar Rp50,29 miliar atau tumbuh 24% dibandingkan periode sama tahun lalu. Bank Jago telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp10,3 triliun atau meningkat 41% (YoY).
Pada kesempatan sama, Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph juga mengungkap tengah menyiapkan produk pinjaman digital melalui aplikasi Jago. Produk ini ditargetkan komersial di tahun depan. ”
“Kami mendukung pinjaman GoTo Financial karena basically menggunakan engine Jago. Kami juga tengah proses development pinjaman dari aplikasi Jago. Kedua produk pinjaman ini membidik segmen berbeda. Kami harap pertumbuhan [penyaluran pinjaman] kami lebih baik di tahun 2024. Mitra kami semakin solid, kini jumlahnya ada 17 institusi keuangan.”
Satu hari menjelang Harbolnas 12.12, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) dan TikTok akhirnya resmi mengumumkan kemitraan strategis mereka yang dipastikan akan memboyong kembali layanan TikTok Shop. Kemitraan ini disebut akan memperkuat pertumbuhan ekonomi digital, terutama UMKM di Indonesia.
Dalam kesepakatan tersebut, bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan bergabung dan beroperasi di bawah naungan PT Tokopedia. Transaksi ini ditargetkan rampung pada kuartal I 2024. Adapun, dalam transaksi ini, Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Grup GoTo.
Berikut rangkuman poin utama dari kemitraan strategi GoTo dan TikTok:
TikTok akan berinvestasi sebesar $1,5 miliar (sekitar Rp23,4 triliun) sebagai komitmen jangka panjang untuk mendukung operasional PT Tokopedia, tanpa ada dilusi pada kepemilikan GoTo di Tokopedia.
Dalam keterbukaan informasi di BEI, disepakati perjanjian pengambilbagian saham pada 10 Desember 2023 terkait investasi TikTok di Tokopedia senilai $840 juta (sekitar Rp13,8 triliun). Investasi ini akan digunakan untuk mengambil bagian dan membayar penuh saham baru yang diterbitkan Tokopedia.
Apabila rencana investasi tersebut rampung, TikTok akan menguasai kepemilikan saham hingga 75,01% atas Tokopedia, sedangkan GoTo mempertahankan kepemilikan saham sebesar 24,99% di Tokopedia.
Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia.
Penggabungan bisnis Tokopedia dan TikTok Shop menjadi strategi untuk membawa keuntungan finansial bagi induk usaha, termasuk menjangkau pasar lebih luas bagi anak usaha lainnya, yakni GoTo Financial dan Gojek (on-demand).
“Kesepakatan ini sejalan dengan langkah Grup GoTo untuk memperkuat posisi keuangan dan memperluas cakupan pasar (total addressable market). GoTo juga akan menerima aliran pendapatan dari Tokopedia sejalan dengan skala dan pertumbuhan perusahaan tersebut,” demikian pernyataan resmi GoTo yang diterima pada Senin (11/12).
Uji coba kemitraan strategis
Sebagai tahap awal, kemitraan strategis ini dimulai lewat program uji coba Beli Lokal dimulai pada 12 Desember 2023 bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Periode uji coba ini dilaksanakan dengan konsultasi dan pengawasan dari kementerian serta lembaga terkait.
Lewat penggabungan kedua bisnis tersebut, lebih dari 90% merchant yang merupakan UMKM ini dikatakan akan mendapat dukungan dari kombinasi berbagai program TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo antara lain:
Promosi produk-produk Indonesia serta huluisasi UMKM yang dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi pelaku UMKM Indonesia melalui program komprehensif mulai dari hulu (tahap produksi) sampai ke hilir.
Dukungan pemasaran, branding, dan praktik bisnis berkelanjutan bagi pedagang, serta mendukung pelaku usaha lokal untuk mempromosikan produknya di pasar internasional.
Membuka pusat pengembangan talenta digital dan memastikan lokapasar yang memungkinkan persaingan bisnis yang sehat.
Untuk memastikan keberlanjutan langkah PT Tokopedia dalam mendorong perkembangan ekonomi digital nasional, akan dibentuk komite untuk memfasilitasi transisi dan integrasi yang diketuai oleh Patrick Walujo, dengan dukungan dari perwakilan PT Tokopedia dan TikTok.
“Ke depannya, TikTok, Tokopedia, dan Grup GoTo berkomitmen memberikan manfaat lebih luas bagi para pelaku UMKM di Indonesia dengan memanfaatkan platform e-commerce, dan mendorong penciptaan jutaan lapangan kerja baru dalam lima tahun mendatang.”
Bank Tabungan Negara (BTN) menggandeng Mandiri Capital Indonesia (MCI) membentuk dana kelolaan khusus pendanaan ke startup di bidang mortgage dan proptech. Saat ini proses perizinan untuk dana kelolaan ini masih menunggu persetujuan OJK.
BTN menjadi investor tunggal untuk BTN Fund ini dan menyiapkan dana investasi berkisar Rp200 miliar-Rp400 miliar. BTN akan masuk untuk berbagai tahapan investasi untuk startup yang memiliki bisnis di Indonesia dan bergerak di proptech, mortgage tech, fintech, embedded finance, construction tech, open finance, SaaS, dan sektor strategis lainnya yang sejalan dengan bisnis utama mereka.
“Dalam visi BTN menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia, salah satu inisiatifnya bagaimana kita mengembangkan bisnis yang mendukung sektor perumahan. ASEAN mortage sangat prospektif dan untuk go digital di area mortgage, digital payment, dan ekosistemnya kita enggak bisa grow secara organik. Jadi perlu akselerasi lewat partnership,” ucap Direktur Risk Management Bank BTN Setiyo Wibowo saat peresmian kerja sama BTN dan MCI di Jakarta, Rabu (6/12).
Menurut Setyo, perizinan dari OJK biasanya memakan waktu antara tiga sampai enam bulan. Bila tidak ada aral melintang, investasi ke startup akan dimulai setelah mengantongi izin. Rencananya untuk dana kelolaan tersebut, BTN dan MCI akan menyuntik 10-20 startup. “Yang terpenting startup punya operasional di Indonesia,” tambahnya.
Dalam menilai calon portofolionya, BTN akan melihat prospek, model bisnis, dan solusi yang unik ditawarkan oleh startup, sejalan dengan bisnis BTN. Tidak hanya investasi, startup tersebut nantinya dapat mengintegrasikan layanannya dari BTN, baik dari sisi transaksi, kanal penjualan, hingga percepatan
proses bisnis.
“Setelah itu kita lihat orangnya [founder] dan lihat bagaimana chemistry-nya. Jadi kita tidak harus melihat startup itu sudah untung atau belum.”
Direktur Investasi MCI Dennis Pratistha menyampaikan, BTN Fund dapat menjembatani kebutuhan BTN untuk transformasi digital di perseroan, sekaligus bentuk partisipasi di ekosistem mortage dan proptech secara lebih besar. “BTN dapat meningkatkan NIM, fee-based income, dan cost efficiency dan improvement. BTN akan menjadi investor strategis bagi startup yang dinilai bisa memberikan nilai tambah,” imbuh Dennis.
Di Mandiri Group, misalnya, MCI melakukan investasi untuk startup pengembang POS iSeller pada 2020. Pada waktu itu, iSeller sudah menjaring 19 ribu merchant. Pertumbuhannya signifikan hingga pada awal tahun ini, jumlah merchant naik jadi 35 ribu. Kemitraan juga dijalin bersama Bank Mandiri untuk program Livin’ Merchant, hingga akhirnya jumlah merchant terdongkrak jadi 1,2 juta hingga saat ini.
Batal dirikan CVC
Dalam kesempatan yang sama, Setyo sekaligus mengonfirmasi bahwa BTN batal untuk mendirikan corporate venture capital (CVC) sendiri. Alasannya dikarenakan setelah ditinjau, opsi yang paling cepat dan masuk akal untuk segera beroperasi adalah membentuk dana kelolaan bersama mitra.
“Kalau buat VC izinnya lebih sulit, perlu didukung juga oleh talenta yang spesialis di area ini. Setelah di-review, paling kecil risikonya dan impact positif lebih baik buat BTN akhirnya lewat membuat fund.”
Sebelumnya, wacana BTN untuk membentuk modal ventura sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu. Kandidat yang akan diakuisisi adalah Sarana Papua Ventura adalah anak usaha PT Bahana Artha Ventura, yang merupakan anak usaha PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
Rencana tersebut bahkan sudah mendapat persetujuan dari pemegang saham RUPSLB BTN pada Agustus 2019.
Bundamedik Healthcare System (BHMS) adalah perusahaan penyedia layanan kesehatan Indonesia yang aktif mengeksplorasi pemanfaatan teknologi medis modern. Bundamedik berawal dari klinik bersalin yang didirikan pada 1973 oleh dr. Rizal Sini, ayah dari dr. Ivan Rizal Sini yang kini menduduki posisi Komisaris Utama Bundamedik.
Bundamedik kemudian berkembang menjadi pemilik jaringan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda hingga laboratorium Diagnos. Perusahaan cukup aktif mengeksplorasi inovasi kesehatan lewat kucuran investasinya di beberapa startup healthtech, yaitu Klinik Pintar, Asa Ren, dan Nalagenetics. dr. Ivan diketahui juga merupakan salah satu Founder Moosa Genetics, startup bioteknologi untuk industri peternakan.
Dalam kapasitasnya sebagai Komisaris Utama, dr. Ivan Rizal Sini mengurai lika-liku tantangan makro industri kesehatan hingga upaya transformasinya untuk mengatasi isu mikro terhadap customer journey pasien.
Isu industri kesehatan
Data terbaru yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 mencatat terdapat 176.110 jumlah dokter di Indonesia yang mencakup dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis. Namun, angka tersebut belum memenuhi standar ideal WHO yang mematok rasio 1 dokter per 1.000 penduduk. Rasio dokter di Indonesia baru 0,63 dokter per 1.000 penduduk.
Keterbatasan sumber daya di industri kesehatan sejak lama menjadi satu dari rentetan isu di industri kesehatan selain isu aksesibilitas dan keterjangkauan biaya. Namun, kesenjangan isu tersebut diakui dr. Ivan baru benar-benar disadari saat pandemi Covid-19 merebak tiga tahun lalu.
“Tantangan mikro tidak akan lepas apabila isu makronya tidak dibereskan dulu. Saya mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah untuk mengidentifikasi kebutuhan healthcare berdasarkan masalah populasi. Dengan transformasi digital [Kementerian Kesehatan] di level makro, kita bisa bicara tentang apa yang bisa di-resolve di level mikro,” ungkapnya kepada DailySocial.id.
Dalam uraiannya, industri kesehatan adalah rantai layanan yang panjang, mencakup aspek edukasi, screening, deteksi dini, pengobatan kuratif, dan pengobatan paliatif. Namun, ia menilai kebanyakan RS fokus pada pengobatan kuratif dan paliatif. Tidak banyak yang masuk ke level edukasi dan yang sifatnya preventif. Alhasil, banyak pasien datang ketika sakit. Fasilitas kesehatan tidak banyak terlibat pada level screening untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien.
“We cannot tell what’s actually their needs. Orang tidak tahu apa yang sebetulnya diperlukan untuk membuat new demand. Sejauh mana kita bisa membuat demand baru. Saat ini, the gap is just too big for us to decide [sejauh mana kita menyelesaikan isu ini], baru sampai di sini saja. Penyakit ada banyak, belum bicara edukasi, proses pelayanan di RS, dan kecepatan diagnosis yang perlu ditingkatkan,” tuturnya.
Hal ini juga membuat disrupsi di industri kesehatan tidak semudah sektor lain, seperti layanan keuangan atau transportasi. Layanan kesehatan memiliki kompleksitas tinggi karena mencakup beragam jenis penyakit, data kesehatan dan kebutuhan pasien. Regulasinya sangat ketat karena berkaitan erat dengan nyawa manusia.
Sebagai gambaran, disrupsi layanan kesehatan di Indonesia kebanyakan masih fokus pada telemedis, baik dikembangkan oleh faskes atau bermitra dengan pemilik platform, seperti Halodoc dan Alodokter. Kendati sudah lebih dulu muncul sebelum pandemi, penggunaannya baru masif sejak 3-4 tahun terakhir karena urgensi penanganan Covid-19. Masyarakat Indonesia kebanyakan memanfaatkan telemedis untuk konsultasi dokter (40%) dan membeli obat (30%) menurut survei Deloitte pada 2022.
Digitalisasi Bundamedik
Dengan mengurai berbagai isu di industri kesehatan, Bundamedik berupaya untuk mentransformasikan pelayanan kesehatan, tak hanya berdasarkan urgensi kebutuhan, tetapi juga melihat skala ekonominya.
“Dalam 5-10 tahun terakhir, kami banyak eksplorasi kebutuhan untuk meningkatkan proses pada layanan klinis. Kami menyamakan semua sistem ke dalam satu platform sejak 5 tahun ini. We don’t mind to get in early stage of innovation karena Bundamedik punya banyak inisiatif agar nanti dapat saling melengkapi satu sama lain. Peningkatan di proses internal sangat penting lewat digitalisasi.”
Dari aspek pelayanan, dr. Ivan memetakan beberapa masalah yang kerap dialami pasien sejak awal hingga ia berobat. Misalnya, waktu tunggu di RS. Menurutnya, waktu tunggu bisa menjadi jauh lebih lama dari perkiraan karena faktor tak terduga, seperti operasi mendadak. Contoh isu lainnya adalah sulitnya untuk membuat jadwal konsultasi dengan dokter.
Bundamedik membentuk divisi khusus Digital Transformation and Customer Engagement (DTCE) yang akan berfungsi untuk mengevaluasi customer journey pasien menjadi digital journey, termasuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pasien. Hasilnya diterjemahkan lewat platform OneBunda yang meluncur pada Maret 2023. Klaimnya, aplikasi OneBunda telah dimanfaatkan lebih dari 65.000 pasien Bundamedik.
Saat ini, pasien dalam melakukan telekonsultasi, membuat jadwal konsultasi, termasuk vaksinasi anak. Untuk meningkatkan journey pasien, pihaknya berencana untuk menghubungkan OneBunda sebagai entry point dengan pihak ketiga di ekosistem kesehatan
OneBunda dikembangkan sebagai channeling platform yang akan terhubung ke ekosistem milik Bundamedik maupun inisiatif lainnya. Selain jaringan RS, Bundamedik menaungi program bayi tabung Morula dan Lab Diagnos. Integrasi ini memungkinkan Bundamedik untuk membuka akses satu pintu terhadap pasien-pasien yang memiliki customer journey berbeda.
“Kami ingin buka API ke berbagai pihak yang fokus di customer journey dan pelayanan klinis, tetapi secara bertahap. Ini akan membantu kami menjaga tingkat retensi pasien. Dengan digitalisasi, kita tahu berapa banyak drop out dari pasien yang datang ke Bundamedik. Ini penting untuk mengevaluasi pasien yang punya tingkat tingkat kembali yang tinggi maupun churn rate tinggi.
Selain jaringan miliknya, pihaknya juga dapat bersinergi dengan portofolio investasinya. Misalnya, startup clinic chainKlinik Pintar. Ia menyebut rujukan tak selalu datang dari dokter, bisa saja dari klinik atau laboratorium. Sinerginya dengan Klinik Pintar dapat memungkinkan hal tersebut.
Use case lain yang dapat disinergikan dengan portfolio startup di Bundamedik adalah pengembangan health passport berbasis elektronik, yang akan berisikan informasi kesehatan pasien. Health passport merupakan salah satu produk yang dikembangkan oleh startup biotech Asa Ren.
“Menghubungkan OneBunda ke ekosistem kesehatan ini akan memudahkan klien atau pasien di Bundamedik. Mereka bisa memiliki layanan kesehatan yang personalized,” tambah dr. Ivan.
Pengembangan genomik
Dalam posisinya sebagai Ketua Asosiasi Genomik Indonesia (AGI), ia juga bicara tentang potensi BGSi dalam mendorong kemunculan startup-startup baru yang mungkin akan memiliki fokus pada penyakit kronis tertentu, seperti diabetes atau kanker paru. Mereka dapat memanfaatkan data yang dikumpulkan BGSi tanpa perlu mengumpulkan sample dari awal.
BGSi atau Biomedical & Genome Science Initiative adalah inisiatif pertama Kementerian Kesehatan untuk mengembangkan metode pengobatan yang tepat bagi masyarakat. Pihaknya menargetkan pengumpulan 100 ribu sample pada 2025 untuk dipetakan data genomenya. Pengumpulan sample ini juga menjadi landasan penting untuk menghasilkan tes yang relevan dan akurat karena menggunakan basis populasi orang Indonesia sendiri.
Tak cuma untuk kebutuhan manusia saja, genomik juga dapat diaplikasikan pada tumbuh-tumbuhan dan hewan. dr. Ivan mencontohkan bagaimana tes genomik memungkinkan kita untuk mengidentifikasi profil padi yang paling tahan terhadap hama, atau pupuk yang paling sesuai.
“Makanya, saya sangat antusias mengajak teman-teman untuk membangun AGI, karena ini harus bisa merepresentasikan industri. Bukan sekadar dari sisi sains, tapi bagaimana industri healthcare yang basisnya di level genomik itu bisa dikembangkan. [Asosiasi] ini harus bisa inklusif, siapapun boleh masuk.”
Saat ini, AGI memiliki hampir sekitar 70 anggota dan lebih dari 15 institusi.
Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) baru saja menyelesaikan akuisisi terhadap 300 ribu aset pelanggan milik PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play). Pihaknya memastikan transisi penyediaan layanan internet MNC Play kepada Indosat, termasuk kontrak berlangganan dan data pelanggan, telah resmi berpindah ke Indosat.
“Dengan pengambilalihan pelanggan MNC Play, Indosat berharap dapat meningkatkan pendapatan dari bisnis Fiber-to-the-Home (FTTH) yang merupakan bagian dari segmen Multimedia, Data Communications, and Internet (MIDI). Per sembilan bulan 2023, segmen ini berkontribusi sekitar ~12.1% dari total pendapatan Indosat,” tulis SVP Head of Corporate Communications Indosat Steve Saerang dihubungi terpisah oleh DailySocial.id.
Steve mengatakan bisnis FMC menjadi peluang pertumbuhan sektor telekomunikasi di masa depan. Langkah pengambilalihan ini bertujuan memperkuat penetrasi Indosat di lini bisnis FTTH. Apalagi, kombinasi layanan IPTV milik MNC Play akan memperkuat posisi Indosat dalam menawarkan layanan broadband.
Menurut Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo sempat mengungkap bahwa terdapat dua transaksi yang disepakati pada akuisisi ini. Pertama, Indosat Ooredoo mengakuisisi pelanggan MNC Play untuk jaringan berbasis fiber optik. Transaksi kedua adalah akuisisi jaringan Fiber-to-the-Home (FTTH) milik MNC Play oleh Asianet (Lightstorm Group Company). Sementara, pelanggan IPTV masih berada dalam naungan MNC Play.
Indosat akan meningkatkan kapasitas Fiber-to-the-home (FTTH) melalui brand Indosat HiFi. Sementara, Asianet yang mengelola jaringan milik MNC Play, juga otomatis akan memiliki jaringan fiber lebih dari 15.000 kilometer dan lebih dari 1,5 juta home pass di sepuluh kota di Indonesia.
Pihaknya juga mengklaim bahwa akuisisi tersebut menjadikan Indosat sebagai salah satu operator FTTH dengan teknologi netral di Indonesia, dengan menggandeng Asianet sebagai mitra infrastrukturnya.
“Kami memastikan transisi yang mulus dan tetap memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pelanggan. Tim, mitra bisnis, dan klien kami berjalan beriringan bersama MNC Play dan menawarkan layanan konten video terbaik, baik lokal maupun internasional kepada pelanggan IPTV di Indonesia,” tutur Presiden Direktur MNC Play Ade Tjendra dalam siaran resminya.
Genjot FMC dengan strategi anorganik
Kompetitornya, Telkomsel dan XL Axiata telah lebih dulu melakukan aksi korporasi serupa dengan strategi anorganik demi menggenjot bisnis FMC. Aksi ini menjadi babak selanjutnya untuk mengantisipasi persaingan Fixed-Mobile Convergence (FMC) di Indonesia.
XL Axiata mengakuisisi LinkNet yang tadinya dikuasai oleh taipan Grup Lippo. Layanan broadband berbasis fiber optic milik XL saat ini terdiri dari XL Home dan XL Satu Fiber (FMC). Per November 2023, XL menyebut penetrasi layanan FMC-nya telah menjangkau 69% di Indonesia.
Sementara, Telkomsel melebur dengan IndiHome yang awalnya adalah unit bisnis broadband Telkom. Peleburan ini menghasilkan Telkomsel One sebagai wajah baru layanan FMC. Perlu dicatat, migrasi IndiHome mencakup layanan internet, voice bundling, IPTV, OTT, dan layanan digital.
Seperti diketahui, industri telekomunikasi telah mengalami kondisi saturasi, di mana tingginya penetrasi mobile menyulitkan operator untuk mengakuisisi pengguna baru dan menggenjot ARPU. Jumlah pengguna seluler di Indonesia tercatat telah melampaui angka 340 juta.
Menurut analisis firma konsultan Oliver Wyman, konvergensi antara jaringan mobile dan fixed broadband dapat menjadi cara baru operator untuk mendongkrak ARPU, menekan tingkat churn rate, dan memaksimalkan tingkat retensi pelanggan.
Laporan Mason Research di 2021 mencatat penetrasi fixed broadband di Indonesia baru mencapai 14%, terendah dari negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura (87%), Malaysia (40%), dan Filipina (36%).
Wajah baru Telkomsel Ventures dari nama sebelumnya Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), menjadi babak lanjutan bagi operator seluler pelat merah ini untuk memperluas portofolio investasinya. Pihaknya juga sekaligus mengumumkan penutupan dana kelolaan kedua.
Tidak ada perubahan tesis investasi dengan pergantian nama tersebut. Pihaknya tetap membidik sektor agnostik sembari menjajaki peluang di sektor baru.
“Tujuan utama kami adalah mendistribusikan dana untuk memperkuat strategi pertumbuhan dengan memanfaatkan aset Telkomsel, serta eksplorasi ke area bisnis baru,” ujar CEO Telkomsel Ventures Mia Melinda dihubungi terpisah oleh DailySocial.id.
Fokus investasinya harus beririsan dengan bisnis intinya, yakni digital lifestyle, digital enablement, dan emerging tech (early adopter pada teknologi baru). Ketiga fokus ini akan memiliki sektor turunan yang berkaitan dengan internet, AI, UMKM, e-commerce, hingga konten hiburan. “Ini akan kami tinjau kembali dari waktu ke waktu berdasarkan peluang pasar dan relevansi strategis kami.”
Menurut Mia, dana kelolaan kedua masih sepenuhnya bersumber dari induk usahanya, Telkomsel. Adapun, dana kelolaan pertama telah diinvestasikan sebesar $40 juta (sekitar Rp623 miliar) ke 17 startup, termasuk Halodoc (healthtech), Evermos (social commerce), dan PrivyID (e-KYC).
Disinggung soal nilai sinergi yang telah diperoleh, Mia menambahkan, “sudah banyak sinergi yang dihasilkan oleh startup portofolio kami dengan unit bisnis Telkomsel, dan kami akan terus menggali potensi-potensi baru.”
Sekadar informasi, entitas legal Telkomsel Ventures didirikan pada 2019 yang akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana investasi dan sinergi induk usahanya. Telkomsel Ventures bermitra dengan MDI Ventures dan Singtel Innov8.
Telkomsel Ventures menjadi kendaraan investasi untuk mengeksplorasi peluang sinergi bagi bisnis telekomunikasinya. Pihaknya tak hanya mengucurkan pendanaan, tetapi juga memanfaatkan sumber daya, dukungan teknis, mentorship, dan kolaborasi dengan Telkomsel atau ekosistem lainnya.
Pergeseran sektor investasi
Lanskap Venture Capital (VC) di Indonesia pada tahun ini ditandai oleh pergeseran fokus investasi ke beberapa sektor, yakni kendaraan listrik, energi, dan agrikultur. Menurut laporan AC Ventures dan Bain & Company, pada periode 2020-2022, VC justru fokus membidik sektor yang mendapat pengaruh positif dari pembatasan sosial saat pandemi, misalnya e-commerce dan layanan fintech.
“Sektor seperti bioteknologi, energi, EV, dan cleantech terus bertumbuh sehingga menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang semakin menarik. Minat pasar dan peralihan industri ke arah keberlanjutan dan ekonomi hijau, akan mendorong ekspansi di bidang ini. Demikian juga dengan model yang menggabungkan AI dan teknologi penting lainnya, atau bisnis yang memiliki kekayaan intelektual, punya potensi pertumbuhan besar dan ceruk pasar yang unik,” tutur Partner SV Investment Steve Patuwo dalam laporan tersebut.
Total nilai pendanaan VC yang mengalir ke Indonesia mencapai $3,6 miliar pada 2023 (year-to-date). Pendanaan VC ke Indonesia tumbuh stagnan (YoY), tetapi lebih baik dibandingkan tren investasi global (termasuk AS, Tiongkok, dan India) yang tercatat turun sebesar 20%-40%.
Bank Jasa Jakarta (BJJ), bank milik Grup Astra dan WeLab, resmi meluncurkan aplikasi Bank Saqu pada Senin (20/11). Bank Saqu siap bersaing dengan sejumlah aplikasi perbankan digital lainnya di Indonesia.
Presiden Direktur Bank Jasa Jakarta Leo Koesmanto mengungkap, Bank Saqu punya posisi berbeda dengan perbankan digital yang sudah ada. Bank Saqu membidik segmen anak muda, terutama para solopreneur di Indonesia.
“Kami harus memiliki positioning yang berbeda dari perbankan digital yang sudah ada. Banyak generasi muda aktif yang memiliki usaha atau side gig. Segmen ini memiliki cara berpikir yang produktif, bukan konsumtif,” ucap Leo saat acara peluncuran Bank Saqu di Jakarta.
Mengutip salah satu studi, Bank Saqu menyebut terdapat perkiraan 117 juta solopreneur di Indonesia pada 2030. Studi tersebut juga mengestimasi kontribusi solopreneur ke PDB akan mencapai 36% pada 2030.
“Dengan wawasan pasar lokal dan cakupan ekosistem Astra baik offline maupun online, serta kecakapan teknologi dari WeLab, kami percaya Bank Saqu mampu menempatkan diri untuk memasuki pasar yang menjanjikan ini,” tambahnya.
Bank Saqu kini sudah dapat diunduh di Google Play Store dan Apple Store. Berikut adalah sejumlah layanan/fiturnya:
Saku: fitur kantong yang dapat dipersonalisasi nasabah hingga 20 kantong
Busposito: produk deposito, diklaim pertama di Indonesia, yang memanfaatkan kekuatan komunitas. Artinya, semakin banyak yang bergabung ke Busposita, semakin besar bunga yang diperoleh nasabah.
Tabungmatic: nasabah dapat menabung secara otomatis dari setiap pembulatan transaksi melalui QRIS.
Saku Booster: saku khusus untuk menyimpan semua cashback yang diperoleh nasabah dari transaksi, termasuk Tabungmatic.
Sebagai informasi, Bank Saqu adalah hasil transformasi Bank Jasa Jakarta (BJJ) usai diakuisisi oleh PT Astra International Tbk melalui anak usahanya PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial) bersama WeLab melalui WeLab Sky.
Astra Financial dan WeLab Sky menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 49,56%. Penyelesaian transaksi akuisisi telah dirampungkan pada tahun lalu.
Masih berlanjut
Tren transformasi bank konvensional menjadi bank digital masih terus berlanjut hingga sekarang. Superbank (sebelumnya Bank Fama) adalah hasil akuisisi oleh Grup EMTEK, Grab, dan Singtel. Baru-baru ini, bank digital asal Korea Selatan, Kakaobank juga akan ikut mengakuisisi 10% saham Superbank.
Kemudian, Hibank (sebelumnya Bank Mayora) juga diakuisisi oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pada tahun lalu. BNI menggandeng Sea Group sebagai mitra teknologi Bank Mayora. Baik Superbank dan Hibank juga tengah menyiapkan layanan perbankan digital mereka yang sama-sama menyasar segmen UMKM.
Bank digital lain yang memiliki pendekatan serupa ada Bank Raya, yang membidik segmen pekerja gig economy atau pekerja informal. Sementara, Bank Aladin lebih memilih pendekatan yang menyentuh aspek keseharian pengguna dengan menggandeng jaringan ritel Alfamart.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) merilis kinerja keuangan di kuartal III 2023 dengan mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan perbaikan pada EBITDA yang disesuaikan.
Dalam laporan ringkasannya, GoTo mengantongi total pendapatan bersih sebesar Rp10,5 triliun atau naik 7% (YoY) di sepanjang sembilan bulan 2023. Pendapatan ini terdiri dari lini Imbalan Jasa Rp6,2 triliun atau naik 42% (YoY), Imbalan Iklan Rp1,7 triliun atau turun 6% (YoY), dan Jasa Pengiriman Rp1,5 triliun atau naik 52% (YoY).
GoTo mengalami rugi bersih Rp9,5 triliun, tetapi menyusut 54% dari rugi Rp20 triliun di periode sama tahun lalu. Sementara, EBITDA yang disesuaikan juga ikut membaik 71% menjadi minus Rp3,7 triliun dari minus Rp12,8 triliun di periode sama tahun lalu.
Pada unit bisnis On-Demand, EBITDA yang disesuaikan menyusut 89% menjadi minus Rp458 miliar dari minus Rp4 triliun. Kemudian, EBITDA yang disesuaikan pada E-commerce menyusut 81% menjadi minus Rp974 miliar. Pada Financial Technology, EBITDA yang disesuaikan juga membaik 44% menjadi minus Rp1,4 triliun.
Direktur Utama GoTo Patrick Walujo mengatakan pencapaian GTV Grup sebesar Rp151,3 triliun atau tumbuh 5% dibandingkan kuartal sebelumnya. Realisasi GTV Grup yang sempat turun dua kuartal berturut-turut ini didorong oleh pertumbuhan unit bisnis E-Commerce dan On-Demand.
Faktor lainnya juga didorong oleh strategi GoTo memperluas pasar potensial (total addressable market/TAM) lewat pengembangan produk dan layanan untuk segmen yang sensitif terhadap harga. GoTo juga tengah menggenjot kelompok konsumen inti untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang, sekaligus menurunkan biaya pengiriman dengan memanfaatkan logistik in-house.
“Sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat. Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang Perseroan,” tuturnya.
Lebih lanjut, GoTo juga mencatat penurunan beban operasional tetap sebesar 19% dan biaya infrastruktur TI lebih dari 25%, yang menjadi bagian terbesar beban pokok pendapatan. Dengan penurunan biaya ini, total penghematan GoTo mencapai Rp2,5 triliun dalam bentuk penghematan beban operasional tetap dan beban cloud dan TI yang disetahunkan.
Langkah strategis dan efisiensi
Di sepanjang tahun ini, GoTo telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk mendorong efisiensi bisnis dan mengejar profitabilitas, termasuk di antaranya melepas bisnis hiburan GoTix dan GoPlay pada Agustus lalu.
Selain itu, GoTo juga melepas GoPay menjadi aplikasi terpisah. Klaimnya, GoPay telah diunduh lebih dari 5 juta kali, di mana 50% dari pengguna yang bertransaksi di aplikasi GoPay adalah pengguna baru atau aktif kembali. Kemudian, seperempat di antaranya juga bertransaksi di Gojek atau Tokopedia.
Baru-baru ini, GoTo juga memperluas kolaborasinya dengan Bank Jago lewat peluncuran produk tabungan bersama. GoPay Tabungan by Jago disebut telah menarik 200 ribu pengguna dan mencatatkan lebih dari satu juta pengguna pasca-meluncur ke publik.
Selain itu, hampir 60% dari total loan book GoTo didanai oleh Bank Jago. Pihaknya menyebut akan terus meningkatkan skala penyaluran pinjaman dengan Bank Jago pada tahun ini.
Per 30 September 2023, GoTo memiliki kas, setara kas, dan deposito jangka pendek senilai Rp25,2 triliun. Perseroan menyebut tingkat penggunaan bersih kas (net cash burn) menurun 76% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, GoTo memiliki cukup modal untuk menjalankan bisnis dan mengeksekusi rencana selanjutnya.
PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) melaporkan total pendapatannya naik 29% (YoY) menjadi Rp3,3 triliun di sepanjang sembilan bulan 2023, yang didorong oleh pertumbuhan bisnis Marketplace. Meskipun demikian, BUKA mengalami rugi bersih Rp776 miliar, jeblok dari pencapaian keuntungan di periode sama tahun lalu yang sebesar Rp3,6 triliun.
Dirinci berdasarkan lini bisnisnya, pendapatan Marketplace di sepanjang sembilan bulan 2023 masih menjadi penyumbang terbesar dengan porsi Rp1,7 triliun atau naik 67% (YoY), diikuti pendapatan O2O sebesar Rp1,5 triliun atau naik 10% (YoY), dan pendapatan Pengadaan yang merosot 89% menjadi Rp11 miliar.
Sementara, berdasarkan kinerja keuangan di kuartal III 2023 saja, Bukalapak memperoleh pendapatan sebesar Rp1,1 triliun atau naik 29% (YoY), di mana Rp635 miliar berasal dari lini Marketplace dan Rp561 miliar dari O2O.
Kemudian, EBITDA yang disesuaikan pada kuartal III 2023 tercatat minus Rp95 miliar, tetapi membaik 71% dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam keterangan resminya, Bukalapak menyebut bahwa perbaikan EBITDA ini mencerminkan kenaikan 18% dari proyeksi awal yang ditentukan bersamaan dengan kinerja 2022, yakni adjusted EBITDA loss Rp100 miliar-Rp 125 miliar.
Menanggapi kinerja kuartal III 2023, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menyebut bisnis Marketplace dan operasional O2O terus memberikan hasil yang baik di aplikasi dan platform. “Kami masih dalam jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas di kuartal-kuartal selanjutnya setelah meraih perbaikan EBITDA yang disesuaikan selama tujuh kuartal berturut-turut,” tuturnya.
Pihaknya tetap optimistis dapat mencapai keuntungan sesuai proyeksinya di akhir 2023 dengan berpatokan pada EBITDA yang disesuaikan. Untuk itu, pihaknya tengah fokus mendorong bisnis dengan take rate yang tinggi dan efisiensi operasional demi menjaga momentum pertumbuhan jangka panjang.
Per 30 September 2023, Bukalapak tercatat memiliki total kas/setara kas dan investasi lancar sebesar Rp19,7 triliun.
Bisnis dengan take rate tinggi
Diketahui, Bukalapak tengah gencar mendorong lini bisnis yang memiliki take rate dan margin yang tinggi. Menurut Direktur Strategy, Corp. Communication, dan Investor Relation Bukalapak Carl Reading beberapa waktu lalu, produk virtual dan gaming (lewat marketplace itemku) adalah produk yang menghasilkan take rate dan margin tinggi.
Namun, tidak ada data di laporan keuangan yang menunjukkan realisasi kinerja dari produk virtual maupun gaming.DailySocial.id telah mencoba menghubungi manajemen Bukalapak terkait hal tersebut, tetapi belum ada tanggapan hingga berita ini diturunkan.
Secara total, level take rate Bukalapak tercatat naik 64 basis poin (YoY) menjadi 2,82. Kenaikan ini didorong peningkatan penyediaan dan efisiensi rantai pasokan. Pihaknya menilai terdapat potensi pertumbuhan karena produk dengan take rate lebih tinggi dapat dirasakan masa mendatang.
Langkah Bukalapak untuk fokus di produk virtual dan gaming, bisa dikatakan untuk keluar dari perang sengit e-commerce yang dikuasai oleh pemain dominan, seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Bukalapak melalui platform itemku membidik segmen pasar gamer yang diproyeksi angkanya mencapai 180 juta di Indonesia.
Di tengah ketatnya persaingan industri, pelaku e-commerce dituntut untuk mencapai profitabilitas. Sejumlah pemain mulai melakukan penghematan dengan membatasi subsidi potongan harga maupun biaya logistik.
Penjualan produk digital dan voucher game yang dikelola oleh marketplace “itemku”, menjadi salah satu fokus PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mencapai keuntungan yang ditargetkan dapat terealisasi pada kuartal IV 2023.
Direktur Strategy, Corp. Communication, dan Investor Relation Bukalapak Carl Reading mengungkapkan, pihaknya terus mendorong lini bisnis yang memiliki take rate dan margin yang tinggi. Salah satunya berasal dari produk digital dan game.
“Secara kuartal (QoQ), produk gaming dan phone credit memiliki pertumbuhan kuat. Fokus kami adalah mendorong penjualan produk yang punya high margin dan high take rate,” tuturnya dalam paparan publik yang digelar Jumat (13/10).
Tidak dirincikan realisasi margin atau kontribusi pendapatan itemku. Namun, laporan keuangan kuartal II 2023 mencatat take rate lini Marketplace naik 93 basis poin menjadi 3% dibandingkan periode sama tahun lalu. Pendapatan Marketplace di semester I 2023 mencapai Rp1,2 triliun atau tumbuh 75% (YoY).
Dalam pemberitaan sebelumnya, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo sempat mengungkap bahwa strategi specialty vertical yang diambil memungkinkan perusahaan untuk memperoleh take rate lebih tinggi. Strategi ini tercermin lewat bisnis produk gaming dan e-grocery (AlloFresh).
Akuisisi itemku oleh Bukalapak pada Mei 2021 disebut juga sebagai salah satu sumber keuntungan. Itemku adalah bagian dari Five Jack, di mana sempat memperoleh investasi dari 500 Startups dan Bon Angels Venture Partners.
Terkait AlloFresh, Carl juga menambahkan, “proses integrasinya [dengan gerai Transmart] berjalan dengan sangat baik. Belum sepenuhnya, tetapi sudah mencapai lebih dari 65 gerai. Mungkin di 2024, kita bisa lihat impact-nya terhadap [kinerja] Bukalapak.”
Potensi pasar gaming
Potensi pasar gaming di Indonesia sangat besar mengingat Indonesia adalah rumah bagi sekitar 180 juta gamer menurut laporan Niko Partners. Tingginya basis gamer di Tanah Air mendorong permintaan terhadap produk game, seperti aksesoris, topup, atau voucher game.
Google Play termasuk salah satu ekosistem produk game terpopuler, kini terintegrasi juga dengan metode pembayaran digital dalam negeri, seperti OVO dan GoPay. Voucher game Google Play juga dapat dibeli di gerai, seperti Indomaret dan Alfamart.
Sementara, platform lain yang menawarkan jual-beli untuk produk gaming di Indonesia ada Codashop, UniPin, hingga Dunia Games.