Ketika Microsoft, Sony dan Nintendo melangsungkan perjuangan konstan demi memperebutkan gelar console terbaik, belakangan ranah ini turut diramaikan oleh kehadiran microconsole berbasis Android dan layanan streaming game. Dan dari Negeri Tirai Bambu, sebuah nama baru mencoba melakukan debut mereka dengan langkah yang ‘sangat unik’.
Sebuah pepatah bilang, menjiplak dari satu sumber disebut plagiarisme, tapi mengadopsi beberapa ide dari sumber berbeda merupakan riset. Lagi pula, mengapa susah-susah bereksperimen dengan rancangan baru jika ada desain yang lebih populer? Diungkaplah Ouye di situs JD Finance, tak perlu heran jika ia mengingatkan kita pada tiga hardware gaming buatan produsen berbeda.
Penamaan Ouye memang tak berbeda jauh dari Ouya, microconsole yang sebagian asetnya belum lama diakuisisi Razer Inc. Tetapi Ouye sendiri sangat menonjol di segi penampilan. Ketika melihatnya sekilas, Anda mungkin akan mengiranya sebagai PlayStation 4 – lengkap dengan tubuh miring ala bangun jajar genjang. Periferal input-nya tidak kalah spesial: bukannya berkiblat pada desain DualShock, ia mirip controller Xbox.
Melihat spesifikasi di website JD dan informasi dari Kotaku, kesamaan Ouya dan Ouye lebih dari sebatas nama. Ouye disuguhkan untuk menjalankan permainan-permainan mobile, mengusung platform versi modifikasi Android 4.4.2. Tapi bertolak belakang dari Ouya, bentuk mirip PS4 membuat Ouye memiliki dimensi 208x180x42 milimeter. Di sisi belakang, Anda akan menemukan port USB 2.0, USB 3.0, HDMI dan slot Micro SD.
Info menarik: Demi Fokus ke Ranah Console Berbasis Android, Razer Akuisisi Ouya
Buat controller-nya, pemilik Xbox sudah pasti akan merasa familier. Kombinasi thumb-stick dan directional pad diletakkan di area yang sama, bahkan sang developer asal Shenzhen tidak repot-repot mengubah lokasi action button XYAB serta pilihan warnanya. Sedkit perbedaanya terletak di atas, terdapat tombol navigasi Back, Home dan Menu di dekat Select serta Start. Selanjutnya, gamepad tak lupa dilengkapi empat tombol trigger.
Ouye ditenagai chip Allwinner A80 berprosesor octa-core Cortex A15/7, GPU PowerVR G6230, RAM sebesar 2GB, dan memori EMMC 16GB. Menariknya, unit controller tampaknya tak cuma kompatibel ke Ouye. Ia juga bisa dipasangkan ke device ber-OS Windows, Linux atau Android lainnya.
Buat sekarang penggarapan Ouye berada di tahap crowdfunding lewat JD Finance. Developer asal Shenzhen itu turut berencana untuk memulai kampanye penggalangan dana di Kickstarter. Bersama controller, Ouye diperkirakan akan dibanderol serharga US$ 70.
Di harga ini plus kemiripannya dengan sejumlah produk terkemuka, bersediakah Anda membeli Ouye?
Via Gamespot.