Design thinking adalah sebuah pendekatan untuk memecahkan masalah yang dihadapi pengguna serta memberikan solusi terhadap masalah tersebut. Dari pengertiannya, mempelajari design thinking akan memberi banyak manfaat untuk dirimu.
Salah satunya adalah melatih kemampuan berpikir sistematis dalam menyelesaikan masalah. Kamu juga dapat melatih kreativitasmu untuk membuat solusi terbaik terhadap masalah tersebut. Penjelasan komprehensif mengenai design thinking sudah dibahas sebelumnya.
Sekarang, waktunya membahas contoh-contoh design thinking di Indonesia secara mendalam. Ini agar kamu nggak setengah-setengah dalam memahami design thinking. Di bawah ini, DailySocial sudah merangkum beberapa contoh kasus menggunakan design thinking.
Contoh Design Thinking Startup Lokal
Kalau ditanya soal startup lokal, pasti yang pertama terpikirkan olehmu adalah Gojek. Contoh penerapan design thinking oleh Gojek memang membuatnya menjadi salah satu terobosan paling fenomenal di Indonesia.
Karena kasus Gojek sudah pernah dibedah sebelumnya, mari menggunakan startup lainnya sebagai contoh, misalnya HappyFresh. HappyFresh sendiri diprakarsai oleh keresahan yang dialami Fajar Adhitya Budiprasetyo, chief of technology officer (CTO) sekaligus Co-Founder HappyFresh.
Keresahan tersebut muncul ketika dirinya menemani sang istri belanja bahan makanan atau grocery di akhir pekan. Waktu itu, Fajar melihat istrinya kelelahan karena mendorong troli. Lantas, sebuah kekhawatiran terbersit di benak Fajar, “Bagaimana kalau istri saya berbelanja sendirian?”
Di sisi lain, mantan chief of executive officer (CEO) dan Co-Founder HappyFresh, mengatakan kaum urban membutuhkan makanan sehat, namun terhambat kemacetan. Dalam design thinking, tahap tersebut dikatakan sebagai empathize atau memahami masalah pengguna.
Kemudian, selanjutnya ada define di mana di sini dihasilkan problem statement. Dari situ, dapat dikatakan bahwa terdapat ibu rumah tangga perkotaan membutuhkan sebuah alternatif agar bisa belanja tanpa terjebak macet dan mengalami kelelahan saat belanja.
Permasalahan ini lalu diolah Fajar dkk. untuk mendirikan HappyFresh, e-commerce yang menawarkan jasa pengantaran grocery dengan mengandalkan personal shoppers atau kurir pengantar belanjaan (tahap ideate).
HappyFresh didirikan pertama kali pada 2014 (tahap prototype) dan meluncur perdana di Kuala Lumpur, Malaysia pada 10 Maret 2015 (tahap test).
Contoh Design Thinking UMKM
Saat ini, coffeeshop semakin menjamur di kota-kota besar Indonesia. Kehadiran mereka justru membuat persaingan di industri kedai kopi semakin ketat. Akan tetapi, tidak bagi Kopi Kenangan. Bisnis tersebut telah menyabet gelar unicorn pada Desember 2021 lalu.
Kopi Kenangan yang didirikan oleh Edward Tirtanata dan James Prananto pada 2017 dulunya bisnis kecil. Salah satu dorongan membangun bisnis ini adalah, mereka melihat bahwa banyak anak muda yang suka nongkrong sambal ngopi.
Selain itu, chief of marketing officer (CMO) Kopi Kenangan Cynthia Chaerunnisa mengatakan, brew coffee dengan kopi bubuk asli sulit ditemui. Yang masih sering beredar justru kopi instan atau ready to drink (RTD). Kalau adapun, harga brew coffee masih terhitung mahal untuk dikonsumsi sehari-hari.
Dari sisi konsumen, soal harga sudah pasti memiliki pertimbangan sendiri (tahap empathize). Maka dari itu, terdapat permasalahan bahwa konsumen kesulitan menemukan kopi seduh asli dengan harga terjangkau (tahap define).
Dengan ini, problem statement yang dapat ditulis adalah konsumen membutuhkan brew coffee dengan harga terjangkau. Lalu, dibuatlah Kopi Kenangan, kedai kopi dengan branding khas yang mengusung “kenangan mantan” (tahap ideate).
Contoh Design Thinking dalam Kehidupan Sehari-Hari
Jangan salah, meski design thinking sering digunakan untuk permasalahan makro atau berbau komersial, kamu juga bisa menggunakan pendekatan itu untuk menyelesaikan masalah pribadimu. Misalnya, kamu memiliki kecenderungan untuk menunda-nunda pekerjaan sampai mendekati batas waktunya.
Kamu bisa mengadopsi beberapa langkah dalam design thinking untuk menemukan, apa penyebab utama kamu suka procrastinating. Kemudian, setelah mengetahui penyebabnya, kamu memasuki tahap untuk memberikan solusi efektif terhadap permasalahanmu.
Misalnya, dengan menargetkan batas waktu tertentu secara mandiri dalam melakukan pekerjaan. Atau menggunakan teknik Podomoro untuk tetap fokus. Bisa juga dengan membuat suasana meja kerja menjadi baru.
Setelah itu, kamu bisa memilih solusi paling efektif di antara pilihan lainnya. Kemudian, tinggal dicoba dan dites mana yang lebih efektif untuk mengurangi, bahkan menghilangkan kebiasaan procrastinating.
Menarik bukan? Kamu bisa menerapkan design thinking pada aspek apapun. Siapa tahu, dengan kebiasaan yang kamu bangun sejak dini, kamu bisa menyusul jejak para founder HappyFresh dan Kopi Kenangan.