Saat ini penjualan kamera digital cenderung menurun dari tahun ke tahun. Keadaan ini diperparah dengan pandemi covid-19 yang terjadi di hampir sepanjang tahun 2020 dan industri fotografi salah satu yang terkena dampaknya.
Meski menurut laporan terbaru dari Camera & Imaging Products Association (CIPA) seperti yang dilansir Dailysocial dari DPreview, pada bulan Oktober menunjukkan pasar kamera digital mulai pulih dari penurunan akibat covid-19. Di mana total unit yang dikirim mencapai 1,13 juta, angka ini masih 22,8% lebih sedikit dibandingkan dengan Oktober 2019, tetapi masih lebih baik daripada enam bulan terakhir.
Persaingan kamera digital tahun ini sangat sengit seperti tahun sebelumnya, terutama pertarungan kamera mirrorless dengan sensor full frame. Bentrokan antara Canon, Nikon, Panasonic, dan Sony terjadi sangat keras. Di sisi lain, persaingan kamera mirrorless dengan sensor APS-C juga tak kalah menarik.
Berikut sederet kamera mirrorless yang dirilis di tahun 2020, daftar ini diurutkan berdasarkan abjad.
Canon
Mulai dari Canon, pada bulan Juli lalu mereka mengumumkan penerus EOS R yang merupakan kamera mirrorless full frame pertama Canon yang dirilis tahun 2018 yakni EOS R5 dan EOS R6. Fitur utama dari EOS R5 ialah resolusinya sensornya mencapai 45MP dan menggunakan prosesor DIGIC X seperti yang ditemukan pada kamera DSLR flagship Canon EOS-1D X III.
Namun fitur paling menarik dari EOS R5 ialah kemampuannya merekam video hingga resolusi 8K di 30 fps, meskipun durasinya dibatasi hanya sampai 30 menit. Sementara, EOS R6 merupakan versi terjangkau dari EOS R5 dengan sensor beresolusi 20MP dan ditenagai prosesor DIGIC X yang sama. Sedangkan perekam videonya mendukung UHD 4K/60p dengan sedikit crop atau hampir menggunakan seluruh lebar sensor.
Untuk APS-C, Canon juga menyegarkan EOS M50 dengan generasi kedua atau Mark II. Namun peningkatannya tidak banyak, ia masih menggunakan sensor APS-C 24MP dan prosesor DIGIC 8 yang sama. Pembaruan utamanya terletak pada kehadiran fitur eye tracking autofocus yang bekerja pada foto maupun video, selebihnya terbilang identik dengan pendahulunya.
Fujifilm
Lanjut ke Fujifilm, ada empat kamera APS-C yang dirilis tahun ini yaitu Fujifilm X-T200, X100V, X-T4, dan X-S10. Fujifilm X-T200 merupakan kamera mirrorless entry-level penerus X-T100, ia dapat memproses data 3,5 kali lebih cepat dan mampu merekam video 4K 30 fps, bukan lagi 15 fps.
Sementara, X100V merupakan kamera compact premium iterasi kelima seri X100 dengan hybrid viewfinder, lensa fixed 23mm f/2 yang sudah diperbarui, serta LCD-nya kini touchscreen dan bisa di-tilt dua arah. Jeroannya Sama seperti X-T4 dan X-S10, X100V hadir dengan sensor APS-C X-Trans CMOS 4 beresolusi 26MP didampingi oleh X-Processor 4.
Kalau X-T4 merupakan mirrorless flagship penerus X-T3 yang jago video dan kini hadir dengan in-body image stabilization atau IBIS yang mampu mengurangi guncangan hingga 6,5 stop. Serta memiliki baterai baru NP-W235 yang memiliki kapasitas sekitar 1,5 kali lebih besar dibanding NP-W126S.
Sedangkan, X-S10 adalah penerus X-T30 dalam bahasa desain yang berbeda. Bentuk fisiknya menyerupai kamera DSLR dengan grip besar, dengan layar
3 inci yang fully-articulating dan viewfinder elektronik di punuknya. Keistimewaan X-S10 ialah meski bodinya ringkas tetapi sudah dilengkapi IBIS.
Nikon
Seperti Canon, Nikon juga telah merilis penerus generasi pertama kamera mirrorless mereka yaitu Nikon Z6 dan Z7 yang dirilis tahun 2018. Adalah Nikon Z6 II dan Nikon Z7 II, pada generasi keduanya ini Nikon memperbarui prosesornya dengan Dual Expeed 6 sehingga performanya lebih kencang.
Hasilnya Nikon Z6 II dengan 24MP dan Nikon Z7 II dengan 47MP dapat memotret tanpa henti lebih cepat, masing-masing 14 fps dan 10 fps dengan kapasitas buffer lebih besar tiga kali dari generasi pertamanya. Serta, sudah langsung mendukung perekaman video 4K hingga 60p.
Sementara, Nikon Z5 merupakan versi hemat dari Nikon Z6 generasi pertama dengan sensor FX-format CMOS beresolusi 24MP tetapi bukan varian BSI dan menggunakan prosesor gambar yang sama yaitu Expeed 6. Hadir dengan desain yang identik dan mewarisi sejumlah fitur unggulan seperti IBIS yang diklaim dapat mengurangi guncangan hingga lima stop.
Olympus
Pada pertengahan tahun 2020, Olympus salah satu pelopor tren kamera mirrorless memutuskan menjual bisnis pencitraannya, termasuk sahamnya ke perusahaan Jepang bernama Japan Industrial Partners. Meski begitu, tahun ini Olympus merilis tiga kamera mirrorless dengan sensor Micro Four Thirds (MFT) yaitu Olympus OM-D E-M1 Mark III, OM-D E-M10 IV, dan OM-D E-M10 IIIs.
Olympus OM-D E-M1 Mark III merupakan kamera MFT kelas flagship beresolusi 20MP dengan prosesor gambar TruePic IX. Kamera ini dapat memotret 50MP dan memiliki IBIS yang dapat mengurangi guncangan hingga 7,5 stop. Olympus OM-D E-M10 IV juga sudah mengemas sensor MFT beresolusi 20MP dan IBIS. Sedangkan, OM-D E-M10 IIIs masih beresolusi 16MP dengan tambahan fitur Art Filter dan silent shooting mode.
Panasonic
Lanjut ke Panasonic, mereka masih belum mengumumkan penerus generasi kamera mirrorless full frame pertama yang dirilis tahun 2019 yaitu Lumix S1, Lumix S1R, dan Lumix S1H. Tahun ini, Panasonic hanya mengumumkan dua kamera yaitu Lumix G100 dan Lumix S5.
Lumix G100 merupakan kamera mirrorless MFT beresolusi 20MP yang ditujukan untuk para vlogger. Tampilannya seperti versi mini dari Lumix G series, dengan punuk yang menampung hot shoe di bagian atasnya dan electronic viewfinder 3.68 juta titik di depan. Serta, sudah dilengkapi port mikrofon sehingga bisa dengan mudah menggunakan mikrofon eksternal.
Sementara, Lumix S5 merupakan anggota keluarga full-frame terbaru dan diposisikan sebagai kamera hybrid yang bisa diandalkan untuk fotografi maupun videografi. Ia mengemas sensor full-frame 24MP yang sama seperti milik S1 dan S1H dan masih mempertahankan fitur IBIS.
Sony
Terakhir dari Sony, setelah berselang lima tahun Sony akhirnya mengumumkan kamera mirrorless full frame video-centric penerus A7S II yang dirilis tahun 2015 silam. Bernama Sony A7S III dengan yang seluruhnya dirancang ulang, termasuk sensor baru 12,1MP tapi dengan struktur back-illuminated dan prosesor gambar baru Bionz XR yang terdiri dari dua gabungan prosesor. Kemampuan perekam videonya mendukung resolusi 4K hingga 120 fps dan Full HD 240 fps dengan full-pixel readout tanpa pixel binning.
Kemudian bagi yang mendambakan kamera mirrorless full frame dengan bodi ringkas, maka Sony A7C bisa menjadi jawabannya. Embel-embel C ini memiliki arti Compact, bayangkan saja di dalam bodi APS-C sekecil A6600 tetapi mengemas spesifikasi seperti A7 III. Termasuk sensor 24MP dengan prosesor Bionz X, mewarisi fitur IBIS dan mekanisme layarnya sudah vari-angle seperti A7S II.
Satu lagi, Sony ZV-1 merupakan kamera compact dengan sensor 1 inci 20MP sama seperti RX100 series, tetapi telah dioptimalkan untuk pengambilan video. Dengan lensa zoom setara 24-70mm F1.8-2.8 ZEISS Vario-Sonnar T* dan beberapa modifikasi penting antara lain layar vari-angle, kualitas mikrofon internal di atas rata-rata dengan directional 3-capsule microphone, serta tetap menyediakan port mikrofon 3,5mm dan hot shoe.