Hanya beberapa tahun lalu, gaming masih dianggap sebagai dunianya pria. Sentimen ini mulai berubah berkat populernya permainan di media sosial serta perangkat bergerak. Dan kini, tak terhitung jumlah wanita yang juga menyukainya. Contoh kecilnya terjadi di kantor DailySocial sendiri. Saat rehat, semua orang tampak sibuk bermain. Mereka yang tak berada di depan console menggunakan smartphone-nya buat menikmati hobi itu.
Selain kemudahan akses permainan, naik daunnya esports mendorong kenaikan jumlah penonton. Minggu ini, firma riset pasar Interpret menemukan bahwa ada peningkatan populasi kaum Hawa di kalangan pemirsa esports, yaitu dari 23,9 persen di tahun 2016 menjadi 30,4 persen di triwulan keempat 2018. Menurut tim analis, 6,5 persen adalah angka yang signifikan mengingat ranah esports dan audiensnya sebagian besar adalah laki-laki.
Tia Christianson selaku vice president Interpret wilayah riset Eropa menjelaskan bahwa perubahan karakteristik di komunitas dengan populasi tinggi tidaklah mudah dan akan memakan waktu. Namun 6,5 persen dalam periode dua tahun ialah pencapaian besar, dan menandai bagaimana tren tersebut berjalan ke arah yang benar. Jika dalam dua tahun lagi pemirsa esports wanita mengalami kenaikan serupa, maka akan tercapai kesimbangan di antara kedua gender di sana.
Menurut Christianson, esports akan berkembang lebih pesat jika nama-nama besar di industri turut membantu pertumbuhan peran kaum Hawa. Sang vice president mengatakan, pemicu utama kenaikan audiens esport perempuan boleh jadi datang dari genre atau game kompetitif non-tradisional, terutama permainan-permainan yang ada di smartphone atau tablet. Di segmen PC/console sendiri, baru ada 35 persen gamer dan 30 persen penikmat esports wanita.
Tapi jangan kaget, di kelas kasual perempuan ternyata sangat mendominasi – mengambil porsi 66 persen. Mereka ini sebagian besar bermain di perangkat bergerak, namun juga Anda yang ber-gaming di console. Dari analisis Interpret, peningkatan fans esports perempuan dirangsang oleh meledaknya kepopuleran esports di smartphone/tablet. Belum lama, platform esports mobile Skillz sempat mengungkapkan bahwa 7 dari 10 pemain dengan pemasukan terbesar di layanannya ialah perempuan.
Kini, tantangan terbesar bagi para penyelenggara event dan publisher game adalah mendongkrak jumlah gamer wanita di judul-judul esports populer, di antaranya Counter-Strike: Global Offensive (26 persen), Dota 2 (20 persen), Hearthstone (26 persen), Rainbow Six Siege (23 persen), serta Overwatch (26 persen).
Jika persentase gamer pria dan wanita seimbang, mungkin suatu saat nanti tidak ada lagi panggilan ‘gamer girl‘ karena kita semua esensinya mencintai hobi yang sama.
Sumber: VentureBeat.