Di akhir April lalu, kami sempat membahas tentang layanan pencarian restoran Zomato dan peluangnya untuk menembus pasar Indonesia. Direncanakan untuk beroperasi di Indonesia per bulan Juli, akhirnya Zomato yang berbasis di India membuka layanannya di Indonesia per November 2013 ini. Jakarta menjadi kota pertama yang dilayaninya di sini. Pengumuman ini berbarengan dengan perolehan investasi $37 juta yang diperoleh dari Sequioa Capital dan Info Edge.
Zomato hadir di Jakarta dengan basisdata lebih dari 12.000 restoran yang meliputi menu, foto, peta dan petunjuk arah, kontak, ulasan pengguna, dan penilaian pengguna. Tidak hanya tersaji dalam bahasa Inggris, Zomato juga berusaha mendekatkan diri dengan pasar lokalnya dan bisa diakses dalam versi bahasa Indonesia.
Menurut Kepala Bagian Operasional – Internasional, Albinder Dhindsa dalam siaran persnya, “Indonesia adalah negara dengan potensi yang luar biasa bagi kami. Pertumbuhan restoran di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir sangat fenomenal. Hal ini mengindikasikan pertumbuhan pencarian restoran – restoran baru oleh konsumen sangatlah besar dan kami ingin membuat proses pencarian ini menjadi lebih mudah. Banyak restoran yang tidak dapat memaksimalkan aktivitas pemasaran mereka – kami dapat menjadi penghubung untuk membantu restoran bertemu dengan konsumen mereka.”
Tidak cuma tersedia melalui versi desktop, Zomato menyadari bahwa pengaksesan review dan informasi restoran seperti ini lebih banyak dilakukan melalui perangkat mobile. Aplikasi mobile Zomato sudah tersedia untuk empat platform smartphone populer, yaitu iOS, Android, BlackBerry dan Windows Phone.
Selain pembukaan layanan baru di Jakarta, secara bersamaan Zomato juga membuka layanan di Sao Paulo (Brazil), Istanbul dan Ankara (Turki), serta Glasgow dan Edinburgh (Skotlandia). Sebelum perolehan investasi tersebut, Zomato telah memperoleh $16,5 juta dari Info Edge, menjadikannya secara total telah meraih pendanaan lebih dari $53 juta (lebih dari Rp 600 miliar).
Secara umum, tampilan Zomato sangat menarik dan perolehan pencariannya cukup lengkap. Pencarian dengan kata kunci “sushi” misalnya menghasilkan informasi sebanyak tiga halaman yang memuat restoran regional maupun lokal. Yang menjadi pertanyaan tentu saja seberapa antusias pengguna di Indonesia memanfaatkannya secara reguler. Absennya Yelp dan Zagat di Indonesia membuat pemain regional memiliki kesempatan untuk bersaing dengan pemain lokal, seperti Urbanesia ataupun Yukmakan.