Diaspora mengumumkan bahwa mereka kini tengah membagi-bagikan undangan untuk menikmati layanan jejaring sosial mereka yang kini telah memasuki versi private alpha. Para pengguna diundang untuk melakukan uji produk untuk mengetahui bagaimana perkembangan atas layanan mereka serta kekurangan yang mungkin akan muncul.
Diaspora mencuri perhatian salah satunya karena head-to-head dengan layanan jejaring sosial paling populer Facebook terutama dari isu privasi. Diaspora dikembangan secara open source dan mengfokuskan diri pada sisi privasi. Diaspora mendapatkan dukungan dana dari situs micro-funding yang menggunakan sistem crowdsource, Kickstarter.
Undangan yang mereka berikan pertama-tama ditujukan untuk para pendukung mereka, yang telah memberikan dana di Kickstarter, kemudian para pengguna yang ada di mailling list, termasuk mereka yang tertarik dengan mendaftarkan diri dengan memberikan alamat email di situs mereka.
Diaspora merilis kode program yang tersedia di Github pada bulan September lalu termasuk rilis beberapa tampilan dari layanan mereka (Anda bisa melihatnya di sini). Untuk versi private alpha, seperti yang dituliskan di blog resmi Diaspora, perkembangan terbaru dari layanan Diaspora antara lain masih seputar kemajuan yang mereka dapatkan dari pengembangan yang masih dalam taraf ‘nol’ sampai dengan dukungan dari komunitas yang masih terus mengembangkan secara bersama-sama layanan Diaspora. Mereka juga tetap berfokus pada bagaimana caranya para pengguna Diaspora bisa membagikan berbagai konten tanpa harus mengorbankan sisi privasi namun tetap dengan aktivitas yang menyenangkan layaknya jejaring sosial.
Saat ini inti dari layanan Diaspora adalah apa yang dinamakan ‘aspects’ yang merupakan daftar personal yang memberikan fasilitas bagi para pengguna untuk mengelompokkan para pengguna lain berdasarkan perannya bagi kehidupan Anda. Diaspora mengatakan bahwa, “We think that aspects are a simple, straightforward, lightweight way to make it really clear who is receiving your posts and who you are receiving posts from. It isn’t perfect, but the best way to improve is to get it into your hands and listen closely to your response”.
Beberapa hal penting yang menjadi fokus pengembangan yang akan dilakukan oleh Diaspora juga disebutkan, antara lain tentang masalah keamanan, dokumentasi yang lebih baik, upgrade yang lebih mudah serta cleaner code yang bertujuan untuk membuat layanan Diaspora lebih ringkas dan mudah digunakan.
Dengan penekanan pada layanan ‘aspects’, Diaspora memberikan pilihan lebih tentang apa yang dibagikan dengan pengguna serta dengan siapa mereka membagikan konten tersebut, seperti keterangan yang tampil pada situs mereka, Disapora juga memberikan penekanan pada tiga sisi, yaitu pilihan tentang konten yang dibagikan dijamin hanya untuk relasi yang memang benar-benar diinginkan, lalu tentang masalalah kepemilikian, di mana sebuah gambar serta konten yang ada di Diaspora merupakan milik para penggunanya dan pengguna punya kontrol penuh atas aktivitas sharing dari konten-konten tersebut. Dan yang terakhir adalah tentang kesederhanaan yang berhubungan dengan pengalaman pengguna dalam menggunakan layanan Diaspora, termasuk kemudahan dalam melakukan pengaturan serta pilihan yang berhubungan dengan proses sharing konten.
Diaspora memang membutuhkan dukungan yang sangat luas, selain dari tim mereka sendiri juga dari para relawan serta berbagai pihak yang ikut mengembangkan dan menguji layanan mereka, kita lihat bagaimana perkembangan yang terjadi setelah versi private alpha ini mendapatkan umpan balik dari para tester. Di sisi lain, meski terus mendapatkan sorotan, terutama dari masalah privasi, Facebook terus memperbaiki diri dan meluncurkan fitur baru dari layanan mereka, baru-baru ini Facebook merilis fasilitas yang berhubungan dengan cara berkomunikasi dengan aspek sosial yang sangat kental.
Untuk Anda yang tertarik mengantri untuk mendapatkan undangan dari Diaspora (termasuk saya sendiri) bisa menuju tautan ini, pengumuman lengkap tentang rilis private alpha bisa dilihat di sini.
selamat tinggal facebook, selamat datang Diaspora