Felix Ignatius Tanumihardja

Doctor Anywhere Ramaikan Pangsa Pasar Healthtech di Indonesia

Setelah hadir di sejumlah negara Asia Tenggara, startup healthtech asal Singapura Doctor Anywhere (DA) akan segera masuk ke Indonesia. Beberapa waktu lalu, DA mengumumkan telah menunjuk Felix Ignatius Tanumihardja sebagai General Manager di Indonesia.

Felix akan bertanggung jawab untuk mendorong strategi go-to-market dan peluncuran produk DA di Indonesia. Kendati begitu, belum ada informasi lebih lanjut mengenai ekspansi DA ke Indonesia dalam waktu dekat. “I’m very excited to launch our business in Indonesia,” demikian disampaikan Felix dalam laman resmi DA di LinkedIn.

Sebagai informasi, Felix tercatat telah lama menjejakkan karier di industri digital dan teknologi. Sebelum ini, ia bekerja sebagai Regional General Manager Grab dan dipercaya untuk mengelola lini bisnis GrabFod dan GrabMart.

Ia juga pernah menjadi Area Manager di platform OTA Expedia Group, dan menghabiskan 12 tahun di bidang product management di sejumlah perusahaan teknologi besar, yakni Lenovo, Samsung, Dell, dan Hewlett-Packard (HP).

Ekspansi regional

Didirikan oleh Lim Wai Mun di 2016, Doctor Anywhere merupakan startup asal Singapura yang menyediakan sejumlah layanan kesehatan, mulai dari telekonsultasi, Covid-19, homecare, dan wellness (marketplace).

Berdasarkan data terakhir, DA telah beroperasi di Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Fillipina. DA juga telah membangun tech hub untuk regional yang berbasis di Bangalore (India) dan Ho Chi Minh City (Vietnam).

Adapun, rencana ekspansi DA lebih luas telah digaungkan Founder dan CEO Doctor Anywhere Lim Wai Mun pasca-perolehan pendanaan seri C sebesar $65,7 juta pada 2021. Ia berujar, DA punya misi untuk menjadi penyedia healthcare berbasis teknologi dan omnichannel terbesar di Asia Tenggara.

Sejak meluncur di 2017, DA mencatat pertumbuhan eksponensial dengan 1,5 juta pengguna di Asia Tenggara. Pandemi Covid-19 menjadi salah satu katalis terhadap pertumbuhan pesat layanan telekonsultasinya. Saat ini, DA telah bermitra dengan 2.800 dokter dan tenaga kesehatan di Asia Tenggara.

“Kami akan menggunakan pendanaan untuk meningkatkan kapabilitas digital kami dan kemampuan kami dalam menyediakan kualitas layanan healthcare secara seamless kepada pengguna kami di Asia Tenggara,” tambahnya.

Potensi healthtech

Indonesia termasuk salah satu pasar yang memiliki tantangan besar di sektor kesehatan, di antaranya karena faktor geografi, mahalnya biaya, hingga ketidakseimbangan rasio jumlah tenaga kesehatan dan kapasitas kamar dengan jumlah penduduk.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di 2020, rasio dokter mencapai 03,8 per 1.000 populasi, sedangkan rasio tempat tidur RS berkisar 1,2 per 1.000 populasi di Indonesia.

Maka itu, layanan telekonsultasi dinilai memberikan kontribusi besar terhadap penanganan kesehatan masyarakat selama pandemi Covid-19. Telekonsultasi juga menjadi layanan healthtech yang paling tinggi adopsinya di Indonesia. Beberapa platform penyedia telekonsultasi di Indonesia di antaranya adalah Alodokter, Halodoc, dan KlikDokter.

Potensi adopsinya juga masih sejalan dengan meningkatnya penetrasi internet di Indonesia di luar kota-kota tier 1.  Mengacu e-Conomy SEA Report 2021, ada sebanyak 21 juta pengguna digital baru sejak awal pandemi hingga pertengahan 2021, di mana 72% di antaranya berasal dari kota non-metropolitan.

Adapun, Health Investor Asia memproyeksikan total spending kesehatan masyarakat di enam Asia Tenggara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand) mencapai $740 miliar di 205 atau naik dari $420 miliar di 2017.

Application Information Will Show Up Here