Dukungan ATSI untuk OTT Nasional di Tahap Awal akan Fokus pada Awareness

Pencarian ATSI untuk menemukan OTT yang akan dibimbing sebagai OTT nasional telah usai. Kemarin (17/3) Qlue, Catfiz, dan Sebangsa dikukuhkan sebagai tiga OTT nasional yang terpilih untuk dibina oleh ATSI. Di tahap awalnya program yang rencananya akan berjalan satu tahun ini, ATSI akan fokus untuk bantu meningkatkan awareness masyarakat terhadap OTT Nasional yang terpilih.

ATSI sebelumnya memang telah berikrar untuk membimbing tiga startup nasional pada tahun 2016 ini. Tujuan utamanya adalah untuk “membesarkan” ketiga startup tersebut agar mampu bersaing di ranah global. Syarat yang harus dipenuhi saat itu adalah bergerak di media sosial, saham atau pendanaannya 100 persen lokal, tidak berafiliasi dengan operator manapun, dan memiliki 100.000-500.000 pengguna. Program ini, direncanakan ATSI untuk berjalan paling lama satu tahun.

Chief Digital Service Officer XL Ongki Kurniawan yang bertanggung jawab dalam proses seleksi mengatakan, “Proses seleksi kami memang ketat. […] Harapannya, para OTT ini memang sustainable, jangan sampai kami support namun dua atau tiga bulan setelahnya malah sudah mati.”

“Kita juga coba gali bentuk dukungan yang dibutuhkan seperti apa. Di tahap awal ini, […] yang paling penting itu lebih ke awareness. […] Bentuknya [dukungan anggota ATSI] dalam SMS blast ke pelanggan, memanfaatkan inventory produk kami, dan juga kanal-kanal komunikasi yang dimiliki operator [dalam materi promosi logo, link, banner sesuai dengan program masing-masing operator ]. […] Kalau sudah siap, kami bantu juga lewat carrier billing,” tambah Ongki.

Sementara itu Menkominfo Rudiantara menyarankan untuk memberikan zero ratting access atau akses gratis layanan data pada OTT nasional yang terpilih karena menurut Rudiantara, faktor kemudahan adalah hal utama yang harus ditonjolkan dari OTT Nasional bila ingin berkompetisi dengan OTT asing.

“Saya lihat dukungan yang diberikan belum nendang. Bisa gak operator berikan akses gratis bagi pelanggan yang mau install tiga aplikasi lokal itu. Hitungan saya, kalau mau dapat 20 juta hingga 30 juta pengguna perlu subsidi Rp 3,2 miliar untuk biaya akses. Tapi dampaknya besar, pelanggan bisa dapatkan kemudahan dan pengalaman. […] Pelan-pelan kita beralih ke lokal, masa asing terus,” ujar Rudiantara.