Triv Cryptocurrency

Efek Berganda Aset Kripto Dongkrak Pertumbuhan Bisnis Triv

Bappebti mencatat investor aset kripto telah mencapai 6,5 juta per Mei 2021 dengan nilai transaksi Rp370 triliun (Januari-Mei 2021). Angka ini telah melampaui jumlah investor pasar modal di BEI sebanyak 5,37 juta SID. Kedua investor kelas aset ini terus digandrungi banyak orang semenjak pandemi.

Tren kenaikan investasi di industri otomatis terefleksi dari kinerja para pemainnya. Salah satu pemain kelas aset kripto yang terlama di Indonesia adalah Triv yang sudah beroperasi sejak 2015.

Kepada DailySocial, CEO Triv Gabriel Rey menjelaskan meski pertumbuhan investor kripto melesat, sebenarnya pangsa pasar Indonesia dibandingkan global masih sangat kecil, hanya 2%-3% saja. “Oleh karena itu, jika Indonesia benar menjadi macan Asia dan first world country, saya yakin Indonesia bisa meningkatkan market share-nya ke 15%-20% dengan jumlah penduduk kita yang sangat banyak,” ucap Rey sapaan Gabriel.

Alasan lainnya, kripto itu hadir di Indonesia untuk menjadi bagian dari portofolio kelas aset investor. Pasalnya, mulai banyak hedge fund dan miliarder yang setidaknya memiliki 5%-7% portofolio aset kripto dalam alokasi investasinya. “Jadi jika seseorang tidak memiliki eksposur terhadap aset kripto dalam portofolionya itu merupakan hal yang keliru.”

Diklaim, saat ini Triv memiliki lebih dari 1,35 juta pengguna terdaftar di Indonesia per Juli 2021, dengan pertumbuhan lebih dari 300% secara YOY baik dari jumlah pengguna dan nilai transaksi. Terdapat lebih dari 60 jenis aset kripto yang diperdagangkan di sistem Triv, dari 229 aset yang terdaftar di Bappebti.

“Saat ini aset yang paling populer di Triv adalah Shiba Inu coin yang digadang-gadang menjadi Dogecoin killer.”

Sebagai satu dari 13 perusahaan pedagang aset kripto yang terdaftar di Bappebti, Triv menunjukkan komitmennya untuk tetap melindungi dana nasabah. Saat ini seluruh cold storage Triv diasuransikan oleh Bitgo & Lloyd Insurance England dengan jumlah $100 juta.

Perjalanan merintis Triv

Rey merintis Triv pada 2014, saat ia berusia 24 tahun. Ia menangkap potensi Bitcoin dan platform teknologinya, blockchain, akan menjadi hal yang besar di Indonesia. Perjalanan awal Triv cukup menantang karena masih minimnya kondisi bahwa di Indonesia pada saat itu belum dapat melakukan transaksi Bitcoin.

“Saya pelajari teknologinya, lalu pelajari konsepnya. Saya pikir ini bagus, tetapi kok waktu mau beli Bitcoin tidak ada yang jual di Indonesia.”

Kesulitan tersebut akhirnya membuahkan hadirnya Triv. Pada 2015, masih susah untuk menjual atau membeli Bitcoin dengan cepat, sehingga Triv didirikan unutk mempermudah pertukaran Bitcoin saja pada waktu itu.

“Secara non official, Triv berdiri di 2014. lalu pada Februari 2015, kami resmikan. Kami mulai kemitraan dengan beberapa payment gateway juga, jadi transaksi di Triv sampai sekarang terus berjalan 24 jam.”

Seiring waktu, Triv mengembangkan layanannya dan terus menambah jenis aset hingga lebih dari 60 aset kripto. Dibandingkan pemain sejenisnya, Rey mengklaim bahwa spread (selisih jual-beli) di Triv terendah. Lantaran, Triv ini berjenis brokerage, yang mana transaksi jual-beli langsung dilakukan oleh Triv.

Konsep ini lebih menguntungkan dari sisi pengguna karena proses settlement berjalan secara instan dan real-time ke 61 bank di Indonesia. Dibandingkan pemain lainnya yang menggunakan konsep marketplace, yang mana pengguna harus menunggu pihak lain untuk mencapai kesepakatan transaksi.

Spread merupakan hal yang sensitif dalam rangka akuisisi dan retensi pengguna baru karena sering kali menjadi pertimbangan ketika memilih pedagang aset kripto yang cocok. Semakin kecil spread saat jual-beli aset, trader bisa memperoleh harga terbaik dan bila rugi tidak terlalu besar.

Untuk deposit dan tarik saldo, Triv telah bekerja sama dengan pemain e-money terkenal seperti DANA, ShopeePay, Gopay, dan OVO.

Perusahaan juga memiliki fitur gadai kripto yang baru dirilis pada awal tahun ini. Fitur ini memungkinkan pengguna menggunakan aset kriptonya untuk mendapatkan pinjaman dana instan dengan bunga fixed 9% per tahun dan lebih murah dari p2p lending maupun bank. “Adapun untuk staking kami masih menunggu kepastian dari regulator, sehingga belum bisa buat fiturnya.”

Aset kripto yang bisa digadaikan adalah Bitcoin, Ethereum, dan USD Tether. Perusahaan menjamin permohonan gadai 100% akan disetujui tanpa BI Checking dan dalam dua menit langsung cair.

Fitur ini hadir karena di Indonesia kurang lebih ada sebanyak 144 ribu BTC per tahun yang diperdagangkan. Dari situ, ada sekitar 14 ribu BTC yang ditargetkan bisa menjadi jaminan gadai.

Selain Triv, Rey juga mendirikan Veiris, startup e-KYC berteknologi blockchain pada 2015. Veiris memungkinkan verifikasi dengan menggunakan teknologi text recognition dan facial recognition. Solusi tersebut dibutuhkan oleh industri yang datang dari fintech, e-commerce, travel, dan industri keuangan.

“Ketika customer melakukan sign up di sebuah website, enggak perlu verifikasi manual. Tanpa perlu ketik nama. Itu semua di-handle oleh Veiris secara otomatis.”

Para klien Veiris, di antaranya Pundi, Stellar Kapital, Xfers, 8QQ8 Capital, Kioson, E2Pay.co,id, Infinetworks, dan masih banyak lagi.