Akuisisi Elecbossa dan Ambisi NXL Ligagame Go International di Skena VALORANT

Tanggal 24 November 2020 lalu, Team NXL mengumumkan roster VALORANT terbaru mereka. Roster tersebut merupakan hasil akuisisi dari tim Elecbossa yang berisikan Budimeister, NO1SYBOY, Natzlorant, Fl1pjderr, dan Vascalizz. Dalam akuisisi ini Team NXL bekerja sama dengan salah media esports tertua di Indonesia yaitu Ligagame. Maka dari itu roster Elecbossa akan menggunakan nama NXL Ligagame untuk menghadapi laga utama VALORANT First Strike Indonesia yang akan diselenggarakan tanggal 2 – 6 Desember 2020 mendatang.

Akuisisi tersebut cukup mengejutkan mengingat tim Elecbossa sempat menjadi buah bibir di skena kompetitif VALORANT lokal belakangan ini. Jika Anda benar-benar mengikuti perkembangannya, Anda mungkin sadar bahwa skena VALORANT terbilang sudah dipegang beberapa tim ternama untuk beberapa saat. Jika harus menyebut 4 besar di kancah VALORANT Indonesia, kita mungkin bisa menyebut nama seperti BOOM Esports, MORPH Team (dulunya Xorgee), Alter Ego, dan RRQ Endeavour. Elecbossa jadi sensasi karena mereka datang menyodok dominasi tersebut, bahkan sempat menumbangkan Alter Ego di salah satu turnamen.

Akuisisi ini juga jadi tambah menarik karena posisi Team NXL yang bisa dibilang sebagai salah satu pionir tim esports di Indonesia yang prestasinya cukup besar di kancah kompetitif FPS. Melihat pergerakan tersebut, kami pun berbincang singkat dengan Richard Permana selaku CEO Team NXL untuk mengetahui apa yang menjadi rencana serta tujuan Team NXL di dalam skena VALORANT.

Pertama-tama soal kolaborasi NXL dan Ligagame. Kolaborasi antar dua entitas untuk sebuah tim bisa dibilang bukan sesuatu yang asing di Indonesia. Kolaborasi antara klub sepakbola Paris Saint-Germain dengan divisi Mobile Legends RRQ mungkin bisa jadi salah satu contoh kolaborasi tersebut.

Dalam hal kerja sama NXL dengan Ligagame, Richard lalu menceritakan, “jadi suatu  pagi saya sedang negosiasi dengan tim Elecbossa. Eh, entah karena apa, sorenya di hari yang sama Ligagame menghubungi saya dan menanyakan soal divisi CS:GO Team NXL. Singkat cerita, setelah itu kami pun ngobrol dan sepakat untuk  kerja sama dalam akuisisi tim Elecbossa.” Ucapnya

Lalu bagiamana sistem kolaborasi ini? Apa yang membuat Richard jadi yakin berkolaborasi dengan Ligagame?

“Jadi roster Elecbossa dimiliki oleh 2 owner dari masing-masing pihak dalam kerja sama ini. Kalau soal kenapa Ligagame, saya merasa bahwa Ligagame adalah salah satu pionir di ekosistem esports Indonesia. Bahkan karier saya pun dimulai dari salah satu turnamen yang dibuat oleh Ligagame belasan tahun yang lalu. Karena visi kami terhadap tim ini adalah untuk go internasional, saya merasa Ligagame dengan pengalaman dan relasi internasional yang dimiliki dapat menjadi rekan tepat untuk mencapai mimpi tersebut.” Richard menceritakan.

Selanjutnya membahas soal Elecbossa dan VALORANT. Sosok Richard “frgd” sepertinya memang tidak bisa terlalu jauh dari game kompetitif FPS. Ketika ditanyakan pendapatnya soal Elecbossa dan skena VALORANT, Richard mengaku bahwa dirinya memang turut menyaksikan perkembangan keduanya.

Dalam hal Elecbossa dirinya mengatakan, “Saya takjub melihat pencapaian yang mereka dapatkan dalam waktu singkat. Selain itu, mereka juga menunjukkan perkembangan cepat yang salah satunya bisa kita lihat dari jalan mereka mengamankan turnamen penting seperti First Strike Indonesia. Melihat dari tren performanya belakangan ini, saya yakin Elecbossa punya potensi besar.”

Sumber: Team NXL Official Media
Budimeister, salah satu pemain andalan di dalam jajaran roster NXL Ligagame. Sumber: Team NXL Official Media

Terkait VALORANT, Richard juga melihat ada potensi perkembangan yang besar terhadap game tersebut. “Dari apa yang saya dengar dan saksikan, VALORANT memang sedang ramai-ramainya. Dari apa yang saya ketahui, salah satu turnamen bisa menghasilkan pendaftar sampai dengan 200 tim ++. Angka tersebut adalah angka yang besar terutama untuk skena esports PC di Indonesia.”

Lebih lanjut, Richard juga mengemukakan pendapatnya terkait campur tangan Riot Games dalam pengembangan ekosistem esports VALORANT sejauh ini. “Saya juga melihat kolaborasi organizer lokal dengan sang developer/publisher untuk ekosistem esports di Indonesia. Saya merasa hal tersebut adalah sesuatu yang sejak dulu enggak pernah dimiliki oleh CS:GO dan Dota 2 di Indonesia. Melihat hal tersebut, saya merasa menjadi pemain VALORANT profesional terbilang lebih enak. Membangun karir jadi lebih mudah karena pemain hanya perlu fokus dan komitmen untuk terus berperstasi.”

Richard Permana, mantan pemain profesional Counter-Strike yang kini menjabat sebagai CEO Team NXL. Sumber: Dokumentasi Pribadi Richard
Richard Permana, mantan pemain profesional Counter-Strike yang kini menjabat sebagai CEO Team NXL. Sumber: Dokumentasi Pribadi Richard

Jika harus dibandingkan dengan CS:GO, VALORANT memang terbilang lebih maju dalam hal perkembangan dan pengembangan skena kompetitifnya di wiliayah Asia. Dalam 6 bulan game tersebut beroperasi, para pemain kompetitif di Indonesia sudah bisa menikmati dua gelaran turnamen resmi yang berjenjang dari lokal ke regional. Hal tersebut sangat berbeda jauh dengan CS:GO, yang sudah beroperasi selama sekitar 10 tahun namun punya kompetisi berjenjang lokal ke internasional yang minim.

Lalu bagaimana dari sisi jumlah penikmat esports VALORANT di kawasan Asia? Berhubung usianya masih seumur jagung, mungkin bisa dibilang bahwa VALORANT masih mencoba membangun selera esports para pemainnya. Mengutip dari Esports Charts, gelaran Cyber Games Arena Pacific Open yang merupakan salah satu turnamen resmi VALORANT berhasil mencatatkan 11.672 peak viewers. Dari total peak viewers tersebut, jumlah penonton tayangan berbahasa Indonesia adalah sebanyak 872 peak viewers.

Sumber: Esports Charts
Pembagian jumlah peak viewers Cyber Games Arena VALORANT Pacific Open berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts

Menutup obrolan singkat kami, Richard lalu kembali menegaskan apa yang jadi tujuan NXL di dalam skena VALORANT. “NXL bersama Ligagame punya tujuan yang sama yaitu untuk go internasional. Untuk mencapai hal tersebut, tentunya kami harus menjadi juara lokal dan juara regional terlebih dahulu. Terlepas dari Elecbossa, tujuan kami akan tetap sama, siapapun rosternya.”

Puncak gelaran First Strike Indonesia akan diadakan pada tanggal 2 – 6 Desember 2020 mendatang. Gelaran tersebut sekaligus menjadi debut Elecbossa dengan bendera terbarunya yaitu NXL Ligagame. Akankah NXL bisa kembali membawa kejayaan terdahulu mereka di Counter-Strike ke dalam skena kompetitif VALORANT?