ESL dan DreamHack Kerja Sama dengan Nielsen untuk Data Esports yang Lebih Akurat

ESL dan DreamHack mengumumkan kerja samanya dengan perusahaan analitik data Nielsen. Melalui kerja sama ini, Nielsen akan menghitung nilai media dan sponsorship untuk rekan dan sponsor ESL dan DreamHack. Selain itu, mereka juga akan memberikan data analitik konsumen. Data dari Nielsen akan disajikan dalam metrik standar sehingga memudahkan perusahaan yang tertarik untuk masuk ke ranah esports memahami data itu. Penggunaan data yang telah terstandarisasi berarti, data esports juga bisa dibandingkan dengan data dari olahraga konvensional, misalnya terkait nilai sponsorship. Layanan dari Nielsen akan digunakan untuk menganalisa data dari Counter-Strike: Global Offensive ESL Pro Tour, yang terdiri dari lebih dari 20 acara pada 2020.

“Data yang telah terstandarisasi dan bisa dipercaya dari perusahaan independen seperti Nielsen adalah sesuatu yang telah diminta oleh rekan, pengiklan, dan media siaran ketika kami berusaha memonetisasi hak media dan sponsorship di esports,” kata President dan CEO MTG, Jørgen Madsen Lindemann, seperti dikutip dari Gaming Industry. “Kerja sama ini merupakan langkah penting untuk membantu pihak yang tertarik untuk berinvestasi di esports dengan membeli hak media atau menjadi sponsor, misalnya dengan menyediakan data KPI (Key Performance Indicators) seperti AMA (Average Minute Audience), sesuatu yang telah ada di ranah olahraga tradisional sejak lama.”

Selama ini, Nielsen dikenal sebagai perusahaan yang menyediakan rating untuk acara televisi, lapor VentureBeat. Namun, perusahaan itu juga memberikan data statistik untuk berbagai bidang, termasuk esports. Nielsen membuat divisi esports pada 2017 dan pada September 2018, mereka mengakuisisi SuperData Resesarch untuk memperkuat divisi esports mereka. Kepada Gaming Industry, Nielsen Esports Managing Director, Nicole Pike mengatakan, tujuan mereka membuat divisi esports karena mereka ingin memberikan data yang akurat dan mudah dimengerti bagi semua pelaku esports. “Tujuan kami adalah untuk menyediakan data lebih lengkap sehingga mereka bisa membuat keputusan yang tepat. Dan kami rasa, kami bisa membantu ekosistem esports tumbuh dengan cara yang sehat dan sustainable serat mendukung semua pihak yang terlibat di industri ini,” kata Pike.

Sumber: The Esports Observer
Sumber: The Esports Observer

Dengan data yang didapatkan dari Nielsen, ESL dan DreamHack dapat meyakinkan para sponsor mereka bahwa investasi mereka tidak sia-sia. Selain itu, data seperti viewership dari sebuah acara esports juga bisa digunakan untuk mencari sponsor atau rekan baru. Selain data viewership, Nielsen juga dapat memberikan data yang lebih dalam tentang penonton esports. Industri esports memang diperkirakan akan terus tumbuh. Karena itu, tidak heran jika semakin banyak merek non-endemik yang masuk ke ranah esports, misalnya dengan menjadi sponsor. Industri esports begitu seksi sehingga merek mewah seperti Louis Vuitton pun bersedia untuk membuat travel case untuk trofi League of Legends World Championship.

ESL dan DreamHack bukan satu-satunya pihak yang tertarik untuk bekerja sama dengan Nielsen. Pada Juli, Riot Games juga menggandeng Nielsen untuk menyediakan data terkait valuasi sponsorship esports. Sementara pada awal bulan ini, Activision Blizzard bekerja sama dengan Nielsen dengan tujuan untuk memastikan data penonton Overwatch League valid. Memang, besarnya nilai industri esports bukan berarti industri ini bebas dari masalah. Salah satu masalah yang ada adalah ketiadaan rekam jejak perusahaan karena perusahaan esports yang berumur relatif muda. Semakin banyaknya perusahaan game atau esports yang bekerja sama dengan lembaga analitik data seperti Nielsen menunjukkan bahwa para pelaku industri berusaha untuk memastikan esports menjadi industri yang memang bisa bertahan di masa depan.