EV Hive “Rebranding” Jadi COCOWORK

Startup coworking space EV Hive mengumumkan rebranding menjadi COCOWORK. Nama tersebut diambil dari kata community, collaboration, dan workspace. Ketiga kata itu dinilai menjadi aspek utama dari coworking space. Perubahan ini dilakukan demi merefleksikan komitmen perusahaan terhadap esensinya sebagai coworking space yang fleksibel, serta komunitas bagi individu yang tengah mengembangkan usahanya.

Co-Founder & CEO COCOWORK Carlson Lau mengatakan identitas barunya ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak pengguna baru. Pasalnya sekitar 30% dari anggota COCOWORK berasal dari bisnis tradisional, bukan hanya dari startup teknologi saja. Pihaknya juga memprediksi ke depannya persentase anggota dari kalangan UKM akan semakin banyak.

“Rencana [rebranding] ini dimulai sejak awal tahun ini karena kita lihat dari keanggotaan kami 30% di antaranya dari bisnis tradisional, seperti dari restoran dan pabrik. Jadi kita lihat ke depannya sasaran kita akan semakin luas, tren mengenai manfaat dari coworking akan semakin terasa ke depannya,” terang Carlson, Selasa (26/6).

Menurutnya, rebranding ini sekaligus mengawali langkah COCOWORK sebagai jaringan coworking space terbesar di Indonesia untuk menghadirkan lingkungan kerja yang fleksibel dengan komunitas membangun di Indonesia hingga Asia Tenggara.

Dalam rencana jangka panjang, kendati tidak disebutkan berapa lama kurun waktunya, Carlson berencana untuk ekspansi internasional ke Asia Tenggara dengan target membuka 100 lokasi baru. Sementara untuk jangka pendeknya, pihaknya menargetkan dapat menambah delapan lokasi baru dan mulai menjajaki potensi kota baru di luar Jakarta dan Medan.

Carlson juga menuturkan, timnya saat ini sedang mempertimbangkan pembukaan lokasi coworking space baru di Bandung, Yogyakarta, dan Makassar. Kota tersebut dilihat lantaran memiliki pertumbuhan pengusaha muda yang signifikan.

Terhitung saat ini COCOWORK memiliki 21 lokasi coworking space yang tersebar di Jabodetabek dan Medan. Total luasnya lebih dari 30 ribu meter persegi yang mencakup lebih dari 3 ribu anggota yang terdiri dari 260 perusahaan.