“Second place is just the first place loser.” Dale Earnhardt.
Perjalanan tim Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dari EVOS Esports memang selalu menarik diikuti. Tim ini memang bisa dibilang tim papan atas dari sejak MPL (Mobile Legends Profesional League) Indonesia Season 1. Namun, tergantung dari perspektif Anda, tim ini bisa dibilang mujur atau naas karena mereka hanya berhasil menjadi juara kedua baik di MPL Season 1 ataupun Season 2.
Berakhir jadi juara 2 itu sebenarnya posisi yang sangat unik. Juara 2 memang bisa dibilang tim terkuat kedua, setelah sang juara. Namun Dale Earnhardt, salah satu pembalap NASCAR paling gemilang yang meninggal di tahun 2001, mengatakan juara kedua adalah pecundang pertama. Kenapa? Karena juara kedua adalah kontestan yang paling berpeluang untuk jadi juara satu namun justru gagal dalam pertandingan terakhirnya.
So close, yet so far from paradise… Jika meminjam lirik dari salah satu lagu Elvis Presley.
Perjalanan EVOS Esports di MPL ID S1 dan S2
Mari kita melihat ke belakang sejenak perjalanan EVOS Esports di MPL Indonesia, turnamen MLBB paling bergengsi di Indonesia, di musim pertama dan kedua.
Di musim pertama, yang Grand Finalnya digelar di Mall Taman Anggrek tanggal 30 Maret – 1 April 2018, perjalanan EVOS Esports memang begitu meyakinkan. Mereka maju ke babak utama setelah menempati peringkat kedua di klasemen akhir Regular Season MPL ID S1. Di babak Grand Final, mereka juga tak terkalahkan sampai di partai penghujung. Mereka berhasil menendang TEAMnxl> (yang kemudian berganti jadi Aerowolf Roxy) ke Lower Bracket yang sebelumnya berhasil mengalahkan RRQ.O2 yang juga merupakan salah satu kandidat terkuat saat itu.
Namun, naasnya, EVOS justru kalah melawan nxl setelah tim ini mengalahkan semua lawannya di Lower Bracket. Sungguh, tak ada fans MLBB yang menduga bahwa EVOS Esports akan kalah saat itu.
Musim kedua, cerita tim MLBB EVOS Esports juga tak kalah menarik. Tim ini memang terseok-seok di pekan-pekan pertama Regular Season karena tak pernah menang. Namun mereka berhasil memutarbalik keadaan dan berhasil mengakhiri Regular Season MPL ID S2 di peringkat keempat.
Di babak Grand Final MPL ID S2 yang digelar di JX International Convention Exhibition pada 17-18 November 2018, EVOS Esports pun menjadi salah satu jagoan juara menurut para pemerhati MLBB berkat performa mereka yang sangat baik menutup Regular Season.
Meski demikian, RRQ.O2 memang jauh lebih diunggulkan kala itu karena formasi mereka yang bisa dibilang sempurna di segala lini. Atas segala jerih payah EVOS Esports, tim ini pun berhasil berhadapan dengan RRQ.O2 di babak final. Namun, Lemon, Tuturu, dan kawan-kawannya berhasil memukul telak Oura, JessNoLimit, dan segenap pemain EVOS Esports dengan skor akhir 3-0!
Prediksi dan Peluang EVOS Esports bersama G dan Rekt
Mengingat RRQ.O2 yang sekarang sedang berada di puncak dunia persilatan MLBB Indonesia, saya akan membandingkan formasi baru EVOS ini dengan rival beratnya itu tadi.
Formasi baru ini sudah dikonfirmasi oleh Aldean Tegar Gemilang, Manajer Tim untuk EVOS Esports. Kelima pemain EVOS Esports saat ini adalah:
- Oura
- JessNoLimit
- IOS
- G
- Rekt
Aldean juga mengatakan mereka akan memasukkan satu lagi pemain yang belum dapat diungkap (setidaknya saat artikel ini ditulis). Namun, kelima pemain ini, buat saya pribadi seharusnya sudah mampu mengimbangi RRQ.O2 (setidaknya di atas kertas).
Kenapa saya bisa bilang demikian? Mari kita lihat satu persatu.
Bagi saya pribadi, Afrindo “G” Valentino adalah satu-satunya Mage di dunia persilatan MLBB Indonesia yang bisa disejajarkan dengan Lemon dari RRQ. Fans berat Lemon mungkin bisa jadi tak setuju namun, faktanya, G sudah pernah beberapa kali mengalahkan Lemon di panggung-panggung besar.
G, yang waktu itu bersama dengan Aerowolf Roxy, pernah mengalahkan Lemon dan RRQ di babak Grand Final MPL ID S1 2 kali (di Upper dan Lower Bracket). Ia juga kembali menundukkan Lemon dan kawan-kawan di Regular Season MPL ID S2.
Saya sempat berbincang singkat juga dengan G mengingat ia adalah salah satu icon di tim lamanya (Aerowolf Roxy) yang sebelumnya terlihat begitu kompak. Afrindo sempat mengutarakan alasannya kenapa ia pindah. “Karena saya ingin tantangan baru.”
Ia juga mengatakan bahwa tak ada masalah juga sebenarnya ia di Aerowolf. Bahkan ia sangat mengapresiasi manajemen Aerowolf dalam memberikan dukungan ke para pemainnya. Ia juga tak ada masalah dengan pemain-pemain lainnya di sana. Ia mengaku mau ke EVOS Esports karena menurutnya tim ini sungguh berminat mengajaknya bergabung karena bukan kali ini saja ia ditawari.
Di sisi lainnya, Rekt merupakan salah satu dari 3 Marksman paling jago di dunia persilatan MLBB Indonesia. Tiga Marksman paling hebat itu tadi adalah: Spade (SFI), Tuturu (RRQ), dan Rekt (sebelum ini di Louvre). Sebelum Rekt masuk, EVOS bahkan tak punya pemain Marksman. Jadi, kemungkinan besar, mereka pasti kesulitan jika permainan berjalan cukup lama ke late game.
Masuknya Rekt akan membuka besar peluang EVOS untuk berhadapan dengan Tuturu di late game.
Oura, yang masih setia dengan EVOS Esports; bagi saya pribadi, adalah pemain Assassin MLBB terbaik di Indonesia yang tak akan terbantahkan bahkan dibanding AyamJago dari RRQ sekalipun. Namun sebelumnya Oura tak punya kawan yang sama-sama bisa disebut pemain terbaik di role–nya masing-masing. Kekurangan Oura di EVOS hanya hal itu tadi yang sekarang sudah ketemu solusinya.
JessNoLimit mungkin memang hebat sekali bermain sebagai Assassin ataupun Fighter namun tetap saja tak bisa dibilang pemain teratas di 2 peran tadi. Meski demikian, peran JessNoLimit di EVOS Esports sekarang bisa lebih fleksibel mengikuti draft tim lawan karena gamer profesional paling populer ini cukup baik dalam berganti-ganti peran (dan mungkin bisa dilebarkan lagi hero pool ataupun penguasaan perannya, seperti sebagai Support ataupun Tanker).
Di sisi Tanker, IOS mungkin masih berada sedikit di bawah Instinct/AmpunOm dari RRQ ataupun Donkey (yang sebelumnya bermain untuk EVOS di MPL ID S1) namun ia juga tak bisa dibilang jelek juga permainannya. Setidaknya, IOS punya kedewasaan yang mungkin akan jadi salah satu faktor penting buat kawan-kawannya pemain bintang di atas tadi. Di bayangan saya, IOS bisa menjadi voice of reason mengingat keempat pemain di atas adalah tipe-tipe pemain super agresif.
–
Itu tadi prediksi dan analisa saya atas formasi baru dari EVOS Esports. Di atas kertas, tim ini sekarang punya formasi All-Star di tiga lini: Assassin, Mage, dan Marksman. Jadi, seharusnya EVOS bisa memberikan performa yang jauh lebih baik dibanding formasi sebelumnya dan mengalahkan rival beratnya, RRQ.O2. Meski begitu, itu tadi memang masih sebatas prediksi di atas kertas. Faktanya, satu tim dengan formasi pemain bintang justru juga bisa jadi tak dapat bekerja sama dengan baik (seperti saat Figo dan Zidane satu tim di Real Madrid).
Bagaimana performa EVOS Esports pasca masuknya G dan Rekt? Apakah benar prediksi saya mereka benar-benar dapat menundukkan RRQ.O2 ataupun tim-tim lainnya? Atau justru malah sebaliknya?