Meski Didera Isu “Fake Likes”, Facebook Tetap Jadi Pilihan Utama Untuk Pemasaran Digital

Sebagai platform media sosial yang mendunia, Facebook tak lepas dari peranannya membantu pemasaran digital bagi banyak pelaku bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM). Walau tengah didera isu “fake likes” yang secara tak langsung menyerang kredibilitas platform pemasaran digital Facebook, nyatanya media sosial yang telah berumur satu dekade tersebut masih diakui oleh para pelaku bisnis sebagai platform yang paling ampuh dalam pemasaran digital.

Para pelaku bisnis tersebut mengakui, platform Facebook dianggap menjadi salah satu fokus yang penting dilakukan oleh perusahaan dalam hal publikasi dan pemasaran produknya kepada banyak konsumen secara tak terbatas. Seperti yang diakui oleh dua pelaku bisnis UKM ini yaitu Brodo Footwear dan Qraved yang dikenal sebagai startup food directory. Kedua pelaku bisnis ini mengaku platform pemasaran digital Facebook telah membantu mereka untuk meningkatkan performa bisnisnya masing-masing.

Brodo Footwear yang merupakan salah satu UKM asal Bandung mengakui performa bisnisnya cenderung meningkat jauh setelah berhasil mengadaptasi kemampuan pemasaran digital yang dimiliki Facebook kepada jutaan penggunanya. Pihak Brodo mengaku, sebagian besar banyak pelanggannya yang menemukan produk Brodo Footwear pada halaman Facebook. Dalam hal ini Brodo memanfaatkan layanan Facebook Ads yang menyasar jutaan pengguna. Dari situ, Brodo mengklaim sebanyak 90% dari setiap 2 ribu pasang sepatu yang terjual setiap bulannya berasal dari interaksi melalui Facebook.

Hal yang sama juga dialami oleh Qraved, startup food directory yang pada Desember 2013 lalu meraih konsorsium pendanaan dari beberapa investor tersebut juga menyatakan pendapatnya yang sama akan kesuksesan bisnisnya yang terbantu oleh platform pemasaran digital Facebook Ads. Disampaikan langsung kepada DailySocial, Adrian Li selaku CEO Qraved mengutarakan beberapa “campaign” yang telah dilakukan Qraved dalam platform Facebook Ads diakui memiliki tingkat efektifitas yang hampir sama dengan platform Google Ads, dan bahkan dari beberapa sisi jauh lebih baik.

“Facebook jauh lebih memiliki demografis dan target pasar yang jauh lebih kuat ketimbang Google. Oleh karena itu, tampilan iklan di Facebook jauh lebih efektif dibanding Google secara umum. Sejauh ini kami sangat senang dengan hasil yang kami dapatkan,” ujar Adrian kepada DailySocial.

Tampaknya isu jumlah likes palsu yang disoroti berbagai media dan sempat menimbulkan sedikit reaksi yang cukup keras dari pebisnis tidak begitu mempengaruhi akan kisah sukses dari beberapa pelaku bisnis akan platform pemasaran digital Facebook. Walau saat ini belum ada tanggapan langsung dari pihak Facebook perihal isu tersebut, kisah sukses dari beberapa pelaku UKM di Indonesia tadi seakan memberi angin segar kepada Facebook bahwa platform pemasarannya tersebut masih cukup bertaji dan pantas diadaptasi oleh banyak pebisnis.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.