Hari ini, Facebook mulai melakukan ujicoba search engine versi terbarunya dengan beberapa kelompok pengguna. Di search engine terbarunya ini, Facebook mengusung konsep “real-time search” yang tentu saja membawanya satu langkah lagi untuk menjadi kompetitor langsung dari Twitter search. Ya, memang masih kurang satu langkah lagi, yaitu apakah search engine ini nantinya akan benar-benar digunakan oleh para pengguna Facebook yang jumlahnya sangat besar itu.
Secara teknis akan sangat mudah bagi Facebook untuk membuat sebuah real-time search engine seperti Twitter, namun sebenarnya permasalahannya bukan disitu. Budaya streaming yang ada di Twitter dan Facebook sangatlah berbeda, di Twitter cenderung lebih terupdate soal isu-isu yang sedang hangat seperti Iran Election, Pemilu AS, iPhone 3GS, dan lain-lain sedangkan hal ini masih jarang terlihat di Facebook.
Memang ada keunggulan yang mungkin ditawarkan oleh Facebook misalnya terintegrasi dengan pencarian gambar, video, notes, dan lain-lain, namun isu yang terpenting adalah dimana Facebook sudah ketinggalan momentum untuk masuk ke persaingan real-time search kecuali Facebook mampu menawarkan fitur yang jauh lebih keren dan tidak ada di Twitter.
Facebook sendiri lebih cocok untuk melakukan pencarian orang, misalnya saya cukup mengetikkan email atau nama orang yang ingin saya cari dan kemungkinan besar akan ada profile-nya di Facebook (i do this a lot for strange people sending me strange emails). Tapi untuk pencarian isu-isu hangat dan real-time? Saya kok masih ragu. Bagaimana dengan anda? Mampukah Facebook masuk ke persiangan real-time search bertarung dengan Twitter?
saya juga merasa hal yang serupa. sepertinya saat ini mentalitas facebook status masih mentalitas status di msn messenger. kriptik seperti sekedar mengundang orang untuk “kenapa lo man?”. alhasil, benefit primer yang dibawa oleh informasinya cukup rendah, disamping mengkuatkan tali sosialisasi.
saya juga merasa hal yang serupa. sepertinya saat ini mentalitas facebook status masih mentalitas status di msn messenger. kriptik seperti sekedar mengundang orang untuk “kenapa lo man?”. alhasil, benefit primer yang dibawa oleh informasinya cukup rendah, disamping mengkuatkan tali sosialisasi.
setuju. “Budaya status di facebook” masih bersifat egosentris. Masih untuk meng-cover hal-hal yang bersifat personal. value-nya masih kalah dengan budaya tweet twitter yang sarat informasi.
setuju. “Budaya status di facebook” masih bersifat egosentris. Masih untuk meng-cover hal-hal yang bersifat personal. value-nya masih kalah dengan budaya tweet twitter yang sarat informasi.
setuju FB lebih mantab di personal… namun ada sedikit celah kalo mengingat peran social media branding di politik via facebook page, mungkin ada kmngkinan feature tambahan yang unpredictable 🙂
atau bsia ajah , ini dibilang sebagai penguatan agar tidak tertinggal bukan tujuan untuk melampaui
setuju FB lebih mantab di personal… namun ada sedikit celah kalo mengingat peran social media branding di politik via facebook page, mungkin ada kmngkinan feature tambahan yang unpredictable 🙂
atau bsia ajah , ini dibilang sebagai penguatan agar tidak tertinggal bukan tujuan untuk melampaui