FasaPay Berupaya Penuhi Kebutuhan Pengguna Layanan Pembayaran Online Indonesia

Masih sedikitnya layanan pembayaran online asli Indonesia yang mengerti kebutuhan pengguna asal Indonesia membawa lahirnya FasaPay dari PT Fasa Centra Artajaya. Menurut pengelolanya, FasaPay dapat dinikmati bagi seluruh konsumen maupun merchant yang ingin memperoleh kemudahan dalam transaksi pembayaran, serta menawarkan fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna Indonesia.

Salah satu fitur yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan orang Indonesia adalah tersedianya metode transaksi keuangan dengan menggunakan rekening bank tanpa harus memiliki kartu kredit. Walaupun transaksi online di Indonesia sudah cukup umum, penggunaan ATM ataupun transfer antar bank sebagai metode pembayaran masih sangat populer.

Funding untuk mendirikan FasaPay ini berasal dari modal pribadi Eddy Susanto (pemilik FasaPay). Untuk mendirikannya dibutuhkan waktu satu tahun, sejak dibentuk dari tahun 2011 dan akhirnya resmi menyediakan layanannya pada tahun 2012,” ujar Prisantya Fridayana, Staff Marketing FasaPay.

Pemenuhan kebutuhan pengguna Indonesia, baik bagi merchant internasional yang punya pelanggan Indonesia maupun orang Indonesia sendiri, dianggap akan bisa membawa FasaPay mampu bersaing di tengah maraknya layanan pembayaran online serupa saat ini.

FasaPay melihat beberapa payment gateway kurang memberikan dukungan yang menjadi kebutuhan banyak pengguna dari Indonesia, seperti live chat dan lain-lain. Karena itu, FasaPay menyediakan customer service yang siaga setiap waktu.

Selling point memang dibutuhkan bagi pemain baru. Karena layanan payment gateway yang tersedia di Indonesia sudah cukup banyak, misalnya Doku, iPaymu, Finnet, Veritrans, dan lain-lain yang sudah bermain di ranah ini terlebih dahulu dan terus berinovasi dalam pelayanannya. Tak kalah, pihak bank dan telko juga beramai-ramai mengeluarkan produk dompet digital masing-masing.

Nah di tengah persaingan ketat itu, meski sudah punya nilai jual, apakah FasaPay yakin akan bisa menuai sukses?

“Masing-masing payment gateway mempunyai segmen pasar masing-masing dan keterbatasan masing-masing. FasaPay juga mempunyai beberapa segmen yang berbeda dari yang sudah ada, dan lebih fokus pada merchant international yang mempunyai customer orang Indonesia,” tambah Prisantya.

Payment gateway yang berasal dari Yogyakarta ini juga memang memberikan layanan tidak hanya untuk Indonesia saja tetapi juga internasional. Sistem deposito yang dilakukan konsumen dibuka Rp. 10.000 dan ada juga USD 1000, dengan kemudahan top up melalui bank manapun. Dana tak hanya bisa didepositokan ke FasaPay, tetapi konsumen dapat menarik dana atau mencairkannya, kapan saja.

“Keunikan lainnya kami memiliki sitem referral, dengan cara member get member. Dan member mendapatkan keuntungan dari fee transaksinya 10 persen dari downline,” imbuh Prisantya.

Hasilnya, animo yang dinilai FasaPay cukup baik. “Dari data kami, ada sekitar 1000 anggota yang punya downline. Sedang 21.000 anggota yang mempunyai upline. Sistem referral ini bisa digunakan oleh konsumen dan juga merchant,” tambah Agung Triatmojo, co-founder dan manajer IT FasaPay.

Untuk merchant sendiri di situsnya sudah terdaftar sebanyak 45 yang terdiri dari, toko online, service, exchanger, dan broker. “Namun masih banyak merchant lain yang menggunakan FasaPay yang tidak ditampilkan di halaman FasaPay,” tutur Agung.

Saat ini anggota FasaPay sekitar 25.000 orang dan menurut Agung masih terus bertambah setiap harinya. Tetapi mereka juga tidak henti-henti melancarkan strategi untuk menarik lebih banyak pengguna, dilakukan dengan promosi gencar dan banyak saluran. Juga selalu melakukan inovasi fitur-fitur dan meng-update content dalam situs.

Sama seperti pelaku bisnis lainnya, media sosial juga menjadi cara yang digunakan sebagai pendekatan kepada konsumen dan calon konsumen. Sedangkan untuk bersaing dengan kompetitor lain Prisantya mengatakan, FasaPay menawarkan biaya yang murah.

Tak hanya itu bagi merchant diberikan layanan free plugin-plugin untuk CMS dan aplikasi-aplikasi di semua platform, agar layanan bisa digunakan baik melalui perangkat mobile atau tablet.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.