Female Daily Network Memilih Isu Kecantikan Untuk Perkuat Posisi

Female Daily Network (FDN) awal bulan ini telah mengubah fokus ke arah topik kecantikan, merampingkan struktur jaringannya dengan memindahkan konten situs Fashionese Daily ke dalam Female Daily. DailySocial sempat berbincang dengan tiga eksekutif FDN beberapa waktu lalu. Hanifa Ambadar (co-founder dan CEO), Fonnyta Amran (business development FDN), dan Novita Imelda (operational director FDN), terkait alasan mereka mengenai keputusan yang cukup mengejutkan tersebut, mengingat Fashionese Daily sudah mempunyai posisi yang cukup kuat sebagai media gaya hidup perempuan Indonesia.

Seperti diketahui, FDN telah lama menempatkan posisi sebagai media yang menyediakan platform untuk saling berbagi, belajar, dan menginspirasi dalam setiap tahap kehidupan perempuan. Karena itu FDN berusaha memenuhi segala aspek kebutuhan perempuan mulai dari urusan fashion, kecantikan hingga pengasuhan anak.

Setelah mengikuti Endeavor Entrepreneur bulan Oktober lalu di Palo Alto, California, Hanifa mendapat banyak masukan dan diskusi dari mentor-mentor di sana untuk mengembangkan FDN. “Mereka sudah melihat bagaimana bisnis seperti Female Daily evolving dan berkembang, dan melihat potensi yang besar,” tutur Hanifa. Namun untuk menjadi besar, FDN dinilai perlu mempertimbangkan fokus mereka kembali, dengan memerhatikan sumber daya yang dimiliki saat ini.

“Kalau dulu, kita maunya (segala hal tentang) perempuan, pokoknya perempuan. Ternyata (subyek) perempuan kurang fokus,” lanjutnya. Hanifa mengenang saran mentor yang mengingatkan bahwa FDN itu bukan pemerintah yang harus mengurusi seluruh urusan perempuan, sehingga harus kembali memikirkan fokus, passion, dan kemampuan. “Kita juga merasa sih, dengan resource yang kita punya sekarang sangat ketat,” lanjut Hanifa.

Ia membeberkan dilihat dari sisi pemasaran saja, dengan budget yang tersedia kalau dibagi rata, nilai kecil dan impact-nya kurang.

Keputusan perubahan yang dilakukan didasari kepada faktor kekuatan FDN sendiri, lalu segi penghasilan, dan terakhir komunitas. FDN harus benar-benar mencari tahu alasan pengguna, atau hal yang mendorong mereka mengakses situs ini. “Bener-bener find that sweet spot antara passion-nya kita, apa yang disukai community, strength-nya kita, sama what generates the money.”

Akhirnya oleh-oleh pulang dari Palo Alto adalah mengerjakan PR dengan melakukan riset ke dalam. Hasilnya, dari konten yang selama ini telah dipublikasikan FDN, artikel kecantikan terbukti paling banyak dibaca. Hal ini juga berlaku dalam forum FDN sendiri. Dalam forum tersebut sebenarnya semua topik mengenai perempuan dibahas, fashion, beauty, parenting, traveling. Namun setelah ditelaah lebih jauh, pihak FDN pun mengakui bahwa topik yang paling ramai adalah kecantikan. Selain itu 50 persen klien FDN pun selama ini berasal dari industri kecantikan.

Setelah bertekad bulat mengambil keputusan lebih fokus kepada segmen kecantikan. Hanifa mengatakan FDN akan menyediakan informasi kecantikan dalam banyak platform mulai dari teks hingga video yang berisikan tutorial. Tak lupa, kontennya yang selama ini tersaji dalam bahasa Inggris akan hadir dalam bahasa Indonesia.

Di program Endeavor Entrepreneur Hanifa mendalami apa yang dimaksud dengan high impact entrepreneur, yaitu pengusaha yang memiliki dampak atau pengaruh yang besar kepada komunitasnya, dan ia menyadari bahwa kalau ingin memberikan dampak yang lebih besar kepada perempuan Indonesia, sebaiknya menyajikan informasi dengan bahasa Indonesia.

Informasi seputar kecantikan akan selalu dicari oleh perempuan sebab keputusan untuk membeli sebuah produk kecantikan didasari oleh riset terlebih dahulu, apalagi untuk produk-produk seperti pre serum, serum, krim malam, yang harganya bisa jutaan. Perempuan mau tak mau sebelum membeli akan membaca ulasannya terlebih dahulu, menanyakan kepada sekitarnya mengenai produk tersebut, atau membaca pengalaman orang yang telah menggunakan.

Kalau berbicara tentang produk kecantikan, bukan hanya faktor harga yang menjadi pertimbangan tetapi juga informasi menyeluruh tentang suatu produk sebelum membeli, sebab pemilihan produk yang tidak sesuai justru akan menimbulkan masalah baik itu pada hasil akhir tampilan maupun pada kondisi kulit dan reaksi tubuh. Tak heran, perempuan haus mencari informasi yang cukup banyak mengenai hal ini.

Sebagai media perempuan yang memiliki kekuatan pada konten, FDN memiliki otoritas dalam hal ini. Meskipun selama ini FDN belum mengklaim otoritas tersebut, tampaknya hal ini sudah terbentuk dengan sendirinya. Hal ini dapat diukur secara sederhana dari jumlah pengguna yang mencari referensi kecantikan melalui situs ini.

Top of mind orang tentang Female Daily, (itu) beauty. Tetapi dari sisi industri dan brand kita tidak pernah membranding Female Daily (sebagai situs) beauty, Female Daily ya perempuan. Semua topik yang berhubungan dengan perempuan. Fashion, hijab, kesehatan,” ujar Hanifa.

Dengan komitmen menjadi referensi bagi perempuan untuk urusan kecantikan, FDN akan berhadapan dengan Beautiplan sebagai kompetitornya. Namun FDN percaya diri dengan dua kekuatan utamanya konten dan komunitas.

Dari sisi konten saja, Hanifa menuturkan bahwa artikel yang dihadirkan FDN ditulis oleh beauty editor FDN yang memang beauty addict. Serta setiap artikel yang disajikan terdapat sisi personalnya, karena yang menulis juga menggunakan produk tersebut. Isi artikel selalu disertai pengalaman penggunanya. “Review-nya benar-benar from consumer point of view,” tutur Hanifa.

Sedangkan dari sisi komunitas Hanifa menambahkan, FDN memiliki 110 ribu anggota. Pun telah memiliki event kecantikan yang telah lama menjadi signature mereka, seperti Makeup Workshop atau Skin Care Workshop.

Beautiplan, maybe in the long run they can be that way, however we are that way already. It takes us like five years untuk ngumpulin konten sebanyak ini,” tambah Nova. Pernyataan ini juga dibenarkan oleh Hanifa, bahwa butuh jalan panjang untuk yang lainnya mengejar FDN.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.