Makin positifnya pandangan masyarakat tentang gaming merupakan efek dari prestasi anak bangsa di ranah esports serta berkat peran media lokal dalam memperkenalkannya ke khayalak luas. Saat ini, orang juga semakin sadar bahwa gamer tadi lagi merupakan segmen terpisah. Mereka bisa datang dari semua kalangan: remaja, orang tua, pengajar, seniman, termasuk sebagian besar kami yang bekerja di DailySocial.
Dalam kiprah DailySocial, game ternyata tak bisa dipisahkan dari keseharian kami. Saya, Glenn, dan Yabes serta Ayyub dari tim Hybrid boleh dikatakan punya latar belakang gaming yang sama. Namun di kantor, semua orang tampak menikmati gaming: kadang ada pertandingan persahabatan ‘berdarah’ dalam Mortal Kombat seusai makan siang, Gisella yang selalu terlihat sibuk dengan PUBG Mobile, hingga sesi multiplayer seru Overcooked! di sore hari.
Hal itu membuat saya tergelitik untuk mencari tahu permainan apa yang menjadi favorit kawan-kawan di sini. Saya meminta mereka menyebutkan satu game kesukaan, dan respons mereka sangat menarik serta menunjukkan beragamnya minat gaming di tim kami. Sebagian dari mereka juga sangat antusias dan malah menjawab beberapa judul sekaligus.
Ini dia game terfavorit atau yang paling sering dimainkan oleh tim DS di tahun 2018:
Ayyub Mustofa, writer Hybrid
Game favorit: Monster Hunter: World (PlayStation 4)
Terbiasa memainkan seri Monster Hunter di console handheld seperti PSP dan 3DS membuat saya maklum bila seri ini tidak punya tampilan grafis bagus. Karena itulah, ketika kemudian Monster Hunter: World muncul dengan kualitas visual current-gen, efek lompatan teknologinya benar-benar membuat mata terbelalak. Beragam monster baru, lingkungan baru, serta fitur-fitur gameplay baru di dalamnya membuat game ini terasa segar, tapi tetap familier.
Bambang Winarso, writer DailySocial Lifestyle
Game favorit: PlayerUnknown’s Battlegrounds Mobile, Mobile Legends: Bang Bang, Extreme Landings (Android)
Pertama kali bermain, PUBG Mobile membuat saya frustasi akibat ‘kematian dini’. Tapi semakin lama semakin nikmat, dan game ini ampuh untuk menghilangkan kantuk. Jadi saat saya bekerja di malam hari dan mulai merasa mengantuk, dua pertandingan PUBG Mobile bisa membuat saya kembali segar.
Kemudian, awalnya saya bermain Mobile Legends agar tidak dibilang ‘cupu’. Tapi akhirnya keterusan dan telah habis sekian ratus ribu buat membeli item. Untuk sekarang, intensitas bermain ML berkurang setelah mencoba PUBG Mobile, namun game ini belum saya hapus dari ponsel.
Lalu saya suka dengan Extreme Landings karena kontrol pesawat mendekati aslinya. Permainan ini tidak cocok bagi mereka yang baper, karena sulit.
Dimas Galih, writer DailySocial Lifestyle
Game favorit: Shadow of the Tomb Raider (PC), Arena of Valor (Android)
Saya memang penggemar Tomb Raider dari dulu. Di setiap serinya, game selalu memberikan cerita yang susah untuk dilewati, serta bagian puzzle yang tidak sulit tapi tak terlalu mudah pula. Aksen Inggris Lara Croft juga susah untuk dilupakan dan sudah menjadi icon untuk game ini.
Dan sekalinya suka dengan MOBA, ya Arena of Valor. Grafisnya bagus, gameplay-nya tidak membosankan. Dan yang pasti, sebagai pecinta DC Universe, saya suka dengan adanya hero seperti Superman, Batman, Wonder Woman, Flash, dan villain Joker (walaupun sekarang dia jadi lemah sekali). Lalu kenapa bukan Dota 2? Karena saya tidak punya PC sendiri.
Gisella Soselisa, partnership specialist
Game favorit: PlayerUnknown’s Battlegrounds (Android)
Pada dasarnya, saya suka game yang banyak aksi tembak-menembak dan bertarung – I love guns and punch people. Saya memilh PUBG Mobile karena dapat dinikmati tanpa harus membuka PC. PUBG Mobile sangat adiktif. Sekali memulainya, saya sulit berhenti hingga mendapatkan chicken dinner. Jika belum, saya akan terus memainkannya.
Glenn Kaonang, writer DailySocial Lifestyle
Game favorit: Frostpunk (PC)
Karena cukup jarang ada game serupa yang temanya survival, dan game ini benar-benar brutal dalam memainkan moral para pemainnya. Contoh: apakah rakyat yang sakit karena frostbite lebih baik diamputasi saja tapi jadi tidak bisa bekerja, atau dibiarkan mati begitu saja supaya tidak menjadi beban terhadap suplai makanan? Selebihnya, setting yang mengambil alternate history mengenai letusan Gunung Krakatau juga sangat menarik.
Lukman Azis, writer DailySocial Lifestyle
Game favorit: PlayerUnknown’s Battlegrounds Mobile (Android)
Di tahun ini, tak banyak game baru yang saya mainkan. Saya masih berkutat dengan game-game MOBA seperti Dota 2, League of Legends, Mobile Legends, Arena of Valor dan Vainglory. Tapi karena keterbatasan waktu, saya lebih banyak bermain di perangkat mobile. Lagi pula, MOBA lama-lama mengesalkan jika sering mendapatkan rekan bermain yang toxic, jadi feed lawan dan sering AFK.
Menurut saya, game yang paling asik di tahun ini adalah PUBG Mobile. Awalnya saya ragu game battle royale nyaman dimainkan di smartphone karena keterbatasan kontrol. Ternyata tidak. Sistem kendalinya intuitif, grafisnya kece, lalu update rutin membuat konten semakin kaya – dari mulai map sampai fitur baru.
Saya tetap mencoba game lain di waktu senggang. Selain game mobile, saya juga menjajal permainan-permainan PC dan console.
Marsya Nabila, reporter DailySocial Business
Game favorit: Candy Crush, Candy Crush Soda Saga, Fruits Bomb, Cookie Jam (Android)
Saya sangat menyukai permainan-permainan yang menyerupai Candy Crush (tile-matching). Alasannya sederhana, game-game ini simpel, tidak menuntut berpikir keras, serta ramah bagi kapasitas smartphone yang terbatas. Di antara judul-judul di atas, Cookie Jam yang paling jadi favorit, karena dapat dimainkan secara offline dan sekali lagi tidak memberatkan hardware ponsel.
Muthia Maharani, social media intern
Game favorit: Dota 2 (PC)
Walaupun hobi bermain game sejak kecil, baru lewat Dota 2 saya merasakan seru dan menagihnya bermain bersama teman-teman. Saya akui, memang membutuhkan waktu lama untuk mempelajari banyak hal di sana, dari mulai kerja sama, positioning, last-hitting, pengetahuan soal peta dan membangun item, hingga cara menyerang lawan. Bahkan sekadar memilih hero saja menuntut kita buat berpikir.
Dota 2 mengadu dua tim, masing-masing diperkuat lima pemain dengan kepribadian, pemikiran, serta kemampuan berbeda. Game juga menyediakan ratusan pilihan hero dan item. Hal-hal inilah yang menurut saya membuat setiap pertandingan Dota 2 selalu berbeda dan tidak membosankan.
Prayogo Ryza, writer DailySocial Business
Game favorit: Pokémon Go, Pokémon Quest (Android)
Pada dasarnya, saya suka karakter Pokémon sejak dulu. Kedua permainan ini biasanya saya mainkan saat bepergian (Pokémon Go) atau ketika jenuh, bosan atau sewaktu menunggu (Pokémon Quest). Sayangnya, meski kedua aplikasi ini terpasang di ponsel, level saya masih terbilang rendah karena memang jarang dimainkan.
Saya menyukai Pokémon Go dari sisi grafis, database Pokémon serta pengalaman penggunaan; sedangkan Pokémon Quest lebih terasa mengedepankan konsep serta bentuk game.
Randi Eka Yonida, editor DailySocial Business
Game favorit: Plants vs. Zombies 1 & 2, Flight Pilot Simulator (Android)
Hanya dua permainan ini yang terinstal di ponsel saya sepanjang tahun. Dulu saya gemar sekali menikmati PvZ, lalu setelah insiden Lion Air, saya mulai bermain Flight Pilot Simulator. Khusus buat Plants versus Zombies, saya menyukainya karena ringan, menuntut saya berpikir, serta banyak menghibur. Ia biasa saya mainkan ketika berada di tempat umum, misalnya waktu menunggu antrean.
Tommy Dian Pratama, head technologist
Game favorit: Guns of Boom (Android)
Gameplay-nya familier, tak jauh berbeda dari Counter-Strike. Dan hal yang saya paling sukai adalah durasi pertandingan yang singkat, hanya berlangsung kurang lebih tiga menit, jadi ideal untuk selingan saat beristirahat. Keluhan terbesar yang saya ajukan buatnya adalah keberadaan sistem pay-to-win.
Wiku Baskoro, editor-in-chief DailySocial
Game favorit: Street Fighter V: Arcade Edition (PC)
Game ini mengembalikan banyak kenangan, memaksa saya membeli sejumlah aksesori (seperti arcade analog stick) agar bisa menang, walaupun masih kurang berhasil. Permainan ini susah, namun artwork di sana sangat keren. Di luar game-nya sendiri, Street Fighter V mendorong saya melakukan riset tentang permainan ber-genre fighting, termasuk para atlet esports dan pro player.
Yabes Elia, writer Hybrid
Game favorit: Pillars of Eternity II: Deadfire (PC)
Genre cRPG selalu menarik karena pasti punya cerita dan gameplay yang kompleks, yang jarang ditawarkan oleh game-game AAA apalagi permainan free-to-play. Game ini memang tidak sempurna, khususnya dari sisi performa, namun keberanian dan kesungguhan Obsidian menggarap POE II: Deadfire tetap saja layak diacungi jempol. Lagipula, dari sisi personal, inilah game yang paling berkesan yang saya mainkan di 2018.
Yemima Stella, account executive
Game favorit: Tekken 7 (PC)
Menurut saya, karakter-karakter Tekken 7 dibuat dengan tampilan natural layaknya manusia. Kalau game fighting lain, biasanya tokoh-tokoknya terlihat seperti karakter [film] animasi. Selain itu, combo di Tekken lebih beragam, move list-nya banyak, jadi saat menyerang lawan lebih asik. Ketika mereka jatuh terpental, kita bisa terus lanjut menyerang. Saya bukanlah penggemar fighting, tapi karena Tekken saya jadi suka genre ini.
Yoga Wisesa, writer DailySocial Lifestyle
Game favorit: Red Dead Redemption 2 (PlayStation 4)
Saya kira tak ada game lain yang bisa mencuri perhatian saya dari Monster Hunter: World di Steam, hingga ketika RDR2 dirilis. Singkat cerita, ratusan jam waktu hidup saya habis tak terasa dihisap oleh simulator koboi ini. Ketika tidak memainkannya, saya mulai memikirkannya saat makan, menggendong bayi dan sebelum tidur: Seberapa sulit berburu kuda liar? Mengapa membunuh anjing menurunkan rating honor? Siapa yang membuat ramuan misterius di Witch’s Cauldron? Serta di mana si pembunuh berantai bersembunyi?
–
Ada beberapa hal menarik melihat dari kebiasaan-kebiasaan tim DailySocial ber-gaming. Seperti yang sudah kita pahami sebelumnya, perangkat bergerak memberikan kesempatan bagi setiap orang buat bermain. Namun kita tidak lagi bisa mudah menerka siapa yang casual dan siapa gamer serius.
Contohnya: rekan saya Randi dahulu gemar bermain FIFA di Xbox-nya, tapi di tahun ini, ia lebih sering menikmati game mobile di tempat umum. Sedangkan Gisella mungkin jarang bermain console, namun ia betul-betul mencurahkan segenap perhatiannya di sesi match PUBG Mobile. Dan itu menunjukkan bahwa, hasrat gaming bisa muncul dari tiap individu.
Tapi walaupun kini setiap orang bisa ber-gaming dari ponsel, di kantor kami, console dan PC punya peran sebagai pemersatu gamer ‘casual‘ serta ‘hardcore‘. Silakan berkunjung ke sini saat siang atau sore hari, dan tak jarang Anda akan disuguhkan pemandangan berupa pertandingan Street Fighter V, Tekken 7, Mortal Kombat X, dan FIFA 18 – di ruang tamu, ruang TV serta studio.