Google Playtime Asia Tenggara dan Ruang Tumbuh Pengembang Aplikasi Mobile di Pasar Lokal dan Global

Bertempat di Sofitel Hotel Singapore, kemarin (17/10) Google menggelar ajang tahunan Google Playtime untuk yang kedua kalinya dan diikuti oleh 200 undangan pengembang aplikasi di Asia Tenggara. Own Games menjadi perwakilan pengembang aplikasi Indonesia yang berpartisipasi sebagai pembicara dalam ajang ini. Salah satu alasan Google membawa Google Playtime ke Asia Tenggara adalah pertumbuhan yang pesat di ranah aplikasi mobile untuk pasar Asia Tenggara.

Google Playtime adalah invitation-only event untuk para mitra terbaik Google Apps dan Game. Di sini, para pengembang aplikasi yang memanfaatkan Google Play sebagai saluran distribusi dapat belajar tips dan praktik terbaik tentang mengembangkan bisnisnya dengan tim Google Play lokal dan global atau pengembang lain di wilayah yang sama. Kali ini, pengembang dari Indonesia bersama dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand turut berpatisipasi sebagai pembicara.

Indonesia diwakili oleh Own Games yang mengembangkan Tahu Bulat, Vietnam oleh Rubycell, Thailand oleh Kiragames, Malaysia oleh AppXplore, Singapura oleh Carousell, dan Filipina oleh Altitude Games.

Global Director of BusinessDevelopment for Apps and Games on Google Play Purmina Kochikar / DailySocial
Global Director of Business Development for Apps and Games on Google Play Purmina Kochikar / DailySocial

Global Director of Business Development for Apps and Games on Google Play Purnima Kochikar mengatakan, “Asia Tenggara sekarang berkembang pesat menjadi sarang inovasi digital. Kami melihat semakin banyak pengembang game terkemuka yang datang dari Asia Tenggara dan memiliki dampak tidak hanya dalam ekonomi lokal mereka, tetapi secara regional dan global.”

“Pada dasarnya di Google Playtime kami berbicara tentang tiga pilar. Inovasi intuitif yang meningkatkan akses komunitas pengembang, mengantisipasi dan menganalisa hambatan dan bisa memastikan semua orang memiliki akses, dan berpikir inovasi ke depannya yang disederhanakan sehingga pengembang dapat mengejar ketertinggalan mereka,” lanjut Purnima lebih jauh.

Di ajang keduanya ini Purnima juga melihat perbedaan yang signifikan di pasar Asia Tenggara, terutama dari sisi pertumbuhan unduhan aplikasi mobile. Hal ini dipengaruhi oleh penyebaran smartphone yang kian pesat, khususnya yang berbasis Android.

Ruang tumbuh bagi pengembang aplikasi Asia Tenggara yang makin seksi

Berdasarkan data yang dihimpun App Annie dari Q2 2014 hingga Q2 2016, aplikasi yang dibuat di negeri sendiri di Asia Tenggara mengalami peningkatan share of revenue mencapai 106%. Indonesia sendiri disebutkan mengalami peningkatan pengunduhan aplikasi hingga dua kali lipat di Q2 2016. Selain itu, pasar berkembang seperti Indonesia, Filipina, dan Vietnam pun diprediksi akan mengalami peningkatan 50% revenue di tahun 2020, meningkat 35% dari 2016.

Secara umum, data yang diungkap App Annie menyebutkan bahwa di pasar Asia Tenggara saat ini memang tengah mengalami pertumbuhan, baik itu dari sisi revenue, usage, atau unduhan aplikasi mobile. Pertumbuhan dari sisi revenue sendiri disebutkan mencapai 33% bila menggabungkan data dari Android dan iOS.

Jika dirinci, Singapura saat ini adalah negara yang menduduki peringkat pertama dari sisi revenue. Thailand mengekor dengan pertumbuhan yang disebutkan meningkat 1,5 kali lipat untuk Q2 2014-Q2 2016. Indonesia yang merupakan negara berkembang saat ini baru berada di peringkat lima dengan Vietnam berada di belakangnya.

Regional Director App Annie Jaede Tan dalam acara konferensi pers Google Playtime SEA / DailySocial
Regional Director App Annie Jaede Tan dalam acara konferensi pers Google Playtime SEA / DailySocial

Kondisi Indonesia sendiri saat ini disebutkan oleh Regional Director App Annie Jaede Tan sama dengan China di masa-masa awal pertumbuhan aplikasi mobile mereka. Namun, ke depannya akan terus mengalami peningkatan.

Jaede mengatakan, “Di Indonesia saat ini kami melihat peningkatan unduhan yang signifikan, peningkatan penggunaan, dan revenue yang mulai meningkat. Inilah yang kami perhatikan untuk pasar Indonesia. Kami melihat start of monetization.”

“Indonesia berbeda dengan Singapura. Masih banyak orang di Indonesia yang baru mempunyai smartphone untuk pertama kalinya dan ini membuka kemungkinan banyak pengguna baru. Tapi mereka masih belum nyaman menghabiskan uang [untuk aplikasi], belum membuat pembelian pertama. Hal ini yang sebenarnya menjadi tantangan tersulit pengembang, yaitu untuk mendapatkan pembelian pertama,” tambah Jaede.

Bila pengguna sudah mulai melakukan pembelian pertamanya, menurut Jaede, mereka akan lebih terdorong untuk melakukan pembelian berikutnya karena rasa kepercayaan mulai tumbuh. Mindset seperti inilah yang dilihat oleh Jeade mulai berubah di pasar-pasar berkembang seperti Indonesia. Pendorongnya tak lain berasal dari aplikasi-aplikasi mobile yang naik daun seperti ride sharing app dan e-commerce.

Eldwin Viriya dari Own Games [memang mic] dan para developer Asia Tenggara yang berpartisipasi dalam acara Google Playtime / DailySocial
Eldwin Viriya dari Own Games [memegang mic] dan developer Asia Tenggara yang berpartisipasi dalam acara Google Playtime / DailySocial
Dengan tujuan yang sama, mendorong konsumen melakukan pembelian pertamanya, Own Games menerapkan pembelian in-app purchase dalam permainan mereka dengan harga yang terjangkau, di bawah satu dollar.

Aspek-aspek bisnis seperti mengatasi masalah monetisasi aplikasi inilah yang juga menjadi bagian pembahasan dari acara Google Playtime di Singapura kemarin. Tujuannya yakni agar para pengembang dapat mengembangkan bisnisnya di pasar lokal, di sektor yang tidak dibidik oleh para pemain besar karena kurangnya pemahaman pasar lokal. Lebih jauh, bila pengembang juga ingin merambah pasar yang lebih luas lagi ke pasar global, Google juga berjanji untuk memberikan bantuannya melalui ajang ini.

“Melalui Google Playtime kami ingin memberikan insight kepada pengembang terkait arah perkembangan Apps dan Game ke depannya dan saya harap mereka bisa mendapat inspirasi. Kedua, kami juga akan memberikan practical tips seperti user acquisition, sustainable growth, dan berharap para pengembang juga bisa saling berbicara. Ini bukan tentang Google datang dan berbicara, saya berharap mereka bisa mendapat inspirasi baru dan tips praktis, bukan hanya dari Google, tetapi juga dari pengembang lainnya,” ujar Purmina.

Meski saat ini Google Playtime masih digelar di Singapura untuk kedua kalinya, Purmina sendiri menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan acara serupa akan digelar di negara lain di Asia Tenggara. Namun, untuk saat ini pihaknya masih mencari konsep terbaik bila memang ada kesempatan untuk digelar di negara lainnya.