Hari Game Indonesia, Upaya Pengembang Game Lokal untuk Lebih Dihargai

Hari ini, 8 Agustus 2016 pemerintah yang diwakili oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Kementrian Perindustrian bersama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI) dan puluhan studio game di Indonesia sepakat untuk menyelenggarakan Hari Game Indonesia (HARGAI). Dengan semangat menghargai game-game karya pengembang lokal, HARGAI juga diharapkan mampu mendongkrak partisipasi dan apresiasi masyarakat terhadap industri game di Indonesia.

Di Indonesia sendiri saat ini game belum lepas dari stigma negatif. Ungkapan-ungkapan seperti sesuatu yang tidak bermanfaat, buang-buang waktu, mengurangi produktivitas dan lain sebagainya masih sering terdengar jika ada tukar pendapat atau argumen mengenai game. Padahal game sendiri sekarang sudah menjelma menjadi sebuah industri yang dibaliknya terdapat peran orang-orang kreatif.

Sama seperti musik, film, bentuk karya lainnya, setiap orang punya cara berbeda untuk menikmati game. Mengisi waktu luang misalnya, ketika menunggu kereta di stasiun, saat macet atau saat-saat melepas kepenatan seperti selepas bekerja atau di akhir pekan. Perkara game itu bisa berdampak negatif harusnya yang disalahkan adalah subyek atau yang memainkan, bukan malah melarang game itu sendiri.

Kembali ke masalah industri game tanah air, selain stigma negatif dari masyarakat yang belum sepenuhnya melihat game dari segi positif, dukungan pemerintah juga diharapkan lebih all out kepada industri game, tak hanya soal pendanaan, dukungan lain seperti edukasi pembajakan dan meningkatkan kualitas pengembangan game lokal juga diharapkan.

Owner Toge Production Kris Antoni Hadiputra, CEO KotakGame Christian Lyman dan CEO Touchten Anton Soeharyo secara terpisah kepada Dailysocial mengungkapkan bahwa industri game Indonesia ini masih dalam tahap awal, masih sangat muda meskipun sudah banyak game buatan Indonesia yang diproduksi dan sudah banyak berkembang dari tahun-tahun sebelumnya.

Mengenai dukungan pemerintah, ketiganya juga sepakat sudah ada respons positif dari pemerintah. Mulai dari adanya diskusi antara AGI dan pemerintah dan dukungan Bekraf terhadap karya-karya game Indonesia seperti acara HARGAI ini.

“Jujur kita sedikit telat dari negara tetangganya, namun beberapa tahun belakangan ini, pemerintah sudah sangat serius terlihat aktif mendukung para developer lokal kita. Saya luar biasa kagum dengan  komitmen pemerintah di Kemkominfo dan Bekraf yang sangat mendukung secara penuh di tahun ini terutama,” tutur Christian.

Selain masalah teknis mengenai dukungan modal, akses ke publisher lokal, dan lain sebagainya masalah penilaian negatif, infrastruktur, dan pembajakan menjadi isu yang utama. Untuk masalah penilaian negatif dan pembajakan salah satu cara paling efektif adalah mulai mengedukasi masyarakat.

Untuk infrastruktur, ini sepenuhnya bergantung pada pemerintah. Bagaimana mempercepat perluasan akses internet dan juga menyediakan solusi pembayaran yang mudah dan tidak terlalu dibebani dengan banyak pajak.

Di hari yang rencananya akan diperingati sebagai Hari Game Indonesia ini diharapkan masyarakat luas mampu mulai memberikan perhatian pada game-game karya pengembang lokal. Dengan demikian para pengembang bisa lebih termotivasi untuk selalu memberikan karya terbaik mereka.

“[Saya harap] pelajar, Akademisi dan Pemeran Industri dan masyarakat umum menjadi termotivasi untuk mengetahui bahwa game merupakan satu media hiburan kreatif sebagai ajang untuk bersaing dalam bentuk karya digital secara global,” ujar Anton.

Hal senada juga diungkapkan Kris Antoni, ia berharap dengan adanya Hari Game Indonesia ini game-game Indonesia bisa berkembang lebih berkualitas, termasuk juga industrinya.

“Menurut saya ini merupakan langkah yang tepat. Melalui Hari Game Indonesia, game karya developer Indonesia dapat semakin tersorot. Saya harap acara ini dapat terus bertumbuh setiap tahunnya, dan tidak hanya mendorong pengembang lokal untuk menghasilkan game-game berkelas dunia, tetapi juga mengedukasi masyarakat Indonesia, mengubah stigma negatif menjadi positif, dan mengajak semua lapisan masyarakat untuk lebih menghargai produk kreatif,” ujar Kris.