Grab hari ini (13/2) meresmikan kemitraan strategis dengan Hooq dalam menghadirkan konten video on-demand di dalam aplikasinya. Indonesia jadi negara pertama yang menjajal integrasi layanan tersebut, berikutnya akan digulirkan ke Singapura, Filipina, dan Thailand.
President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menerangkan, Indonesia jadi negara pertama menikmati layanan ini, karena bagi kedua perusahaan (Grab dan Hooq) Indonesia adalah pasar utama. Mengutip dari berbagai riset, video online telah menjadi salah satu format media yang paling populer di Asia Tenggara.
Sebanyak 80% masyarakat Asia Tenggara menyatakan mereka menonton video online setiap harinya. Diprediksikan pendapatan dari biaya berlangganan video on-demand meningkat hingga 6,5 kali, menjadi US$390 juta pada 2022 dari US$60 juta di 2017.
“Ke depannya kami juga akan menyediakan pilihan rekomendasi video yang sesuai dengan lokasi, waktu, dan perilaku pengguna,” ucapnya Rabu (13/2).
Ridzki menambahkan, kehadiran Hooq dalam Grab juga melihat dari tren tingkat unduhan aplikasi yang semakin ketat semakin waktu. Risiko churn rate yang tinggi mengakibatkan orang semakin selektif dalam menggunakan aplikasi. Upaya Grab untuk menjadi super app dengan menghubungkan ekosistem di sekitarnya dapat menjadi jawaban untuk risiko tersebut.
“Sekarang orang spending ke aplikasi sudah selektif. Jadi fight suatu aplikasi untuk dipakai sangat luar biasa. Sekarang pengguna Hooq tidak perlu unduh aplikasi lagi, cukup lewat Grab untuk menonton video.”
Country Head Hooq Indonesia Guntur Siboro melanjutkan, pihaknya tidak khawatir apabila terjadi penurunan dari angka unduhan karena pengguna yang mulai beralih ke Grab. Tinggi rendahnya angka unduhan bukan faktor utama yang dikejar perusahaan, melainkan berapa besar tingkat engagement yang dihasilkan.
“Ketika diklik [menu] video dalam Grab, itu engagement-nya masuk ke kita karena kan video player-nya yang sudah kita masukkan ke Grab. Jadi orang sudah enggak perlu unduh dua aplikasi lagi. Untungnya buat Grab, setelah selesai nonton, orang tetap ada di dalam Grab,” kata Guntur.
Aplikasi Hooq sendiri sudah diunduh lebih dari 35 juta kali di Indonesia. Dari seluruh negara, Indonesia menyumbang traffic terbesar antara 60%-70%.
Sebelumnya, Hooq sudah tersedia di dalam aplikasi Ovo. Namun sebatas menyediakan opsi pembelian paket Hooq. Untuk menonton videonya, pengguna diarahkan ke peramban atau aplikasi Hooq.
Pada tahap awal, konten Hooq dalam aplikasi Grab baru bisa dinikmati oleh pelanggan yang sudah berada di kategori Platinum. Pelanggan dapat menikmati seluruh tayangan Hooq, mulai dari premium channel, film lokal, free to air TV, multi channel network secara gratis sampai tiga bulan ke depan.
Pelanggan akan dikenakan biaya sebesar Rp100 ribu untuk berlangganan selama tiga bulan berikutnya. Pembelian paket Hooq ke depannya juga bisa dilakukan lewat Grab.
Rencana Grab
Setelah ini, Ridzki menyebut pihaknya akan merealisasikan investasi strategis yang sudah diumumkan tahun lalu lewat peluncuran sejumlah layanan baru. Grab akan segera menyediakan layanan medis dan travel di dalam aplikasinya, melengkapi ambisinya sebagai super app.
Grab menggandeng startup medis dari Tiongkok Ping An Good Doctor dan Booking Holdings untuk menyediakan layanan travel. Kedua mitra ini tergabung dalam putaran pendanaan Grab. Dia enggan menyebut kapan peluncurannya, namun dipastikan seluruh layanan akan hadir dalam tahun ini.
Kurang lebih tujuh tahun beroperasi, Grab telah memiliki 8,5 juta micro entrepreneurs termasuk di dalamnya mitra pengemudi se-Asia Tenggara. Cakupan layanan Grab tersedia di 335 kota, 222 kota di antaranya adalah Indonesia. Aplikasi Grab sudah diunduh lebih dari 130 juta kali. Sementara jumlah karyawan Grab ada lebih dari 5 ribu.