Huawei Luncurkan Ponsel Windows Phone di Afrika

Produsen perangkat elektronik asal Taiwan, Huawei nampaknya semakin gencar melakukan ekspansi. Perusahaan yang berhasil meraih pangsa pasar smartphone terbesar ketiga menurut laporan IDC ini baru-baru ini mengumumkan akan melakukan ekspansi ke benua Afrika.

Dilansir oleh BBC, Huawei kemarin mengumumkan kerjasama dengan Microsoft dalam sebuah program bertajuk 4Afrika. Sebagai bagian dari program ini, Huawei akan merilis ponsel pintar berbasis sistem opreasi Windows Phone 8 yang diberi nama Huawei 4Afrika. Rencananya, ponsel ini akan dirilis di Mesir, Nigeria, Kenya, Pantai Gading, Angola, Maroko, dan Afrika Selatan.

Berdasarkan informasi dari situs Unwired View, ponsel pintar yang diluncurkan oleh Huawei tersebut merupakan modifikasi dari Huawei Ascend W1 yang diperkenalkan pertama kali pada acara CES yang lalu. Ponsel pintar ini memiliki spesifikasi teknis berupa layar berukuran 4 inchi dengan resolusi 480×800 piksel, prosesor inti ganda Snapdragon dengan kecepatan 1,2 GHz, kamera belakang beresolusi 5 MP, kamera depan, dan kapasitas penyimpanan sebesar 4 GB. Satu-satunya perbedaan dengan Ascend W1 adalah kapasitas baterai yang berkurang menjadi 1.730 mAh.

Langkah ini sepertinya merupakan strategi Microsoft untuk memasuki pasar-pasar yang masih belum tersentuh oleh dua raksasa sistem operasi mobile yakni Android dan iOS. Dalam wawancara dengan BBC, Gustavo Fuchs, direktur Microsoft untuk divisi Windows Phone di Timur Tengah dan Afrika, mengatakan, “jika Anda lihat penetrasi [ponsel pintar] saat ini, dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Eropa yang sudah berkisar di angka 50%, [penetrasi ponsel pintar di] Afrika baru mendekati angka 10%, bahkan kurang dari itu di beberapa wilayah”.

Berapa harga yang akan diberikan untuk Huawei 4Afrika ini? Berdasarkan informasi yang dilansir oleh situs The New York Times, ponsel ini akan dijual dengan harga 150 dolar AS. Menarik untuk disimak bagaimana keberterimaan strategi harga ini di pasar ponsel pintar Afrika nantinya.

 

Sumber: BBC, Unwired View, The New York Times

Leave a Reply

Your email address will not be published.