Menghindari pencabutan izin impor berdasarkan ketentuan pemerintah RI, vendor smartphone Huawei memutuskan untuk merakit smartphone mereka di Tanah Air dengan menggandeng PT Panggung Elektronik sebagai mitranya. Langkah ini agak berbeda ketimbang kompetitor mereka, seperti Asiafone, Polytron, Evercoss, Oppo, ZTE, dan Haier, yang telah membangun pabrik sendiri.
Diberitakan oleh Kontan pada hari Minggu kemarin (15/3), Huawei siap membangun pabrik guna menghindari izin Importir Terdaftarnya dicabut jika tidak memiliki pusat perakitan di dalam negeri hingga akhir 2015.
Pihak Huawei mengumumkan bahwa setelah kemitraan dengan PT Panggung Elektronik ini terjalin, pihaknya bakal merakit 50.000 unit smartphone tiap bulannya. Produksi perakitan bakal dilakukan di fasilitas PT Panggung Elektronik di kota Surabaya, Jawa Timur.
“Huawei kerja sama perakitan ponsel dengan menggandeng PT Panggung Elektronik,” papar Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito, dikutip dari sumber yang sama.
PT Panggung Elektronik sendiri merupakan perusahaan perakit alat-alat elektronik seperti televisi, mesin cuci, meteran listrik, dan set-up box.
Perihal kerja samanya dengan Huawei, PT Panggung Elektronik dikabarkan menggelontorkan dana untuk mengimpor mesin perakitan langsung dari Jepang dengan nominal mencapai Rp 10 miliar. Belum ada pernyataan resmi antara kedua belah pihak, namun Warsito membenarkan hal tersebut. “Ponsel Huawei yang dirakit di sana itu untuk ponsel 3G ke bawah dan feature phone,” ungkapnya.
Kemitraan perakitan smartphone ini diharapkan mampu mengurangi ongkos produksi dan impor perangkat, serta membuka lebih banyak lapangan pekerjaan untuk memberdayakan masyarakat lokal. Keputusan tidak membuka pabrik sendiri, seperti pabrikan smartphone lainnya, diyakini berkaitan dengan biaya investasi (di awal) yang perlu dikeluarkan. Jika hanya sekedar menyesuaikan diri dengan peraturan, kemitraan perakitan seperti ini dianggap sudah cukup.