IDC Ramalkan Ada 29,7 Juta Smartphone yang Masuk ke Indonesia Tahun Ini

Ada lebih dari 240 juta jiwa yang menduduki negara kita. Populasi yang tinggi ini menempatkan Indonesia pada urutan keempat dalam daftar negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Jika ditilik dari sudut pandang pengguna smartphone, berapa banyak jumlahnya?

Angka pastinya saya tidak tahu, akan tetapi berdasarkan prediksi lembaga riset IDC Indonesia, di tahun 2015 ini jumlah smartphone yang akan masuk ke Indonesia bisa mencapai 29.769.332 unit. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, angka ini naik sekitar 20 persen.

Faktor yang berjasa atas peningkatan jumlah smartphone ini adalah semakin meningkatnya kualitas jaringan internet mobile di Indonesia. Dikutip dari laporan CNN Indonesia pada acara jumpa pers IDC, diprediksi rata-rata kecepatan internet mobile di Indonesia akan mencapai angka 1 Mbps di akhir tahun 2015. Angka ini meningkat sekitar dua kali lipat jika dibanding tahun lalu yang hanya berkisar di angka 512 kbps.

Selain peningkatan kualitas jaringan internet mobile, harga smartphone yang semakin terjangkau juga merupakan alasan kuat di balik kenaikan jumlah smartphone yang masuk ke negara kita.

Coba lihat saja smartphone besutan Xiaomi atau OnePlus. Keduanya menawarkan produk-produk dengan kualitas yang bersaing dengan milik merek-merek ternama lainnya, namun dalam harga yang bisa mencapai setengahnya.

Alasan ketiga di balik prediksi IDC adalah semakin tingginya konsumsi perangkat teknologi oleh masyarakat Indonesia. Analis Senior IDC Indonesia, Lufti A. Husein, meyakini bahwa di tahun ini akan ada semakin banyak pengguna ponsel biasa yang beralih ke smartphone. Hal ini pun secara otomatis mendorong pelaku industri untuk terus mempertahankan dan memperluas pangsa pasar mereka di nusantara.

 

Info menarik: Xiaomi Mi Note Resmi Diumumkan, Membawa Layar 5,7 Inci dan Desain Menawan

 

Melihat data yang diberikan IDC Indonesia, Samsung masih memimpin pasar smartphone hingga kuartal ketiga tahun kemarin. Posisi kedua dan ketiga diduduki oleh Advan dan Smartfren, sedangkan data untuk Xiaomi belum bisa dikalkulasi karena jumlah penjualannya masih terbatas – dan lagi Xiaomi baru memulai bisnisnya di Indonesia tahun 2014 kemarin.

Lalu apa manfaat yang bisa kita ambil dari peningkatan jumlah smartphone yang masuk ke Indonesia ini? Satu, produsen smartphone akan melihat Indonesia sebagai pasar berpotensi sehingga mereka bisa memprioritaskan pemasaran produknya di negara kita. Kedua, fluktuasi harga smartphone bisa cukup terkontrol karena persaingan bisnis di bidang ini semakin ketat – paling tidak ini menurut saya pribadi.

Anda punya pendapat lain? Mari share di kolom komentar.

Gambar header: Smartphone via Shutterstock. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.