Platform Pembangun Pertanian Organik iGrow Bukukan Pendanaan Awal dari East Ventures dan 500 Startups

Platform pembangun pertanian organik iGrow mengumumkan perolehan pendanaan awal, dengan nilai yang tak disebutkan, dari East Ventures dan 500 Startups. Pendanaan ini akan digunakan untuk mendukung misi iGrow mengembangkan pertanian organik secara global. Saat ini iGrow sudah mengelola 1000 hektar lahan pertanian di Indonesia dan membidik lahan pertanian di Turki dan Jepang untuk beberapa jenis produk pertanian yang cocok dengan lahan di negara tersebut.

iGrow didirikan oleh Muhaimin Iqbal, Andreas Sanjaya, dan Jim Oklahoma untuk menghubungkan sponsor/investor, petani, pemilik lahan, dan pembeli hasil pertanian secara bersamaan. iGrow adalah jebolan program akselerasi 500 Startups Batch 16.

CEO iGrow Andreas Senjaya dalam rilisnya mengatakan, “Kami mengkoneksikan 3 stakeholder paling penting di dunia pertanian: pasar, skill, dan modal. Model ini secara komprehensif mengutilisasi lahan tidur untuk ditanami tanaman organik, dan di waktu bersamaan memberdayakan petani untuk meningkatkan pendapatan mereka.”

Andreas kepada DailySocial menambahkan, “Kita mau gunakan untuk perluasan penanaman. Saat ini sudah di 6 daerah di Indonesia. Sedang akan ekspansi juga untuk masuk penanaman dan pasar di Turki dan Jepang, product development, dan operasional.”

Sponsor atau investor dapat berpartisipasi dalam setidaknya 9 jenis produk pertanian yang diminatinya dengan skema investasi yang berbeda-beda.

Chief Business Development Jim Oklahoma menyebutkan Turki dibidik karena dianggap paling cocok untuk menanam zaitun, sementara mereka juga sedang menjalin komunikasi dengan pihak lokal Jepang. Di Indonesia sendiri disebutkan terdapat 16 juta lahan tidur yang membuat peluang di sektor ini terbuka luas.

Menurut data Organic Monitor, kebutuhan produk makanan dan minuman organik mencapai $80 miliar secara global di tahun 2014. Angka ini bertumbuh lima kali lipat dari tahun 1999 ke tahun 2014 dan menunjukkan tren yang terus bertumbuh.

Kondisi terkini

Andreas kepada DailySocial mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pemilik lahan yang minimal memiliki 10 hektar lahan. Terkait skema keuntungan dan bagi hasil, Andreas menyatakan pihaknya telah membagi keuntungan hasil panen sebanyak tiga kali, dengan rata-rata keuntungan diperoleh selama 6 bulan mencapai 9-12% atau 18-24% per tahun.

Sebagai platform yang merangkul banyak pihak, Andreas menyebutkan pihaknya mengedukasi pasar dengan memberikan bukti nyata keuntungan yang bisa dibuat dengan menanam. iGrow juga membentuk komunitas yang memperoleh asupan info-info terbaru soal program yang dilakukan.

Khusus soal risiko, karena investasi ini melibatkan dana publik, Andreas menegaskan bahwa sebagai resource integrator, mereka memitigasi risiko dengan menyebarkan risiko ke banyak pihak, termasuk sponsor dan pemilik lahan, ketimbang seorang diri memiliki lahan dan mengusahakannya.